Anda di halaman 1dari 38

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis 1

2 Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis


Republik Indonesia

Rencana Aksi Nasional


Adaptasi Perubahan Iklim
(RAN-API)

Laporan Sintesis

2013

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis 3


4 Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
Jl. Taman Suropati No.2, Jakarta Pusat, 10310
Telp : +62 21 319 6207
Fax : +62 21 314 5374
Email : sdalh@bappenas.go.id
lingkungan.hidup@bappenas.go.id

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)


Jl. D.I Panjaitan Kav.24, Kebon Nanas, Jakarta Timur, 13410
Telp : +62 21 858 0067-68
+62 21 851 7184
Email : edukom@menlh.go.id

Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI)


Gedung 1 BPPT, Lantai 15-16
Jl. MH. Thamrin N0 8, Jakarta 10340
Telp : +62 21 351 1400
Fax : +62 21 351 1403
Email : info@dnpi.go.id

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)


Jl. Angkasa I No.2 Kemayoran, Jakarta Pusat, 10720
Telp : +62 21 424 6321
Fax : +62 21 424 6703
Email : info@bmkg.go.id

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis 5


6 Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis
Kata Pengantar

Indonesia, sebagai negara Kepulauan terbesar di dunia, merupakan salah satu negara yang
paling rentan terhadap dampak negatif perubahan iklim. Secara umum, model perubahan
iklim global memprediksi semua wilayah Indonesia akan mengalami kenaikan temperatur
dan intensitas curah hujan yang akan meningkatkan resiko banjir dan kekeringan pada musim
kemarau. Dampak perubahan iklim yang terjadi antara lain: kekeringan berkepanjangan,
banjir, bertambahnya frekuensi peristiwa iklim ekstrim yang mempengaruhi kesehatan
dan mata pencaharian masyarakat serta biodiversitas dan kestabilan ekonomi. Ancaman
terbesar perubahan iklim di Indonesia yaitu kenaikan temperatur permukaan laut, perubahan
intensitas dan pola curah hujan, serta kenaikan permukaan laut.
Untuk mengantisipasi dampak negatif perubahan iklim, Pemerintah Indonesia telah
melakukan berbagai upaya adaptasi perubahan iklim, termasuk penyusunan dokumen
kebijakan nasional untuk mengatasi dampak perubahan iklim, seperti Indonesia Adaptation
Strategy (Bappenas, 2011), Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim Indonesia (DNPI,
2011), Indonesia Climate Change Sectoral Road Map (Bappenas, 2010), Rencana Aksi Nasional
Menghadapi Perubahan Iklim (Kementerian Lingkungan Hidup, 2007) dan rencana adaptasi
sektoral oleh Kementerian/Lembaga. Untuk mewujudkan harmonisasi dan operasionalisasi
dokumen kebijakan tersebut, maka diperlukan satu rencana aksi nasional adaptasi perubahan
iklim (RAN API).
RAN-API merupakan sebuah dokumen rencana aksi nasional adaptasi terhadap dampak
perubahan iklim yang terkoordinasi secara terpadu dengan semua pemangku kepentingan
yang terlibat, baik dari pemerintah, organisasi kemasyarakatan, masyarakat, swasta, dan
pemangku kepentingan lainnya. Secara ringkas, RAN API berisikan rencana aksi adaptasi
prioritas sektoral dan lintas-sektor dalam jangka pendek (2013-2014), upaya mainstreaming
rencana aksi adaptasi dalam RPJMN periode 2015-2019 yang akan disusun, dan arah kebijakan
adaptasi dalam jangka panjang. RAN API memperkuat upaya mitigasi yang telah dicanangkan
melalu RAN GRK.

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis i


Penyusunan dokumen RAN API dilakukan secara partisipatif melalui diskusi dan konsultasi
intensif dengan Kementerian/Lembaga Teknis, Pemerintahan Daerah, serta stakeholder
terkait, didukung oleh mitra pembangunan. Kolaborasi yang baik dalam penyusunan RAN
API ini menjadi modal yang sangat berharga bagi perwujudan dan aksi nyata adaptasi di
lapangan. Laporan Sintesis ini merangkum strategi, kebijakan, dan aksi kunci adaptasi, dan
telah diperbarui dan disederhanakan dari versi sebelumnya yang diterbitkan pada tahun
2012. Sementara dokumen lengkapnya dalam proses finalisasi, diharapkan Synthesis Report
ini dapat memberi gambaran rencana aksi adaptasi Indonesia secara umum.
Akhir kata, Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyusunan dokumen ini dan berharap dokumen ini dapat bermanfaat bagi para pelaku di
tingkat nasional dan lokal.

Jakarta, November 2013

Deputi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup


Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional /
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)

Endah Murniningtyas

ii Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis


Daftar Isi

Kata Pengantar .................................................................................................................................................. i

Bab 1. Pendahuluan ...................................................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................................................................. 2
1.3 RAN-API dalam Perencanaan Pembangunan Nasional ............................................................... 2
1.4 Pendekatan dan Kerangka Kerja .......................................................................................................... 3

Bab 2. Perubahan Iklim dan Dampaknya di Indonesia ............................................................. 4


2.1 Analisis Perubahan Iklim di Indonesia Berdasarkan Data Pengamatan ............................ 4
2.1.1 Tren Perubahan Temperatur Permukaan ........................................................................... 4
2.1.2 Tren Perubahan Curah Hujan ................................................................................................... 5
2.1.3 Tren Kenaikan Tinggi Muka Laut ........................................................................................... 5
2.1.4 Tren Kejadian Cuaca dan Iklim Ekstrem ............................................................................. 6
2.2 Proyeksi Perubahan Iklim Berdasarkan Model-Model AR4-IPCC ......................................... 6
2.2.1 Proyeksi Kenaikan Temperatur Permukaan ....................................................................... 6
2.2.2 Proyeksi Perubahan Curah Hujan .......................................................................................... 7
2.2.3 Proyeksi Kenaikan Tinggi Muka Laut ................................................................................... 7
2.2.4 Proyeksi Kejadian Cuaca dan Iklim Ekstrem ..................................................................... 8
2.3 Potensi Dampak Perubahan Iklim ...................................................................................................... 8

Bab 3. Arah Kebijakan dan Sasaran Rencana Aksi Nasional Adaptasi


Perubahan Iklim ................................................................................................................................ 10
3.1 Arah Kebijakan RAN-API ......................................................................................................................... 10
3.2 Sasaran, Strategi dan Rencana Aksi RAN-API ................................................................................ 11

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis iii
Bab 4. Mekanisme Pelaksanaan ............................................................................................................... 16
4.1 Mekanisme Koordinasi ............................................................................................................................. 16
4.2 Mekanisme Pendanaan Adaptasi ......................................................................................................... 17
4.2.1 Sumber Pendanaan Domestik ................................................................................................. 18
4.2.2 Sumber Pendanaan Internasional .......................................................................................... 18
4.3 Mekanisme Pemantauan, Evaluasi, Kaji Ulang dan Pelaporan ................................................ 18
4.3.1 Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan .................................................................................... 19
4.3.2 Mekanisme Kaji Ulang RAN-API .............................................................................................. 19

Bab 5. Pemilihan Lokasi Kegiatan Percontohan RAN-API ......................................................... 20

Daftar Pustaka ...................................................................................................................................................... 25

iv Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis


Pendahuluan
Bab 1
1.1 Latar Belakang
Telah banyak bukti-bukti ilmiah yang menunjukkan perubahan iklim sudah terjadi dan
dirasakan oleh seluruh masyarakat dunia. Penyusunan program aksi adaptasi untuk
perubahan iklim bertujuan untuk menjamin atau mengamankan pencapaian sasaran utama
pembangunan serta meningkatkan ketahanan (resillience) masyarakat, baik secara fisik,
maupun ekonomi, sosial dan lingkungan terhadap dampak perubahan iklim. Pembangunan
nasional dengan agenda adaptasi terhadap dampak perubahan iklim memiliki tujuan akhir
berupa terciptanya sistem pembangunan yang adaptif atau tahan terhadap perubahan iklim.
Pada saat ini, sebagian Kementerian/Lembaga sektoral telah menyusun Rencana Aksi
Adaptasi Perubahan Iklim. Namun demikian masih banyak kegiatan aksi adaptasi di sektor-
sektor tersebut yang dapat, perlu, dan harus disinergikan pelaksanaannya dengan sektor
lain, agar sasaran adaptasi dapat dicapai dan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim
dapat ditingkatkan. Isu ini harus menjadi bagian yang integral dan tidak terpisahkan dalam
penyusunan rencana pembangunan nasional maupun sektoral, yang diturunkan dalam
program-program rencana aksi adaptasi yang terpadu dan berkesinambungan.
Diharapkan dengan disusunnya Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-
API) ini, upaya-upaya adaptasi dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan terintegrasi serta
memberikan dampak yang lebih besar dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan
nasional yang berkelanjutan dan adaptif atau tahan terhadap perubahan iklim.

