LAPORAN
EKSPLORASI
AVES
Daerah Teluk Bakung, Kecamatan sungai ambawang , Kabupaten Kubu Raya
SYLVA UNTAN
EKPLORASI AVES
EKSPLORASI AVES meliputi kegiatan mengidentiikasi potensi keragaman burung di daerah
Benua Pagong dan sebagai kegiatan diklat akhir anggota baru KPSDA AVES Sylva UNTAN dalam
rangka peningkatan kapasitas Pemerhati burung serta upaya konservasi burung di Kalimantan
Barat
Sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya merupakan bagian terpenting dari sumberdaya
alam, yang terdiri dari alam hewani, alam nabati atau fenomena alam, baik secara masing-masing
maupun bersama-sama mempunyai fungsi dan manfaat sebagai unsur pembentuk lingkungan hidup,
yang kehadirannya tidak dapat digantikan. Mengingat sifatnya yang tidak tergantikan tersebut, maka
kepunahan salah satu unsur hayati akan berakibat terganggunya ekosistem. Oleh karena itu supaya
konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya menjadi tanggung jawab setiap generasi, baik
Kegiatan eksplorasi ini merupakan hasil kerjasama antara KPSDA AVES beserta orang-orang
yang berada di dalam ruang lingkup keluarga besar Sylva Indonesia P.C UNTAN, para senior, para
alumni, pengurus BEM Sylva Indonesia P.C UNTAN , para dosen serta kawan - kawan Fahutan
UNTAN.
Dalam kegiatan ini, kami sangat berterima kasih atas berbagai dukungan, bantuan dan yang
turut berpartisipasi dalam menyumbangkan dana dan peralatan beserta perlengkapan pengamatan
selama kegiatan.
Tidak lupa juga terimakasih kami sampaikan kepada Saudara Benjamin Darmawan selaku
pendiri Aves dan sekaligus alumni yang telah memberi bimbingan yang berguna dan bermanfaat bagi
Serta yang terakhir kepada semua pihak dan rekan-rekan yang tidak bisa disebutkan namanya
satu persatu yang telah membantu dan mendorong terselenggarakannya ekspedisi ini baik secara
langsung maupun tidak langsung, kami mengucapkan banyak dan terimakasih yang tidak terhingga.
LAPORAN KEGIATAN
1.1 PENDAHULUAN
alam yang beragam (biodiversity). Di dalam ekosistem ini terjadi hubungan timbal balik
antara mahluk hidup dan lingkungannya. Lingkungan tempat tumbuh dari tumbuhan
merupakan suatu sistem yang kompleks, dimana berbagai faktor saling berinteraksi dan
berpengaruh secara timbal balik secara langsung maupun tidak langsung terhadap masyarakat
tumbuh-tumbuhan.
(Meijaard dan Nijman 2003 ; MacKinnon et al 1996). Pulau ini memiliki hutan basah tropis
terluas di Indomalaya dan terkaya spesiesnya di dunia (Richards 1996 ; Whitmore 1990).
Terdapat lebih 664 jenis burung, 369 jenis diantaranya tinggal menetap di Kalimantan dan 51
Di dalam hutan terdapat satwa liar salah satu contoh nya yaitu burung, didalam
pengelolaan populasi dan habitat satwa liar didalam kawasan unit manajemen ditentukan dan
kebijakan pengelolaan populasi burung khususnya antara lain mencakup penentuan status
kelangkaan suatu spesies satwa liar untuk tujuan pelestarian dan perlindungan, tindakan
penentuan wilayah sebaran dan perlindungan habitat bagi kelestarian spesies burung.
Burung merupakan salah satu kelas hewan bertulang belakang (vertebrata), berdarah
panas, berkembang biak melalui telur, tubuhnya tertutup bulu dan memiliki bermacam-
macam adaptasi untuk terbang. Semua burung mempunyai bulu yang merupakan
perkembangan dari sisik (daerah kaki), membentuk badan langsing dan bentuk yang
memudahkannya untuk terbang. Burung dapat mendengar meskipun tidak memiliki telinga
luar. Indera peraba sangat tajam, tetapi penciumannya sangat lemah, kecuali pada burung
bangkai dan beberapa jenis lain. Indera penglihatan yang tajam pada kebanyakan burung
digunakan untuk mendapatkan makanan dan menemukan musuhnya, selain bermanfaat untuk
terbang.
Keanekaragaman jenis burung di Indonesia umumnya hingga saat ini belum diperoleh
dan dicatat secara lengkap dan menyeluruh, demikian pula untuk daerah pulau Kalimantan.
Sedangkan jenis jenis burung yang telah menjadi langka akibat meningkatnya perburuan
liar, perdagangan dan pengolahan habitat burung oleh manusia makin lama makin
meningkat.Indonesia memiliki ekosistem yang sangat beragam, kaya akan biota, yang tidak
ada bandingannya di dunia ini. Tidaklah mengherankan, jika kawasan ini sangat menarik
perhatian para peneliti dalam maupun luar negeri untuk menggali ilmu pengetahuan berbagai
Penelitian ornitologi Indonesia, yang dilakukan oleh para ornitolog berkaliber dunia,
1864), George Robert Gray (1808-1872), Alfred Russel Wallace (1823-1913), Tommasso
1904), Ernst Hartert (1859-1933), Erwin Stresemann (1889-1972), dan Ernst Mayr (1904-
2005) sudah dimulai sejak abad ke-18. Peneliti Indonesia dalam bidang ini mulai berkembang
Satwa liar burung merupakan salah satu Sumber Daya Alam yang memiliki peranan
penting bagi kehidupan manusia, baik ditinjau dari segi ekonomi, rekreasi dan pariwisata,
maupun dari segi pendidikan dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian keberadaan satwa liar
ini memang sangat mutlak diperlukan, tidak hanya pada masa sekarang tetapi juga pada masa
Sylva Untan adalah Ikatan Mahasiswa Kehutanan Indonesia yang berada di Universitas
Tanjungpura Pontianak Kalimantan Barat. Sylva UNTAN berdiri pada Tanggal 27 September
1979. Didalam Sylva UNTAN terdapat Kelompok Pencinta Sumber Daya Alam, diantaranya
yang telah dilakukan oleh AVES antara lain Pengamatan burung di Kawasan Arboretum
Sylva UNTAN dari tahun 1996-2011, pengamatan burung Dipulau Semesak Kecamatan
Sungai Raya Kabupaten Bengkayang dari tahun 1998-2005, , Pengamatan Burung migrant di
Taman Nasional Danau Sentarum tahun 2003, Expedisi Aves Gunung Biwak Kabupaten
Sanggau 2003, Eksplorasi keanekaragaman Jenis burung di DAS Sibau Taman Nasional
Betung Kerihun tahun 2005, Pengamatan Burung Hutan Mangrove di Sedau Kabupaten
Bengkayang tahun 2006, Bird Watching di TNBBBR tahun 2008, Eksplorasi di Bukit
Dangkok Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak Kalimatan Barat tahun 2009, Seminar
Internasional Raptor of Borneo di Pontianak tahun 2009 dan Pengamatan rutin dibeberapa
tempat di Pontianak.
informasi tentang keanekaragaman jenis burung yang hasilnya dapat dijadikan dasar dan
bekal untuk kesinambungan pemanfaatan dan pengembangan serta kelangsungan hidup satwa
Maksud dari kegitan eksplorasi ini adalah menumbuhkan minat dan kepedulian pada
generasi muda khususnya dalam upaya penelitian dan konservasi burung dan habitatnya di
Indonesia.
Peningkatan kapasitas dan skil bagi para pemerhati burung yang ada di Sylva PC.UNTAN
Untuk mendapatkan potensi dan data burung yang ada pada kawasan Bukit Benua
Betung.
Meningkatnya minat para peneliti muda dalam penelitian dan konservasi burung di
Dapat menjadi masukan bagi kegiatan pengelolaan burung di kawasan Bukit Benua
Betung.
Bukit benua betung terletak di kawasan Desa Teluk Bakung. Desa Teluk
Bakung merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sungai Ambawang
Kabupaten Kubu Raya. Luas wilayah Desa Teluk Bakung 61.250 Ha. Secara
10931.06 BT. Adapun batas batas wilayah Desa Teluk Bakung adalah sebagai
berikut:
1.4.2 Aksesbilitas
dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat melalui jalan Negara
(Trans Kalimantan) menuju arah Kecamatan Tayan. Angkutan umum yang tersedia
adalah bus umum angkutan antar kota dalam provinsi trayek Pontianak Sanggau
atau Pontianak Tayan, dan jarak dari Kecamatan Sungai Ambawang ke lokasi
penelitian Desa Teluk Bakung sekitar 45 km dengan lamanya perjalanan sekitar 2 jam.
Team Ekplorasi berangkat dari Pontianak pada tanggal 24 April 2014, pukul 07.00
WIB dengan menggunakan sepeda motor. Kemudian setelah menempuh perjalanan sekitar
dua jam, akhirnya kami berhenti, tepatnya di Desa , dan team beristirahat sekitar 15 menit,
setelah beristirahat Team melanjutkan perjalanan menuju lokasi sekitar 5 menit menggunakan
sepeda motor.
Team yang beranggotakan 10 orang dengan komposisi 10 anggota Aves dan 1 orang
partisipan ini akhirnya tiba di lokasi pada pukul 09.20 WIB, kemudian persiapan Base Camp,
selanjutnya semua komponen istirahat dan makan malam siang bersama, setelah makan
Hari pertama tanggal 24 April 2014, setelah breefing materi fotografi burung pada
pukul 12.00 WIB, sebelum kami melakukan pengamatan kami mempersiapkan alat yang
harus dibawa pada saat pengamatan, kami turun ke lokasi pengamatan pada pukul 14.00
WIB, jumlah anggota kami ada 3 orang yang terdiri dari Eko,Eva dan Juhar. Lokasi
pengamatan kami di bagi atas 3 titik, untuk titik pertama Eva, titik kedua Juhar,dan titik
ketiga Eko, metode yang digunakan yaitu metode Countsentrate Count (CC) yang berarti
diam di suatu titik, Jam 17.00 WIB kami pulang ke base camp untuk ishoma. Jam 18.00 WIB
kami makan malam bersama dan dilanjutkan identifikasi burung yang kami dapatkan pada
pengamatan pertama kami , pukul 20.00 WIB semua kom[onen berkumpul dan breefing
untuk pemaparan hasil pengamatan kami . pukul 21.00 Wib kami beristirahat tidur.
pengamatan sebelum pergi pengamatan kami sarapan, jam 05.00 kami menuju kelokasi untuk
melakukan pengamatan. Metode yang kami lakukan sama dengan metode di pengamatan
pertama yaitu metode Countsentrate Count (CC). Pada pengamatan ke dua kami tetap dengan
titik kami sebelumnya. Jam 09.00 kami pulang ke base camp untuk ishoma, hari ini anggota
kami bertambah dengan datangnya bang Eko dan kak Indah. Jam 12:00 kami mendapatkan
materi burung endemik kalimantan dan selesai jam 13.00. Jam 14.00 kami melanjutkan
pengamatan sore dengan lokasi yang sama, titik yang bergantian ,untuk titik pertama
Juhar,titik kedua Eko dan titik ketiga Eva, jam 17:00 kami pulang ke base camp untuk
ishoma. Jam 20.00 kami mempresentasikan burung yang kami dapat di hari ke dua ini.
Pada hari ke tiga, tanggal 26 April 2014, seperti biasa kami bangun tidur jam 04.00,
mempersiapkan alat pengamatan dan sebelum pergi pengamatan kami terlebih dahulu
sarapan, jam 05.00 kami menuju kelokasi untuk melakukan pengamatan, untuk kali ini kami
kembali pada titik awal kami. Pukul 09.00 kami kembali ke basecamp untuk ishoma, jam
11:00 kami mendapatkan materi burung malam dan selesai jam 12.00. Jam 14.00 kami
melanjutkan pengamatan sore dengan lokasi yang berbeda menggunakan metode IPA (indeks
point abundance), metode ini penggabungan antara metode CC dengan metode jalur, jalur
yang kami lalui sepanjang 1 km dan di bagi empat titik, jadi dari titik ke titik berjarak 200 m,
di setiap titik kami berhenti dan berpencar sejauh radius 50 m, dan kembali lagi ketitik untuk
melanjutkan ke titik salanjutnya dan begitu seterusnya. Jam 17.00 kami pulang ke base camp
untuk ishoma, pada malam ini tidak ada breefing dikarena kan cuaca yang tidak mendukung
mempersiapkan alat pengamatan dan sebelum pergi pengamatan kami terlebih dahulu
sarapan, jam 05.00 kami menuju kelokasi untuk melakukan pengamatan, untuk kali ini kami
pengamatan kembali menggunakan metode IPA ( indeks point abundance ), Pukul 09.00 kami
Pada tanggal 27 April 2014 pada pukul 12.00 WIB pukul 13.00 WIB semua
komponen melakukan persiapan pulang ke Pontianak yaitu dengan gugur tenda, dan
pembersihan areal. Pada pukul 14.00 semua komponen berangkat pulang dari Bukit Benua
Betung menggunakansepeda motor. Komponen kembali kePontianak pada pukul 14.00. Pada
WAKTU KEGIATAN
Kamis 24-04-2014
Briefing Istirahat
21.00
05.00 - 09.00
Briefing Ishoma
21.00 Istirahat
Sabtu 26-04-2014
Briefing Istirahat
19.00-21.00 Istirahat
21.00
Minggu 27-04- Pengamatan burung
2014 Ishoma
12.00 - 14.00
1. Binocular (teropong)
2. Monokuler
3. Kompas
4. Buku Identifikasi
5. Misnet
6. Tally sheet
7. Kamera
8. Alat tulis
Kegitan ini lakukan pada tanggal 24 April 27 April 2014 di kawasan Bukit Benua
adalah metode CC ( Countsentrate Count ) dengan diam di suatu titik dan mengamati burung
hingga selesai. Metode titik yang digunakan yaitu IPA (Index Point Abundance).
