Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH EMBRIOLOGI

Disusun Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Embriologi

PERKEMBANGAN ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN JANTUNG


DITINJAU DARI SEGI EMBRIOLOGI

DISUSUN OLEH:

HERU SETIAWAN (4401411150)

NOVITA HIDAYAH (4401411106)

KHARISMA NUR LAILA (44014111 )

UNA LAILIS TSANI (44014111 )

Rombel 1 Pendidikan Biologi

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Tiada Tuhan yang pantas disembah kecuali
Allah, Syukur Alhamdulillah, atas berkat rahmat Allah SWT yang telah berkenan memberikan
hamba kesempatan dan kenikmatan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah sehingga dapat
terselesaikan dengan baik. Adapun judul dari makalah ini yaitu Perkembangan Anatomi Dan
Fisiologi Organ Jantung Ditinjau Dari Segi Embriologi

Tanpa dorongan dan bantuan moral maupun fisik dari semua pihak, karya ilmiah ini tidak
akan mungkin terselesaikan. Oleh karena itu, kami selaku penulis karya ilmiah ini mengucapkan
terima kasih banyak kepada ;

1. Ibu Endah Peniati, selaku dosen mata kuliah Biologi terapan yang berkenan meluangkan
waktu dengan tulus dan ikhlas memberikan bimbingan serta senantiasa memberikan saran
dan kritik kepada kami sehingga makalah bisa terselesaikan dengan baik.
2. Teman-teman Rombel 1 yang memberi semangat dan bantuan moril kepada kami.
3. Teman-teman anggota kelompok yang telah bekerja keras untuk menyusun makalah ini
sehingga terselesaikan tepat pada waktunya
4. Semua pihak yang telah membantu kelancaran proses penulisan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat meberikan manfaat yang luas naik
dari segi teoritis maupun segi praktis dalam perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang
embriologi khususnya organogenesis.

Tiada ada kesempurnaan di dunia ini, kecuali kesempurnaan milik Allah SWT semata.
Kami sebagai manusia biasa membuka diri untuk senantiasa diberikan kritik dan saran yang
dapat membangun penulisan makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Semarang, 22 Maret 2013

Tim Penulis

2
Embriologi Jantung Dan Pembuluh Darah

A. Bagian-Bagian jantung

Sebelum mengetahui tentang embriogenesis jantung, sebaiknya mengetahui tentang seluk


beluk jantung dan baguan-bagianya. Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri
dari lapisan rongga thoracic di balik tulang dada/sternum. Struktur jantung berbelok ke
bawah dan sedikit ke kiri Jantung berfungsi memompa darah yang membawa sari makanan
atau nutrisi untuk seluruh sel, jaringan, organ tubuh, dan juga kerangka tubuh manusia yang
panjang lebih dari 150 km. Ukuran jantung manusia kurang lebih sebesar kepalan tangan
laki-laki dewasa. Panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 8-9 cm serta tebal kira-kira 6 cm. Berat
jantung sekitar 7-15 ons atau 200-425 gr. . Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh
paru-paru, namun tertutup oleh selaput ganda yang bernama perikardium, yang tertempel
pada diafragma. Lapisan pertama sangat erat dengan jantung, sedangkan lapisan luarnya
lebih longgar dan berair untuk menghindari gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi
karena gerakan memompa konstan jantung. Dua garis pembelah (terbentuk dari otot) pada
lapisan luar jantung menunjukkan dimana dinding pemisah sebelah kiri dan kanan serambi
(atrium) dan bilik (vertikel). Jantung menyempit dan melebar 8x per menit. Pada saat
terkejut, detaknya mencapai 180 kali. Jantung memompa darah sebanyak 8.000 liter sehari.
Sekitar 56 juta galon selama masih hidup. Jika dilihat dari jumlah yang dipompa, maka
sungkar dibayangkan ada pompa lain yang bisa melakukan fungsi seperti ini dalam jangka
waktu lama dan tanpa berhenti sekalipun.

