Anda di halaman 1dari 55

KPSDA AVES SYLVA UNTAN

LAPORAN

EKSPLORASI
AVES
Daerah Teluk Bakung, Kecamatan sungai ambawang , Kabupaten Kubu Raya

SYLVA UNTAN
EKPLORASI AVES
EKSPLORASI AVES meliputi kegiatan mengidentiikasi potensi keragaman burung di daerah

Benua Pagong dan sebagai kegiatan diklat akhir anggota baru KPSDA AVES Sylva UNTAN dalam

rangka peningkatan kapasitas Pemerhati burung serta upaya konservasi burung di Kalimantan

Barat

1 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


SYLVA UN SYLVA UNTAN

Terselenggara atas kerjasama :

2 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Ucapan Terima Kasih

Sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya merupakan bagian terpenting dari sumberdaya

alam, yang terdiri dari alam hewani, alam nabati atau fenomena alam, baik secara masing-masing

maupun bersama-sama mempunyai fungsi dan manfaat sebagai unsur pembentuk lingkungan hidup,

yang kehadirannya tidak dapat digantikan. Mengingat sifatnya yang tidak tergantikan tersebut, maka

kepunahan salah satu unsur hayati akan berakibat terganggunya ekosistem. Oleh karena itu supaya

konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya menjadi tanggung jawab setiap generasi, baik

pemerintah maupun masyarakat.

Kegiatan eksplorasi ini merupakan hasil kerjasama antara KPSDA AVES beserta orang-orang

yang berada di dalam ruang lingkup keluarga besar Sylva Indonesia P.C UNTAN, para senior, para

alumni, pengurus BEM Sylva Indonesia P.C UNTAN , para dosen serta kawan - kawan Fahutan

UNTAN.

Dalam kegiatan ini, kami sangat berterima kasih atas berbagai dukungan, bantuan dan yang

turut berpartisipasi dalam menyumbangkan dana dan peralatan beserta perlengkapan pengamatan

selama kegiatan.

Tidak lupa juga terimakasih kami sampaikan kepada Saudara Benjamin Darmawan selaku

pendiri Aves dan sekaligus alumni yang telah memberi bimbingan yang berguna dan bermanfaat bagi

kami dalam kegiatan ini.

Serta yang terakhir kepada semua pihak dan rekan-rekan yang tidak bisa disebutkan namanya

satu persatu yang telah membantu dan mendorong terselenggarakannya ekspedisi ini baik secara

langsung maupun tidak langsung, kami mengucapkan banyak dan terimakasih yang tidak terhingga.

3 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


EKSPLORASI
KELOMPOK PECINTA SUMBERDAYA ALAM AVES
Ikatan Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura
(Sylva Indonesia PC. UNTAN)
Daerah Teluk Bakung, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya
24 pril s/d 27 april 2014

LAPORAN KEGIATAN

1.1 PENDAHULUAN

Hutan merupakan suatu rangkaian ekosistem yang didalamnya terdapat sumberdaya

alam yang beragam (biodiversity). Di dalam ekosistem ini terjadi hubungan timbal balik

antara mahluk hidup dan lingkungannya. Lingkungan tempat tumbuh dari tumbuhan

merupakan suatu sistem yang kompleks, dimana berbagai faktor saling berinteraksi dan

berpengaruh secara timbal balik secara langsung maupun tidak langsung terhadap masyarakat

tumbuh-tumbuhan.

Hutan Kalimantan memiliki keanekaragaman hayati dan endemisitas yang tinggi

(Meijaard dan Nijman 2003 ; MacKinnon et al 1996). Pulau ini memiliki hutan basah tropis

terluas di Indomalaya dan terkaya spesiesnya di dunia (Richards 1996 ; Whitmore 1990).

Terdapat lebih 664 jenis burung, 369 jenis diantaranya tinggal menetap di Kalimantan dan 51

jenis merupakan Endemik Kalimantan.

Di dalam hutan terdapat satwa liar salah satu contoh nya yaitu burung, didalam

pengelolaan populasi dan habitat satwa liar didalam kawasan unit manajemen ditentukan dan

merupakan bagian dari kebijakan pengelolaan lingkungan secara komprehensif. kebijakan

kebijakan pengelolaan populasi burung khususnya antara lain mencakup penentuan status

kelangkaan suatu spesies satwa liar untuk tujuan pelestarian dan perlindungan, tindakan

4 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


pengendalian dan pengaturan komposisi populasi, pemanfaatan spesies satwa liar, serta

penentuan wilayah sebaran dan perlindungan habitat bagi kelestarian spesies burung.

Burung merupakan salah satu kelas hewan bertulang belakang (vertebrata), berdarah

panas, berkembang biak melalui telur, tubuhnya tertutup bulu dan memiliki bermacam-

macam adaptasi untuk terbang. Semua burung mempunyai bulu yang merupakan

perkembangan dari sisik (daerah kaki), membentuk badan langsing dan bentuk yang

memudahkannya untuk terbang. Burung dapat mendengar meskipun tidak memiliki telinga

luar. Indera peraba sangat tajam, tetapi penciumannya sangat lemah, kecuali pada burung

bangkai dan beberapa jenis lain. Indera penglihatan yang tajam pada kebanyakan burung

digunakan untuk mendapatkan makanan dan menemukan musuhnya, selain bermanfaat untuk

terbang.

Keanekaragaman jenis burung di Indonesia umumnya hingga saat ini belum diperoleh

dan dicatat secara lengkap dan menyeluruh, demikian pula untuk daerah pulau Kalimantan.

Sedangkan jenis jenis burung yang telah menjadi langka akibat meningkatnya perburuan

liar, perdagangan dan pengolahan habitat burung oleh manusia makin lama makin

meningkat.Indonesia memiliki ekosistem yang sangat beragam, kaya akan biota, yang tidak

ada bandingannya di dunia ini. Tidaklah mengherankan, jika kawasan ini sangat menarik

perhatian para peneliti dalam maupun luar negeri untuk menggali ilmu pengetahuan berbagai

cabang ilmu, terutama ornitologi.