Pelaksanaan pengamatan dilakukan dengan diam pada titik tertentu kemudian berjalan
lagi dan berhenti di titik tertentu lagi lalu mencatat perjumpaan terhadap burung dalam
Radius pengamatan untuk setiap titik pengamatan sejauh 50 meter dengan jarak antar titik
2oo m
1 km
sericeus Tailorbird
2 Arachnothera Pijantung kecil Little spiderhunter AB 2
longirista
3 Surniculus Kedasi hitam Asian Drongo-Cuckoo 1
bugubris
Aethopyga Burung madu Crimson Sunbird AB 1
Orthotomus Rufous-tailed
1 Cinenen merah 4
sericeus Tailorbird
Copsychus White-rumped
2 Kucica hutan 1
malabaricus Shama
Pycnonotus
3 Merbah kacamata Spectacled Bulbul 2
erythrophthalmos
Pycnonotus Cucak rumbai
4 Puff-backed Bulbul NT 1
eutilotus tungging
Total individu 8
Sumber : Data lapangan 2014
Orthotomus Rufous-tailed
1 Cinenen merah 1
sireceus Tailorbird
2 Lonchura fuscans Bondol kalimantan Dusky Munia 3
Arachnothera Little spiderhunter
2 Pijantung kecil AB 2
longirosta
Aethopyga Burung madu sepah
4 Crimson Sunbird AB 2
siparaja raja
Orthotomus
5 Cinenen kelabu Ashy Tailorbird 1
ruficeps
Dicaeum Orange-bellied
6 Cabai bunga api 2
trigonostigma Flowerpecker
Total individu 8
Sumber : Data lapangan 2014
jumlah total 52
Sumber : Data lapangan 2014
N C Tempatat di
Nama Ilmiah Nama Indonesia Nama Inggris IU UU
O U Temukan
1 Sasia abnormis Tukik tikus Rufous Piculet
Pycnonotus Di belakang
2 Merbah Corok-corok Cream-vented Bulbul
simplex base camp
Di belakang
3 Cinnyris jugularis Burungmadu Sriganti Olive-backed Sunbird AB
base camp
Rhipidura
4 Kipasan belang Pied Fantail AB
javanica
Tempatat di
NO Nama Ilmiah Nama Indonesia Nama Inggris IU CU UU
Temukan
1 Sasia abnormis Tukik tikus Rufous Piculet
Pycnonotus Di belakang
2 Merbah Corok-corok Cream-vented Bulbul
simplex base camp
Di belakang
3 Cinnyris jugularis Burungmadu Sriganti Olive-backed Sunbird AB
base camp
Rhipidura
4 Kipasan belang Pied Fantail AB
javanica
Orthotomus
5 Cinenen kelabu Ashy Tailorbird
ruficeps
Pycnonotus
24 Cucak rumbai tungging Puff-backed Bulbul NT
eutilotus
Pycnonotus
25 Merbah kacamata Spectacled Bulbul
erythrophthalmos
Pachycephala
26 Kancilan kalimantan Bornean Whistler
hypoxantha
Pycnonotus
27 Merbah belukar
plumosus
- IU (IUCN)
- CI (CITTES)
- UU (Undang Undang)
Kategori status keterancaman mengacu kepada Redlist IUCN 2007 yang meliputi :
yaitu :
Lampiran appendix I (semua jenis yang terancam punah dan berdampak apabila
perdagangan dan negara lain berupaya mengontrol dalam perdagangan tersebut agar
Untuk status perlindungan spesies menurut tata aturan di Indonesia mengacu pada UU
No. 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, PP No.
7/1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa dan PP No. 8/1999 tentang
IUCN CITES UU
- - -
Ukuran Sedang (17 cm), berwarna abu-abu kecoklatan, buram. Mirip Merbah Belukar
tetapi lebih kecil, kurang hijau, dengan tenggorokan dan dagu keputih-putihan, dan perut
putih. Kicauan merdu cirriup berulang cepat, .Hidup di hutan primer, tempat terbuka
dengan tumbuhan sekunder atau lahan garapan yang ditinggal sampai ketinggian 1300 mdpl.
IUCN CITES UU
- - -
dan sayap berwarna zaitun. Tubuh bagian atas kehijauan, dagu dan tenggorokan keputih-
putihan, penutup telinga bercoretkan keputih-putihan. Tubuh bagian bawah rapi bercoretkan
kuning tua, bawah ekor coklat kuning. Perbedaannya dengan Merbah corok-corok yaitu
ukurannya yang belih besar, terlihat lebih kehijauan, dan mata merah (pada remaja coklat).
