Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ANOREKSIA

NERVOSA
LAPORAN PENDAHULUAN

DISUSUN OLEH

Wahyu Maulana

344 035 151 48

2C

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)
JL. Raya Pasir Gede, No. 19, Bojong Herang Kec. Cianjur, Kode Pos 43216
2016-2017
A. DEFINISI

Anoreksia nervosa,penyakit kelaparan pada pria 5-10% biasnya terjadi


pada masa remaja pertengahan sampai remaja akhirsampai remaja akhir.pasien
anoreksia nervosa pada wanita biasanya mengalami penyimpangan citra tubuh
dan ketakutan yang tidak rasional terhadap penambahan berat badan. meskipun
penyebabnya tidak diketahui factor risiko psikologis,biologis ,genetic,budaya
telah di idenifikaasi untuk anoreksia nervosa

B. ETIOLOGI

Menurut Doengos, Towsend & Moorhouse (2007), gangguan makan biasanya


dikaitkan dengan depresi, ansietas, fobia, dan masalah kognitif. Secara biologis,
anoreksia nervosa mungkin disebabkan oleh abnormalitas neuroendokrin dalam
hipotalamus.
Ada beberapa faktor yang terlibat dan menjadi penyebab terjadinya anoreksia
nervosa, yakni sebagai berikut :
1. Faktor biologis
Kelaparan menyebabkan banyak perubahan biokimia, beberapa diantaranya juga
ditemukan pada depresi, seperti hiperkortisolemia dan nonsupresi oleh
deksametason. Terjadi penekanan fungsi tiroid, amenore, yang mencerminkan
penurunan kadar hormonal. Kelainan tersebut dapat dikoreksi dengan pemberian
makanan kembali.
Faktor sosial
Penderita menemukan dukungan untuk tindakan mereka dalam masyarakat yang
menekankan kekurusan dan latihan. Tidak berkumpul dengan keluarga adalah
spesifik pada anoreksia nervosa. Pasien dengan anoreksia nervosa kemungkinan
memiliki riwayat keluarga depresi, ketergantungan alcohol, atau suatu gangguan
makan.
Faktor psikologis dan psikodinamis
Anoreksia nervosa tampaknya merupakan suatu reaksi terhadap kebutuhan pada
remaja untuk menjadi lebih mandiri dan meningkatkan fungsi social dan seksual.
Biasanya mereka tidak mempunyai rasa otonomi dan kemandirian, biasanya
tumbuh di bawah kendali orang tua. Kelaparan yang diciptakan sendiri (self
starvation) mungkin merupakan usaha untuk meraih pengakuan sebgai orang yang
unik dan khusus. Hanya memalui tindakan disiplin diri yang tidak lazim pasien
anoreksia dapat mengembangkan rasa otonomi dan kemandirian
C. PATOFISIOLOGI (Pathway)
Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan penolakan untuk
mempertahankan berat badan dalam batas-batas minimal yang normal untuk
tinggi badan, berat badan tubuh, dan kerangka tubuh. Penurunan berat badan yang
berlebih disangkal dan individu memiliki citra tubuh yang menyimpang.
Meskipun kurus, individu merasa gemuk. Selain itu, mereka memfokuskan pada
ukuran dan bentuk bagian tubuh tertentu.
Ada dua jenis anoreksia nervosa. Jenis pertama adalah jenis membatasi diri, yaitu
individu tersebut sangat membatasi makanan dan memaksa diri menjalankan
berbagai latihan, sedangkan jenis yang suka makan dan melakukan purgasi
ditandai dengan membatasi asupan makanan dan diselingi masa pesta makan,
diikuti melakukan purgasi melalui muntah yang diinduksi sendiri atau memakai
ipekak, laksatif (obat cuci perut), diuretik, atau enema. Pemakaian obat pengurang
nafsu makan atau pil diet yang berlebihan, termasuk kedalam kedua jenis di atas.
Perilaku purgasi dan setengah puasa dapat menimbulkan ketidakseimbangan
elektrolit dan masalah jantung, yang pada akhirnya dapat berakibat fatal. Kondisi
kelaparan dapat mengakibatkan berbagai gejala medis. Perubahan kadar hormon
pertumbuhan, berkurangnya sekresi hormon kelamin, ketidaksempurnaan
pembentukan jaringan sumsum tulang, abnormalitas struktur otak, disfungsi
jantung, dan kesulitan gastrointestinal sering terjadi. Masalah terkait anoreksia
pada remaja yang perlu diperhatikan adalah kemungkinan retardasi pertumbuhan,
keterlambatan menarke, dan puncak reduksi massa tulang. Bila pola makan
normal dapat dimunculkan kembali dan pemakaian laksatif dapat dihentikan,
individu tersebut dapat mengalami edema perifer.
Berbagai factor psikologis berhubungan dengan anoreksia nervosa. Rasa harga
diri yang rendah sering berperan penting dalam munculnya penyakit ini.
Penurunan berat badan dipandang sebagai suatu pencapaian, dan harga diri
menjadi bergantung pada ukuran dan berat tubuh. Terdapat hubungan antara
gangguan makan dan mood. Pada beberapa kasus, depresi mayor dapat terjadi
karena kurangnya nutrisi. Individu yang engidap anoreksia nervosa bisa kurang
spontanitas dalam situasi sosial dan dapat mengalami pembatasan emosional.
Dinamika keluarga dapat berperan dalam perkembangan gejala. Orang tua
mungkin saja mengontrol dan terlalu protektif. Gangguan makan dapat terjadi
sebagai suatu usaha melawan kontrol yang tidak disadari. Pada beberapa kasus,
penurunan berat badan dan hilangnya karakteristik seks sekunder dapat
berhubungan dengan kesulitan menerima maturasi menuju kedewasaan.
Gangguan makan yang tidak cukup berat untuk memenuhi criteria anoreksia
nervosa sering dijumpai pada remaja putri Amerika Serikat dan mencerminkan
kurus ideal secara sosiokultural.

D. DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN


1. Elektrokardiogram (EKG) bradikardia umum terjadi
2. Tekanan darah berdiri dan berbaring untuk mengkaji adanya hipotensi
3. Kadar urea, elektrolit, kreatinin serum (pada kasus berat, dipantau setiap 3
bulan) dapat menunjukkan kadar nitrogen urea darah (NUD) yang rendah akibat
dehidrasi dan jumlah asupan protein yang tidak adekuat; alkalosis metabolik dan
hipokalemia karena muntah
4. Urinalisis, klirens kreatinin urine (pada kasus berat, dipantau setiap tahun) pH
mungkin naik; mungkin ditemukan keton
5. Hitung darah lengkap (HDL), hitung trombosit (pada kasus berat, dipantau
setiap 3 bulan) biasanya normal; mungkin terdapat anemia normokromik
normositik.
6. Kadar Glukosa serum (pada kasus berat, dipantau setiap 3 bulan)
7. Uji fungsi hepar (pada kasus berat, dipantau setiap 3 bulan)
8. Kadar TSH (thyroid stimulating hormone), kortisol (pada kasus berat dipantau
enam bulan sekali)
9. Densitas tulang (pada kasus berat dipantau setiap tahun) menunjukkan
osteopenia
10. Komposisi tubuh (pada kasus berat dipantau setiap tahun menggunakan
kaliper, atau water immersion)
11. Adanya hiperkarotenemia (menyebabkan kulit berwarna kuning, juga dikenal
sebagai pseudoikterus) karena diet vegetarian atau penurunan metabolisme

E. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1. DS : Kelemahan umum Intoleransi
Laporan Aktivitas
kelemahan Penurunan kekuatan/
Ketidaknyamanan ketahanan
kerja
Mengalami keterbatasan
DO : aktivitas
Penurunan
kekuatan otot
Menolak untuk
bergerak

2. DS : Anoreksia, mual/muntah. Nutrisi,


Nyeri Perubahan :
abdomen/kram Kegagalan masukan Kurang Dari
untuk memenuhi Kebutuhan Tubuh
DO : kebutuhan metabolic
Penurunan berat
badan; tonus otot Penurunan peristaltic
buruk. (reflex visceral), empedu
Enggan makan/ tertahan.
kurang minat
terhadap Gangguan absorbs dan
makanan. metabolism percernaan

Gangguan sensasi makanan

pengecap
Peningkatan kebutuhan
kalori/status
hipermetabolik.

Nutrisi dalam tubuh


berkurang

3. DS : - Muntah dan diare Kekurangan


volume cairan,
DO : - Perpindahan area ketiga resiko tinggi
(asites)
Beresiko memiliki
kehilangan cairan
berlebihan
4. DS : Pernyataan perubahan Harga Diri,
Menilai diri pola hidup Rendah
negative Situasional
Menolak penilaian Takut penolakan/reaksi
positif terhadap orang lain, perasaan
diri sendiri negative terhadap tubuh
DO :
Gejala Perasaan tak berdaya.
jengkel/marah
Terkurung/isolasi Perasaan negative

Sakit terhadap diri sendiri

lama/periode
penyembuhan.
5. DS : - Kurang pengetahuan Infeksi, Resiko
untuk menghindari Tinggi
DO : - pemajaman pada
pathogen.