Penelitian ornitologi Indonesia, yang dilakukan oleh para ornitolog berkaliber dunia,

seperti Georges-Louis Leclerc Comte de Buffon (1707-1788), Louis-Jean-Pierre Vieillot

(1748-1831), Georges Cuvier (1769-1832), Coenraad Jacob Temminck (1778-1858), Ren

Primevre Lesson (1794-1849), Hermann Schlegel (1804-1884), Salomon Mller (1804-

1864), George Robert Gray (1808-1872), Alfred Russel Wallace (1823-1913), Tommasso

5 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Salvadori (1835-1923), Friedrich Hermann Otto Finsch (1839-1917), mile Oustalet (1844-

1904), Ernst Hartert (1859-1933), Erwin Stresemann (1889-1972), dan Ernst Mayr (1904-

2005) sudah dimulai sejak abad ke-18. Peneliti Indonesia dalam bidang ini mulai berkembang

pada empat dekade terakhir (Somadikarta 2005).

Satwa liar burung merupakan salah satu Sumber Daya Alam yang memiliki peranan

penting bagi kehidupan manusia, baik ditinjau dari segi ekonomi, rekreasi dan pariwisata,

maupun dari segi pendidikan dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian keberadaan satwa liar

ini memang sangat mutlak diperlukan, tidak hanya pada masa sekarang tetapi juga pada masa

yang akan datang.

Sylva Untan adalah Ikatan Mahasiswa Kehutanan Indonesia yang berada di Universitas

Tanjungpura Pontianak Kalimantan Barat. Sylva UNTAN berdiri pada Tanggal 27 September

1979. Didalam Sylva UNTAN terdapat Kelompok Pencinta Sumber Daya Alam, diantaranya

Pasukan Serangga (PANSER), Pasukan Anggrek PASANG), dan AVES. Kegiatan-kegiatan

yang telah dilakukan oleh AVES antara lain Pengamatan burung di Kawasan Arboretum

Sylva UNTAN dari tahun 1996-2011, pengamatan burung Dipulau Semesak Kecamatan

Sungai Raya Kabupaten Bengkayang dari tahun 1998-2005, , Pengamatan Burung migrant di

Taman Nasional Danau Sentarum tahun 2003, Expedisi Aves Gunung Biwak Kabupaten

Sanggau 2003, Eksplorasi keanekaragaman Jenis burung di DAS Sibau Taman Nasional

Betung Kerihun tahun 2005, Pengamatan Burung Hutan Mangrove di Sedau Kabupaten

Bengkayang tahun 2006, Bird Watching di TNBBBR tahun 2008, Eksplorasi di Bukit

Dangkok Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak Kalimatan Barat tahun 2009, Seminar

Internasional Raptor of Borneo di Pontianak tahun 2009 dan Pengamatan rutin dibeberapa

tempat di Pontianak.

6 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Untuk menjaga dan melestarikan keberadaan satwa burung ini, selain diperlukan

adanya konservasi lingkungan juga diperlukan penelitian guna melengkapi informasi

informasi tentang keanekaragaman jenis burung yang hasilnya dapat dijadikan dasar dan

bekal untuk kesinambungan pemanfaatan dan pengembangan serta kelangsungan hidup satwa

ini tetap lestari.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari kegitan eksplorasi ini adalah menumbuhkan minat dan kepedulian pada

generasi muda khususnya dalam upaya penelitian dan konservasi burung dan habitatnya di

Indonesia.

Adapun tujuan dari pertemuan ini diantaranya adalah;

Peningkatan kapasitas dan skil bagi para pemerhati burung yang ada di Sylva PC.UNTAN

terutama yang tergabung KPSDA Aves Sylva Fahutan Untan.

Untuk mendapatkan potensi dan data burung yang ada pada kawasan Bukit Benua

Betung.

1.3 HASIL YANG DIHARAPKAN

Melalui kegiatan Ekplorasi ini diharapkan :

Meningkatnya minat para peneliti muda dalam penelitian dan konservasi burung di

Kalimantan Barat khususnya di Indonesia umumnya.

Dapat menjadi masukan bagi kegiatan pengelolaan burung di kawasan Bukit Benua

Betung.

7 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


1.4 KEADAAN UMUM LOKASI

1.4.1 Luas dan Letak Kawasan

Bukit benua betung terletak di kawasan Desa Teluk Bakung. Desa Teluk

Bakung merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sungai Ambawang

Kabupaten Kubu Raya. Luas wilayah Desa Teluk Bakung 61.250 Ha. Secara

geografis areal ini terletak antara 0 02.22 LU 0 01.22 LS dan 10924.21 BT

10931.06 BT. Adapun batas batas wilayah Desa Teluk Bakung adalah sebagai

berikut:

a. Sebelah Utara : berbatasan dengan Desa Kuala Mandor B Kabupaten Landak.

b. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa Selimbung Kabupaten Kubu Raya.

c. Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Subah Kabupaten Sanggau.

d. Sebelah Barat : berbatasan dengan Desa Pancaroba Kabupaten Kubu Raya.

Sumber : Data monografri Desa Teluk Bakung 2013

1.4.2 Aksesbilitas

Aksesibilitas menuju lokasi penelitian ini dapat ditempuh dari Pontianak

dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat melalui jalan Negara

(Trans Kalimantan) menuju arah Kecamatan Tayan. Angkutan umum yang tersedia

adalah bus umum angkutan antar kota dalam provinsi trayek Pontianak Sanggau

atau Pontianak Tayan, dan jarak dari Kecamatan Sungai Ambawang ke lokasi

penelitian Desa Teluk Bakung sekitar 45 km dengan lamanya perjalanan sekitar 2 jam.

8 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


1.5 PELAKSANAAN KEGIATAN

1.5.1 Perjalan Menuju Bukit Benua Betung

Team Ekplorasi berangkat dari Pontianak pada tanggal 24 April 2014, pukul 07.00

WIB dengan menggunakan sepeda motor. Kemudian setelah menempuh perjalanan sekitar

dua jam, akhirnya kami berhenti, tepatnya di Desa , dan team beristirahat sekitar 15 menit,

setelah beristirahat Team melanjutkan perjalanan menuju lokasi sekitar 5 menit menggunakan

sepeda motor.

Team yang beranggotakan 10 orang dengan komposisi 10 anggota Aves dan 1 orang

partisipan ini akhirnya tiba di lokasi pada pukul 09.20 WIB, kemudian persiapan Base Camp,

selanjutnya semua komponen istirahat dan makan malam siang bersama, setelah makan

bersama semua komponen breefing untuk persiapan kegiatan selanjutnya.