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis 1


1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan RAN-API ini adalah menghasilkan sebuah rencana aksi nasional
untuk beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim, yang terkoordinasi secara terpadu
dengan semua pemangku kepentingan yang terlibat, baik dari pemerintah, organisasi
kemasyarakatan, masyarakat, swasta, dan lain sebagainya.
Tujuan utama dari adaptasi perubahan iklim dalam RAN-API adalah terselenggaranya sistem
pembangunan yang berkelanjutan dan memiliki ketahanan (resiliensi) tinggi terhadap
dampak perubahan iklim.
Dokumen RAN-API disusun dengan sejumlah tujuan khusus:
Memberikan arahan untuk pengarusutamaan isu adaptasi perubahan iklim dalam proses
perencanaan pembangunan nasional
Menyediakan arahan bagi aksi adaptasi perubahan iklim sektor, serta aksi adaptasi
perubahan iklim terintegrasi (lintas sektor) di dalam perencanaan jangka pendek (2013-
2014), jangka menengah (2015-2019), dan jangka panjang (2020-2025)
Menyediakan arahan bagi langkah aksi adaptasi prioritas jangka pendek yang hendak
diusulkan agar mendapatkan perhatian khusus dan dukungan pendanaan internasional
Sebagai arahan bagi sektor dan daerah dalam mengembangkan langkah aksi adaptasi yang
sinergis dan upaya membangun sistem komunikasi serta koordinasi yang lebih efektif

1.3 RAN-API dalam Perencanaan Pembangunan Nasional


RAN-API merupakan bagian dari kerangka pembangunan nasional Indonesia. Dari sisi
perencanaan pembangunan nasional, RAN-API merupakan rencana tematik lintas bidang
yang lebih spesifik dalam mempersiapkan rencana pembangunan yang memiliki daya tahan
terhadap perubahan iklim (climate proof/resilient development) di tingkat nasional. RAN-API
diharapkan dapat memberikan masukan kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) maupun
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di masa depan, sehingga RKP dan
RPJMN menjadi lebih tanggap terhadap dampak perubahan iklim.
RAN-API tidak menjadi dokumen terpisah yang memiliki kekuatan legal formal tersendiri,
namun menjadi masukan utama dan bagian integral dari dokumen perencanaan pembangunan
nasional dan perencanaan Kementerian/Lembaga (K/L). RAN-API juga merupakan acuan bagi
pemerintah daerah dalam menyusun Strategi/Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim
dan dalam menyiapkan dokumen perencanaan pembangunan yang tahan perubahan iklim.

2 Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis


Bagan kedudukan Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim
dalam kerangka pembangunan nasional

1.4 Pendekatan dan Kerangka Kerja


RAN-API disusun dengan mengacu kepada dokumen-dokumen dan rencana kerja yang telah
ada. Penyusunan dimulai dengan melakukan kajian terhadap dokumen-dokumen yang telah
ada, mengidentifikasi risiko perubahan iklim terhadap berbagai bidang kehidupan, dan
menetapkan tujuan, sasaran, strategi, dan rencana aksi untuk mengantisipasi risiko perubahan
iklim di masa depan yang disinkronisasikan dengan program kerja K/L.
Dokumen RAN-API terdiri atas rencana-rencana aksi adaptasi perubahan iklim nasional
yang akan dilaksanakan dalam waktu 1-2 tahun kedepan (2013-2014) dan kegiatan-kegiatan
pengarusutamaan rencana aksi dalam RPJMN berikutnya (2015-2019 dan 2020-2025).
Dokumen RAN-API yang telah disusun selanjutnya akan ditinjau kembali secara periodik
untuk terus disempurnakan dengan kajian ilmiah yang lebih terarah.

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis 3


Perubahan Iklim dan
Bab 2
Dampaknya di Indonesia

Penyusunan RAN-API didasarkan kepada suatu keyakinan ilmiah tentang perubahan iklim
itu sendiri. Salah satu landasan ilmiah yang penting dalam membahas isu perubahan iklim
saat ini adalah laporan penilaian keempat (Fourth Assessment Report/AR4), yang diterbitkan
oleh IPCC pada tahun 2007. Dengan menggunakan berbagai data observasi dan hasil keluaran
model iklim global, laporan tersebut menegaskan peran kontribusi kegiatan manusia (faktor
antropogenik) dalam meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca (GHGs) di atmosfer yang
mempercepat laju peningkatan temperatur permukaan rata-rata global hingga mencapai
0.74C atau sekitar 0.18 selama periode 19062005 (IPCC, 2007). Tren kenaikan temperatur
global (global warming) tersebut diyakini telah mengakibatkan perubahan iklim di berbagai
tempat di dunia saat ini.

2.1 Analisis Perubahan Iklim di Indonesia Berdasarkan Data


Pengamatan
2.1.1 Tren Perubahan Temperatur Permukaan
Pengaruh pemanasan global dalam kenaikan temperatur permukaan di Indonesia dapat
diperkirakan tidak lebih besar dari 1.0 C selama abad ke-20. Nilai yang lebih pasti agak sulit
didapatkan mengingat kurangnya rekaman data yang konsisten di wilayah Indonesia.
Tren temperatur rata-rata
tahunan untuk wilayah
daratan di Indonesia (6LU
- 1108LS dan 95BT -
14145BT) berdasarkan
data dari CRU TS3.1. (Data
CRU merupakan salah satu
basis data iklim global dari
Universitas East Anglia
yang sering digunakan
sebagai alternatif data
pengamatan lokal)

4 Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis


2.1.2 Tren Perubahan Curah Hujan
Menurut kajian-kajian yang membandingkan curah hujan Januari periode 1980-2010 dengan
periode 1961-1990 (data dasar/baseline data), terjadi perubahan nilai curah hujan rata-rata
yang tidak seragam untuk wilayah Indonesia. Curah hujan rata-rata pada periode 1961-1990
untuk sebagian besar Pulau Sumatera berubah menjadi rata-rata sebesar 10-50 mm pada
periode 1980-2010. Sedangkan untuk wilayah lainnya, terdapat daerah yang curah hujan
rata-ratanya naik, tetapi ada pula yang nilainya turun.

Contoh hasil analisis tren curah hujan bulan Januari dari data GPCC: (a) nilai rata-rata baseline
19611990 dan (b) selisih nilai rata-rata periode 19802010 (data sampai 2007) dengan
baseline (Bappenas, 2010c).
2.1.3 Tren Kenaikan Tinggi Muka Laut
Perhitungan SODA (Simple Ocean Data Assimilation) untuk Tinggi Muka Laut (TML) tahun
1960 sampai 2008, menunjukkan SLR di Indonesia yang sebesar 0.8 mm/tahun, meningkat
menjadi 1.6 mm/tahun sejak tahun 1960 dan melonjak menjadi 7 mm/tahun mulai tahun
1993. Perhitungan ini juga menunjukkan karakteristik TML di Indonesia untuk pola 30-50
tahunan (18601910, 19101950, 19501990) atau variasi multi-dasawarsa (decadal).

Variasi anomali TML rata-rata di


perairan Indonesia tahun 18602010,
yang dihitung dari data SODA (garis
penuh hijau), ROMS-SODA (garis putus-
putus merah), dan altimeter (garis
putus-putus biru). Selain itu juga
diperlihatkan garis tren linier yang
dihitung untuk tiap-tiap data tersebut.