Pertahanan primer tidak


adekuat (contoh
leukopenia, penekanan
respons inflamasi) dan
depresi imun.

Beresiko mengalami
peningkatan terserang
organisme patogenik
6. DS : - Zat kimia Integritas
Kulit/Jaringan,
DO : - Akumulasi garam Kerusakan,
empedu dalam jaringan Resiko Tinggi

Beresiko mengalami
kerusakan kulit/jaringan
7. DS : Kurang Kurang
Pernyataan yang terpajan/mengingat Pengetahuan
salah konsepsi [Kebutuhan
Meminta Tidak mengenal sumber Belajar] Tentang
informasi informasi Kondisi,
Prognosis, Dan
DO : Salah interpretasi Kebutuhan
Tidak akurat informasi Pengobatan
mengikuti
instruksi
Ketiadaan/kurangnya
informasi kognitif

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
anoreksia, rangsangan muntah sendiri, penyalahgunaan laktasif, dan/atau
penyimpangan persepsi tentang tubuh
2. Potensial terhadap kekurangan volume cairan (sekunder) yang berhubungan
dengan diet
3. Gangguan citra tubuh/harga diri berhubungan dengan rasa takut yang tak
wajar terhadap kegemukan
4. Kurang pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan kondisi dan
kurangnya ketrampilan koping
G. Intervensi

No Diagnosa Intervensi Rasional


Keperawatan
1 Perubahan nutrisi 1. Izinkan klien 1. Pasien akan
kurang dari kebutuhan memilih makanan mencoba menghindari
tubuh yang (makanan rendah kalori mengambil makanan bila
berhubungan dengan tidak diperbolehkan) tampak mengandumg
anoreksia, rangsangan banyak kalori dan mau
muntah sendiri, makan lama untuk
penyalahgunaan menghindari makan
laktasif, dan/atau
2. Dilatase gaster
penyimpangan
dapat terjadi bila pemberian
persepsi tentang tubuh
makan terlalu cepat setelah
periode puasa

2. Berikan makan 3. Untuk


sedikit dan makanan kecil melembabkan selaput
tambahan yang tepat mukosa, mengurangi
ketidaknyamanan dari
mulut yang kering, dan
3. Anjurkan perawatan untuk mengurangi jumlah
mulut yang sering bakteri, meminimalkan
risiko infeksi jaringan
4. Untuk memberikan
nutrisi yang cukup dan
berat badan realistis
(berdasarkan struktur dan
tinggi badan)

4. Dalam kolaborasi
dengan ahli diet, tentukan
jumlah kalori yang
diperlukan
2. Potensial terhadap 1. Kaji dan 1. Kondisi dari kulit
kekurangan volume dokumentasikan kondisi memberikan data yang
cairan (sekunder) dari turgor kulit dan semua berharga tentang hidrasi
yang berhubungan perubahan pada integritas pasien
dengan diet kulit
2. Anjurkan perawatan
2. Untuk melembabkan
mulut yang sering
selaput mukosa, untuk
mengurangi jumlah bakteri,
meminimalkan risiko
infeksi jaringan
3. Selaput mukosa yang
3. Kaji kering, pucat, dapat
dan dokumentasikan merupakan petunjuk dari
kelembaban dan warna dari malnutrisi atau dehidrasi
selaput mukosa oral

4. Data-data laboratorium
4. Pantau nilai-nilai memberikan ukuran yang
laboratorium serum, dan objektif untuk
beritahu dokter jika mengevaluasi hidrasi yang
terdapat perubahan- cukup
perubahan yang nyata
3. Gangguan citra 1. Berikan penguatan 1. Penguatan positif
tubuh/harga diri positif bagi pembuatan meningkatkan harga diri
berhubungan dengan keputusan-keputusan yang dan dapat memberi
rasa takut yang tak dibuat secara mandiri yang dorongan kepada pasien
wajar terhadap mempengaruhi kehidupan untuk terus brfungsi secara
kegemukan pasien lebih mandiri