1.5.2 Kegiatan Perhari (Days Activity)

Hari pertama tanggal 24 April 2014, setelah breefing materi fotografi burung pada

pukul 12.00 WIB, sebelum kami melakukan pengamatan kami mempersiapkan alat yang

harus dibawa pada saat pengamatan, kami turun ke lokasi pengamatan pada pukul 14.00

WIB, jumlah anggota kami ada 3 orang yang terdiri dari Eko,Eva dan Juhar. Lokasi

pengamatan kami di bagi atas 3 titik, untuk titik pertama Eva, titik kedua Juhar,dan titik

ketiga Eko, metode yang digunakan yaitu metode Countsentrate Count (CC) yang berarti

diam di suatu titik, Jam 17.00 WIB kami pulang ke base camp untuk ishoma. Jam 18.00 WIB

kami makan malam bersama dan dilanjutkan identifikasi burung yang kami dapatkan pada

pengamatan pertama kami , pukul 20.00 WIB semua kom[onen berkumpul dan breefing

untuk pemaparan hasil pengamatan kami . pukul 21.00 Wib kami beristirahat tidur.

9 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Hari kedua tanggal 25 April 2014, kami bangun tidur jam 04.00, mempersiapkan alat

pengamatan sebelum pergi pengamatan kami sarapan, jam 05.00 kami menuju kelokasi untuk

melakukan pengamatan. Metode yang kami lakukan sama dengan metode di pengamatan

pertama yaitu metode Countsentrate Count (CC). Pada pengamatan ke dua kami tetap dengan

titik kami sebelumnya. Jam 09.00 kami pulang ke base camp untuk ishoma, hari ini anggota

kami bertambah dengan datangnya bang Eko dan kak Indah. Jam 12:00 kami mendapatkan

materi burung endemik kalimantan dan selesai jam 13.00. Jam 14.00 kami melanjutkan

pengamatan sore dengan lokasi yang sama, titik yang bergantian ,untuk titik pertama

Juhar,titik kedua Eko dan titik ketiga Eva, jam 17:00 kami pulang ke base camp untuk

ishoma. Jam 20.00 kami mempresentasikan burung yang kami dapat di hari ke dua ini.

Pada hari ke tiga, tanggal 26 April 2014, seperti biasa kami bangun tidur jam 04.00,

mempersiapkan alat pengamatan dan sebelum pergi pengamatan kami terlebih dahulu

sarapan, jam 05.00 kami menuju kelokasi untuk melakukan pengamatan, untuk kali ini kami

kembali pada titik awal kami. Pukul 09.00 kami kembali ke basecamp untuk ishoma, jam

11:00 kami mendapatkan materi burung malam dan selesai jam 12.00. Jam 14.00 kami

melanjutkan pengamatan sore dengan lokasi yang berbeda menggunakan metode IPA (indeks

point abundance), metode ini penggabungan antara metode CC dengan metode jalur, jalur

yang kami lalui sepanjang 1 km dan di bagi empat titik, jadi dari titik ke titik berjarak 200 m,

di setiap titik kami berhenti dan berpencar sejauh radius 50 m, dan kembali lagi ketitik untuk

melanjutkan ke titik salanjutnya dan begitu seterusnya. Jam 17.00 kami pulang ke base camp

untuk ishoma, pada malam ini tidak ada breefing dikarena kan cuaca yang tidak mendukung

10 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Pada hari terakhir ,tanggal 27 April 2014. seperti biasa kami bangun tidur jam 04.00,

mempersiapkan alat pengamatan dan sebelum pergi pengamatan kami terlebih dahulu

sarapan, jam 05.00 kami menuju kelokasi untuk melakukan pengamatan, untuk kali ini kami

pengamatan kembali menggunakan metode IPA ( indeks point abundance ), Pukul 09.00 kami

kembali ke basecamp untuk ishoma,dan bersiap-siap breefing dan pulang.

1.5.3 Perjalanan Pulang Team Ekspedisi ke Pontianak

Pada tanggal 27 April 2014 pada pukul 12.00 WIB pukul 13.00 WIB semua

komponen melakukan persiapan pulang ke Pontianak yaitu dengan gugur tenda, dan

pembersihan areal. Pada pukul 14.00 semua komponen berangkat pulang dari Bukit Benua

Betung menggunakansepeda motor. Komponen kembali kePontianak pada pukul 14.00. Pada

pukul 17.00 WIB semua komponen tiba di Pontianak.

1.5.4 Jadwal Kegiatan

WAKTU KEGIATAN

Kamis 24-04-2014

07.00 - 09.20 Pontianak ketempat eksplorasi (Bukit Benua Betung)