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis 5


2.1.4 Tren Kejadian Cuaca dan Iklim Ekstrem
Kejadian cuaca dan iklim ekstrem adalah bagian intrinsik dari sistem iklim yang bersifat tidak
teratur (chaotic). Di sisi lain, perubahan iklim yang tengah terjadi saat ini disinyalir berpotensi
meningkatkan frekuensi kejadian ekstrem di berbagai wilayah di dunia.
Tren perubahan peluang curah hujan ekstrem harian berdasarkan analisis CDF dari data satelit
TRMM mengindikasikan adanya peningkatan peluang curah hujan ekstrem harian di sebagian
wilayah Indonesia, kecuali beberapa wilayah di Maluku (berwarna biru), dalam kurun waktu
kurang lebih selama 10 tahun mulai dari 1998 sampai 2008.

(a) Kurva CDF dengan nilai ambang untuk peluang curah hujan harian 1% tertinggi berdasarkan
data satelit TRMM selama periode 19982008. (b) Sebaran nilai perubahan peluang curah hujan
harian ekstrem pada data TRMM periode 2003-2008 relatif terhadap nilai peluang pada periode
19982002.

2.2 Proyeksi Perubahan Iklim Berdasarkan Model-Model AR4-IPCC


Hasil proyeksi iklim sangat tergantung kepada skenario peningkatan konsentrasi GHGs di
atmosfer yang didasarkan pada asumsi perkembangan kondisi sosio-ekonomi global serta
teknologi utama yang mendukungnya. Di dalam AR4-IPCC, skenario yang digunakan adalah
berdasarkan The Special Report on Emissions Scenarions (SRES).
2.2.1 Proyeksi Kenaikan Temperatur Permukaan
Model-model AR4-IPCC mengasumsikan bahwa kenaikan temperatur disebabkan secara
dominan oleh efek GHGs yang tersebar di dalam atmosfer secara merata, oleh karena itu hasil
proyeksi rata-rata kenaikan temperatur untuk wilayah Malang di Jawa Timur dapat mewakili
seluruh wilayah Indonesia. Seperti terlihat dalam Gambar 2.10, dapat dikatakan proyeksi
kenaikan rata-rata temperatur permukaan di seluruh Indonesia akibat GHGs sampai dengan
periode 20202050 adalah sekitar 0.81C relatif terhadap periode iklim terakhir di abad ke-
20 (Bappenas, 2010c).

6 Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis


Proyeksi temperatur permukaan
untuk rata-rata wilayah Malang,
Jawa Timur berdasarkan keluaran
model AR4-IPCC setelah melalui
proses pengecilan skala dan
perata-rataan yang berpasangan.
Diperlihatkan pula data historis
sejak tahun 1951 sampai dengan
2010 dan hasil simulasi model
GCM untuk abad ke-20 serta
proyeksi untuk tiga skenario SRES
B1, A1B, dan A2. Data deret waktu
bulanan telah dihaluskan terlebih
dahulu agar memperlihatkan tren
jangka panjang (KLH, 2012a)

2.2.2 Proyeksi Perubahan Curah Hujan


Keluaran model-model AR4-IPCC umumnya memperlihatkan pola perubahan curah hujan
yang lebih bervariasi di Indonesia, baik secara temporal maupun spasial. Analisis proyeksi
berdasarkan keluaran tujuh GCM secara rata-rata tidak menunjukkan perubahan yang signifikan
untuk periode 20202050 (Bappenas, 2010c). Hal ini mengindikasikan bahwa, sampai dengan
periode 20202050, keragaman iklim alami masih lebih berperan dibandingkan dengan efek
GHGs dalam menentukan perubahan curah hujan. Namun demikian, perubahan curah hujan
menjelang dan pasca 2050 perlu lebih mendapat perhatian.
Laporan SNC (KLH, 2010) menunjukkan kecenderungan 14 model GCM terhadap perubahan
curah hujan musiman di Indonesia berdasarkan dua skenario emisi, yaitu SRES A2 dan
B1 untuk tahun 2025 dan 2050. Keempat belas model iklim yang menjadi bagian dari dua
skenario tersebut sepakat bahwa, terdapat kecenderungan akan berkurangnya curah hujan
pada JJA dan pada peralihan ke bulan SON di Pulau Jawa dan Kepulauan Nusa Tenggara. Selain
itu keempat belas model iklim juga sepakat bahwa Pulau Jawa dan Kepulauan Nusa Tenggara
mengalami peningkatan curah hujan pada DJF. Tren ini cenderung berkebalikan dengan hasil
proyeksi untuk sebagian besar wilayah di pulau-pulau lain.
2.2.3 Proyeksi Kenaikan Tinggi Muka Laut
Kenaikan TML memberikan potensi ancaman yang sangat besar terhadap Indonesia yang
merupakan negara kepulauan. Pada tahun 2050, SLR akibat pemanasan global diproyeksikan
mencapai 3540 cm relatif terhadap nilai tahun 2000. Berdasarkan proyeksi ini, SLR
maksimum atau mempertimbangkan dinamika pencairan es di Indonesia dapat mencapai 175
cm pada tahun 2100 (Bappenas, 2010b).

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis 7


Estimasi laju kenaikan TML di Indonesia berdasarkan model yang mempertimbangkan dinamika
pencairan es (Bappenas, 2010b)
2.2.4 Proyeksi Kejadian Cuaca dan Iklim Ekstrem
Analisis proyeksi kejadian ekstrem tidak mudah untuk dilakukan karena memerlukan data
yang lebih detail serta waktu yang sangat banyak. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa kajian
yang komprehensif terkait kejadian ekstrem di wilayah Indonesia masih sangat terbatas.
Kajian terhadap perubahan peluang kejadian ekstrem untuk wilayah Indonesia lebih banyak
difokuskan kepada kejadian curah hujan ekstrem. Adapun kejadian ekstrem terkait perubahan
temperatur seperti gelombang panas (heat wave) tidak menunjukkan tren yang signifikan,
baik menurut kajian data historis, seperti yang ditulis oleh Manton et al. (2001), maupun
kajian GCM, setidaknya hingga tahun 2050.

2.3 Potensi Dampak Perubahan Iklim


Secara teoretis terjadinya perubahan pada indikator-indikator iklim berupa temperatur
permukaan, Curah Hujan (CH), Suhu Permukaan Laut (SPL), Tinggi Muka Laut (TML), kejadian
iklim ekstrem (ENSO, IOD,DMI, IPO), dan kejadian cuaca ekstrem (hujan lebat, badai angin
kencang kencang, dan gelombang badai) yang telah diproyeksikan di atas akan menimbulkan
berbagai potensi dampak pada bidang-bidang yang terkait dengan sistem pembangunan
nasional baik dari sisi ekonomi (economic), tatanan kehidupan (livelihood), ekosistem
(ecosystem), serta wilayah khusus (specific region).
Kajian tentang dampak perubahan iklim di Indonesia sudah cukup banyak dilakukan walaupun
wilayah kajiannya umumnya masih bersifat skala nasional. Dua referensi utama mengenai
dampak perubahan iklim di Indonesia yang dapat menjadi acuan adalah dokumen ICCSR yang
disusun Bappenas (2010) dan SNC yang disusun KLH (2010).
Pada dokumen ICCSR disebutkan bahwa potensi bahaya iklim berdampak pada sektor-sektor
utama seperti sektor air, kelautan dan perikanan, kesehatan, pertanian, dan kehutanan.
Pada sektor air, perubahan iklim dapat menimbulkan empat bahaya utama, yaitu Penurunan
Ketersediaan Air, banjir, longsor, dan kekeringan yang umumnya disebabkan oleh parameter
curah hujan dan kejadian iklim serta cuaca ekstrem.

8 Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis


Dokumen ICCSR dan SNC telah mengindentifikasi distribusi tingkatan risiko terkena bahaya
utama perubahan iklim di wilayah Indonesia. Pulau Jawa, Bali dan Sumatra dinyatakan sebagai
tiga wilayah yang memiliki risiko tinggi dan hingga sangat tinggi dibandingkan wilayah yang
lain. Hal ini berkaitan dengan derajat kerentanan yang tinggi yang diakibatkan oleh jumlah
penduduk, wilayah permukiman, dan infrastruktur di ketiga wilayah tersebut.

