Anda di halaman 1dari 23

TUGAS GEOTHERMAL

POTENSI GEOTHERMAL DAERAH JAWA BARAT

KAJIAN KHUSUS DAERAH KAMOJANG

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena hanya oleh Rahmat-
Nya yang dilimpahkan kepada penyusun, maka dengan demikian penyusun dapat
menyelesaikan tugas tentang
Maksud dan tujuan dari disusunnya Tugas ini adalah untuk menambah
pemahaman mengenai potensi panas bumi di derah Jawa Barat, khususnya daerah
Kamojang dan juga sebagai syarta mendapt nilai tugas, mahasiswa jurusan Teknik
Geologi yang mengambil mata kuliah geothermal. Tugas ini disusun berdasarkan data
data yang diperoleh dari sumber yang dibaca yang membahas tentang geothermal
Jawa Barat dan Kamojang dan serta referensi lain yang sangat menunjang dalam
penyusunan tugas ini.
Penyusun menyadari bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaan, karena
terbatasnya kemampuan dan pengetahuan dari penyusun. Oleh karena itu penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
tugas ini.
Dan pada kesempatan ini, penyusun juga ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada :
1. Ibu Herning Dyah Kusuma Wijayanti, S.T., M.Eng Selaku dosen pengampu mata
kuliah Geothermal.
2. Serta semua pihak dan anggota kelompok yang membantu dalam penyusunan tugas
ini.
Saran-saran dari pembaca dibutuhkan dalam tujuan menemukan refleksi untuk
peningkatan mutu dari tugas serupa di masa mendatang
Akhir kata, selamat membaca dan terimakasih.
Yogyakarta, Mei 2017

GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG


pg. 1
Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.

KATA PENGANTAR..

DAFTAR ISI.

BAB I PENDAHULUAN..

1.1. Latar
Belakang
1.2. Maksud Dan
Tujuan..
1.3. Rumusan
Masalah.

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Geologi Regional Jawa Barat.

2.2.Potensi Panas Bumi Di Jawa Barat.

2.3. Geothermal Kamojang.

2.4. Pemanfaatan Panas Bumi Kamojang ..

BAB III PENUTUP.

3.1. Kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA.

GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG


pg. 2
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Potensi energi panas bumi di Indonesia yang mencapai 27 GWe sangat erat
kaitannya dengan posisi Indonesia dalam kerangka tektonik dunia. Ditinjau dari
munculnya panas bumi di permukaan per satuan luas, Indonesia menempati urutan
keempat dunia, bahkan dari segi temperatur yang tinggi, merupakan kedua terbesar.
Sebagian besar energi panas bumi yang telah dimanfaatkan di seluruh dunia
merupakan energi yang diekstrak dari sitem hidrotermal, karena pemanfaatan dari
hot-igneous system dan conduction-dominated system memerlukan teknologi
ekstraksi yang tinggi. Sistem hidrotermal erat kaitannya dengan sistem vulkanisme
dan pembentukan gunung api pada zona batas lempeng yang aktif di mana terdapat
aliran panas (heat flow) yang tinggi. Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng
aktif yang memungkinkan panas bumi dari kedalaman ditransfer ke permukaan
melalui sistem rekahan. Posisi strategis ini menempatkankan Indonesia sebagai
Negara paling kaya dengan energi panas bumi system hidrotermal yang tersebar di
sepanjang busur vulkanik. Sehingga sebagian besar sumber panas bumi di Indonesia
tergolong mempunyai entalpi tinggi.
Indonesia memiliki sumber daya panas bumi terbesar di dunia (+27.000 MWe);
dimana sekitar 21.7% berada di Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki
potensi panas bumi terbesar, tersebar pada 44 lokasi di 11 Kabupaten.Panas Bumi
merupakan energy andalan bagi Jawa Barat.Hal inilah yang melatar belakangi kami
untuk membahas tentang potensi geothermal di daerah Jawa Barat, khususnya
Kamojang.

1.2. Maksud Dan Tujuan

Maksud dan tujuan di buatnya makalah ini adalah :


1. Pembelajaran tentang system geothermal di Indonesia salah satunya di
Jawa barat.

GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG


pg. 3
2. Untuk mengetahui potensi geothermal di Jawa Barat.
3. Memahami system panas bumi di daerah kamojang dan pemafaatnnya
untuk pengembangan kebutuhan energy di Indonesia.

1.3. Rumusan Masalah

1. Bagaimana potensi geothermal di Jawa Barat ?


2. Bagaimana system panas bumi kamojang dan apa saja pemanfaatannya ?

BAB II PEMBAHASAN
2.1.Geologi Regional Jawa Barat

2.2.Potensi Panas Bumi Di Jawa Barat

Jawa Barat yang dekat dengan ibukota Republik Indonesia mempunyai jumlah
penduduk yang besar dan terdapat kegiatan industri, perkantoran yangmembutuhkan
energi listrik paling besar.Di provinsi ini mempunyai sumber energi listrik yang
belum optimal dimanfaatkan yaitu berupa potensi sumber daya alarn panas bumi
yang luar biasa besar dan merupakan yang terbesar di Indonesia.

Potensi panas bumi di Jawa Barat mencapai 5411 MW atau 20% dari total potensi
yang dimiliki Indonesia. Sebagian potensi panas bumi tersebut bahkan telah
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik seperti:

PI-TP Kamojang di dekat Garut, memiliki unit 1, 2, 3 dengan kapasitas total


140 MW. Potensi yang masih dapat dikembangkan sekitar 60 MW.

PLTP Darajat, 60 km sebelah tenggara Bandung dengan kapasitas 55 MW

PLTP Gunung Salak di Sukabumi, terdiri dari unit 1, 2, 3, 4, 5, 6 dengan


kapasitas total 330 M1K

PI-TP Wayang Windu di Pangalengan dengan kapasitas 110 MW.

Pada tahun2004, kontribusi energy panas bumi Jawa Barat terhadap nasional
sebesar 749 MW dari total 807 MW (92,81%), berasal dari 4 PLTP yaitu Kamojang
(140 MW), Awibengkok G. Salak (terpasang 6 x 55, terbangkitkan 354MW), Darajat
(145MW) dan Wayang Windu (110MW). Di Jawa Barat terdapat7 (tujuh) eksisting

GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG


pg. 4
project Panas Bumi dengan ESC total sebesar2295 MW. Total pengembangan baru
mencapai 749 MW (32,6%). Sisanya masih dalam pengembangan seperti Drajat III,
Kamojang IV danWayang Windu II, serta belum dikembangkan / dioperasikan seperti
lapangan Panas Bumi Patuha, Cibuni dan Karaha Bodas

GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG


pg. 5
GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG
pg. 6
GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG
pg. 7
2.3. Geothermal Kamojang
2.3.1. Lokasi panas bumi kamojang
Area panas bumi Kamojang terletak 40 Km dari Kota Bandung ke arah Tenggara,
didalam wilayah pemerintahan Kabupaten Bandung dan Garut. Area panasbumi
Kamojang meliputi luas kurang lebih sebesar 31,68 km2 dan luas daerah prospek
sekitar 21 Km2. Secara geografis daerah ini berada pada posisi 7 8' 2" LS - 107 48'
0,01 BT dengan ketinggian sekitar 1500 m di atas muka air laut. Kamojang beriklim
sejuk, dengan suhu 150 - 200C dengan curah hujan setiap tahunnya mencapai 2885
mm.