09.20 - 12.00 Persiapan tenda dan ishoma

12.00 - 13.00 Materi Pothografi burung

14.00 - 17.00 Pengamatan burung

17.00 - 19.00 Ishoma

19.00 - 21.00 Identifikasi dan breefing

Briefing Istirahat

21.00

11 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Jumat 25-04-2014

05.00 - 09.00

09.00 - 11.00 Pengamatan burung

11.00 - 12.00 Ishoma

12.00 - 14.00 Materi burung endemik kalimantan

14.00 - 17.00 Identifikasi

17.00 - 19.00 Pengamatan burung

Briefing Ishoma

19.00 21.00 Identifikasi dan breefing

21.00 Istirahat
Sabtu 26-04-2014

05.00 - 09.00 Pengamatan burung

09.00 - 11.00 Ishoma

11.00 - 12.00 Materi burung malam

12.00 - 14.00 Identifikasi

14.00 - 17.00 Pengamatan burung

17.00 - 19.00 Ishoma

Briefing Istirahat

19.00-21.00 Istirahat

21.00
Minggu 27-04- Pengamatan burung

2014 Ishoma

05.00 - 09.00 Breefing dan pemasangan slayer

09.00 - 11.00 Gugur tenda

11.00 - 12.00 Perjalan pulang ke Pontianak

12.00 - 14.00

12 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


14.00 - 17.00
1.5.5 Personil

1. Aryf Rahman (Koordinator KPSDA Aves)

2. Agis Juliram (Koordinator lapangan)

3. Novia Silviyanti (Anggota)

4. Satriyo DS Purbowo (Anggota)

5. Eko Puji Harmoko (Anggota)

6. Indah Novita Sari (Anggota)

7. Berman Manurung (Anggota )

8. Oschar Riandri (Anggota)

9. Eko Edi lia sugianto ( Peserta)

10. Eva daniati ( Peserta)

11. Juhardiansyah ( Peserta)

12. Maya Nurmala (Partisipan)

1.5.6 Alat dan Bahan

1. Binocular (teropong)

2. Monokuler

3. Kompas

4. Buku Identifikasi

5. Misnet

6. Tally sheet

7. Kamera

8. Alat tulis

13 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


1.5.7 Waktu dan tempat

Kegitan ini lakukan pada tanggal 24 April 27 April 2014 di kawasan Bukit Benua

Betung, Jalan Trans Kalimantan, Kabupaten Kubu Raya.

1.5.8 Metode pengamatan

Metode yang digunakan untuk menginventarisasi dan mengidentifikasi jenis burung

adalah metode CC ( Countsentrate Count ) dengan diam di suatu titik dan mengamati burung

hingga selesai. Metode titik yang digunakan yaitu IPA (Index Point Abundance).

Pelaksanaan pengamatan dilakukan dengan diam pada titik tertentu kemudian berjalan

lagi dan berhenti di titik tertentu lagi lalu mencatat perjumpaan terhadap burung dalam

rentang waktu tertentu dan luas area tertentu.

Radius pengamatan untuk setiap titik pengamatan sejauh 50 meter dengan jarak antar titik

200 meter dan rentang waktu pengamatan selama 40 menit.

2oo m
1 km

14 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


1.6 HASIL DAN PEMBAHASAN

1.6.1 Jenis Burung Yang Di Temukan

Tabel Pengamatan Metode CC Sore Pertama

NO Nama Ilmiah Nama Indonesia Nama Inggris IU CU UU Jumlah


Pycnonotus Cucak rumbai
1 Puff-backed Bulbul NT 4
eutilotus tungging
Orthotomus Rufous-tailed
2 Cinenen merah 2
sericeus Tailorbird
Arachnotera
3 Pijantung kecil Little spiderhunter AB 1
longirosta
Total individu 7
Sumber : Data lapangan 2014

Tabel Pengamatan Metode CC Pagi Pertama


NO Nama Ilmiah Nama Indonesia Nama Inggris IU CI UU Jumlah
1 Orthotomus Cinenen merah Rufous-tailed 6

sericeus Tailorbird
2 Arachnothera Pijantung kecil Little spiderhunter AB 2

longirista
3 Surniculus Kedasi hitam Asian Drongo-Cuckoo 1

bugubris
Aethopyga Burung madu Crimson Sunbird AB 1

siparaja sepah raja


Total individu 10
Sumber : Data lapangan 2014

Tabel pengulangan Metode CC Pengamatan Sore

NO Nama Ilmiah Nama Indonesia Nama Inggris IU CI UU Jumlah


Orthotomus Rufous-tailed
1 Cinenen merah 7
sericeus Tailorbird
Nectarinia Burung madu
2 Olive-backed Sunbird AB 1
jugularis sriganti

15 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Pycnonotus Merbah corok
3 Cream-vented Bulbul 2
simplex corok
Pachycephala Kancilan
4 Bornean Whistler 1
hypoxantha kalimantan
Pycnonotus Cucak rumbai
5 Puff-backed Bulbul NT 1
eutilotus tungging
Total individu 12
Sumber : Data lapangan 2014

Tabel Pengulangan Metode CC Pengamatan Pagi

NO Nama Ilmiah Nama Indonesia Nama Inggris IU CI UU Jumlah


Orthotomus Rufous-tailed
1 Cinenen merah 5
sericeus Tailorbird
Lonchura
2 Bondol kalimantan Dusky Munia 5
fuscans
Total individu 10
Sumber : Data lapangan 2014

16 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Tabel Hari Ketiga Metode IPA Pengamatan sore

NO Nama Ilmiah Nama Indonesia Nama Inggris IU CI UU Jumlah

Orthotomus Rufous-tailed
1 Cinenen merah 4
sericeus Tailorbird
Copsychus White-rumped
2 Kucica hutan 1
malabaricus Shama
Pycnonotus
3 Merbah kacamata Spectacled Bulbul 2
erythrophthalmos
Pycnonotus Cucak rumbai
4 Puff-backed Bulbul NT 1
eutilotus tungging
Total individu 8
Sumber : Data lapangan 2014

17 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Tabel Hari Keempat Metode IPA Pengamatan pagi

NO Nama Ilmiah Nama Indonesia Nama Inggris IU CI UU Jumlah

Orthotomus Rufous-tailed
1 Cinenen merah 1
sireceus Tailorbird
2 Lonchura fuscans Bondol kalimantan Dusky Munia 3
Arachnothera Little spiderhunter
2 Pijantung kecil AB 2
longirosta
Aethopyga Burung madu sepah
4 Crimson Sunbird AB 2
siparaja raja
Orthotomus
5 Cinenen kelabu Ashy Tailorbird 1
ruficeps
Dicaeum Orange-bellied
6 Cabai bunga api 2
trigonostigma Flowerpecker
Total individu 8
Sumber : Data lapangan 2014