2. Bantu untuk membuat


persepsi yang realistis dari
2. Pasien perlu
citra tentang tubuh dan
mengetahui bahwa
hubungan dengan makanan
persepsinya tentang citra
tubuh adalah tidak sehat
dan dapat mengancam jiwa
3. Tingkatkan perasaan-
perasasan kontrol di dalam 3. Pasien harus mengerti
lingkungan melalui bahwa dia sanggup,
partisipasi dan pembuatan individu yang memiliki
keputusan mandiri, pasien otonomi dapat melakukan
untuk bisa belajar di luar unit keluarga dan
menerima diri sebagaimana bahwa ia tidak diharapkan
adanya, termasuk untuk menjadi seorang
kelemahan dan kekuatan yang sempurna
4. Bantu pasien untuk
menyadari bahwa
kesempurnaan adalah
tidakrealistis, dan gali 4. Saat pasien mulai
kebutuhan ini dengannya merasa lebih baik tentang
diri dan mengidentifikasi
sifat-sifat diri yang positif,
serta mengemban gkan
kemampuan untuk
menerima
ketidaksempurnaan pribadi
tertentu.
4. Kurang pengetahuan 1. Kaji kebutuhan diet, 1. Pasien/keluarga
dan informasi yang jawab pertanyaan sesuai memerllukan bantuan
berhubungan dengan indikasi. Dorong konsumsi dalam perencanaan untuk
kondisi dan kurangnya makanan tinggi serat dan cara makan baru. Konstipsi
ketrampilan koping masukan cairan adekuat dapat terjadi bila laktasif
dihentikan
2. Cara baru koping
2. Dorong penggunaan
dengan perasaan ansietas
teknik relaksasi dan
dan takut akan membantu
manajemen stress lain,
pasien mengatasi perasaan
misanya visualisasi,
ini lebih efektif, bantuan
bimbingan imajinasi,
dalam pemberian perilaku
umpan balik, biologi
maladaptif untuk tidak
makan/pesta-pembersihan
3. Latihan dapat
membantu pengembangan
gambaran diri positif dan
melawan depresi
(mengeluarkan endorfin
3. Bantu pengadaan dalam otak meningkatkan
program latihan yang rasa sejahtera)
bijaksana. Pencegahan
terhadap latihan berlebihan

Evaluasi
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan anoreksia, rangsangan muntah sendiri, penyalahgunaan laktasif,
dan/atau penyimpangan persepsi tentang tubuh
Hasil yang diharapkan:
a. Pasien telah mencapai dan mempertahankan paling sedikit 85% dari
berat badan yang diharapkan
b. Tanda-tanda vital, tekanan darah, pemeriksaan serum dari
laboratorium berada dalam batas-batas normal
c. Pasien mengungkapkan pentingnya nutrisi yang cukup
d. Mengikuti kembali pola makan yang normal
2. Potensial terhadap kekurangan volume cairan (sekunder) yang
berhubungan dengan diet
Hasil yang diharapkan:
a. Tanda-tanda vital pasien, tekanan darah, dan pemeriksaan
laboratorium serum dalam batas normal
b. Tidak ada tanda-tanda ketidaknormalan dari turgor kulit dan
kekeringan kulit serta mukosa oral
c. Klien menunjukkan keseimbangan antara masukan dan haluaran
3. Gangguan citra tubuh/harga diri berhubungan dengan rasa takut yang
tak wajar terhadap kegemukan
Hasil yang diharapkan
a. Pasien mampu mengungkapkan aspek-aspek positif tentang diri
b. Pasen mengekspresikan minst terhadap kesejahteraan orang lain dan
berkurangnya renungan yang berlebihan tentang penampilan diri
c. Pasien mengungkapkan bahwa bayangan tentang tubuh gemuk
adalah persepsi yang salah serta mendemonstrasikan kemampuan untuk
mengambil kendali terhadap kehidupan diri sendiri tanpa harus berlindung
pada perilaku makan yang maladaptif
4. Kurang pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan
kondisi dan kurangnya ketrampilan koping
Hasil yang diharapkan:
a. Klien berusaha mempertahankan mempertahankan berat badan
b. Klien mencari sumber konseling untuk membantu mengadakan
perubahan
c. Klien mengungkapkan pentingnya perubahan gaya hidup untuk
mempertahankan berat badan yang normal
H. Daftar Pustaka :

Doengoes, Marilynn E.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Jakarta:EGC

Brunner., Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah.Jakarta:EGC.

Price., Wilson.(2005).Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Jakarta:EGC

Suzanne, C. Smeltzer. (2001). Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC.

LeMone, Priscilla.(2015).Buku Ajar Keperawatan Medical


Bedah.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai