Anda di halaman 1dari 16

Pendahuluan

Buruh pada saat ini di mata masyarakat awam sama saja dengan pekerja, atau tenaga
kerja. Padahal dalam konteks sifat dasar pengertian dan terminologidiatas sangat jauh
berbeda. Secara teori, dalam kontek kepentingan, didalam suatu perusahaan terdapat 2 (dua)
kelompok yaitu kelompok pemilik modal (owner) dan kelompok buruh, yaitu orang-orang
yang diperintah dan dipekerjanan yang berfungsi sebagai salah satu komponen dalam proses
produksi. Dalam teori Karl Marx tentang nilai lebih, disebutkan bahwa kelompok yang
memiliki dan menikmati nilai lebih disebut sebagai majikan dan kelompok yang terlibat
dalam proses penciptaan nilai lebih itu disebut Buruh. Dari segi kepemilikan kapital dan aset-
aset produksi, dapat kita tarik benang merah, bahwa buruh tidak terlibat sedikitpun dalam
kepemilian asset, sedangkan majikan adalah yang mempunyai kepemilikan aset. Dengan
demikian seorang manajer atau direktur disebuah perusahaan sebetulnya adalah buruh
walaupun mereka mempunyai embel-embel gelar keprofesionalan. Buruh berbeda dengan
pekerja. Pengertian pekerja lebih menunjuk pada proses dan bersifat mandiri.
Bisa saja pekerja itu bekerja untuk dirinya dan menggaji dirinya sendiri pula.
Contoh pekerja ini antara lain Petani, nelayan, dokter yang dalam prosesnya pekerja
memperoleh nilai tambah dari proses penciptaan nilai tambah yang mereka
buatsendiri.

Permasalah para buruh adalah tentang bagaimana mencari solusi kesejahteraan.


peningkatan kesejahteraan baik melalui kenaikan penghasilan maupun lewat perubahan status
dari pekerja kontrak menjadi pekerja tetap. Persoalannya adalah harapan itu, cenderung
berbeda dengan harapan si pemberi kerja dan belum terakomudirnya harapan tersebut di
dalam pola pikir/mindset pemerintah sebagai pembuat kebijakan hubungan antara si pekerja
dan pemberi kerja.
Kenyataan ini, telah berlangsung sejak lama sehingga dianggap sebagai sesuatu yang "lazim"
dan tidak membutuhkan suatu solusi yang harus dicari dan dikelola secara inten oleh pihak
yang memiliki kompetensi dan kapasitas untuk melahirkan suatu solusi. Bahkan, di masing-
masing daerah yang telah memiliki sebuah lembaga yang mengkhususkan diri untuk
mengurusi masalah pengupahan buruh pun, tidak mampu mewujudkan harapan buruh
tersebut.

1
. Jika demikian adanya, maka timbul pertanyaan di benak kita. Apa sebenarnya yang
terjadi meskipun antara buruh, pengusaha, dan pemerintah sama-sama menginginkan agar
buruh memiliki kehidupan yang layak? Dimana, akhirnya buruh dapat bekerja secara tenang
dan dapat pula meningkatkan kinerjanya seperti yang diharapkan oleh pengusaha dan
pemerintah.

Dalam makalah ini penulis mencoba mengamati dan menelusuri tentang beberapa
kasus-kasus yang terjadi dalam dunia perburuhan. Bagaimana cara mencari solusi dan
alternative yang bisa dilakukan agar tercipta kesejahteraan bagi para buruh, pengusaha,
pemerintah, bahkan investor-investor.

2
Permasalahan

Kenaikan upah buruh merupakan hal yang sangat berkesinambuangan. Pemerintah


tentu harus memikirkan secara matang tentang berapa persentase kenaikan upah yang harus
disesuaikan dengan kebutuhan pokok. Persentase kenaikan tersebut juga sangat berpengaruh
terhadap pengusaha kecil yang tentu tidak sanggup membayar upah tinggi dan pada akhirnya
kolapse. Upah yang terlalu tinggi pun akan menimbulkan kecumburuan social bagi para
sarjana khususnya fresh graduate yang disamakan dengan upah buruh.

Berikut adalah poin-poin penting tentang permasalahan dalam dunia perburuhan yang
menuntut kenaikan upah:

1. Dalam era modern ini masyarakat tentu sudah memahami tentang arti buruh.
Perkembangan buruh pun sudah mengalami tingkat yang lebih maju dari tahun ke
tahun. Namun, tahukah anda bagaimanakah sejarah serta hukum perburuan itu
sendiri?

2. Tuntutan kesejahteran buruh dengan menetapkan kenaikan UMP 2013 yang di


atas rata-rata dibandingkan tahun sebelumnya adalah poin yang terpenting bagi
perjuangan para buruh. Namun dengan meningkatnya UMP ini apakah buruh bisa
meningkatkan produktifitas, profesionalisme, dan skill kerja ? Bagaimana dengan
ongkos produksi yang juga akan naik sehingga nilai harga suatu barang tersebut
juga naik?

3. Penghapusan tenaga outsourcing yang dipekerjakan dalam proses produksi dan


kegiatan pokok perusahaan sesuai pasal 66 undang-undang No.13 Tahun 2013.
Pasalnya sekitar 80 persen buruh di industri padat karya merupakan pegawai
outsourcing, sementara 47 persen pekerja di sektor industri padat modal juga
merupakan pegawai outsoursing. Apakah penghapusan tersebut akan efektif? dan
bagaimana perlindungan buruh untuk mengantisipasi apabila terjadi kecurangan
pada tenaga kerja outsourcing ?