Jantung berkontraksi dan rileks sebanyak 100.000 kali dalam sehari, dan semua pekerjaan ini
memerlukan suplai darah yang baik yang disediakan oleh pembuluh arteri koroner. Pada
keadaan normal dan istirahat, jantung orang dewasa akan berdenyut secara teratur antara 60-

3
100 detak/menit. Kecepatan dari denyut jantung ditentukan oleh kecepatan signal listrik yang
berasal dari pemacu jantung, SA node. Signal listrik dari SA node mengalir melalui kedua
serambi, menyebabkan kedua serambi berkontraksi mengalirkan darah ke kedua bilik.
Kemudian signal listrik ini mengalir melalui AV node mencapai kedua bilik. Ini
menyebabkan kedua bilik berkontraksi memompa darah keseluruh tubuh dan menghasilkan
denyutan (pulse). Pengaliran listrik yang teratur dari SA node ke AV node ini menyebabkan
kontraksi teratur dari otot jantung yang dikenal dengan sebutan sinus (sinus beat). Waktu
istirahat, kecepatan signal listrik dari SA node adalah perlahan, jadi denyut jantung juga
perlahan. Waktu olahraga atau waktu sangat kegirangan, kecepatan signal listrik dari SA node
menjadi cepat sehingga denyut jantung juga jadi cepat. Jantung merupakan otot paling padat,
baik dari bentuk, aktivitas, maupun strukturnya. Jantung merupakan satu-satunya organ tubuh
yang tidak terkait dengan sistem syaraf. Ia mengatur detaknya dengan tanda elektrik dari
pusat produksi yang menjadi dasar denyutnya. Jantung juga dapat memperoleh makanan
sendiri.

1. Lapisan Jantung

Dinding jantung terutama terdiri dari serat-serat otot jantung yang tersusun secara spiral dan
saling berhubungan melalui diskus interkalatus. Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan
berbeda, yaitu:

a. Perikardium (Epikardium)

Epi berarti di atas, cardia berarti jantung, yang mana bagian ini adalah suatu
membran tipis di bagian luar yang membungkis jantung. Terdiri dari dua lapisan, yaitu:

1) Perikarduim fibrosum (viseral), merupakan bagian kantong yang membatasi


pergerakan jantung terikat di bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan
pembuluh darah besar merekat pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial.

2) Perikarduim serosum (parietal), dibagi menjadi dua bagian, yaitu Perikardium


parietalis membatasi perikarduim fibrosum sering disebut epikardium, dan

4
Perikarduim fiseral yang mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas
untuk mempermudah pergerakan jantung.

b. Miokardium

Myo berarti otot, merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung, membentuk
sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun secara spiral dan melingkari
jantung. Lapisan otot ini yang akan menerima darah dari arteri koroner

c. Endokardium
Endo berarti di dalam, adalah lapisan tipis endothelium, suatu jaringan epitel unik yang
melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi

2. Ruang Jantung

Jantung dibagi menjadi separuh kanan dan kiri, dan memiliki empat bilik (ruang), bilik
bagian atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik-bilik atas, atria (atrium, tunggal)
menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke bilik-bilik bawah,
ventrikel, yang memompa darah dari jantung. Kedua belahan jantung dipisahkan oleh
septum, suatu partisi otot kontinu yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung.
Pemisahan ini sangat penting, karena separuh kanan jantung menerima dan memompa darah
beroksigen rendah sementara sisi kiri jantung menerima dan memompa darah beroksigen
tinggi. Kedua atrium dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum interatriorum), sementara
kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel (septum inter-ventrikulorum). Atrium
dan ventrikel pada masing-masing sisi jantung berhubungan satu sama lain melalui suatu
penghubung yang disebut orifisium atrioventrikuler. Orifisium ini dapat terbuka atau tertutup
oleh suatu katup atrioventrikuler (katup AV). Katup AV sebelah kiri disebut katup bikuspid
(katup mitral) sedangkan katup AV sebelah kanan disebut katup trikuspid.
Ruang jantung terbagi atas :

a. Atrium Kanan

5
Berfungsi sebagai penyimpan darah yang berasal dari vena cava superior dan inferior dan
penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik kedalam ventrikel kanan kemudian ke
paru-paru.

b. Ventrikel Kanan

Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang unik guna menghasilkan kontraksi bertekanan
rendah yang cukup untuk mengalirkan darah kedalam arteri pulmonalis.

c. Atrium Kiri

Atrium kiri menerima darah yang sudah dioksigenisasi dari paru-paru melalui vena
pulmonalis.

d. Ventrikel kiri

Ventrikel kiri meghasilkan tekanan yang tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi sistemik
dan mempertahankan aliran darah ke jaringan perifer.

3. Katup-katup Jantung

Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melaui bilik-bilik jantung.
Ada 2 jenis katup jantung yaitu katup atrioventrikularis (katup AV) yang memisahkan atrium
dengan ventrikel, dan katup semilunaris yang memisahkan arteri pulmonalis dan aorta dari
ventrikel yang bersangkutan. Katup-katup ini membuka dan menutup secara pasif,
menanggapi perubahan tekanan dan volume dalam bilik-bilik jantung dari pembuluh
darah. Katub-katub terletak sedemikian rupa, sehingga mereka membuka dan menutup secara
pasif karena perbedaan tekanan, serupa dengan pintu satu arah.

a. Katup Atrioventrikularis

Katup ini terbagai atas 2 katup yaitu :

1) Katup trikuspidalis

6
Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup ini terbuka,
maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan. Katup trikuspid
berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan cara menutup
pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun
katup.