Tingkat risiko perubahan iklim berdasarkan wilayah di Indonesia

Nusa
Risiko Sumatra Jawa-Bali Kalimantan Sulawesi Maluku Papua
Tenggara
Penurunan
S, T, ST T, ST R, S T, ST T, ST R, S R
ketersediaan air
Banjir T, ST T, ST R, S, T R, S, T R R R, S
Kekeringan T, ST T, ST R R, S R, S, ST R R
Penggenangan
S, T S, T, ST S, T, ST S, T S, T S, T S, T
air laut di pesisir
Penyebaran
Demam R, S, T R, S, T R,S R,S R,S R,S R, S, T
berdarah dengue
Penyebaran
R,S R, S, T R,S R, S, T R,S, T, ST M, H S, T, ST
Malaria
Penyebaran
R, S, T R, S, T R, S, T R, S, T R, S, T R, S, T R, S, T, ST
Diare
Penurunan
T, ST T, ST - - T, ST - -
produksi padi
Kebakaran hutan ST, T, S T, S - - - - -

Catatan: R: Rendah; S: Sedang; T: Tinggi; ST: Sangat Tinggi

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis 9


Arah Kebijakan dan Sasaran
Bab 3
Rencana Aksi Nasional
Adaptasi Perubahan Iklim

Adaptasi perubahan iklim adalah penyesuaian dalam sistem ekologi, sosial dan ekonomi
dalam merespon dampak perubahan iklim yang sudah terjadi atau yang diramalkan akan
terjadi. Ini mengacu pada proses, praktek, dan struktur untuk mengurangi potensi kerugian
dan mengambil keuntungan dari perubahan yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Secara
lebih spesifik, adaptasi terhadap perubahan iklim berarti pengurangan kerentanan melalui
peningkatan ketahanan suatu sistem.

3.1 Arah Kebijakan RAN-API


Upaya yang sistematis dan terintegrasi dengan strategi yang handal, serta komitmen dan
tanggung jawab bersama dari berbagai pemangku kepentingan dan para pihak sangat
diperlukan dalam mengarusutamakan dampak perubahan iklim dalam agenda pembangunan
nasional atau daerah. RAN-API merupakan refleksi kesiapan sektor dan lintas sektor dalam
merespon dan mengantisipasi ancaman perubahan iklim melalui program yang didasari oleh
proyeksi di masa yang akan datang.
Dengan memperhatikan pengertian adaptasi sebagai upaya meningkatkan ketahanan suatu
sistem terhadap dampak perubahan iklim maka adaptasi perubahan iklim di Indonesia
diarahkan sebagai dua upaya sebagai berikut:

10 Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis


1. Upaya penyesuaian dalam bentuk strategi, kebijakan, pengelolaan/manajemen, teknologi
dan sikap yang bertujuan mengurangi dampak negatif perubahan iklim dan, bahkan jika
memungkinkan memaksimalkan manfaat positifnya
2. Upaya mengurangi sifat (langsung, tidak langsung, kontinu, diskontinu, dan permanen)
dan tingkat dampak perubahan iklim
Dengan memperhatikan sektor-sektor dan aspek pembangunan, meskipun diterpa dampak
perubahan iklim, sasaran pembangunan nasional dapat tetap tercapai selama ada ketahanan
di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Selain itu, diperlukan pula ketahanan di wilayah
khusus seperti pulau-pulau kecil, pesisir dan perkotaan.
Oleh sebab itu, sasaran strategis RAN-API diarahkan untuk (a) membangun ketahanan
ekonomi, (b) membangun tatanan kehidupan (sosial) yang tangguh terhadap dampak
perubahan iklim (ketahanan sistem kehidupan), (c) menjaga keberlanjutan layanan jasa
lingkungan ekosistem (ketahanan ekosistem) dan (d) memperkuat ketahanan wilayah
khusus di perkotaan, pesisir dan pulau-pulau kecil. Penguatan-penguatan di berbagai bidang
tersebut, membutuhkan sistem pendukung yang tercermin dalam pengelolaan pengetahuan,
perencanaan dan penganggaran, penguatan kapasitas, dan pengawasan serta evaluasi.

Tujuan dan sasaran strategis RAN-API

3.2 Sasaran, Strategi dan Rencana Aksi RAN-API


Dengan tetap memperhatikan sektor-sektor dan aspek pembangunan yang terkena dampak
perubahan iklim seperti diuraikan sebelumnya, sasaran, strategi dan klaster rencana aksi
RAN-API dikemukakan melalui 5 (lima) bidang sebagai berikut:

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis 11


Target, Strategi, dan Rencana Aksi RAN-API

Sasaran Strategi Klaster Rencana Aksi


1.1 Sub Bidang Ketahanan Pangan
Penurunan tingkat kehilangan Penyesuaian dan pengembangan 1. Penyesuaian Sistem Produksi Pangan
produksi pangan hasil pertanian dan sistem usaha tani terhadap 2. Perluasan Area Pertanian pangan dan
perikanan akibat perubahan iklim perubahan iklim Budidaya Perikanan
Pengembangan wilayah sumber Pengembangan dan penerapan 3. Perbaikan dan Pengembangan Sarana
pertumbuhan baru produksi pangan teknologi adaptif terhadap dan Prasarana Pertanian dan Perikanan
pada daerah dengan risiko iklim cekaman iklim 4. Percepatan Difersifikasi Pangan
rendah dan dampak lingkungan Pengembangan dan optimalisasi 5. Pengembangan Teknologi Inovatif dan
minimum sumberdaya lahan, air dan Adaptif
Pengembangan sistem ketahanan genetik 6. Pengembangan Sistem Informasi dan
pangan petani, nelayan dan Komunikasi (Iklim dan Teknologi)
masyarakat (mikro) dengan pola 7. Program Pendukung
pangan yang sehat, bergizi dan
seimbang, serta terdiversifikasi
1. Ketahanan Ekonomi

hingga tingkat optimum


1.2 Sub Bidang Kemandirian Energi
Pengembangan energi bersumber Perbaikan dan konservasi wilayah 1. Perbaikan dan Konservasi Wilayah
dari tenaga air dan panas bumi pada tangkapan hujan pada DAS yang Tangkapan Hujan
daerah dengan risiko iklim rendah menjadi sumber pembangkit 2. Perluasan Pemanfaatan Sumber Energi
Pengembangan tanaman untuk energi tenaga air dan panas bumi Terbarukan
bioenergi (biomassa dan bahan bakar Optimalisasi pemanfaatan limbah 3. Pengembangan Teknologi Inovatif
nabati) dengan produktivitas tinggi organik dan biomassa serta dan Adaptif untuk Budidaya Tanaman
dan tahan cekaman iklim pengembangan sumber energi Sumber BBN dan Hutan Tanaman untuk
Optimalisasi pemanfaatan limbah dari BBN Energi
organik untuk produksi energi 4. Program Pendukung
dan gas, khususnya di wilayah
padat penduduk guna mengurangi
tingkat pencemaran lingkungan
dan meningkatkan selang toleransi
(kerentanan) wilayah terhadap
kejadian hujan ekstrem tinggi
Peningkatan pemanfaatan sumber
energi terbarukan di desa-desa
terpencil
2.1 Sub Bidang Kesehatan
Identifikasi dan pengendalian faktor- Penguatan dan pemutakhiran 1. Identifikasi dan Pengendalian Faktor-
faktor kerentanan dan risiko pada informasi kerentanan dan risiko Faktor Kerentanan dan Risiko pada
kesehatan masyarakat yang dapat kesehatan akibat perubahan iklim Kesehatan Masyarakat yang dapat
ditimbulkan oleh perubahan iklim Pengembangan kebijakan, Ditimbulkan oleh Perubahan Iklim
Penguatan sistem kewaspadaan perencanaaan, jejaring, dan kerja 2. Penguatan Sistem Kewaspadaan
2. Ketahanan Sistem Kehidupan

dan pemanfaatan sistem peringatan sama antarlembaga di tingkat dan Pemanfaatan Sistem Peringatan
dini terhadap mewabahnya penyakit lokal, regional dan nasional terkait Dini terhadap Mewabahnya Penyakit
menular dan penyakit tidak menular risiko kesehatan akibat perubahan Menular dan Penyakit Tidak Menular
yang diakibatkan perubahan Iklim iklim yang Diakibatkan Perubahan Iklim
Penguatan regulasi, peraturan Penguatan kapasitas dan 3. Penguatan Regulasi, Peraturan
perundangan, dan kapasitas kewaspadaan dini terkait Perundangan, dan Kapasitas
kelembagaan di tingkat pusat dan ancaman perubahan iklim Kelembagaan di Tingkat Pusat
daerah terhadap risiko yang dapat terhadap kesehatan di tingkat dan Daerah Terhadap Risiko pada
ditimbulkan oleh perubahan iklim masyarakat dan pemerintah Kesehatan Masyarakat yang dapat
terhadap kesehatan masyarakat Ditimbulkan oleh Perubahan Iklim
Peningkatan ilmu pengetahuan, 4. Peningkatan Ilmu Pengetahuan, Inovasi
inovasi teknologi, dan partisipasi Teknologi, dan Partisipasi Masyarakat
masyarakat terkait adaptasi kesehatan Terkait Adaptasi Kesehatan Terhadap
terhadap perubahan iklim Perubahan Iklim