Tabel Seluruh Burung di Dalam Jalur Pengamatan

Nama Ilmiah Nama Indonesia Nama Inggris IU CI UU Jumlah


NO
18 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014
Orthotomus Rufous-tailed
1 Cinenen merah 25
sericeus Tailorbird
Pycnonotus Merbah Corok- Cream-vented
2 2
simplex corok Bulbul
3 Lonchura fuskan Bondol kalimantan Dusky Munia 8
Copsychus White-rumped
4 Kucica Hutan 1
malabaricus Shama
Orthotomus
5 Cinenen kelabu Ashy Tailorbird 1
ruficeps
Cinnyris Burungmadu Olive-backed
6 AB 1
jugularis Sriganti Sunbird
Surniculus Asian Drongo-
7 Kedasi hitam 1
bugubris Cuckoo
Arachnothera Little spiderhunter
8 Pijantung kecil AB 5
longirosta
Aethopyga Burung madu
9 Crimson Sunbird AB 3
siparaja sepah raja
Dicaeum Orange-bellied
10 Cabai bunga api 2
trigonostigma Flowerpecker
Pycnonotus Cucak rumbai
Puff-backed Bulbul NT
eutilotus tungging
Pycnonotus
11 Merbah kacamata Spectacled Bulbul 2
erythrophthalmos
Pachycephala Kancilan
12 hypoxantha kalimantan Bornean Whistler 1

jumlah total 52
Sumber : Data lapangan 2014

Tabel Seluruh Jenis Burung Di Luar Jalur Pengamatan

N C Tempatat di
Nama Ilmiah Nama Indonesia Nama Inggris IU UU
O U Temukan
1 Sasia abnormis Tukik tikus Rufous Piculet
Pycnonotus Di belakang
2 Merbah Corok-corok Cream-vented Bulbul
simplex base camp
Di belakang
3 Cinnyris jugularis Burungmadu Sriganti Olive-backed Sunbird AB
base camp
Rhipidura
4 Kipasan belang Pied Fantail AB
javanica

19 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Orthotomus
5 Cinenen kelabu Ashy Tailorbird
ruficeps
Pachycephala Australian Golden
6 Kancilan emas
pectoralis Whistler
Aethopyga Burung madu sepah
7 Crimson Sunbird AB
siparaja raja
Arachnothera
8 Pijantung kecil Little spiderhunter AB
longirosta
Dicaeum Orange-bellied
9 Cabai bunga api
trigonostigma Flowerpecker
Amaurornis White-breasted
10 Kareo padi
phoenicurus Waterhen
11 Lonchura fuscans Bondol kalimantan Dusky Munia
12 Lunius tigrinus Bentet loreng Tiger Shrike
13 Macronous gularis Ciungair coreng Striped Tit-babbler
Centropus
14 Bubut alang alang Lesser Coucal
bengalensis
15 Prinia flaviventris Perenjak rawa Yellow-bellied Prinia
Pycnonotus
16 Cucak kuricang Black-headed Bulbul
atriceps
Pycnonotus
17 Merbah gunung Flavescent Bulbul)
flavescens
18 Anthreptes simplex Burungmadu Polos Plain Sunbird B
Lonchura
19 Bondol perut putih White-bellied Munia
leucogastra
Anthreptes Brown-throated
20 Burungmadu Kelapa AB
malacensis Sunbird
Pycnonotus
21 Merbah belukar
plumosus
Sumber : Data lapangan 2014

Tabel Seluruh Jenis Burung

Tempatat di
NO Nama Ilmiah Nama Indonesia Nama Inggris IU CU UU
Temukan
1 Sasia abnormis Tukik tikus Rufous Piculet
Pycnonotus Di belakang
2 Merbah Corok-corok Cream-vented Bulbul
simplex base camp
Di belakang
3 Cinnyris jugularis Burungmadu Sriganti Olive-backed Sunbird AB
base camp
Rhipidura
4 Kipasan belang Pied Fantail AB
javanica
Orthotomus
5 Cinenen kelabu Ashy Tailorbird
ruficeps

20 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Pachycephala Australian Golden
6 Kancilan emas
pectoralis Whistler
Aethopyga
7 Burungmadu sepah raja Crimson Sunbird AB
siparaja
Arachnothera
8 Pijantung kecil Little spiderhunter AB
longirosta
Dicaeum Orange-bellied
9 Cabai bunga api
trigonostigma Flowerpecker
Amaurornis White-breasted
10 Kareo padi
phoenicurus Waterhen
11 Lonchura fuscans Bondol kalimantan Dusky Munia
12 Lunius tigrinus Bentet loreng Tiger Shrike
13 Macronous gularis Ciungair coreng Striped Tit-babbler
Centropus
14 Bubut alang alang Lesser Coucal
bengalensis
15 Prinia flaviventris Perenjak rawa Yellow-bellied Prinia
Pycnonotus
16 Cucak kuricang Black-headed Bulbul
atriceps
Pycnonotus
17 Merbah gunung Flavescent Bulbul)
flavescens
18 Anthreptes simplex Burungmadu Polos Plain Sunbird B
Lonchura
19 Bondol perut putih White-bellied Munia
leucogastra
Anthreptes Brown-throated
20 Burungmadu Kelapa AB
malacensis Sunbird
Orthotomus Rufous-tailed
21 Cinenen merah
sericeus Tailorbird
Copsychus
22 Kucica Hutan White-rumped Shama
malabaricus
Surniculus
23 Kedasi hitam Asian Drongo-Cuckoo
bugubris

Pycnonotus
24 Cucak rumbai tungging Puff-backed Bulbul NT
eutilotus
Pycnonotus
25 Merbah kacamata Spectacled Bulbul
erythrophthalmos
Pachycephala
26 Kancilan kalimantan Bornean Whistler
hypoxantha

Pycnonotus
27 Merbah belukar
plumosus

Sumber : Data lapangan 2014

21 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


1.6.2 Keterangan Status

- IU (IUCN)

- CI (CITTES)

- UU (Undang Undang)

1.6.3 Status Keterancaman Menurut IUCN

Kategori status keterancaman mengacu kepada Redlist IUCN 2007 yang meliputi :

CR = Critically Endangered (sangat terancam punah).


EN = Endangered (terancam punah).
VU = Vulnerable (terancam).
NT = Near Threatened (mendekati terancam).
NE = Not Evaluated (belum dievaluasi).
DD = Data Deficient (data kurang).
EX = Extinct (punah).
EW= Extinct in the Wild (punah di alam).
LC (Least Concern) dikeluarkan (tidak dicantumkan dalam daftar).

22 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


1.6.4 Status Peraturan Perdagangan Internasional Menurut CITES

CITES (Convention on International Trade of Endangered Species of Wild Fauna

and Flora) mengelompokkan kategori-kategori jenis dalam 3 Appendix (Lampiran)

yaitu :

Lampiran appendix I (semua jenis yang terancam punah dan berdampak apabila

diperdagangkan. Perdagangan hanya diijinkan hanya dalam kondisi tertentu misalnya

untuk riset ilmiah).


Lampiran appendix II (jenis yang statusnya belum terancam tetapi akan terancam punah

apabila dieksplotasi berlebihan).