2) Katup bikuspidalis atau mitral

Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju ventrikel
kiri.. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontraksi ventrikel.
Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.

b. Katup Semilunaris

Terdiri dari 2 katup yaitu :

1) Katup pulmonalis

Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan melalui
trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan
kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada pangkal trunkus
pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup yang terbuka bila
ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga
memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.

2) Katup aorta

Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini akan
membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir keseluruh
tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga
mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.

C. Sirkulasi Sistem Kardiovaskuler

7
1. Sirkulsi sistemik

Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonaris. Darah di atrium kiri mengalir ke dalam
ventrikel kiri melalui katup atrioventrikel (AV), yang terletak di sambungan atrium dan
ventrikel (katup mitralis). Semua katup jantung membuka ketika tekanan dalam ruang
jantung atau pembuluh yang berada di atasnya melebihi tekanan di dalam ruang atau
pembuluh yang ada di bawah. Darah dari ventrikel kiri menuju ke arteri besar berotot
yang disebut aorta melalui katup aorta. Darah di aorta diteruskan ke seluruh sirkulasi
sistemik melalui arteri, arteriol dan kapiler yang kemudiaan menyatu kembali untuk
membentuk vena-vena. Vena-vena dari bagian bawah tubuh mengembalikan darah ke
vena terbesar, vena kava inferior, sedangkan vena dari bagian atas tubuh mengembalikan
darah ke vena kava superior. Kedua vena bermuara ke atrium kanan. (Corwin Elizabeth.
2009. Hal 317)

2. Sirkulasi paru

Darah di atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan melalui katup AV lainnya, katup
semilunaris. Dari vetikel kanan mengalir melalui katup pulmonaris ke arteri pulmonaris.
Arteri pulmonaris bercabang-cabang menjadi arteri pulmonaris kiri dan kanan yang
masing-masing mengalir ke paru-paru kiri dan kanan. Di paru-paru arteri pulmonaris
becabang-cabang berkali-kali menjadi ateriol kemudian kapiler. Setiap kapiler memberi
perfusi kepada satuan pernafasan melalui sebuah alveolus. Semua kapiler menyatu
kembali menjadi venula,kemudian vena. Vena-vena menyatu untuk membentuk vena
pulmonaris besar. Darah mengalir di dalam vena pulmonaris kembali ke atrium kiri untuk
menyelesaikan siklus aliran darah. (Corwin Elizabeth. 2009. Hal 317)

B. Perkembangan Anatomi Jantung pada trimester I hingga 3 tahun:

Jantung bayi saat baru lahir amat berbeda dengan jantung saat berumur 3 tahun, saat berumur
3 tahun, jantung sang bayi sudah berada dalam keadaan normal seperti orang dewasa, yaitu
sirkulasi darahnya berupa darah ke paru-paru melalui ruang jantung sebelah kanan dan darah
ke bagian tubuh lainnya melalui ruang jantung sebelah kiri. Pada bayi yang baru lahir, darah

8
yang berasal dari tubuh selain paru-paru seharusnya ke jantung bagian kanan, namun ada
pula yang mengalir ke jantung bagian kiri, lalu darah masuk ke paru-paru yang seharusnya
lewat jantung bagian kanan, juga mendapat tambahan darah dari jantung bagian kiri.