12 Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis


Sasaran Strategi Klaster Rencana Aksi
2.2 Sub Bidang Permukiman
Pelaksanaan kajian dan penelitian Penyediaan fasilitas penunjang 1. Kajian dan Penelitian Mengenai
mengenai peningkatan ketahanan aktivitas kajian dan penelitian Peningkatan Ketahanan Permukiman
permukiman yang adaptif terhadap mengenai ketahanan permukiman yang Adaptif
perubahan iklim yang adaptif terhadap perubahan 2. Pembangunan dan Pengelolaan
Pelaksanaan pembangunan dan iklim Permukiman
pengelolaan permukiman yang Pengembangan struktur 3. Upaya Pemberdayaan Masyarakat
terintegrasi dengan penanggulangan perumahan yang tangguh 4. Akses Perumahan yang Layak dan
dampak perubahan iklim dan terhadap dampak perubahan iklim Terjangkau
pembangunan berkelanjutan yang terjangkau
Pemahaman pemangku kepentingan Diseminasi informasi mengenai
dan masyarakat mengenai permukiman yang tangguh
permukiman yang tangguh terhadap terhadap dampak perubahan iklim
perubahan iklim kepada pemerintah pada berbagai
Peningkatan akses terhadap tingkatan
perumahan yang layak dan terjangkau Penyusunan program aksi
adaptasi perubahan iklim sub
bidang permukiman yang
mengacu pada kebutuhan sub
bidang permukiman yang timbul
akibat perubahan iklim

2.3 Sub Bidang Infrastruktur


Pengembangan konsep ketahanan Penyesuaian baik dari struktur, 1. Penelitian dan Pengembangan Konsep
infrastruktur yang adaptif perubahan komponen, desain maupun Ketahanan Infrastruktur
iklim lokasi infrastruktur agar tangguh 2. Pengembangan Prasarana yang Adaptif
Pengembangan prasarana yang terhadap perubahan iklim Terhadap Perubahan Iklim
adaptif terhadap perubahan iklim Perbaikan infrastruktur yang 3. Pengurangan Risiko Terganggunya
Penyediaan dan penyesuaian rentan terhadap perubahan iklim Fungsi Aksesibilitas Transportasi pada
infrastruktur yang berdampak baik dari segi struktur, fungsi Jalan, Jembatan, Perkeretaapian,
langsung pada kesehatan masyarakat maupun lokasinya Pelabuhan, dan Bandara Akibat
dan tangguh terhadap perubahan Pemberian dukungan terhadap Dampak Perubahan Iklim
iklim aktivitas kajian dan penelitian 4. Peningkatan, Penyediaan, dan
Pengelolaan tata letak infrastrukur mengenai konsep ketahanan Penyesuaian Infrastruktur yang
yang terintegrasi dengan penataan infrastruktur terhadap perubahan Berdampak Langsung pada Kesehatan
ruang dalam pembangunan iklim Masyarakat dan Tangguh terhadap
berkelanjutan Perubahan Iklim
5. Integrasi terhadap Pembangunan
Berkelanjutan
6. Peningkatan Sistem Pendukung
Infrastruktur untuk Adaptasi terhadap
Perubahan Iklim
7. Perancangan, Penyediaan dan
Pengelolaan Infrastruktur Energi
sehingga Adaptif Terhadap Perubahan
Iklim

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis 13


Sasaran Strategi Klaster Rencana Aksi
Penurunan luas ekosistem alami darat Pengamanan ketersediaan air 1. Perbaikan/Penyempurnaan Tata Ruang
dan laut yang rusak akibat perubahan dan perlindungan terhadap iklim dan Tataguna Lahan
iklim ekstrem 2. Pengelolaan dan Pemanfaatan
3. Ketahanan Ekosistem

Peningkatan kuantitas & kualitas Pencegahan kehilangan Kawasan Produktif secara Lestari
terumbu karang & tutupan hutan pada ekosistem dan keanekaragaman 3. Peningkatan Tata Kelola Kawasan
wilayah DAS prioritas hayati Konservasi dan Ekosistem Esensial
Penurunan tingkat keterancaman Penjagaan keberlanjutan 4. Rehabilitasi Ekosistem yang
spesies-spesies kunci ketersediaan air, konservasi Terdegradasi
Pengembangan sistem Ketahanan ekosistem dan konservasi 5. Pengurangan Ancaman Terhadap
ekosistem keanekaragaman hayati Ekosistem
6. Pengembangan Sistem Informasi dan
Komunikasi
7. Program Pendukung

4.1 Sub Bidang Perkotaan


Pengintegrasian upaya adaptasi Penyesuaian rencana tata ruang 1. Pengintegrasian Upaya Adaptasi
ke dalam rencana penataan ruang kawasan perkotaan terhadap Perubahan Iklim ke dalam Rencana
perkotaan ancaman perubahan iklim Tata Ruang Perkotaan
Penyesuaian infrastruktur dan fasilitas Pengelolaan lingkungan kawasan 2. Penyesuaian Infrastruktur dan Fasilitas
perkotaan untuk mengantisipasi perkotaan secara berkelanjutan Perkotaan untuk Mengantisipasi
ancaman perubahan iklim Peningkatan kualitas infrastruktur Ancaman Perubahan Iklim
Peningkatan kapasitas masyarakat dan fasilitas di kawasan 3. Peningkatan Kapasitas Masyarakat
perkotaan terkait isu ancaman perkotaan Perkotaan Terkait Isu Ancaman
perubahan iklim Peningkatan kapasitas Perubahan Iklim
masyarakat perkotaan dalam
menghadapi ancaman perubahan
iklim
Pengembangan dan optimalisasi
riset dan sistem informasi tentang
4. Ketahanan Wilayah Khusus

perubahan iklim di kawasan


perkotaan

4.2 Sub Bidang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil


Peningkatan kapasitas kehidupan Pencapaian stabilitas kehidupan 1. Peningkatan Kapasitas Kehidupan
masyarakat pesisir dan pulau-pulau masyarakat pesisir dan pulau- Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau
kecil terkait dengan isu perubahan pulau kecil terhadap ancaman Kecil Terkait dengan Isu Perubahan
iklim perubahan iklim Iklim
Pengelolaan dan pendayagunaan Peningkatan kualitas lingkungan 2. Pengelolaan dan Pendayagunaan
lingkungan dan ekosistem untuk wilayah pesisir dan pulau-pulau Lingkungan dan Ekosistem untuk
adaptasi perubahan iklim kecil Adaptasi Perubahan Iklim
Penerapan tindakan adaptasi Pelaksanaan pembangunan 3. Penerapan Tindakan Adaptasi
struktural dan non struktural di struktur adaptasi di wilayah Struktural dan Non Struktural untuk
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil pesisir dan pulau-pulau kecil Mengantisipasi Ancaman Perubahan
yang rentan terhadap perubahan iklim Penyesuaian rencana tata Iklim
Pengintegrasian upaya adaptasi kawasan pesisir dan pulau- 4. Pengintegrasian Upaya Adaptasi ke
perubahan iklim ke dalam rencana pulau kecil terhadap ancaman dalam Rencana Pengelolaan Wilayah
pengelolaan wilayah pesisir dan perubahan iklim Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
pulau-pulau kecil Pengembangan dan optimalisasi 5. Peningkatan Sistem Pendukung
Peningkatan sistem pendukung riset dan sistem informasi tentang Adaptasi Perubahan Iklim di Wilayah
adaptasi perubahan iklim di wilayah perubahan iklim di wilayah pesisir Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
pesisir dan pulau-pulau kecil dan pulau-pulau kecil

