Judul
Disusun oleh:
Devita Nitiamijaya
NIM
Segala Puji syukur bagi Allah SWT atas rahmat, berkah dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan judul
Pengukuran Gramatur Kertas (Basis Weight) Menggunakan Radiasi Beta di
Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN).
Dalam kesempatan ini. penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak/Ibu dan pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan
laporan PKL terutama kepada:
1. Pembimbing di Unit Kerja PRFN BATAN.
2. Ketua Program Studi Teknik Elektronika Industri.
3. Dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan
pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan laporan
Praktik Kerja Lapangan ini.
4. Orang tua dan sahabat penulis yang telah memberikan bantuan
dukungan material dan moral.
Penulis menyadari bahwa laporan PKL ini belum sempurna dari segi materi
maupun penyajiannya.Oleh karena itu, penulis memerlukan masukan berupa kritik
dan saran dari pembaca. Semoga laporan PKL ini membawa manfaat bagi
pembaca.
Devita Nitiamijaya
NIM.
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2.2 Radiasi
Radiasi merupakan gelombang elektromagnetik atau pancaran energi.
Berdasarkan jenis radiasi, radiasi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu gelombang
elektromagnetik, partikel tidak bermuatan, dan partikel bermuatan. Radiasi juga
dapat dibedakan berdasarkan kemampuan mengionkan suatu materi atau ruang
dalam bentuk panas, partikel, atau gelombang yang dilaluinya, yaitu radiasi
pengion dan non pengion.
Radiasi pengion apabila radiasi menabrak sesuatu, akan muncul partikel
bermutan listrik yang disebut ion. Ion kemudian akan memberi pengaruh pada
bahan termasuk benda hidup Yang termasuk radiasi pengion adalah sinar-x, sinar
Gamma(), sinar Alpha(), sinar Beta(), dan neutron. Sedangkan radiasi non
pengion radiasi yang tidak menimbulkan ionisasi seperti gelombang radio, sinar
matahari, inframerah, gelombang mikro [Latar Muhammad Arief. 2012].
3
4
I = Io e ux ( 2.1)
Kemudian disederhanakan menjadi ln I = ln Io ux dengan asumsi ln Io dan
u merupakan konstanta sehingga formulasi diatas dapat disederhanakan menjadi
X sebanding proporsional dengan logaritmik I, dimana:
Io = Intensitas radiasi beta sebelum diarbsorpsi kertas
I = Intensitas radiasi beta setelah diarbsorpsi kertas
u = konstanta atenuasi massa untuk kertas
x = berat kertas per satuan luas (gram/ m2)
8
9
Gambar 3.3 Saat Tidak Ada Kertas Gambar 3.4 Saat Ada Kertas
Gambar diatas saat tidak ada kertas merupakan data titik nol (zero span) dan
yang ada kertas data yang terdeteksi.
Perhitungannya:
Dg = D Z0 (3.2)
Dg = Data Gramatur Kertas
D = Data Terdeteksi
Z0 = Zero Span
Dg = 204,81-102,67
Dg = 102,13
Simpulan
Dalam percobaan ini data yang didapat dari led untuk melihat respon
detektor sesuai dengan prinsip radiasi yang diterima detektor, bisa
membedakan gramatur kertas satu lembar dengan dua lembar kertas.
Perhitungan kasar di led untuk mengeluarkan signal 4-20 mA, untuk wilayah
pengukuran kertas paling tipis dan paling tebal.
16
DAFTAR PUSTAKA
Indah, Meilia Nur. 2012. Simulasi Seven Segment Untuk Teknik Digital
Berbasis Multimedia. Jurnal PETIR hal 165. ISSN 1978-9262.
17
Lampiran 1
Lampiran 2
(Lanjutan)
Lampiran 3
PROFIL BATAN
Sejarah dan Perkembangan BATAN
Kegiatan pengembangan dan pemanfaatan teknologi nuklir di Indonesia
diawali dari pembentukan Panitita Negara untuk Penyelidikan Radioaktivet tahun
1954. Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap
kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di Lautan
Pasifik.
Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan
tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah
No. 65 Tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga
Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi
Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU NO. 31 Tahun 1964
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5
Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi
nuklir di Indonesia telah ditetapkan sebagai hari jadi BATAN.
Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di
bidang iptek nuklir, maka dibangun beberapa fasilitas penelitian, pengembangan,
dan rekayasa (litbangyasa) yang tersebar di berbagai kawasan, antara lain
Kawasan Nuklir Bandung (1965), Kawasan Nuklir Pasar Jumat, Jakarta (1966),
Kawasan Nuklir Yogyakarta (1967), dan Kawasan Nuklir Serpong (1987).