1. Sirkulasi Darah Janin

Pada janin, pertukaran gas dan metabolit dilakukan oleh plasenta. Paru-paru tidak
memberikan pertukaran gas, dan pembuluh darah dalam sirkulasi paru mengalami vasokonstriksi
(tahanan vaskularnya tinggi).
Ada 3 bagian penting pada janin untuk sistem kardiovaskular: duktus venosus (tempat
dimana darah teroksigenasi dari vena umbilikalis bercampur dengan darah vena cava inferior
yang kurang teroksigenasi dari bagian bawah tubuh janin), duktus arteriosus (duktus yang
menghubungan aorta dan arteri pulmonalis janin) dan foramen ovale (foramen yang terletak di
antara atrium kiri dan kanan).
Sirkulasi janin adalah sebagai berikut:
Darah teroksigenasi yang kembali dari plasenta yang berasal dari ibu (PO 2 sekitar 30-35
mmHg) mengalir ke janin melalui vena umbilikalis. Sekitar 50% darah v.umbilikalis masuk
sirkulasi hepatis. Sisanya bergabung dengan v.cava inferior melalui duktus venosus. Kombinasi
darah teroksigenasi dari v.umbilikalis dan darah kurang teroksigenasi dari bagian bawah tubuh
janin ini (PO2 sekitar 26-28 mmHg) masuk ke atrium kanan dan diarahkan secara khusus
melewati foramen ovale ke atrium kiri. Kemudian darah dari atrium kiri, masuk ke ventrikel kiri
dan menuju ke aorta ascendens. Darah dari v.cava superior janin yang sangat kurang
teroksigenasi (PO2 12-14 mmHg), masuk ke atrium kanan dan secara khusus melintasi katup
trikuspidalis menuju ke ventrikel kanan. Dari ventrikel kanan, darah diejeksikan ke dalam

9
a.pulmonalis, namun karena sirkulasi a.pulmonalis vasokonstriksi, maka sebagian besar darah
dari ventrikel kanan tersebut mengalir melalui duktus arteriosus ke dalam aorta descendens (dan
juga bercampur dengan darah dari aorta ascendens) untuk terus ke bagian bawah tubuh janin,
juga untuk kembali ke plasenta melalui arteri umbilikalis. Hanya sedikit darah dari ventrikel
kanan yang menuju ke paru janin.
Dengan demikian, tubuh bagian atas janin, dialiri hanya oleh darah dari ventrikel kiri yang
mempunyai PO2 sedikit lebih tinggi daripada darah yang melewati bagian bawah tubuh janin
yang berasal dari ventrikel kanan. Hanya sedikit volume darah dari aorta ascendens (10% dari
curah jantung janin) mengalir melewati isthmus aorta ke aorta descendens. Dengan demikian
juga, selama kehidupan janin ventrikel kanan tidak hanya memompa melewati tekanan darah
sistemik tetapi melakukan kerja dengan volume yang lebih besar daripada ventrikel kiri.

2. Perubahan sirkulasi yang terjadi setelah lahir:

Ketika janin dilahirkan, segera bayi menghisap udara dan menangis kuat. Dengan demikian
paru-parunya akan berkembang, tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah darah
terhisap ke dalam paru-paru (tahanan vaskular paru menurun dan aliran darah pulmonal
meningkat).Duktus arteriosus menutup dan tidak berfungsi lagi, demikian pula karena
tekanan dalam atrium sinistra meningkat maka foramen ovale akan tertutup sehingga
selanjutnya tidak berfungsi lagi. Tahanan vaskular sistemik juga meningkat. Akibat dipotong
dan diikatnya tali pusat, arteri umbilikalis dan duktus venosus akan mengalami obliterasi.
Dengan demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang dihisap
ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna dengan sistem
pencernaan sendiri.
Terdapat perbedaan-perbedaan mendasar antara sirkulasi janin dan pada bayi, sesuai
dengan fungsinya:

(1) Pada janin, terdapat pirau intrakardiak (foramen ovale) dan pirau ekstrakardiak (duktus
arteriosus Botalli dan duktus venosus Arantii) yang efektif. Arah piraunya dari kanan ke
kiri. Pada sirkulasi pascalahir, pirau tersebut tidak lagi ada.

10
(2) Pada janin, ventrikel kiri dan kanan bekerja serentak, sedangkan pada keadaan pascalahir,
ventrikel kiri berkontraksi sedikit lebih awal dari ventrikel kanan.

(3) Pada janin, ventrikel kanan bekerja dengan melawan tahanan yang lebih besar (tahanan
sistemik), sedangkan ventrikel kiri bekerja dengan melawan tahanan yang lebih rendah
(plasenta). Pada keadaan pascalahir, ventrikel kanan akan bekerja melawan tahanan paru
yang lebih rendah daripada tahanan sistemik yang dilawan oleh ventrikel kiri.

(4) Pada janin, darah yang dipompa oleh ventrikel kanan sebagian besar menuju ke aorta
melalui duktus arteriosus, dan hanya sebagian kecil yang menuju ke paru. Pada keadaan
pascalahir, darah dari ventrikel kanan seluruhnya menuju ke paru.

(5) Pada janin, paru memperoleh oksigen dari darah yang mengambilnya dari plasenta,
pascalahir paru memberi oksigen pada darah.

(6) Pada janin, plasenta merupakan tempat pertukaran gas, makanan dan ekskresi. Pada
keadaan pascalahir, organ-organ lain mengambil alih berbagai fungsi tersebut.