Gambar 1. Lokasi area panasbumi Kamojang, Jawa Barat Indonesia

Di Indonesia usaha pencarian sumber energi panasbumi pertama kali dilakukan di


daerah Kawah Kamojang pada tahun 1918. Pada tahun 1926 hingga tahun 1929 lima
sumur eksplorasi dibor dimana sampai saat ini salah satu dari sumur tersebut, yaitu
sumur KMJ3 masih memproduksikan uap panas kering atau dry steam (Saptadji,
2010). Pecahnya perang dunia dan perang kemerdekaan Indonesia mungkin
merupakan salah satu alasan dihentikannya kegiatan eksplorasi di daerah tersebut.

GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG


pg. 8
2.3.2. Kondisi Geologi

2.3.2.1. Fisiografi dan Morfologi

Secara fisiografi, bagian utara Lembar ini termasuk ke dalam zona Bandung
yang gunungapi Kuarter, dan bagian selatan termasuk ke dalam zona Pegunungan
Selatan Jawa Barat bagian tengah (Bemmelen, 1949).
Secara morfologi, daerah ini dapat dibagi menjadi 4 satuan, yakni Kerucut
Gunungapi, Perbukitan Bertimbulan Kasar, Pebukitan menggelombang dan
Pedataran.
Kerucut gunungapi menempati bagian utara dan tengah Lembar, yang tersusun oleh
batuan gunungapi Kuarter. Puncak-puncaknya antara lain G. Malabar (2321 m), G.
Papandayan (2622 m), G. Cikuray (2820 m) dan G.Kracak (1838 m). Pada tubuh
gunungapi tersebut, sungai-sungai umumnya menampakkan pola aliran memencar
yang sebagian mengalir kea rah utara sebagai hulu sungai S. Cisangkuy, S. Citarum,
dan S. Cimanuk; dan sebagian ke arah selatan sebagai hulu sungai S. Ciwulan, S.

GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG


pg. 9
Cihideung, S. Cikandang, dan S. Cilaki. Daerah ini merupakan pegunungan pemisah
air dari sungai-sungai yang mengalir ke arah berlawanan tersebut.
Pebukitan Bertimbulan Kasar menempati daerah sebelah selatan daerah
Kerucut Gunungapi, merupakan bagian dari pegunungan Selatan. Satuan ini tersusun
terutam oleh batuan gunungapi berumur Tersier Akhir (Pliosen) hingga Kuarter Tua.
Puncak-puncaknya antara lain G. Sorok (1416m), G. Sembung (1230 m), G.
Puncakgede (1801 m), G. Mandalagiri (1813 m) dan G. Cupu (1457 m). Didaerah ini,
sungai-sungai mengalir dengan pola meranting (dendritic) dengan aliran yang cukup
deras. Lembah-lembahnya sempit berbentuk huruf V dengan tebing agak terjal dan
banyak jeram. Permukaan yang bertimbulan kasar menunjukkan tingkat erosi lebih
dewasa dari pada di daerah Kerucut Gunungapi.
Pebukitan menggelombang menempati daerah selatan Lembar yang dibentuk
oleh batuan-batuan sediment berumur Tersier. Bukit-bukit umumnya rendah dengan
lereng yag tidak terjal. Sungai-sungainya mengalir ke selatan dengan pola agak
sejajar. Daerah pebukitan tersebut terletak pada ketinggian kurang dari 1000 m di atas
permukaan laut.
Daerah Pedataran menempati daerah sempit terutama di daerah pantai selatan dan di
antara Kerucut Gunungapi di bagian tengah daerah penelitian. Sebarannya yang agak
luas terdapat di bagian utara daerah penelitian yakni antara sungai Citarum dan
sungai Cisangkuy. Satuan pedataran tersusun sebagian oleh endapan pantai dan
sungai, sebagian lagi oleh endapan rempah lepas gunungapi muda.