14 Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis


Sasaran Strategi Klaster Rencana Aksi
Penguatan kapasitas bagi pemangku Peningkatan dari kapasitas yang 1. Peningkatan Kapasitas Pemangku
kepentingan dalam adaptasi memiliki kerentanan yang tinggi Kepentingan dalam Adaptasi Perubahan
perubahan iklim. menjadi kapasitas yang memiliki Iklim
Pengembangan informasi iklim yang kerentanan yang rendah 2. Pengembangan Informasi Iklim yang
handal dan mutakhir. Pengembangan informasi yang Handal dan Mutakhir
Peningkatan riset dan pengembangan mampu menambah pengetahuan 3. Peningkatan Riset dan Pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dan meningkatkan keahlian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Terkait
terkait adaptasi perubahan iklim. tentang cara mengurangi faktor- Adaptasi Perubahan Iklim
Perencanaan dan penganggaran yang faktor yang dianggap rentan 4. Perencanaan dan Pengangaran serta
dapat merespon perubahan iklim. terhadap perubahan iklim Pembuatan Peraturan Perundangan
Pemantauan dan evaluasi kegiatan Penelitian dan pengembangan yang dapat Merespon Perubahan Iklim
adaptasi perubahan iklim. teknologi untuk mengidentifikasi 5. Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan
5. Sistem Pendukung

berbagai penyebab terjadinya Adaptasi Perubahan Iklim


perubahan iklim dan strategi
adaptasi bencana perubahan iklim
Pengintegrasian upaya adaptasi
dalam perencanaan dan
penganggaran pembangunan
pada tingkat lokal, regional, dan
nasional
Pemantauan dan evaluasi untuk
memperoleh informasi tentang
kemajuan dan pencapaian
program, berbagai masalah yang
harus diantisipasi, pelajaran yang
menarik dan baik untuk dipelajari,
dan informasi untuk merumuskan
strategi masa depan

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis 15


Bab

Mekanisme
4
Pelaksanaan

4.1 Mekanisme Koordinasi


Penyusunan dokumen RAN-API diharapkan dapat meningkatkan koordinasi antar-K/L terkait
dan pemangku kepentingan lainnya baik swasta, lembaga swadaya masyarakat, lembaga
kerjasama internasional, universitas dan lembaga penelitian. Dalam rangka memudahkan
koordinasi penanganan perubahan iklim baik mitigasi maupun adaptasi dan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pencapaian perencanaan rencana aksi mitigasi dan
adaptasi perubahan iklim, Menteri PPN/Kepala Bappenas telah mengeluarkan SK Menteri PPN/
Kepala Bappenas Nomor Kep.38/M.PPN/HK/03/2012 tentang pembentukan Tim Koordinasi
Penanganan Perubahan Iklim. Berdasarkan mandat dan komposisi keanggotaannya, tim
koordinasi ini memiliki peran yang penting dalam melakukan koordinasi lintas K/L di tingkat
pusat.
Tim Koordinasi Penanganan Perubahan Iklim terdiri atas Tim Pengarah dan 6 (enam)
Kelompok Kerja, yaitu:
(1) Bidang Pertanian
(2) Bidang Kehutanan dan Lahan Gambut
(3) Bidang Energi, Transportasi dan Industri
(4) Bidang Pengelolaan Limbah
(5) Bidang Pendukung lainnya dan Lintas Bidang
(6) Bidang Adaptasi
Kelompok Kerja (Pokja VI) Bidang Adaptasi merupakan salah satu kelompok kerja yang
dibentuk dengan tugas sebagai berikut:
1. Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan program adaptasi perubahan iklim
2. Mensinkronkan rencana kerja masing-masing K/L
3. Menyusun RAN-API
4. Menyusun laporan semesteran dan tahunan Kelompok Kerja, dan menyampaikan laporan
pelaksanaan program dan kegiatan kepada Ketua Tim Pengarah Penanganan Perubahan
Iklim

16 Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis


5. Melaksanakan tugas lainnya yang terkait sesuai arahan Ketua Tim Pengarah Penanganan
Perubahan Iklim
Dalam pelaksanaan RAN-API ini nantinya masih perlu diatur peran institusi di luar Pokja
Adaptasi dan Tim Koordinasi Penanggulangan Perubahan Iklim, terutama untuk pelaksanaan
aksi adaptasi di daerah. Sementara itu, pembagian tugas RAN-API di tingkat kementerian
terbagi menjadi:
1. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat mengkoordinasikan pelaksanaan dan
pemantauan RAN-API dengan melibatkan para Menteri dan Gubernur yang terkait dengan
upaya adaptasi perubahan iklim, serta melaporkan pelaksanaan RAN-API yang terintegrasi
kepada Presiden paling sedikit 1 tahun sekali.
2. Menteri PPN/Kepala Bappenas bertugas mengkoordinasikan evaluasi dan kaji ulang RAN-
API yang terintegrasi, serta menyusun pedoman penyusunan strategi/rencana adaptasi
perubahan iklim daerah.
3. Menteri Dalam Negeri bertugas memfasilitasi penyusunan strategi/rencana adaptasi
perubahan iklim daerah bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Lingkungan
Hidup.
4. Kementerian/Lembaga lainnya sesuai tupoksi masing-masing bertugas untuk menjalankan
RAN-API, baik dengan pendanaan sendiri maupun kerjasama dengan dunia internasional,
serta melakukan pemantauan pelaksanaan RAN-API dan melaporkan hasilnya secara
berkala kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas.
5. Pemerintah provinsi diharapkan menyusun strategi/rencana adaptasi perubahan iklim
daerah yang mengacu pada RAN-API dan sesuai dengan prioritas pembangunan daerah
yang mencerminkan kemampuan APBD dan masyarakat.
6. Gubernur menyampaikan strategi/rencana adaptasi perubahan iklim daerah kepada
Menteri Dalam Negeri dan Menteri PPN/Kepala Bappenas untuk memfasilitasi
pengintegrasian strategi/rencana adaptasi perubahan iklim daerah ke dalam upaya
adaptasi nasional.
Pemerintah daerah memiliki peran penting dalam pelaksanaan adaptasi sesuai dengan
kondisi wilayah dan tingkat kerentanan yang dimiliki daerahnya masing-masing. Dokumen
strategi dan rencana aksi yang dihasilkan pemerintah daerah (provinsi, kabupaten/kota)
harus terintegrasi dengan dokumen perencanaan pembangunan daerah, dalam hal ini RPJMD
dan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota. Selain itu dokumen strategi dan rencana aksi berisikan
program dan kegiatan prioritas per bidang dan terkait erat dengan Renstra masing-masing
SKPD terkait.

4.2 Mekanisme Pendanaan Adaptasi


Sampai saat ini belum ada kebijakan pendanaan adaptasi perubahan iklim yang secara khusus
dikembangkan untuk mendukung pelaksanaan rencana aksi adaptasi di Indonesia. Kebijakan
pendanaan terkait adaptasi perubahan iklim merupakan bagian dari kebijakan pembiayaan
pembangunan secara menyeluruh yang didasarkan pada rencana pembangunan tahunan di
tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
Di dalam perencanaan jangka menengah, isu perubahan iklim telah mendapatkan prioritas
pendanaan melalui mekanisme APBN. Selain itu, kebijakan pendanaan perubahan iklim
tidak hanya berasal dari sumber pendanaan domestik, namun dikembangkan dari berbagai
sumber pendanaan lain termasuk dari kerjasama internasional dan sektor swasta. Berbagai
program adaptasi perubahan iklim selama ini banyak didukung oleh pendanaan yang berasal
dari kerjasama internasional, baik dalam bentuk peningkatan kapasitas maupun pembiayaan
proyek percontohan.