(7) Pada janin, terjamin berjalannya sirkuit bertahanan rendah oleh karena ada plasenta. Pada
keadaan pascalahir, hal ini tidak ada.

3. Sirkulasi Darah Normal

Pada orang dewasa, jumlah darah yang mengalir dalam sistem sirkulasi mencapai 5-6 liter
(4.7-5.7 liter). Darah bersirkulasi dalam sistem sirkulasi sistemik dan pulmonal.

11
1. Sirkulasi sistemik

Sistem sirkulasi sistemik dimulai ketika darah yang mengandung banyak oksigen yang
berasal dari paru, dipompa keluar oleh jantung melalui ventrikel kiri ke aorta, selanjutnya ke
seluruh tubuh melalui arteri-arteri hingga mencapai pembuluh darah yang diameternya paling
kecil (kapiler).
Kapiler melakukan gerakan kontraksi dan relaksasi secara bergantian, yang disebut
dengan vasomotion sehingga darah mengalir secara intermittent. Dengan aliran yang demikian,
terjadi pertukaran zat melalui dinding kapiler yang hanya terdiri dari selapis sel endotel. Ujung
kapiler yang membawa darah teroksigenasi disebut arteriole sedangkan ujung kapiler yang
membawa darah terdeoksigenasi disebut venule; terdapat hubungan antara arteriole dan venule
capillary bed yang berbentuk seperti anyaman, ada juga hubungan langsung dari arteriole ke
venule melalui arteri-vena anastomosis (A-V anastomosis). Darah dari arteriole mengalir ke
venule, kemudian sampai ke vena besar (v.cava superior dan v.cava inferior) dan kembali ke
jantung kanan (atrium kanan). Darah dari atrium kanan selanjutnya memasuki ventrikel kanan
melalui katup trikuspidalis.

2. Sirkulasi pulmonal

Sistem sirkulasi pulmonal dimulai ketika darah yang terdeoksigenasi yang berasal dari
seluruh tubuh, yang dialirkan melalui v.cava superior dan v.cava inferior kemudian ke atrium
kanan dan selanjutnya ke ventrikel kanan, meninggalkan jantung kanan melalui arteri pulmonalis
menuju paru-paru (kanan dan kiri). Di dalam paru, darah mengalir ke kapiler paru dimana terjadi
pertukaran zat dan cairan, sehingga menghasilkan darah yang teroksigenasi. Oksigen diambil
dari udara pernapasan. Darah yang teroksigenasi ini kemudian dialirkan melalui vena pulmonalis
(kanan dan kiri), menuju ke atrium kiri dan selanjutnya memasuki ventrikel kiri melalui katup
mitral (bikuspidalis). Darah dari ventrikel kiri kemudian masuk ke aorta untuk dialirkan ke
seluruh tubuh (dan dimulai lagi sirkulasi sistemik).

Jadi, secara ringkas, aliran darah dalam sistem sirkulasi manusia adalah:

12
Darah dari atrium kiri melalui katup mitral ke ventrikel kiri aorta ascendens arcus aorta
aorta descendens arteri sedang arteriole capillary bed venule vena sedang vena
besar (v.cava superior dan v.cava inferior) atrium kanan melalui katup trikuspid ke
ventrikel kanan arteri pulmonalis paru-paru vena pulmonalis atrium kiri.

C. EMBRIOLOGI JANTUNG

Sistem pemuluh darah mudigah manusia tampak pada pertengahan minggu ketiga, pada saat
mudigah tidak lagi dapat mencukupi kebutuhan akan zat makanan hanya melalui difusi saja.
Pada tingkat ini, sel-sel lapisan mesoderm splanknik pada mudigah presomit lanjut diinduksi
oleh endoderm di bawahnya untuk membentuk angioblas. Sel-sel ini berpoliferasi dan
membentuk kelompok-kelompok sel endotel tersendiri yang disebut angiokista. Pada
mulanya sel-sel tersebut berada di sisi lateral mudigah tapi kemudian secara cepat menyebar
ke daerah kepala. Dengan berlalunya waktu, kelompok-kelompok ini menyatu dan
membentuk pembuluh darah kecil yang berbentuk tapal kuda. Bagian sentral pleksus ini
dikenal sebagai daerah kardiogenik dan rongga selom intraembrional yang terletak diatas
daerah ini nantinya akan berkembang menjadi rongga perikardium.Selain pleksus yang
membentuk tapal kuda ini , kelompok-kelompok sel angiogenik lain muncul bilateral, sejajar
dan dekat garis tengah cakram mudigah. Kelompok-kelompok ini juga memperoleh lumen
dan membentuk sepasang pembuluh memanjang, aorta dorsale. Pada tingkat lebih lanjut,
pembuluh-pembuluh darah ini berhubungan, melalui lengkung-lengkung aorta, dengan
pleksus membentuk tapal kuda tadi dan akan membentuk tabung jantung.

