M A K A LA H
OLEH :
NOVI HERISANDI
NPM. 09.1.0.15.0.038
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha esa sehingga penulis dapat menyelesaikan
salah satu tugas dari mata kuliah Dinamika Politik Lokal oleh Ibu Arundina Pratiwi.
Dengan disusunnya Makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan dan masukan
pengembangan ilmu Dinamika Politik Lokal baik tingkat Pusat maupun Daerah.
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI i
DAFTAR PUSTAKA
i I
BAB.
PENDAHULUAN
Berbicara tentang dinamika politik, ini sangat terkait sekali dengan persoalan partisipasi
dan demokrasi. Isu partisipasi sudah lama dibahas, namun tetap saja problematik, salah satu
sebabnya karena pemaknaan yang bias penguasa. Apakah memang masyarakat harus berpartisipasi
terhadap agenda-agenda pejabat? ataukah untuk kepentingan dan masa depan mereka sendiri?
Bukankah kalau kita hendak berdemokrasi, artinya rakyat menjadi penentu pemerintahan, justru
pejabat yang harus berpartisipasi dalam merumuskan agenda-agenda publik.
Ketika partisipasi dimaknai sebagai keikutsertaan dalam menunaikan agenda-agenda
pemerintah, maka medium yang disediakan hanyalah medium-medium birokratis-teknokratis:
mekanisme perencanaan dari bawah, penjaringan aspirasi dan sejenisnya. Medium partisipasi yang
mengacu pada (build-in atau embedded) dalam keseharian masyarakat tidak terkelola dengan baik,
bahkan cenderung diabaikan dan dimusuhi. Solidaritas berbasis kesamaan suku bangsa, agama,
bahasa, dan daerah dalam rangka partisipasi di arena publik misalnya, justru dicela sebagai kegiatan
SARA. Pada saat yang sama, tidak bisa menyangkal realitas bahwa partisipasi politik kepartaian
terkadang justru mengandalkan kemampuan memobilisasi ikatan-ikatan primordial tersebut.
Dinamika politik lokal, mau tidak mau, terbingkai oleh perubahan tatanan politik yang
dirancang pada aras nasional. Perubahan konstitusional melalui serangakaian proses amandemen,
sebetulnya bermuara pada perubahan tatanan politik dan pemerintahan yang sangat mendasar, baik
pada aras nasional maupun lokal. Beberapa di antara perubahan yang bisa diantisipasi dan
diwacanakan adalah: Kedaulatan ada di tangan rakyat dan tidak lagi dilaksanakan oleh MPR.
Konstitusi kita mengamanatkan pelaksanaan kedaulatan rakyat ini dengan mengacu pada undang-
undang dasar. Pengisian jabatan (rekrutmen) setiap lembaga perwakilan rakyat harus dilakukan
dengan pemilu. Wacana memilih orang versus memilih partai politik kini semakin marak, sejalan
dengan semakin rendahnya kepercayaan (confident) masyarakat terhadap partai politik (parpol).
Mengingat adanya sederetan permasalahan pemilu yang dikemukakan di atas, maka pelembagaan
partisipasi politik di negeri ini sangat boleh jadi akan terjebak dalam fenomena elektoralisme. Apa
artinya ada pemilu kalau yang terlibat dalam pemilihan (pemilih dan yang dipilih) tidak menghayati
dan memiliki komitmen pelembagaan perwakilan rakyat.
B. Pokok Permasalahan
Untuk lebih memusatkan pada masalah Tugas Makalah yang akan dilakukan, maka
perlu adanya pembatasan terhadap masalah yang ada di Indonesia dalam pengambilan kebijakan
atau pembuat keputusan dalam menangani permasalahan Tenaga Kerja Indonesia.
Sebagai masukan untuk menambah pengetahuan dalam mata kuliah Dinamika Politik
Lokal dan syarat untuk mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS). Makalah ini juga diharapkan
dapat bermanfaat dalam memberikan informasi dan Pembelajaran tentang pelaksanaan atau
kegiatan para tenaga kerja indonesia serta Pengaruh Pengambilan keputusan dan kebijakan
pemerintah dalam mengatasi tenaga kerja indonesia.