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis 17


4.2.1 Sumber Pendanaan Domestik
Pendanaan dalam negeri yang menjadi prioritas utama dalam pendanaan RAN-API bersumber
dari APBN sesuai dengan RPJMN 2010-2014 dan RKP tahun berjalan. Sumber pendanaan
dalam negeri lainnya terdiri dari APBD, hutang pemerintah, investasi swasta (perbankan dan
nonperbankan), dan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Sumber dana dari APBN pada umumnya akan disalurkan melalui K/L pemerintah pusat,
maupun BUMN dengan mekanisme yang telah ditetapkan. Meskipun demikian, sumber dana
dari APBN dapat disalurkan kembali kepada pihak swasta dengan mekanisme tertentu sesuai
dengan jenis sumber dananya.
Beberapa sumber dana swasta dalam negeri untuk kegiatan adaptasi perubahan iklim di
antaranya adalah perbankan, nonbank, CSR, kemitraan publik swasta (PPP), dan asuransi.
Sumber dana swasta dalam negeri dapat diidentifikasi untuk mendukung sumber pendanaan
yang berasal dari pemerintah.
4.2.2 Sumber Pendanaan Internasional
Sumber dana dari berbagai lembaga internasional cukup tersedia secara luas dan dapat
digunakan baik oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta. Pemakaian sumber ini sangat
bergantung kepada mekanisme pengusulan yang berlaku pada masing-masing institusi
penyedia dana. Terkait perubahan iklim, mekanisme UNFCCC membuka akses bagi negara-
negara berkembang untuk mendapatkan dana dari negara-negara maju. GEF ditunjuk sebagai
lembaga yang mengelola dana tersebut dan menyalurkannya melalui badan multilateral
seperti Bank Dunia dan UNDP yang bertindak sebagai wali.
Mekanisme pendanaan melalui UNFCCC yang baru masih belum ditetapkan. Meskipun dalam
Kesepakatan Copenhagen dinyatakan akan dibentuknya Dana Iklim Hijau Kopenhagen
(Copenhagen Green Climate Fund), namun sampai sekarang belum ada kesepakatan mengenai
bentuk, mekanisme penyaluran dan kriteria penerimaan dana tersebut.
Mekanisme pendanaan internasional yang lain yang perlu mendapat perhatian adalah Dana
Adaptasi (Adaptation Fund), Dana untuk Negara-Negara Kurang Berkembang (Least Developed
Countries Fund), Dana Perubahan Iklim Khusus (Special Climate Change Fund), Jaringan
Pengetahuan Iklim dan Pembangunan (Climate and Development Knowledge Network), Aliansi
Perubahan Iklim Global (Global Climate Change Aliance), Fasilitas Global untuk Pengurangan
dan Pemulihan Bencana (Global Facility for Disaster Reduction and Recovery), dan Inisiatif
Iklim Internasional (International Climate Initiative). Beberapa kerjasama bilateral dan
multilateral juga dapat dipergunakan untuk mendukung kegiatan adaptasi.
Agar dapat mengakses berbagai sumber pendanaan internasional ini perlu dilakukan
peningkatan kapasitas Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF), sebagai institusi yang
ditujukan untuk menampung dana hibah dalam dan luar negeri untuk pendanaan perubahan
iklim, sehingga mendapat akreditas National Implementing Entity (NIE).

4.3 Mekanisme Pemantauan, Evaluasi, Kaji Ulang dan Pelaporan


Dalam implementasi RAN-API akan dibuat mekanisme pemantauan, evaluasi, pelaporan dan
kaji ulang yang merupakan bagian siklus penyusunan dan pemutakhiran RAN-API sesuai
dengan perkembangan perubahan iklim terkini di tingkat nasional dan global.

18 Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis


4.3.1 Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan
Proses pemantauan dan evaluasi RAN-API diperlukan untuk memastikan pencapaian target
dan sasaran penurunan emisi yang telah ditetapkan. Proses pemantauan pelaksanaan kegiatan
RAN-API dilakukan oleh K/L terkait dan secara berkala dilaporkan kepada Menteri PPN/
Kepala Bappenas. Mekanisme Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan akan diatur kemudian
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Upaya pemantauan dan evaluasi yang dilakukan harus
sejalan dengan sistem pemantauan dan evaluasi yang telah dilakukan untuk pelaksanaan
kegiatan pembangunan.
4.3.2 Mekanisme Kaji Ulang RAN-API
Adaptasi perubahan iklim memerlukan dasar-dasar kajian yang komprehensif dengan
mempertimbangkan perkembangan dinamis yang terjadi secara global dan nasional. Selain
itu dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada dimungkinkan
adanya berbagai terobosan baru pada masa mendatang. Kementerian PPN/Bappenas akan
melakukan proses evaluasi dan kaji ulang RAN-API yang terintegrasi secara berkala sesuai
dengan kebutuhan nasional dan perkembangan global terkini.

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis 19


Pemilihan Lokasi
Bab 5
Kegiatan Percontohan
RAN-API

Penyusunan strategi/rencana adaptasi perubahan iklim bagi daerah berdasarkan kajian


kerentanan yang lengkap merupakan hal penting bagi pelaksanaan adaptasi. Namun, mengingat
sumber daya dan kapasitas Pemda yang masih terbatas, maka Pemerintah Pusat berinisiatif
untuk melakukan kegiatan pilot adaptasi perubahan iklim berdasarkan RAN-API pada daerah
rentan. Pemilihan daerah pilot ini dilakukan berdasarkan pemetaan kajian kerentanan yang
telah dilakukan oleh berbagai Kementerian/Lembaga, Mitra Pembangunan dan Civil Society
Organization (CSO) yang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah.
Pelaksanaan kegiatan pilot adaptasi perubahan iklim ini diharapkan dapat memberikan
gambaran yang baik dan utuh pelaksanaan adaptasi perubahan iklim di daerah yang merupakan
kolaborasi/kerjasama antara berbagai pemangku kepentingan baik dari pemerintah pusat,
daerah maupun mitra pembangunan serta masyarakat.
Pelaksanaan pilot ini juga diharapkan dapat mendorong pemerintah daerah untuk
menempatkan dampak perubahan iklim sebagai faktor penting dalam pembangunan dan
melakukan kajian yang cukup, serta merencanakan dan mengintegrasikannya ke dalam
strategi/rencana adaptasi perubahan iklim daerah. Strategi/rencana adaptasi perubahan
iklim daerah ini diharapkan pula kemudian diselaraskan dengan perencanaan dan anggaran
pemerintah daerah. Untuk memastikan pelaksanaan adaptasi berjalan dengan baik diperlukan
pula sistem monitoring dan evaluasi yang akan menjadi umpan balik bagi perencanaan
adaptasi selanjutnya.
Untuk mendukung pelaksanaan pilot ini diperlukan koordinasi antara K/L Pusat dengan
Pemerintah Daerah (SKPD atau Dinas) yang terkait dengan aksi adaptasi. Dengan demikian,
berdasarkan aksi adaptasi setiap bidang yang ada di dalam dokumen RAN-API, diperlukan
suatu identifikasi kegiatan Quick Wins sebagai Pilot Project di daerah atau lokasi rentan yang
tepat dan memerlukan penanganan khusus untuk aksi adaptasi.

20 Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis


Pemilihan lokasi pilot dilakukan berdasarkan beberapa kriteria pemilihan, yaitu:
1. Kelengkapan Kajian Kerentanan meliputi Kajian, Sektor dan Klaster Aksi
2. Komitmen Daerah yang meliputi adanya Strategi dan Rencana, Integrasi ke dalam
perencanaan dan penganggaran daerah, serta adanya sumber pendanaan lainnya
3. Aktivitas terkait adaptasi yang sudah atau sedang berjalan, dengan sumber dana dari
APBD atau sumber dana lainnya (swasta, mitra pembangunan, dll)
4. Keberadaan Pokja Perubahan Iklim di daerah
5. Kesesuaian dengan RAN-API
Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 15 daerah dengan hasil penilaian atau scoring tinggi
(skor 4 dan 5 dari skala 5), yang menjadi daerah prioritas Pilot RAN-API, yaitu:

Daerah Prioritas Pilot Project RAN-API

No. Provinsi/Kab/Kota Nilai


1 Provinsi Bali 5
2 Kota Semarang 5
3 Kota Pekalongan 5
4 Provinsi Jawa Barat 5
5 Kota Blitar 5
6 Kota Bandar Lampung 5
7 Provinsi Jawa Timur 4
8 Kabupaten Malang 4
9 Kota Batu 4
10 Kota Malang 4
11 Provinsi Nusa Tenggara Barat 4
12 Pulau Lombok 4
13 Kota Tarakan 4
14 Provinsi Sumatera Selatan 4
15 Provinsi Sumatera Utara 4

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis 21


22
Kajian Kerentanan (VA) Komitmen Pemerintah Daerah
Ringkasan Penilaian VA untuk Lokasi Prioritas Kegiatan Percontohan RAN-API (hasil preliminary)