Gambar 2. Kenampakan morfologi lapangan Kamojang

GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG


pg. 10
2.3.2.2. Struktur dan Tektonika

Struktur geologi yang terdapat di daerah ini adalah lipatan, sesar dan kekar.
Lipatan yang terjadi mempunyai arah sumbu barat-barat laut-timur tenggara pada
Formasi Bentang dan utara barat lautselatan tenggara pada Formasi Jampang.
Perbedaan arah sumbu tersebut disebabkan oleh perbedaan tahapan dan intensitas
tektonika pada kedua satuan batuan tersebut. Sesar yang dijumpai adalah sesar
normal dan sesar geser. Sesar normal yang utama merupakan bagian unsur
pembentukkan depresi (Zona Bandung) yang dicirikan sebagai sesar Pegunungan
Selatan, berarah barat-timur. Arah jurus sesar geser umumnya baratdaya-timurlaut,
beberapa ada yang hampir barat-timur dan baratlauttenggara. Sesar-sesar itu
melibatkan satuan batuan Tersier dan Kuarter, sehingga dapat ditafsirkan sebagai
sesar yang muda Melihat pola arahnya diperkirakan gaya tektonika berasal dari
selatan ke utara yang diduga telah berlangsung sejak Oligosen Akhir Miosen Awal.
Dengan demikian dapat diduga bahwa mungkin sebagian dari sesar tersebut
merupakan penggiatan sesar lama. Sesar yang berkembang dalam Kuarter umumnya
sebagai pengontrol tumbuhnya gunungapi muda, terutama sistem sesar berarah
baratdaya-timurlaut yang memotong bagian tengah daerah ini. Pada jajaran
gunungapi tersebut, dua gunungapi di antaranya masih giat yaitu G. Papandayan
(2622 m) dan G. Guntur (2249 m). Kekar terjadi terutama pada batuan yang berumur
tua, antara lain pada Formasi Jampang dan terobosan diorit kuarsa, pada batuan
gunungapi Neogen seperti Formasi Beser dan Batuan Gunungapi Plio-Plistosen.
Seperti halnya di daerah lain pada bagian selatan P. Jawa, tektonika daerah ini pada
Zaman Tersier sangat dipengaruhi oleh penunjaman Lempeng Samudra Hindia ke
bawah Lempeng Asia Tenggara.
Penunjaman yang terjadi pada Oligosen Akhir-Miosen Awal/Tengah
menghasilkan kegiatan gunungapi yang bersusun andesit yang diikuti dengan
sedimentasi karbonat pada laut dangkal. Di beberapa tempat, seperti di Lembar
Pangandaran, sedimentasi berlangsung pada lereng bawah laut (submarine slope).
Kegiatan magmatik waktu itu diakhiri dengan penerobosan diorit kuarsa pada
akhir Miosen Tengah yang mengakibatkan pempropilitan pada Formasi Jampang di
beberapa tempat dan menghasilkan pemineralan yang penting. Setelah terjadi
perlipatan, pengangkatan dan erosi, terjadi sedimentasi Formasi Bentang di bagian
selatan Lembar dan kegiatan gunungapi di utara pada Miosen Akhir-Pliosen Awal.
Setelah perlipatan, pengangkatan dan erosi, terjadi kegiatan magmatik yang
menghasilkan ke-gunungapian dan diakhiri oleh penerobosan retas-retas andesit pada
Pliosen. Pada Plio-Plistosen kegiatan gunungapi kembali terjadi disusul oleh
serangkaian kegiatan Kuarter Awal hingga sekarang di bagian tengah dan utara
Lembar yang tersebar pada lajur barat-timur.

GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG


pg. 11
2.3.2.3. Geologi Daerah Kamojang

Area panasbumi Kamojang terletak pada rantai dataran tinggi vulkanik


berarah Barat-Timur dari G. Rakutak di Barat sampai G. Guntur di sebelah
Timur dengan ketinggian 1500 m dpl dengan panjang 15 km dan lebar 4,5
km. Sistem ini berasosiasi dengan endapan volkanik kuarter berumur
400.000 tahun produk dari gunung vulkanik Pangkalan dan Gandapura
dan terlihat menempati bagian dalam hasil depresi vulkanik yang dibentuk
oleh rim kaldera Pangkalan yang berbentuk graben oleh sesar Kendeng di
Barat dan sesar Citepus di Timur. Rim kaldera Pangkalan, sesar Citepus
dan sistem sesar-sesar yang cenderung Barat-Timur di sebelah Utara
lapangan ini memberikan target drilling yang menarik karena berasosiasi
dengan produktivitas uap yang tinggi.
Secara umum Area Panasbumi Kamojang dan sekitarnya tersusun dari
endapan Pre-Caldera dan Post-Caldera. Formasi Pre-Caldera dari yang
berumur tua sampai termuda adalah Basalt Mt. Rakutak, Basalt Dogdog,
Pyrocxene andesite Mt. Cibeureum, Pyroclastic Mt. Sanggar, Pyroxene
andesite Mt. Cibatuipis, Phorphiry andesite Mt. Katomas, Basaltic
andesite Legokpulus dan Mt. Putri, Andesite lava Pasir Jawa dan Pyroxene
andesite
Mt. Kancing. Sedangkan Formasi Post-Caldera dari yang berumur tua
ke yang berumur muda terdiri dari Basaltik Andesite Mt. Batususun dan
Mt. Gamdapura, Andesite Lava Mt. Gajah, Basaltic Andesite Mt. Cakra-
Masigit dan Guntur. Kelompok Formasi Post-Caldera menindih tidak
selaras kelompok Formasi Pre-Caldera.
Struktur geologi yang berkembang adalah sesar dan depresi melingkar,
yang mengendalikan permeabilitas lapangan Kamojang. Arah sesar-sesar
adalah Barat Daya-Timur Laut (BD-TL), Barat Laut-Tenggara (BL-TG),
Barat Barat Laut Timur-Timur Laut (BBL-TTL) dan Utara-Selatan (U-S).
Berdasarkan umurnya sesar-sesar itu dapat diturunkan dari tua ke muda
sebagai berikut (Tim Pokja Kamojang, 2000):
A. Sesar BD-TL (arah N600E) diperkirakan merupakan sesar tertua di
daerah Kamojang di bagian Utara Danau Pangkalan merupakan sesar
normal dengan Blok Tenggara relatif turun. Di bagian Selatan danau
Pangkalan merupakan sesar mendatar.

B. Sesar BL-TG (arah N1400E) merupakan kelompok sesar normal yang


rumit.

GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG


pg. 12
C. Sesar BBL-TTL (arah N1100E) muncul dibagian Timut Laut daerah
Kamojang. Sesar ini merupakan sesar normal dengan Blok Selatan relatif
turun.

D. Sesar U-S (arah N150E) muncul di bagian timur daerah Kamojang,


yang diperkirakan merupakan sesar termuda. Sesar ini merupakan sesar
normal dengan Blok Barat relatif turun.

Gambar 3. Peta geologi lapangan Kamojang


Bentuk depresi melingkar diduga merupakan sisa kaldera atau kawah yang terdapat di
sekitar Danau Pangkalan, Danau Ciharus, dan Gunung Rakutak. Pertemuan kedua
pola distribusi struktur (BD-TL dan BL-TG) ini menyebabkan terbentuknya zone
subsurface geology sangat lemah, sehingga muncul manifestasi-manifestasi
panasbumi berupa fomarole, hot springs, mud pool, silica residu dan lain-lain di
sebelah Timur Laut Area Kamojang.

GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG


pg. 13
2.3.2.4 Hidrogeologi Kamojang

Penampang geologi (W-E) area Kamojang (Sudarman, 1983)

Dari studi geologi dan geofisika lapangan panasbumi Kamojang (Sudarman, 1983)
menguraikan hidrogeologi lapangan panasbumi Kamojang seperti terlihat pada Gambar 2
di bawah ini. Pada lapangan panasbumi Kamojang terdapat komplek Guntur dan formasi
Gandapura Atas (Q1) yang dicirikan oleh batuan padat dengan porositas moderat,
permeabilitas relatif tinggi dan resistivitas menengah hingga tinggi. Terdapat airtanah
dengan permukaan yang dangkal pada kedalaman 5 hingga 60 m. Airtanah ini
diperkirakan merupakan percampuran antara airtanah yang dingin dan airtanah thermal
yang naik pada akuifer yang kedalamannya diperkirakan kurang dari 100 m di bawah
permukaan. Di bawah akuifer yang dangkal ini terdapat akuifer yang lebih dalam (lapisan
kondensat) yang diperkirakan berada pada kedalaman antara 100 hingga 200 meter. Hal
ini dapat diamati pada sumur KMJ-8, 9 dan 10. Temperatur puncak lapisan kondensat ini
antara 50 70 0C yang berada diantara formasi Q1 dan QGP. Formasi komplek Gandapura
(QGP) terdiri dari batuan andesit yang teralterasi moderat hingga tinggi. Ketebalan
lapisan kondensat ini antara 350-550 meter. Bagian bawah lapisan kondensat ini
diperkirakan memliliki temperatur antara 220 230 0C. Formasi komplek Gandapura ini

GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG


pg. 14
merupakan lapisan yang produktif dan merupakan reservoir 2-fase berada pada
kedalaman 700 1200 m.

2.3.2.4 Reservoir Kamojang

Evaluasi hasil pemboran sumur-sumur yang telah dibor di area Panasbumi


Kamojang menunjukan bahwa reservoir panasbumi Kamojang terdiri dari 2 (dua)
feed zones utamanya yaitu pada elevasi 700-800 m asl untuk feed zone Pertama (FZ
I) dan pada elevasi 100-600 m asl untuk feed zone Kedua (FZ II), seperti
diperlihatkan pada Gambar 3. Produksi masing-masing feed zone 12 65 ton/jam
@WHP 15 Ksc untuk FZ I dan 30 87 ton/jam @WHP 15 Ksc untuk FZ II (Kamah,
2003).
Reservoir Kamojang dikontrol oleh kontak formasi dan struktur geologi. Kontak
formasi dan ketidakselarasan secara lateral lebih dominan mengontrol reservoir
bagian tengah (Central Block) walaupun tidak dapat dikesampingkan pengaruh
setting rim structures yang stepnya memisahkan Block tengah dengan Block Barat
Kamojang. Sementara struktur geologi berupa rangkaian patahan (step of fault) lebih
dominan mengontrol di Blok Timur Kamojang (Kamah, 2003).