Pembentukan rongga jantung dimulai dengan memanjang dan terus membengkoknya tabung
jantung kearah ventral dan kaudal dan kekanan (hari ke 23), sementara bagian atrium
(kaudal) bergeser ke arah dorso kranial dan kekiri. Pembengkokan ini mungkin disebabkan
oleh perubahan bentuk sel, membentuk rongga jantung danselesai pada hari ke-28.

Embriogenesis jantung merupakan serangkaian proses yang kompleks. Untuk keperluan


pemahaman, proses yang rumit tersebut dapat disederhanakan menjadi empat tahapan,

13
Keempat proses tersebut benar-benar merupakan proses yang terpisah, namun merupakan
rangkaian proses yang saling tumpang tindih. (Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2001)

1. Tubing,

Yaitu tahapan ketika bakal jantung masih merupakan tabung sederhana.

2. Looping

Yakni suatu peristiwa kompleks berupa perputaran bagian-bagian bakal jantung dan arteri
besar (aorta dan a. Pulmonalis).

3. Septasi

Yakni proses pemisahan bagian-bagian jantung serta arteri besar dengan pembentukan
berbagai ruang jantung.

14
Endokardial yang memisah, kemudian akan menyatu, tubulus endokardial akan memanjang,
membentuk bagian yang besar dan kecil. selanjutnya terbentuk ebebrapa bagian jantung, antara
lain Sinus venosus, atrium,ventricle, bulbus cordis, truncus arteriosus (From Moore & Persaud
1998)

Pembentukan bagian-bagian jantung

Bagian dorsal dan ventral membengkak, menyatu, membagi kanal atrioventricunal tunggal
menjadi kanal sepasang yaitu interatrial dan interventricular

15
Pembentuka atrium (Atrium partitioning I)
a. Septum primum tumbuh dari dinding atrial terhadap bantalan endokardial
b. Foramen primum melangsir menutup
c. Foramen secundum yaitu perforasi dari septum primum, membolehkan melangsir
d. Septum secundum tumbuh kebawah melengkapi foramen secundum

Pembentukan atrium 2 (Atrial partitioning II)

16
Foramen oval terbentuk diantara septum primum dan septum secundum. Mengingat porsi septum
primum membentuk katup voramen oval.

Pembentukan atrium 3 (atrial partitioning III)

Pada masa fetus, pada sisi kanan ada tekanan yang tinggi (resistensi paru-paru yang tinggi),
aliran darah teroksigenasi dengan baik sepanjang voramen oval. Kemudian setelah lahir, sisi
kanan memiliki tekanan rendah (resistensi paru-aru rendah), sehingga katup tertutup( penutupan
secara fisiologis), dan katup akhirnya bersatu secara keseluruhan (penutupan anatomi)
membentuk fosa ovalis.

17
Pembentukan atrium IV (atrial partitioning IV)

Pembentukan ventrikel
Dimulai pada minggu ke 7, bukan bagian dari sirkulasi janin, katup jantung ke IV tumbuh dari
bagian dasarnya , katup membran IV terbentuk dari bantalan endokardial dan bulbar ridges.
Penutupan membranous IV diasosiasikan dengan pembentukan truncus arteriosus

Pembentukan truncus arteriosus (Partitioning of Truncus Arteriosus)

18
Kelanjutan dari dorsal bulbus cordis (bulbar dorsal) dan truncus arteriosus truncal ridges).
Tumbuh satu sama lain berputar spiral 180o. berfusi untuk membentuk aorta sekat pulmonary
yang bergelung, membegi aorta dan kotak pulmonary (pulmonary thrunk). Bulbar ridges
melingkupi membentuk sekat ke 4, dan akhirnya bulbar dan punggung truncal diturunkan dari sel
kepala neural

Pembentukan Sekat-Sekat Jantung

1. Septum Interatrial

Septum atrium terbentuk antara minggu keempat dan keenam masa mudigah. Fase awal
ditandai dengan pertumbuhan suatu septum primer (Septum primum) dari dinding dorsal
rongga atrium komunis kearah bantalan endokardium yang sedang tumbuh sewaktu yang
terakhir mulai memisahkan rongga atrium dan ventrikel. Suatu celah, yang disebut ostium
primum, mula-mula memisahkan septum primum yang sedang tumbuh dari bantalan
endokardium akhirnya melenyapkan ostium primum; namun pada saat ini lubangkedua,
ostium sekundum, muncul dari bagian tengah septum primum. Hal ini memungkinkan
berlanjutnya aliran darah teroksigenasi dari atrium kanan ke kiri yang esensial untuk
kehidupan janin. Seiring dengan membesarnya ostium sekundum, sebuah septum sekunder
(septum sekundum) muncul tepat disisi kanan ostium primum. Septum sekundum