Provinsi/ Integrasi ke Pokja


Strategi/ perencanaan Sumber Kesesuaian dengan Hasil
No Kabupaten/ Keter- Perubahan
Sektor Klaster Aksi Rencana Aksi dan pendanaan RAN-API Penilaian
Kota sediaan Iklim
Adaptasi penganggaran lainnya
daerah
1 Provinsi V Pertanian, V V Tidak ada V Bidang Ketahanan 4
Sumatera Pesisir, Sistem Kehidupan
Selatan Kesehatan Sub bidang (1).
Infrastruktur; dan
(2). Kesehatan
2 Kabupaten V Kesehatan Pembangunan V V Tidak ada V Bidang Ketahanan 4
Tarakan jaringan irigasi Sistem Kehidupan
dan air minum, Sub bidang (1).
penyediaan dan Infrastruktur; dan
pengelolaan air baku, (2). Kesehatan
dan pembangunan
lingkungan sehat
3 Provinsi Jawa V Pertanian, Air V V Tidak ada V Bidang Ketahanan 4
Timur Bersih Ekonomi Sub bidang
Ketahanan Pangan

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis


4 Kabupaten V Pertanian Pembuatan embung, V V Tidak ada V Bidang Ketahanan 4
Malang (jagung, apel), bibit tersertifikasi, Ekonomi Sub
Air Bersih, prasarana pertanian, bidang Ketahanan
bahaya longsor, jaringan irigasi dan Pangan; dan Bidang
dan Kesehatan air minum, reboisasi, Ketahanan Sistem
dll Kehidupan Sub
bidang Infrastruktur;
dan Kesehatan
5 Kota Batu V Pertanian Bibit tersertifikasi, V V Tidak ada V Bidang Ketahanan 4
(wilayah pupuk organik, Ekonomi Sub bidang
produksi apel) peremajaan dan Ketahanan Pangan
perluasan tanaman
apel, sarana-
prasarana pertanian
Kajian Kerentanan (VA) Komitmen Pemerintah Daerah

Provinsi/ Integrasi ke Pokja


Strategi/ perencanaan Sumber Kesesuaian dengan Hasil
No Kabupaten/ Keter- Perubahan
Sektor Klaster Aksi Rencana Aksi dan pendanaan RAN-API Penilaian
Kota sediaan Iklim
Adaptasi penganggaran lainnya
daerah
6 Kota Malang V Kesehatan, Pembangunan V V Tidak ada V Bidang Ketahanan 4
Air bersih dan jaringan irigasi Sistem Kehidupan
bahaya longsor dan air minum, Sub bidang
penyediaan dan Infrastruktur dan
pengelolaan air Kesehatan
baku, pembangunan
lingkungan sehat,
dan reboisasi

7 Kota Blitar V Pertanian, Sistem produksi V V V V Bidang Ketahanan 5


Air Bersih, pangan, prasarana Sistem Kehidupan
Kesehatan adaptif perubahan (Strategi (APBD) Sub bidang
iklim, penguatan Terpadu Infrastruktur dan
kewaspadaan wabah Perubahan Kesehatan
penyakit Iklim Kota
Blitar)

8 Kota V Infrastruktur Pengendalian Banjir V V V V Bidang Ketahanan 5


Semarang Ekonomi, dan Rob Sistem Kehidupan
Permukiman (Pembangunan Ada dalam Mercycorp Sub bidang
tanggul laut RPJMD ACCCRN Permukiman; dan
dan banjir Bidang Ketahanan
kanal; Wilayah Khusus Sub
Relokasi bidang Pesisir dan
sebagian Pulau-pulau Kecil
industri)

9 Kota V Permukiman, Banjir Rob, Air V V GIZ V Bidang Ketahanan 5


Pekalongan Pekerjaan bersih, dan sanitasi Wilayah Khusus Sub
Umum, Ekonomi bidang Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis


23
24
Kajian Kerentanan (VA) Komitmen Pemerintah Daerah

Provinsi/ Integrasi ke Pokja


Strategi/ perencanaan Sumber Kesesuaian dengan Hasil
No Kabupaten/ Keter- Perubahan
Sektor Klaster Aksi Rencana Aksi dan pendanaan RAN-API Penilaian
Kota sediaan Iklim
Adaptasi penganggaran lainnya
daerah
10 Kota Bandar V Infrastruktur (air Penyediaan air V V ACCCRN, APBD V Bidang Ketahanan 5
Lampung bersih, drainase, bersih, konservasi dan APBN Wilayah Khusus Sub
persampahan air tanah, (Penyusunan bidang Perkotaan;
permukiman, pengelolaan limbah, strategi dan Pesisir dan
Pesisir, pemberdayaan ketahanan kota Pulau-pulau Kecil
Perikanan, masyarakat pesisir, menghadapi
Kesehatan, kualitas pendidikan perubahan
Pendidikan dan kesehatan iklim)

11 Provinsi NTB V V V Tidak ada V 4


12 Pulau V Pertanian, Antisipasi V V Tidak ada V Bidang Ketahanan 4
Lombok perkebunan, kekurangan air Wilayah Khusus Sub
kehutanan, bersih, antisipasi bidang Pesisir dan
perikanan, bahaya rob dan Pulau-pulau Kecil
dan pesisir, abrasi
kesehatan, dan
air bersih
13 Provinsi Jawa V V V ADB V 5

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis


Barat
14 Provinsi Bali V Pertanian Training untuk para V V APBD V Bidang Ketahanan 5
petani, pembentukan Ekonomi Sub bidang
koperasi petani, Ketahanan Pangan
penyediaan bibit
unggul

15 Provinsi V Pertanian, air, Tidak ada V V Tidak ada V Bidang Ketahanan 4


Sumatra perkotaan, Ekonomi, sub bidang
Utara daerah pesisir (pertanian) Ketahanan Pangan
Daftar Pustaka
Bappenas, 2010a. Indonesian Climate Change Sectoral Roadmap - ICCSR: Synthesis Report,
edited by Bappenas, Republik Indonesia, ISBN 978-979-3764-49-8.

Bappenas, 2010b. Indonesian Climate Change Sectoral Roadmap - ICCSR: Basis Saintifik:
Analisis dan Proyeksi Kenaikan Muka Air Laut dan Cuaca Ekstrim, edited by Bappenas,
Republik Indonesia.

Bappenas, 2010c. Indonesian Climate Change Sectoral Roadmap - ICCSR: Basis Saintifik:
Analisis dan Proyeksi Temperatur dan Curah Hujan, edited by Bappenas, Republik Indonesia.

Bappenas, 2010d. Indonesian Climate Change Sectoral Roadmap - ICCSR: Sektor Kelautan dan
Perikanan, edited by Bappenas, Republik Indonesia.

Bappenas, 2010e. Indonesian Climate Change Sectoral Roadmap - ICCSR: Sektor Kesehatan,
edited by Bappenas, Republik Indonesia.

Bappenas, 2010f. Indonesian Climate Change Sectoral Roadmap - ICCSR: Sektor Pertanian,
edited by Bappenas, Republik Indonesia.

Bappenas, 2010g. Indonesian Climate Change Sectoral Roadmap - ICCSR: Sektor Sumber Daya
Air, edited by Bappenas, Republik Indonesia.

IPCC, 2007. Climate Change 2007: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group
I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate ChangeRep., 996
pp pp, Cambridge University Press, Cambridge, United Kingdom and New York, NY, USA.

Kementerian Lingkungan Hidup, 2010. Indonesia Second National Communication Under The
United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), Jakarta, November 2010

Kementerian Lingkungan Hidup, 2012. Climate Change Risk and Adaptation Assessment Greater
Malang, Jakarta, June 2012

Kementerian Lingkungan Hidup, 2012. Climate Change Risk and Adaptation Assessment
Tarakan, Jakarta, June 2012

Manton, M.J., Della-Marta, P.M., Haylock, M.R., Hennessy, K.J., Nicholls, N., Chambers, L.E.,
Collins, D.A., Daw, G., Finet, A., Gunawan, D., Inape, K., Isobe, H., Kestin, T.S., Lefale, P., Leyu, C.H.
Lwin, T., Maitrepierre, L., Ouprasitwong, N., Page, C.M., Pahalad, J., Plummer, N., Salinger, M.J.,
Suppiah, R., Tran, V.L., Trewin, B., Tibig, I. and Yee, D. 2001. Trends in extreme daily rainfall
and temperature in southeast Asia and the South Pacific: 19161998. International Journal of
Climatology, 21, 269284

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis 25


26 Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis
Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis 27
28 Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) - Laporan Sintesis

Anda mungkin juga menyukai