Gambar Profil zona produktif reservoir area Kamojang

GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG


pg. 15
2.3.2.5. Manifestasi Panasbumi di Lapangan Kamojang

Manifestasi panas bumi di lapangan Kamojang terdiri dari pemunculan mata


air panas, fumarol, lumpur panas dan tanah panas terdapat di Kawah Manuk, Kawah
Berecek, Kawah Kamojang dan Kawah Saat. Temperatur fumarol tertinggi adalah
141C terdapat di Kawah Cibereum kira-kira 700 m sebelah utara-timurlaut (NNE)
dari daerah manifestasi yang di sebut sebelumnya. Hampir seluruh manifestasi di
daerah ini mempunyai debit dan pH yang rendah. Terdapat 5 sumur bor dengan
kedalaman maksimum 128 meter dibor pada zaman Belanda (Stehn, 1929) dan salah
satu diantara sumur itu adalah sumur KMJ-3 masih mengeluarkan uap dengan
temperatur 140C.
Di lapangan Kamojang telah terjadi aktivitas hidrotermal pada beberapa litologi
seperti lava andesit, debu vulkanik, tuf dan lain-lain. Pengamatan petrografi dari
contoh inti dan serpihan beberapa sumur menunjukkan adanya proses-proses
hidrotermal dengan munculnya mineral-mineral hidrotermal secara melimpah.
Mineral hidrotermal seperti illit, monmorillonit, kalsit, khlorit, pirit dan
kuarsa muncul dengan melimpah. Mineral-mineral anhidrit dan walrakit muncul
dengan jumlah menengah. Sedang mineral-mineral leukoxen, serisit, siderite, sphene,
adularia, epidot dan pirhotit muncul dengan jumlah sedikit.
Pemunculan melimpah dapat terlihat pada 150 meter sampai kedalaman suatu sumur.
Sedang yang pemunculannya menengah dan jarang pada kedalaman lebih dari 600
meter. Khusus untuk anhidrit muncul pada kedalaman relative dangkal, maksimum
400 meter. Hadirnya mineral anhidrit menyatakan bahwa air di lapangan Kamojang
kaya akan sulfat.
Mineral-mineral lain hasil proses hidrotermal seperti lempung, silika, kalsit
dan pirit mempengaruhi batuan piroklastik terubah, lava andesit terubah serta breksi
berubah, dan menjadikannya sebagai batuan tudung yang baik.
Kehadiran mineral hidrotermal seperti albit dan epidot pada beberapa lapisan
berpengaruh terhadap permeabilitas, sehingga membentuk zona berpori.
Satuan batuan yang mempengaruhinya adalah lava andesit terubah, tuf berubah dan
breksi terubah yang bertindak sebagai batuan reservoir.
Dari paragenesa mineral-mineral hidrotermal, temperatur reservoir dapat dihitung,
yang dapat mencapai 250 oC, bahkan lebih besar. Browne dengan cara yang sama
telah mengukur temperatur reservoir lapangan Kamojang, hasilnya berkisar antara
230-300 oC.
Studi inklusi cairan pada contoh inti di lapangan Kamojang, mendapatkan harga
temperatur 210-268 oC. Hasil pengukuran temperatur di lapangan menunjukkan
harga maksimum 240 oC, sehingga dapat disimpulkan bahwa lapangan Kamojang
saat ini dalam proses pendinginan.

GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG


pg. 16
Di Kamojang, berbagai macam manifestasi, seperti adanya steaming ground, kawah
kereta api, kawah hujan, kolam lumpur, dsb.
1. Kawah Mati Kamojang
Lokasi ini dulunya merupakan kawah yang telah mati, yang ada di bagian Tenggara
dari Kawah Berecek. Dulunya lokasi ini merupakan kawah yang aktif, namun saat ini
telah sekarat dan membeku. ada lokasi ini ditemukan adanya sulfur yang mengkristal
dan membentuk seperti kelopak bunga. Tanah mempunyai temperatur yang cukup
panas, yang mengindikasikan bagian bawah dari lapisan tanah yang membeku masih
terdapat aktivitas hidrotermal yang berlangsung hingga sekarang.
0
Pengukuran steaming ground menunjukkan temperatur tanah sebesar 70,6 C

2. Kawah Kereta Api


Kawah kereta api merupakan bekas sumur panas bumi yang di bor semasa jaman
penjajahan Belanda. Dari sumur ini, menyembur uap dengan tekanan yang sangat
tinggi dan menimbulkan bunyi yang nyaring seperti bunyi kereta api.

3. Kawah Hujan
Pengamatan di lokasi ini adalah uap panas yang muncul dari rongga antar batuan.
Namun di sebelah Timur dari lokasi ini, ditemukan adanya mata air yang dingin. Air
yang dingin ini berasal dari akuifer yang dangkal, dan tidak berhubungan dengan

GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG


pg. 17
aktivitas hidrotermal. Hasil perhitungan pH menunjukkan air mempunyai derajat
keasaman yang mendekati netral. Banyak orang memanfaatkan untuk sekedar sauna