Lampiran appendix III (Seluruh jenis yang juga dimasukkan dalam peraturan di dalam

perdagangan dan negara lain berupaya mengontrol dalam perdagangan tersebut agar

terhindar dari eksploitasi yang tidak berkelanjutan).


(Soehartono & Mardiastuti 2002; www.cites.org 2006).

1.6.5 Status Perlindungan Dalam Hukum Negara Republik Indonesia.

Untuk status perlindungan spesies menurut tata aturan di Indonesia mengacu pada UU

No. 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, PP No.

7/1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa dan PP No. 8/1999 tentang

Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar.

23 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


1.7 DESKRIPSI

1. Merbah corok corok Pycnonotus simplex

IUCN CITES UU
- - -

Ukuran Sedang (17 cm), berwarna abu-abu kecoklatan, buram. Mirip Merbah Belukar

tetapi lebih kecil, kurang hijau, dengan tenggorokan dan dagu keputih-putihan, dan perut

putih. Kicauan merdu cirriup berulang cepat, .Hidup di hutan primer, tempat terbuka

dengan tumbuhan sekunder atau lahan garapan yang ditinggal sampai ketinggian 1300 mdpl.

Umumnya hidup di puncak atau pertengahan pepohonan, kadang-kadang berbaur dengan

cucak-cucakan jenis lain.


Gambar :

Sumber Foto : Susan Myers

2. Merbah belukar Pycnonotus plumosus

IUCN CITES UU
- - -

24 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Ukuran Sedang (20 cm), berwarna coklat keabu-abuan, buram dengan mata merah

dan sayap berwarna zaitun. Tubuh bagian atas kehijauan, dagu dan tenggorokan keputih-

putihan, penutup telinga bercoretkan keputih-putihan. Tubuh bagian bawah rapi bercoretkan

kuning tua, bawah ekor coklat kuning. Perbedaannya dengan Merbah corok-corok yaitu

ukurannya yang belih besar, terlihat lebih kehijauan, dan mata merah (pada remaja coklat).

Gambar :

Sumber Foto: Susan Myers

Ukuran tubuh sedang (27 cm) berekor panjang, hitam putih, dan merah karat, kepala,
3. Kucica
IUCN hutan Copsychus malabaricus
CITES UU
- - -

leher, dan punggung hitam maka untuk warna bulu jantan lebih mengkilat. Punggung hitam

dengan kilauwan biru, sayap dan bulu ekor tengah hitam buram, tungging dan bulu ekor

putih, perut merah karat, paruh hitam, kaki coklat abu abu. Murai Kalimantan memiliki

ekor lebih pendek dengan panjang sekitar 8-12 cm, ciri khas lainnya adalah Murai Batu

25 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Kalimantan apabila berhadapan dengan jenisnya akan mengelembungkan bulu-bulu disekitar

dadanya sambil berkicau.

Gambar :

Sumber Foto : Susan Myers

26 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


4. Burungmadu sriganti Cinnyris jugularis

IUCN CITES UU
AB

Ukuran kecil (10 cm) kepala sampe punggung hingga sayap hijau gelap, dada sampai

perut berwarna kuning cerah,untuk yang jantan tidak ada bulu yang mengkilap dibawah

paruh hingga leher, betina memiliki leher mengkilap.

Gambar :

Sumber Foto: Susan Myers

27 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


5. Burungmadu polos Anthertes simplex

IUCN CITES UU
AB

Burung ini berukuran sedang (12cm), berwarna buram. Tubuh bagian atas hijau-

zaitun, tenggorokan abu-abu, perut hijau kekuningan.ekor kehijauan. Kebiasan hutan

ddataran rendah, lebih menyukai hutan terbuka dan semak.burung ini merupakan jenis suku

nectariniidae (burung-madu dan pijantung).

Gambar :

Sumber Foto: Susan Myers

6. Burung madu kelapa Anthreptes malacensis


IUCN CITES UU
- - AB

28 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Burung ini berukuran kecil,berwarna warni jantan:mahkota dan punggunghijau

bersinar,tunggir,penutup sayap,ekor,dan setrip kumis unggu bersinar,pipi,dagu,dan

tenggorokan coklat tua buram,bagian lain pada tubuh bagian bawah kuning .pada

betina:tubuh bagian atas hijau-zaitun,tubuh bagian bawahkuning muda.iris merah

,paruhhitam,kaki hitam abu-abu.

Gambar :

Sumber Foto: Susan Myers

7. Burung madu sepah raja Aethopyga siparaja


CITES UU

IUCN
- - AB

29 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Berukuran kecil,berwarna merah terang(jantan). Sangat mirip dengan burung madu

ekor merah.Perbedaannya:dahidan ekor yang pendek ungu (bukan merah),perut lebih abu-abu

gelap,Betina:hizau jaitun tua buram,tanpa sapuan merah pada sayap atau ekor.Iris

coklat,paruh kehitaman ,kaki kebiruan.

Gambar :

Sumber Foto: Susan Myers

8. Bentet loreng Lanius tigrinus

IUCN CITES UU
- - -

Berukuran sedang,berpunggung merah bata.Dibandingkan dengan bentetcoklat ;paruh

jelas lebih tebal, ekor lebih pendek,dn mata lebih besar.Jantan:mahkota dan tengkuk abu

abu ;punggung sayap ,dan ekor berwarna coklat berangan dengan garis hitam halus,setrip
30 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014
mata hitam lebar,tubuh bagian bawah putih,bergaris coklat samar pada sisi tubuh. Betina;

mirip jantan,tetapi kekang dan garis alis putih .