BAB.3II
TINJAUAN TEORI
Menurut teori Marxist (Dalam Bahan Dinamika Politik Lokal), Teori yang dikemukakan
oleh karl marx adalah teori yang banyak mengkritik konsep kapitalisme pada masyarakat barat. Hal
ini dikarenakan masih melekatnya budaya barat atau hukum barat yang ada di Indonsia. Sehingga
dalam ilmu sosiologi, teori ini dikelompokkan kedalam teori atau pendekatan konflik.
Marx juga melihat bahwa manusia sebagai mahluk yang unik dimana mereka
mempunyai kesadaran mengenai dirinya. Mereka juga dapat merefleksikan diri dan menilai
keberadaan dirinya dalam masyarakat. Dan bagi marx juga, manusia mampu menghasilkan ide serta
kosep mengenai dunia (masyarakat) tempat dimana ia dilahirkan, dibesarkan, serta menjalani
kehidupannya sehari hari.
Marx juga beranggapan bahwa konsep kekuasaan berhubungan dengan dominasi kelas
yang sifatnya tidak stabil, tidak menyeluruh dan bersifat sementara. Perjuangan secara
berkesinambungan diperlukan untuk mempertahankan dominasi kelas, mengatasi resistensi dan
untuk menetralkan kekuasaan kelas social (Jessop,2004).
Teori Pluralisme (Dalam Bahan Dinamika Politik Lokal) juga menyebutkan bahwa :
pluralism sees politics primarily as a contest among competing interes group ( pencetus /
penganut teori pluralism pada dasarnya memandang politik sebagai kompetisi antar kelompok
kelompok yang memiliki kepentingan).
Politik dan proses pengambilan keputusan public umumnya terletak pada lingkup institusi
public
Kelompok berusaha untuk merealisasikan kepentingan mereka
Keberadaan beragam kepentingan yang saling berkompetisi menjadi dasar untuk keseimbangan
praktek demokrasi.
Gender (Dalam Bahan Dinamika Politik Lokal) adalah seperangkat peran yang seperti
halnya kostum dan topeng dalam kegiatan teater, menyampaikan kepada orang lain bahwa kita
adalah feminim (perempuan) atau maskulin (laki-laki). Perangkat khusus ini yang mencakup
penampilan, pakaian, sikap, kepribadian, bekerja di dalam dan di luar rumah tangga, seksualitas,
tanggung jawab keluarga dan sebagainya secara bersama-sama memoles atau menentukan peran
gender kita.
4
BAB. III
PEMBAHASAN
Melihat dari permasalahan Tenaga Kerja Indonesia yang berada di luar negeri sudah
seharusnya pemerintah mengambil sikap dan rasa kesadaran diri untuk memperhatikan berbagai
macam permasalahan yang telah di terima dari tenaga kerja indonseia yang berada di luar negeri. Ini
menjadi bahan pertimbangan dan kebijakan pemerintah untuk mengkaji ulang tentang kebijakan
yang selama ini dilakukan pemerintah dalam pengriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Tenaga Kerja Indonesia sudah menjadi tuntutan kepada pemerintah untuk mengkaji
ulang kebijakan kebijakan yang telah di sepakati dalam perjanjian pengiriman TKI ke Negara
Negara dunia. Hal ini di karenakan pemerintah belum ada kejelasan tentang kontrak dan jaminan
kesehatan serta gaji dan perlindungan diri yang di terima dari perusahaan perusahaan di Negara
Negara lain. Seperti yang kita lihat baik dari media elektronik dan media masa, bahwa
permasalahan tenaga kerja Indonesia masih belum teratasi sepenuhnya dikarenakan kurangnya
perhatian pemerintah kepada TKI. Permasalahan yang timbul selalu adanya penyiksaan dan
pelecehan seksual yang diterima oleh para kaum wanita yang bekerja di luar negeri.
Permasalahan ini juga harus di anggap serius oleh pemerintah pusat dan daerah serta
pemerintah juga harus menjamin keselamatan dan keadaan para TKI yang ada di luar negeri. Sudah
banyak sekali fenomena yang di terima bagi para Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di luar
negeri, fenomena tersebut sangat melecehkan bagi para kaum wanita dan harga diri masyarakat
Indonesia yang menjadi TKW.