Sementara itu dengan perubahah paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU no.
10 tentang Ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur
pelaksna kegiatan pemanfaatan tenaga nukir (BATAN) dengan unsur pengawas
tenaga nuklir (BAPETEN).
Tenaga Atom
1965 Peresmian Pusat Reaktor Atom Bandung dan Pengoperasian Reaktor
Triga Mark II berdaya 250 kW oleh Presiden RI serta perubahan nama
Lembaga Tenaga Atom menjadi Badan Tenaga Atom Nasional
(BATAN)
1966 Pembentukan Pusat Penelitian Tenaga Atom (PPTA) Pasar Jumat,
Jakarta
1967 Pembentukan Pusat Penelitian GAMA Yogyakarta
1968 Peresmian penggunaan Iradiator Gamma Cell Co-60 PPTA Pasar Jumat
oleh Presiden RI
1970 Peresmian Klinik Kedokteran Nuklir di PPTA Bandung
1971 Reaktor Triga Mark II Bandung mencapai kritis pada daya 1 MW
1972 Pembentukan Komisi Persiapan Pembangunan PLTN (KP2-PLTN)
1979 Peresmian mulai beroperasinya Reaktor Kartini dengan daya 100 kW di
PPTA Yogyakarta oleh Presiden RI
1984 Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 300 keV di PPTA Pasar Jumat
oleh Presiden RI
1987 Peresmian pengoperasian Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy dengan
daya 30 MW dan Instalasi Elemen Bakar Nuklir di PPTA Serpong -
Tanggerang oleh Presiden RI
1988 Peresmian pengoperasian Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif di
PPTA Serpong oleh Presiden RI
1989 Peresmian pengoperasian Instalasi Radioisotop dan Radiofarmaka,
Instalasi Elemen Bakar Eksperimental di PPTA Serpong oleh Presiden
RI
1990 Peresmian Instalasi Radiometalurgi, Instalasi Keselamatan dan
Keteknikan Nuklir, Laboratorium Mekano Elektronik Nuklir di PPTA
Serpong - Tangerang oleh Presiden RI
1992 Peresmian pengoperasian Instalasi Spektrometri Neutron, Instalasi
Penyimpanan Elemen Bakar Bekas dan Pemindahan Bahan
(Lanjutan)
Fasilitas utama yang terdapat di kawasan ini adalah Reaktor Serba Guna GA.
Siwabessy (RSG-GAS) dengan daya 30 MW, Instalasi Produksi Elemen Bakar
Reaktor Riset, Instalasi Radioisotop dan Radiofarmaka, Instalasi Elemen Bakar
Eksperimental, Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif, Instalasi Radiometalurgi,
Instalasi Keselamatan dan Keteknikan Reaktor, Fasilitas Penembangan
Informatika, Instalasi Mekano Elektronik Nuklir, Instalasi Spektrometri Neutron
serta Instalasi Penyimpanan Elemen Bakar Bekas dan Bahan Terkontaminasi.
Struktur BATAN
Tujuan
Tujuan pembangunan iptek nuklir adalah memberikan dukungan nyata dalam
pembangunan nasional dengan peran:
Meningkatkan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, dan
pemanfaatan/pendayagunaanya oleh masyarakat dalam mendukung program
pembangunan nasional.
Meningkatkan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem inovasi
dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi
nuklir, isotop dan radiasi.
Sasaran
Sasaran pembangunan iptek nuklir yang ingin dicapai adalah:
Peningkatan hasil litbang enisora berupa bibit unggul tanaman pangan,
tersedianya insfrastruktur dasar pembangunan PLTN, pemahaman masyarakat
terhadap teknologi nuklir, pemanfaatan aplikasi teknologi isotop dan radiasi
untuk kesehatan; dan
Peningkatan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem inovasi
meliputi kelembagaan iptek, sumber daya iptek dan penguatan jejaring iptek
(Lanjutan)
Prinsip
Segenap kegiatan iptek nuklir dilaksanakan secara profesional untuk tujuan
damai dengan mengutamakan prinsip keselamatan dan keamanan, serta
kelestarian lingkungan hidup.
Nilai-Nilai
Segenap kegiatan nuklir dilandasi nilai-nilai
Visionary, Innovative, Excellent dan Accountable
Kejujuran, Kedisiplinan, Keterbukaan, Tanggungjawab, Kreatif dan
Kesetiakawanan