Sumber Foto: Susan Myers

9. Bondol kalimantan Lonchura fuscans

IUCN CITES UU
- - -

Berukuran kecil,berwarna gelap .Perbedaannya dengan bondol lain ,bulu seluruhnya berwana

coklat.Iris coklat, paruh bawah abu-abu,paruh atas hitam ,kaki hitam

31 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Sumber Foto: Susan Myers

10. Bondol perut putih Lonchura leucogastra

IUCN CITES UU
- - -

32 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Berukuran kecil,perut kecil,tubuh bulat.tubuh bagian atas coklat kehitaman dengan tangkai

bulu pucat,muka dan dada kehitaman,sisi tubuh coklat tua,ekor coklat tersapu kuning.Iris

kemeraan,paruh atas gelap,paruh bawah abu-abu ,kaki abu abu biru

Sumber Foto: Susan Myers

11. Bubut alang alang Centropus bengalensis

IUCN CITES UU
- - -

Berukuran agak besar,berwarna kecoklatan , kemerahan dan hitam ,ekor

panjang.Mirip bubut besar,tetapi lebih kecil dan warna lebih suram,hampir kotor .Mantel
33 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014
berwarna coklat berangan pucat tersapu hitam.Anak punggung bergaris garis coklat.Bulu

bulu dengan pola warna peralihan umum ditemukan .Iris merah,paruh hitam ,kaki hitam .

Sumber Foto: Susan Myers

12. Cabai bunga api Dicaeum trigonostigma

IUCN CITES UU
- - -

Berukuran sangat kecil,berwarna jingga dan biru .jantan dewasa;kepala,sayap,dan

ekor kebiruan,punggung,tunggir,dan perut jingga khas ,tenggorokan abu abu.Betina

;punggung ,sayap,dan ekor berwarna zaitun,perut kuning .tunggir kuning kehijauan.

34 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Sumber Foto: Susan Myers

13. Cinenen kelabu Orthotomus ruficeps

IUCN CITES UU
- - -

Berukuran kecil,berwarna abu-abu ,kepala merah karat,jantan ; mahkota,dagu

kerongkongan,dan pipi merah karat,bulu yang lain abu abu,perut putih. Betina ;kepala tidak semerah

jantan,pipi dan kerongkongan atas putih.iris coklat kemerahan ,paruh coklat,kaki merah jambu

35 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Sumber Foto: Susan Myers

14. Cinenen merah Orthotomus sericeus

IUCN CITES UU
- - -

Berukuran kecil,mahkota dan tengkuk merah karat,ekor merah karat khas.Pipi putih

kekuningan dan ekor merah menbedakannya dengan cinenen lain,iris coklat ,paruh atas

gelap,paruh bawah berwarna pucat,kaki kemerah jambuan

36 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Sumber Foto: Susan Myers

15. Cucak kuricang Pycnonotus atriceps

IUCN CITES UU
- - -

Berukuran sedang,berwarna kekuningan dengan kepala hitam berkilau dan

tenggorokan hitam.Tubuh bagian atas zaitun kekuninagan,sayap kehitaman,ekor kehitaman

dengan warna kekuningan mencolok pada ujungnya.Tubuh bagian bawah kuning

kehijauan .Bentuk warna yang jarang adalah abu abu dengan warna putih pada ujung sampai

ekor.Bentuk warna kehijauan suram,iris biru pucat,paruh hitam ,kaki coklat.

37 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Sumber Foto : Susan myers

16. Cucak rumbai tungging Pycnonotus eutilotus

IUCN CITES UU
NT - -

Berukuran sedang ,berwarna coklat dengan jambul lebat.Tubuh bagian atas coklat

.tubuh bagian bawah keputih putihan ,tersapu abu-abu ,tungging kuning tua.Biasanya

mempunyai ujung ekor putih khas.ras kalimantan hanya mempunyai jambul yang pendek ,iris

merah,paruh hitam,kaki abu-abu.

Sumber Foto: Susan Myers


38 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014
17. Kancilan kalimantan Pachycephala hypoxantha

IUCN CITES UU
- - -

Berukuran sedang,berwarna hijau zaituun,kekang hitam ,tubuh bagian bawah dan

penutup telinga kuning khas.Betina; dada dan tenggorokan berwarna lebih zaitun.Iris

coklat,paruh hitam,kaki coklat tua.

Sumber Foto: Susan Myers

18. Kedasi hitam Surniculus lugubris

IUCN CITES UU
- - -

Berukuran sedang, berwarna hitam mengkilap,bulu seluruhnya hitam

mengkilap,kecuali paha putih dan garis-garis pada bulu penutup ekor bawah dan sisi bawah

39 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


dari bulu terluar ekor berwarna putih.Bercak pada tengkuk yang putih jarang

kelihatan.Burung muda ;berbintik-bintik putih tidak merata.iris coklat pada jantan dan kuning

pada betina ,paruh hitam, kaki abu-abu biru .

Sumber Foto: Susan Myers

19. Kipasan belang Rhipidura javanica

IUCN CITES UU
- - AB

Berukuran sedang,,berwarna hitam dan putih .Dewasa;tubuh bagian atas abu-abu

jelaga dengan alis ,dagu dan tenggorokan putih,ada garis hitam khas pada dada,sisa tubuh

bagian bawah berwarna putih ,ujung bulu ekor putih lebar.Remaja;tunggir penutup ekor ats

kemerahan ,pita pada dada kurang terlihat,iris coklat,paruh dan kaki hitam.

40 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Sumber Foto: Susan Myers

20. Kareo padi Amaurornis phoenicurus

IUCN CITES UU
- - -

Berukuran besar,berwarna abu-abu dan putih mencolok.Mahkota dan tubuh bagian

atas abu-abu ;muka ,dahi,dada,dan bagian atas perut putih;bagian bawah perut dan ekor

bagian bawah berwarna merah karat.Iris merah,paruh kehijauan dengan pangkal merah ,kaki

kuning.

41 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Sumber Foto: Susan Myers

21. Perenjak rawa Prinia flaviventris

IUCN CITES UU
- - -

Berukuran agak sedang ,berwarna hijau zaitun,ekor panjang dada putih ,perut kuning

khas,kepala abu-abu ,alis mata keputih-putihan samar.Tubuh bagian atas hijau zaitun ,lingkar

mata kuning jingga,dagu ,kerongkongandan dada atas putih .Iris coklat,paruh atas hitam

sampai coklat,paruh bawah berwarna pucat kaki jingga.

Sumber Foto: Susan Myers

22. Pijantung kecil Arachnothera longirostra

IUCN CITES UU
- - AB

42 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Berukuran kecil,berwarna zaitun dan kuning.Tubuh bagian atas hijau zaitun,tubuh

bagian bawah kuning terang,tenggorokan abu-abu keputihan khas.Iris coklat,paruh atas

hitam,paruh bawah abu-abu kaki nila kebiruan.