Gambar :
Ukuran tubuh sedang (27 cm) berekor panjang, hitam putih, dan merah karat, kepala,
3. Kucica
IUCN hutan Copsychus malabaricus
CITES UU
- - -
leher, dan punggung hitam maka untuk warna bulu jantan lebih mengkilat. Punggung hitam
dengan kilauwan biru, sayap dan bulu ekor tengah hitam buram, tungging dan bulu ekor
putih, perut merah karat, paruh hitam, kaki coklat abu abu. Murai Kalimantan memiliki
ekor lebih pendek dengan panjang sekitar 8-12 cm, ciri khas lainnya adalah Murai Batu
Gambar :
IUCN CITES UU
AB
Ukuran kecil (10 cm) kepala sampe punggung hingga sayap hijau gelap, dada sampai
perut berwarna kuning cerah,untuk yang jantan tidak ada bulu yang mengkilap dibawah
Gambar :
IUCN CITES UU
AB
Burung ini berukuran sedang (12cm), berwarna buram. Tubuh bagian atas hijau-
ddataran rendah, lebih menyukai hutan terbuka dan semak.burung ini merupakan jenis suku
Gambar :
tenggorokan coklat tua buram,bagian lain pada tubuh bagian bawah kuning .pada
Gambar :
IUCN
- - AB
ekor merah.Perbedaannya:dahidan ekor yang pendek ungu (bukan merah),perut lebih abu-abu
gelap,Betina:hizau jaitun tua buram,tanpa sapuan merah pada sayap atau ekor.Iris
Gambar :
IUCN CITES UU
- - -
jelas lebih tebal, ekor lebih pendek,dn mata lebih besar.Jantan:mahkota dan tengkuk abu
abu ;punggung sayap ,dan ekor berwarna coklat berangan dengan garis hitam halus,setrip
30 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014
mata hitam lebar,tubuh bagian bawah putih,bergaris coklat samar pada sisi tubuh. Betina;
IUCN CITES UU
- - -
Berukuran kecil,berwarna gelap .Perbedaannya dengan bondol lain ,bulu seluruhnya berwana
IUCN CITES UU
- - -
bulu pucat,muka dan dada kehitaman,sisi tubuh coklat tua,ekor coklat tersapu kuning.Iris
IUCN CITES UU
- - -
panjang.Mirip bubut besar,tetapi lebih kecil dan warna lebih suram,hampir kotor .Mantel
33 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014
berwarna coklat berangan pucat tersapu hitam.Anak punggung bergaris garis coklat.Bulu
bulu dengan pola warna peralihan umum ditemukan .Iris merah,paruh hitam ,kaki hitam .
IUCN CITES UU
- - -
IUCN CITES UU
- - -
kerongkongan,dan pipi merah karat,bulu yang lain abu abu,perut putih. Betina ;kepala tidak semerah
jantan,pipi dan kerongkongan atas putih.iris coklat kemerahan ,paruh coklat,kaki merah jambu
IUCN CITES UU
- - -
Berukuran kecil,mahkota dan tengkuk merah karat,ekor merah karat khas.Pipi putih
kekuningan dan ekor merah menbedakannya dengan cinenen lain,iris coklat ,paruh atas
IUCN CITES UU
- - -
kehijauan .Bentuk warna yang jarang adalah abu abu dengan warna putih pada ujung sampai
IUCN CITES UU
NT - -
Berukuran sedang ,berwarna coklat dengan jambul lebat.Tubuh bagian atas coklat
.tubuh bagian bawah keputih putihan ,tersapu abu-abu ,tungging kuning tua.Biasanya
mempunyai ujung ekor putih khas.ras kalimantan hanya mempunyai jambul yang pendek ,iris
IUCN CITES UU
- - -
penutup telinga kuning khas.Betina; dada dan tenggorokan berwarna lebih zaitun.Iris
IUCN CITES UU
- - -
mengkilap,kecuali paha putih dan garis-garis pada bulu penutup ekor bawah dan sisi bawah
kelihatan.Burung muda ;berbintik-bintik putih tidak merata.iris coklat pada jantan dan kuning
IUCN CITES UU
- - AB
jelaga dengan alis ,dagu dan tenggorokan putih,ada garis hitam khas pada dada,sisa tubuh
bagian bawah berwarna putih ,ujung bulu ekor putih lebar.Remaja;tunggir penutup ekor ats
kemerahan ,pita pada dada kurang terlihat,iris coklat,paruh dan kaki hitam.