4. Kolam Lumpur
Di sini ditemukan adanya bekas manifestasi air panas yang membentuk kolam lumpur
yang sesekali mengeluarkan gas. Kolam lumpur ini terletak antara kawah hujan
dengan kawah Cibuliran. Terdapat buih letupan air pada permukaan air, namun buih
mempunyai ketinggian yang rendah. Buih berasal dari akuifer dangkal, dan muncul
sebagai akibat dari tekanan yang tinggi dari gas dari dalam kerak bumi. Tidak jauh
dari lokasi manifestasi, ditemukan adanya kawah yang telah mati dan mulai
membeku. Ditemukan adanya alterasi argillik yang didominasi oleh mineral talk yang
berwarna putih keabuan. Lumpur yang mengering tampak pecah dan retak pada
beberapa sisi.

GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG


pg. 18
5. Kawah Cibuliran
Pada kawah Cibuliran, tampak adanya sumur bekas pemboran yang sudah tidak
berproduksi lagi pada saat ini. Di sebelah Utara dari lokasi bor ditemukan adanya
mata air panas yang masih mengalir. Mata air ini mengalir dari arah relatif Timur
menuju Barat, dan mengeluarkan kandungan gas yang cukup tinggi dan berbau
menyengat.

Lapangan panasbumi Kamojang merupakan sistem dominasi uap yang cenderung


kehabisan air, oleh karena itu perlu dilakukan reinjeksi berdasarkan kondisi reservoir.
Pada masa produksi terjadi perubahan tekanan, temperatur dan fasa fluida panasbumi.
Sejarah Singkat Kamojang

1926 - 1928 Pemboran 5 sumur oleh pemerintah Belanda


1971 - 1979 Pemboran 10 sumur eksplorasi (Kerja sama dengan
pemerintah Selandia Baru)
1978 Peresmian Monoblok 0,25 Mwe oleh Mentamben
Prof. Dr. Subroto
1978 - 2003 Bor sumur pengembangan dan produksi
29/01/1983 Peresmian Lapangan Panas Bumi Kamojang
07/02/1983 Peresmian PLTP unit 1 (30 Mwe)
02/02/1988 Peresmian PLTP unit 2 dan 3 (2 x 55 Mwe)
1997 Penundaan proyek pengembangan Kamojang
(Keppres no. 39 tahun 1997)
2003 - 2006 Pengembangan PLTP unit 4 (60 Mwe)

GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG


pg. 19
2.4. Pemanfaatan Panas Bumi Kamojang
Area geotermal Kamojang merupakan salah satu unit bisnis Pertamina Direktorat
Hulu. Uap dengan kuantitas dan kualitas yang dipersyaratkan dipasok sebagai
pemutar turbin PLTP milik PT Indonesia Power. Saat ini telah dimanfaatkan untuk
PLTP milik Pertamina sendiri yang listriknya kemudian dipasok ke PT PLN.

GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG


pg. 20
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Yang dapat disimpulkan dari pembahasan mengenai potensi panas bumi
di Daerah Jawa Barat yaitu :

GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG


pg. 21
Lapangan panasbumi Kamojang merupakan sistem dominasi uap yang
cenderung kehabisan air, oleh karena itu perlu dilakukan reinjeksi
berdasarkan kondisi reservoir. Pada masa produksi terjadi perubahan
tekanan, temperatur dan fasa fluida panasbumi.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.geothermal-energy.org/pdf/IGAstandard/SGW/2013/Yanuar.pdf

GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG


pg. 22
https://ekaaaawulandari.wordpress.com/2016/04/30/pengembangan-energi-
geothermal-di-jawa-barat/
http://www.andyyahya.com/2012/12/kamojang-lapangan-panas-bumi-pertama-
di.html
https://www.slideshare.net/armstrong/geothermal-indonesia-armstrong-unima

http://www.starenergy.co.id/Assets-Overview/Geothermal/Wayang-Windu.aspx

GEOTHERMAL JAWA BARAT- KAMOJANG


pg. 23

Anda mungkin juga menyukai