Sumber Foto: Susan Myers

23. Ciungair coreng

IUCN CITES UU
- - -

Berukuran agak kecil,berwarna coklat zaitun .Kekang biru terbuka,tunggirberwarna

buah berangan terang,tenggorokan hitam.Dahi hitam ,penuh dengan coretan putih,dada hitam

burik putih,bergradasi menjadi putih pada perut yang bercoret hitam ,tungging coklat pucat

,terdapat sedikit variasi pada beberapa ras.Iris kuning pucat,paruh hitam,kaki coklat.

43 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


Sumber Foto: Susan Myers

24. Tukik tikus Sasia abnormis

IUCN CITES UU
- - -

Berukuran sangat kecil,berwarna hijau dn jingga,berekor pendek menyerupai pipit

.Dahi jantan kuning emas,sama dengan warna bulu dada pada betina.Tubuh bagian atas hijau

zaitun,tubuh bagian bawah kuning kemererahan tua dengan dada jingga,jari hanay tiga.Iris

merah ,paruh atas hitam,paruh bawah kuning,kaki kuning .

Sumber Foto: Susan Myers


44 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014
25. Kancilan emas Pachycephalapectora

IUCN CITES UU
- - -

Berukuran sedang, berwarna hitam, putih, dan kuning. Jantan: mahkota, sisi kepala,

tengkuk, dan pita pada tenggorokan hitam; dagu dan tenggorokan putih; tubuh bagian atas

hijau zaitun, ekor kehitaman, tubuh bagian bawah kuning emas. Betina: tubuh bagian atas

coklat zaitun suram, tubuh bagian bawah kuning tua keabu-abuan, tungging tersapu kuning.

Sumber Foto: Susan Myers

26. Merbah gunung Pycnonotus goiavier

45 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


IUCN CITES UU
- - -

Berukuran sedang, berwarna hijau zaitun dengan tungir kuning terang. Kekang,

wajah, dan tenggorokan putih, dada keabu-abuan bercoret. mempunyaijambul lebat yang

pendek. Remaja mempunyai kekang yang lebih buram. Ras kalimantan leucops berwarna

lebih pucat dengan kekang putih.

Sumber Foto: Susan Myers

27. Merbah kacamata Pycnonotus erythrophthalmos

IUCN CITES UU
- - -

Berukuran sedang, berwarna coklat dengan mata merah. Dibedakan dari merbah mata

merah dan merbah belukar oleh adanya kacamata jingga gundul. Tubuh bagian bawah

46 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


bewarna krem dengan tenggorokan keputih-putihan dan tersapu abu-abu didada. Iris merah

kacamata gundul jingga, paruh hitam dan kaki abu-abu.

Sumber Foto: Susan Myers

47 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


1.8 PENUTUP

1.8.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian tabel di atas dapat disimpulkan bahwa di Bukit Benua Betung

kecamatan sungai ambawang ditemukan sebanyak 26 jenis burung. ditemukan sebanyak 12

jenis burung di dalam jalur dengan total 52 individu yang tergolong ke dalam 12 famili.

Famili yang memiliki jenis terbanyak adalah Pycnonotidae dan Nectariniidae yaitu masing-

masing 5 jenis. Sedangkan famili yang memiliki individu terbanyak adalah Silvidae yang

didominasi oleh Burung Cinenen merah (Orthotomus sericeus) dengan total sebanyak 25

individu. Hal ini dikarenakan penyebaran lokalnya banyak dijumpai hampir di semua

tempat.Kawasan Semak-semak bambu, Kebun,Ladang.Pemukiman, menjadi daerah favorit

bagi Cinenen dan jenis Bondol .Dari 26 jenis burung yang ditemukan terdapat 7 jenis yang

dilindungi.Cucak rumbai tungging (Pycnonotus eutilotus)termasuk kategori status

keterancaman mengacu kepada Redlist IUCN 2007 NT= Near Threatened (mendekati

terancam) . 5 jenis yaitu Burung Madu Sriganti (Cinnyris jugularis), Burung Madu Sepah

raja (Aethopyga siparaja),Burung Madu Polos (Antrheptes simplex),Burung Madu kelapa

(Anthreptes malacensis),Pijantung kecil (Arachnothera longirosta). Kemudian 1 jenis yaitu

Kipasan Belang (Rhipidura javanica)termasuk ke dalam status keterancaman IUCN.

48 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


RINCIAN BIAYA ( Intern aves)

Pemasukan :

List Donatur Rp. 400.000,00


Rektorat Rp. 500.000,00
Alumni Rp. 250.000,00
Peserta Rp. 80.000,00 +

Total dana pemasukan Rp. 1.230.000,00

Pengeluaran :

Perlengkapan Rp. 485.500,00


Konsumsi Rp. 406.500,00
Survey Rp. 138.000,00 +

Total dana pengeluaran Rp. 1.030.000,00

Sisa Dana Rp. 200.000,00

49 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


H. LAMPIRAN FOTO KEGIATAN

1. Pelepasan Ekplorasi Aves 2014 2. Bukit benua betung

3. Lokasi camp site 4. Breefing

5. Proses identifikasi 6. pengamatan

50 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


7. Pemasangan mishnet 8. Pemasangan slayer

9. Makan bersama 10. Foto Team Aves

11. Bentet loreng (Lanius tigrinus)

51 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


12. Bondol kalimantan (Lonchura fuscans) 13. Bondol perut putih (Lonchura leucogastra)

14. Sepah raja (Aethopyga siparaja) 15. Cabai bunga api (Dicaeum trigonostigma)

16. Cinenen kelabu (Orthotomus ruficeps) 17. Merbah belukar (Pycnonotus plumosus)

52 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


53 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014
18. Merbah cerukcuk (Pycnonotus goiavier) 19. Burungmadu polos (Anthreptes simplex)

20. Burungmadu kelapa (Anthreptes malacensis )21. Pijantung kecil (Arachnothera longirosta)

22. Perenjak rawa (Prinia flaviventris) 23. Cucak kuricang(Pynonotus atriceps)

54 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014


24. Ciungair coreng (Macronous ptilosus) 25. Tukik tikus (Sasia abnormis)

55 |Laporan Kegiatan Ekplorasi Aves 2014

Anda mungkin juga menyukai