Menurut dari teori marx (dalam Bahan Dinamika Politik Lokal) sebagai mahluk yang
unik bahwa setiap manusia memiliki rasa kesadaran dan menyesuaikan dirinya kepada masyarakat.
Hal ini menyatakan bahwa setiap manusia memiliki kepribadian dan rasa mendekatkan diri dengan
masyarakat lainnya. adanya kebijakan yang ada dalam mangatasi permasalahan tersebut adalah
pemerintah harus fokus terhadap pengiriman TKI ke luar negeri dan pemerintah juga harus
menentukan siapa yang boleh untuk menjadi TKI ke luar negeri, jikalau perlu pemerintah sebelum
mengizinkan keberangkatan para TKI harus penyesuaian bahasa dan keahlian dalam bidang tertentu
sehingga para TKI memiliki Spesifikasi yang ada atau keahlian yang dimiliki para TKI.
Di lihat dari berbagai permasalah yang ada selama ini dalam kasus TKI adalah selalu di
kaitkan dengan para wanita dan para pembantu rumah tangga yang bekerja di luar negeri. Ini di
akibatkan pemerintah memberikan izin bagi para TKI yang tidak terdidik dan tidak memiliki suatu
keahlian tertentu. Sehingga para TKW Indonesia yang bekerja di luar negeri kebanyakan bekerja
sebagai pembantu rumah tangga (PRT).
5
Ini menjadi suatu pelajaran bagi pemerintah untuk kembali menata system seleksi dan
perizinan pengiriman TKI ke luar negeri. Semakin banyak masalah yang di terima maka semakin
banyak pula tugas yang harus dilakukan pemerintah dalam mengatasi tenaga kerja Indonesia.
Tenaga kerja Indonesia juga selalu menjadi fenomena, seperti halnya fenomena banyaknya TKI
Indonesia yang terlantar di bawah kolong jembatan Arab Saudi. Dukungan untuk pemulangan para
TKI ini tidak hanya menjadi tugas pemerintah Indonesia saja melainkan juga tugas bagi masyarakat
Indonesia yang sangat peduli dengan kondisi dan keadaan para TKI yang terlantar sudah bebera
bulan ataupun beberapa tahun. Sehingga ada sekelompok LSM untuk turut berpartisipasi membuat
suatu kebijakan dalam pengumpulan dana untuk pemulangan bagi para TKI yang terlantar.
Melihat dari permasalahan Tenaga Kerja Indonesia yang berada di luar negeri sudah
seharusnya pemerintah mengambil sikap dan rasa kesadaran diri untuk memperhatikan berbagai
macam permasalahan yang telah di terima dari tenaga kerja indonseia yang berada di luar negeri. Ini
menjadi bahan pertimbangan dan kebijakan pemerintah untuk mengkaji ulang tentang kebijakan
yang selama ini dilakukan pemerintah dalam pengriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
BAB.6IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
7
Untuk mengatasi permasalahan permasalahan yang ada terhadap TKI dalam proses
kebijakan yang telah di sepakati, maka pemerintah sudah seharusnya memperhatikan nasib para
TKI yang berada di luar negeri. Hal ini menunjukkan bahwa sikap pemerintah sangat di butuhkan
dalam kebijakan dan perhatian dalam berbagai macam masalah yang di terima bagi para TKI.
Dalam hal ini pemerintah juga harus mengkaji ulang dalam pengiriman para TKI ke luar negeri dan
juga sebelum memberangkatkan para TKI keluar negeri, pemerintah juga harus mengadakan suatu
pertemuan baik itu dalam kesepakatan maupun dalam keahlian atau pendidikan yang ada. Sehingga
penempatan para TKI tidak hanya sembarang di tempatkan di berbagai Negara. Dan penempatan itu
juga harus sesuai dengan bidang dan keahlian para TKI agar mereka dapat bekerja sesuai dengan
keahliannya masing masing.
DAFTAR PUSTAKA
8
www.sumbawanews.com/berita/opini/dinamika-politik-lokal-menjelang-pemilu-2009.html
www.permasalahan tenaga-kerja-indonesia..html
Bahan Dari Ibu Arundina Pratiwi (Dinamika Politik Lokal) tahun 2011