19
berploriferasi untuk membentuk struktur seperti bulan sabit yang akan mengelilingi suatu
ruangan yang disebut foramen ovale. Foramen ovale dijaga pada sisi kirinya oleh sebuah flap
jaringan yang berasal dari septum primum, yang berfungsi sebagai katup satu arah yang
memungkinkan darah terus mengalir dari kanan ke kiri selama kehidupan intrauterus. Saat
lahir, seiring dengan turunnya resisensi vaskular paru dan meningkatnya tekanan arteri
sistemik, tekanan di atrium kiri meningkat melebihi tekanan di atrium kanan sehingga terjadi
penutupan fungsional foramen ovale.

1. Septum Interventrikular

Septum interventrikular dibentuk antara minggu keempat dan kedelapan getasi. Septum
ini terbentuk oleh fusi suatu rigi otot intraventrikel yang tumbuh keatas dari apeks
jantung ke partisi membranosa tipis yang tumbuh kebawah dari bantalan endokardium.
Regio basal atau membranosa adalah bagian terakhir dari septum yang tumbuh dan
merupakan tempat dimana sekitar 70 % defek septum berada.

2. Katup-katup Atrioventrikular

Setelah bantalan-bantalan endokardium bersatu, masing-masing orifisium


atrioventrikularis dikelilingi oleh proliferasi setempat jaringan mesenkim. Ketika jaringan
yang terletak diatas permukaan ventrikular jaringan yang berploriferasi ini menjadi
berongga dan menipis karena aliran darah, terbentuklah katup-katup yang tetap
menempel pada dinding ventrikel melalui tali-tali otot. Akhirnya, jaringan otot di dalam
tali-tali ini berdegenerasi dan digantikan oleh jaringan penyambung padat. Katup-katup
ini kemudian terbentuk dari jaringan penyambung yang dibungkus oleh endokardium dan
dihubingkan ke trabekula-trabekula tebal di dinding ventrikel, yaitu musculi papilares
dan korda tendeniae. Sehingga terbentuklah 2 katup jantung (Bikuspidalis dan
trikuspidalis)

D. Embriologi Pembuluh Darah

1. Lengkung Aorta

20
Ketika lengkung faring terbentuk pada minggun keempat dan kelima, setiap lengkung
mempunyai saraf cranial dan arterinya sendiri-sendiri. Arteri-arteri ini disebut
sebagai lengkung-lengkung aorta dan berasal dari sakus aortikus, bagian paling distal dari
trunkus arteriosus. Lengkung aorta terbenam di dalam mesenkim lengkung faring dan
berakhir pada aorta dorsalis kiri dan kanan. Lengkung faring dan pembuluh darah
terbentuk berurutan dari cranial sampai caudal, sehingga tidak semua lenkung dan
pembukuh darah tersebut terdapay pada waktu yagn bersamaan. Sakus aortikus ikut
membentuk satu cabang untuk setiap kali terbentuk lenkung baru, sehingga totalnya
terdapat lima pasang arteri(lengkung kelima tidak pernah terbentuk/ terbentuk tidak
sempurna lalu mengalami regresi) yang kelimanya diberi angka I, II, III,IV, dan VI.
(gambar 12.33)

Pemisahan trunkus arteriosus oleh septum aortikopulmonalis membagi saluran keluar


jantung menjadi aorta ventral dan arteri pulmonalis pada minggu kelima. Sakus aortikus
kemudian membentuk kornu kanan dan kiri, yang selanjutnya masing-masing membentuk arteri
brakiosefalika dan segmen proksimal lengkung aorta. (gambar 12.34, B dan C)

21
Pada hari ke-27, lengkung aorta pertama sudah menghilang (gambar 12.33). teteapi
sebagian kecil tetap menetap sebagai arteri maksillaris. Demikian pula, lengkung aorta
kedua akan segera menghilang juga. Bagian yang tersisa daru lengkung ini adalah arteri
hioidea dan arteri stapedia. Lenkung ketiga besar, lengkung keempat dan keenam sedang dalam
proses terbentuk. Meskipun lengkun keenam belum terbentuk , arteri pulmonalis primitive sudah
Nampak sebagai sebuah cabang besar (gambar 12.33, A)
Pada mudiagh usia 29 hari, lengkung aorta pertama dan kedua sudah menghilang
(gambar 12.33B). Lengkung ketiga, keempat, dan keenam menjadi pembuluh darah besar. Sakus
trukoaortikus telah terbagi sehingga lengkung keenam kinin berlanjut dengan trunkus
pulmonalis.