IUCN CITES UU
- - -
atas abu-abu ;muka ,dahi,dada,dan bagian atas perut putih;bagian bawah perut dan ekor
bagian bawah berwarna merah karat.Iris merah,paruh kehijauan dengan pangkal merah ,kaki
kuning.
IUCN CITES UU
- - -
Berukuran agak sedang ,berwarna hijau zaitun,ekor panjang dada putih ,perut kuning
khas,kepala abu-abu ,alis mata keputih-putihan samar.Tubuh bagian atas hijau zaitun ,lingkar
mata kuning jingga,dagu ,kerongkongandan dada atas putih .Iris coklat,paruh atas hitam
IUCN CITES UU
- - AB
IUCN CITES UU
- - -
buah berangan terang,tenggorokan hitam.Dahi hitam ,penuh dengan coretan putih,dada hitam
burik putih,bergradasi menjadi putih pada perut yang bercoret hitam ,tungging coklat pucat
,terdapat sedikit variasi pada beberapa ras.Iris kuning pucat,paruh hitam,kaki coklat.
IUCN CITES UU
- - -
.Dahi jantan kuning emas,sama dengan warna bulu dada pada betina.Tubuh bagian atas hijau
zaitun,tubuh bagian bawah kuning kemererahan tua dengan dada jingga,jari hanay tiga.Iris
IUCN CITES UU
- - -
Berukuran sedang, berwarna hitam, putih, dan kuning. Jantan: mahkota, sisi kepala,
tengkuk, dan pita pada tenggorokan hitam; dagu dan tenggorokan putih; tubuh bagian atas
hijau zaitun, ekor kehitaman, tubuh bagian bawah kuning emas. Betina: tubuh bagian atas
coklat zaitun suram, tubuh bagian bawah kuning tua keabu-abuan, tungging tersapu kuning.
Berukuran sedang, berwarna hijau zaitun dengan tungir kuning terang. Kekang,
wajah, dan tenggorokan putih, dada keabu-abuan bercoret. mempunyaijambul lebat yang
pendek. Remaja mempunyai kekang yang lebih buram. Ras kalimantan leucops berwarna
IUCN CITES UU
- - -
Berukuran sedang, berwarna coklat dengan mata merah. Dibedakan dari merbah mata
merah dan merbah belukar oleh adanya kacamata jingga gundul. Tubuh bagian bawah
1.8.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian tabel di atas dapat disimpulkan bahwa di Bukit Benua Betung
jenis burung di dalam jalur dengan total 52 individu yang tergolong ke dalam 12 famili.
Famili yang memiliki jenis terbanyak adalah Pycnonotidae dan Nectariniidae yaitu masing-
masing 5 jenis. Sedangkan famili yang memiliki individu terbanyak adalah Silvidae yang
didominasi oleh Burung Cinenen merah (Orthotomus sericeus) dengan total sebanyak 25
individu. Hal ini dikarenakan penyebaran lokalnya banyak dijumpai hampir di semua
bagi Cinenen dan jenis Bondol .Dari 26 jenis burung yang ditemukan terdapat 7 jenis yang
keterancaman mengacu kepada Redlist IUCN 2007 NT= Near Threatened (mendekati
terancam) . 5 jenis yaitu Burung Madu Sriganti (Cinnyris jugularis), Burung Madu Sepah
Pemasukan :
Pengeluaran :
14. Sepah raja (Aethopyga siparaja) 15. Cabai bunga api (Dicaeum trigonostigma)
16. Cinenen kelabu (Orthotomus ruficeps) 17. Merbah belukar (Pycnonotus plumosus)
20. Burungmadu kelapa (Anthreptes malacensis )21. Pijantung kecil (Arachnothera longirosta)