Selanjutnya terjadi perubahan-perubahan sebagai berikut:

(1) Lengkung aorta ketiga membentuk arteri karotis komunis dan bagian pertama dariarteri
karotis interna. Bagian lain karotis interna dibentuk oleh bagian cranial aorta

22
dorsalis. Arteri karotis eksterna merupakan sebuah cabang kecil dari lengkung aorta
ketiga.
(2) Lengkung aorta keempat baik di sisi kiri maupun kanan tetap ada. Pada sisi kiri, lengkung
keempat membentuk bagian dari lengkung aorta, di antara arteri karotis komunis kiri dan
arteri subklavia kiri. Di sisi kanan, lengkung keempat membentuk segmen paling
proksimal arteri subklavia kanan, yang bagian distalnya dibentuk oleh sebagian dari aorta
dorsalis kanan dan arteri intersegmentalis ketujuh. (gambar12.34 B)

(3) Lengkung aorta kelima tidak pernah terbentuk atau terbentuk tidak sempurna dan
kemudian mengalami regresi.

(4) Lengkung aorta keenam, yang juga disebut lengkung pulmonal, mempercabangkan
sebuah cabang yang penting yang tumbuh kea rah tunas paru yang sedang berkembang
(gambar 12.33B). pada sisi kanan, bagian proksimalnya menjadi segmen proksimal arteri
pulmonalis kanan. Bagian distal lengkung ini terputus hubungannya dengan aorta dorsalis
dan menghilang. Pada sisi kiri, bagian distalnya tetap ada selama kehidupan dalam
kandungan sebagai duktus arteriosus.

Pembentukan lengkungan aorta(ductus arteriosus)

a. Pembuluh postnatal bersama-sama dari lngkungan aorta, kantong aorta, truncus


arteriosus, dan dorsal aorta.
b. Terbentuk ductus arteriosus dari porsi distal pada lengkung kiri ke 6
c. Ductus arteriosus berhubungan dengan saluran pulmonary paru-paru dan aorta.
d. Ductus arteriosus menutup setelah postnatal.(kelahiran)

23
Migrasi Yakni pergeseran bagian-bagian jantung sebelum mencapai bentuk akhirnya.

Kesimpulan

1. Pembentukan angioblas (pertengahan minggu ke-3)

2. Pembentukan tabung jantung dan mulai meluas dengan menerima aliran darah vena dari
katup kaudalnya dan mulai memompakan darah keluar dari lengkung aorta pertama
menuju ke aorta dorsalis

3. Pembentukan 3 lapisan jantung, yaitu endokardium, miokardium, dan epikardium atau


pericardium visceral

4. Pemanjangan dan pembengkokkan bentuk jantung (hari ke-23 sampai 28)

5. Perkembangan sinus venosus (pertengahan minggu ke-4)

6. Pembentukan sekat-sekat jantung (antara hari ke 27- 37)

7. Pembentukan sekat di dalam atrium komunis dan kanalis atrioventrikularis (akhir minggu
ke4)

8. Diferensiasi atrium selanjutnya

9. Pembentukkan katup-katup atrioventrikuler yang dibantu dengan adanya muskuli


papillares dan korda tendinea

24
10. Pembentukan sekat pada trunkus arteriosus dank onus kordis (minggu ke-5)

11. Pembentukkan sekat di dalam ventrikel (menjelang akhir minggu ke-4)

12. Pembentukkan katup semilunaris

13. Pembentukkan system konduksi jantung

DAFTAR PUSTAKA

Sadler, T.W. 2006. Embriologi Kedokteran Langman Edisi 7. Jakarta : EGC


Lawrence M. Witmer, PhD. 2010. Developmental anatomy of the heart and the embryological
basis for cardiac defects. Department of Biomedical Sciences College of Osteopathic
Medicine Ohio University
KusdiantoroMohamad. 2006.Perkembangan Jantung, Pembuluh Darah Dan Limfe
LaboratoriumEmbriologiFKH-IPB
Richard P.Harvey.Patterning The Vertebrate Heart. Journal Nature Volume 3. Nature Publishing
Group

25

Anda mungkin juga menyukai