4. Pengusaha yang kurang menyetujui dengan keputusan gubernur joko widodo yang
menaikan UMP dengan persentase yang tinggi. Ini merupakan lonceng
kematian bagi UKM-UKM kecil yang tidak bisa membayar upah yang tinggi.

3
Lalu bagaimana tanggapan bagi para pengusaha? Apakah kenaikan upah tersebut
akan memungkinkan banyak UKM yang gelar tikar?

5. Adanya kecemburuan social yang mengharuskan untuk menyesuaikan antara


UMP dengan gaji pokok sarjana maupun D3. Bagaimanakah nasib gaji para
sarjana khususnya fresh graduate? Mau kah para sarjana disamakan dengan
buruh?

Pembahasan

Definisi dan sejarah buruh serta hukum perburuan


4
1. Definisi
Buruh merupakan orang yang bekerja untuk orang lain yang mempunyai suatu usaha
kemudian mendapatkan upah atau imbalan sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
Upah biasanya diberikan secara harian maupun bulanan tergantung dari hasil
kesepakatan yang telah disetujui.

Buruh terdiri dari berbagai macam, yaitu :

a. Buruh harian, buruh yang menerima upah berdasarkan hari masuk kerja
b. Buruh kasar, buruh yang menggunakan tenaga fisiknya karena tidak
mempunyai keahlian dibidang tertentu
c. Buruh musiman, buruh yang bekerja hanya pada musim musim tertentu
(misalnya buruh tebang tebu)
d. Buruh pabrik, buruh yang bekerja di pabrik pabrik
e. Buruh tambang, buruh yang bekerja di pertambangan
f. Buruh tani, buruh yang menerima upah dengan bekerja di kebun atau di sawah
orang lain
g. Buruh terampil, buruh yang mempunyai keterampilan di bidang tertentu
h. Buruh terlatih, buruh yang sudah dilantik untuk keterampilan tertentu

2. Sejarah perburuhan

Sejarah perburuhan di Indonesia secara garis besar dibedakan menjadi dua periode,
yaitu:

1. Periode sebelum proklamasi kemerdekaan


Periode sebelum kemerdekaan diwarnai dengan masa-masa yang suram bagi
riwayat buruh
Sejarah perburuan yakni:

a. Perbudakan
ialah suatu peristiwa dimana seseorang yang disebut budak Melakukan pekerjaan
di bawah pimpinan orang lain. Para budak tidak mempunyai hak apapun
termasuk hak atas kehidupannya, ia hanya memiliki kewajiban untuk melakukan
pekerjaan yang diperintahkan oleh tuannya. Terjadinya perbudakan pada waktu itu
disebabkan karena para raja, pengusaha yang mempunyai ekonomi kuat
membutuhkan orang yang dapat mengabdi kepadanya, sementara penduduk
miskin yang tidak berkemampuan secara ekonomis saat itu cukup banyak yang

5
disebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia, dan inilah yang mendorong
perbudakan tumbuh subur.

b. Perhambaan

Perhambaan terjadi bila seseorang penerima gadai menyerahkan dirinya sendiri


atau orang lain yang ia kuasai, atas pemberian pinjaman sejumlah uang kepada
seseorang pemberi gadai. Pemberi gadai mendapatkan hak untuk meminta dari
orang yang digadaikan agar melakukan pekerjaan untuk dirinya sampai uang
pinjamannya lunas. Pekerjaan yang dilakukan bukan untuk mencicil utang pokok
tapi untuk kepentingan pembayaran bunga.

c. Peluluran

adalah keterikatan seseorang untuk menanam tanaman tertentu pada kebun/ladang


dan harus dijual hasilnya kepada Kompeni. Selama mengerjakan kebun/ladang
tersebut ia dianggap sebagai pemiliknya, sedangkan bila meninggalkannya maka
ia kehilangan hak atas kebun tersebut.

d. Rodi

merupakan kerja paksa yang dilakukan oleh rakyat untuk kepentingan pihak
penguasa atau pihak lain dengan tanpa pemberian upah, dilakukan diluar batas
perikemanusiaan.Pada kerajaan-kerajaan di Jawa rodi dilakukan untuk
kepentingan raja dan anggota keluarganya, para pembesar, serta kepentingan
umum seperti pembuatan dan pemeliharaan jalan, jembatan dan sebagainya.
Gambaran di atas menunjukkan bahwa riwayat timbulnya hubungan perburuhan
itu dimulai dari peristiwa pahit yakni penindasan dan perlakuan di luar batas
kemanusiaan yang dilakukan oleh orang maupun penguasa pada saat itu. Para
buak/pekerja tidak diberikan hak apapun yang ia miliki hanyalah kewajiban untuk
mentaati perintah dari majikan atau tuannya. Nasib para budak/pekerja hanya
dijadikan barang atau obyek yang kehilangan hak kodratinya sebagai manusia.

Dalam hukum perburuan dikenal adanya pancakrida yang merupakan perjuangan


yang harus dicapai yakni:
a. Membebaskan manusia Indonesia dari perbudakan, perhambaan
b. Pembebasan manusia Indonesia dari rodi atau kerja paksa

6
c. Pembebasan buruh/pekerja Indonesia dari poenale sanksi
d. Pembebasan buruh/pekerja Indonesia dari ketakutan kehilangan pekerjaan
e. Memberikan posisi yang seimbang antara buruh/pekerja dan pengusaha

Krida kesatu sampai dengan krida ketiga secara yuridis sudah lenyap bersamaan
dengan dicetuskannya kemerdekaan pada tanggal 17 agustus 1945

2. Periode sesudah proklamasi kemerdekaan


Untuk mencapai krida keempat yaitu membebaskan buruh/pekerja dari takut
kehilangan pekerjaan, maupun krida kelima memberi posisi yang seimbang antara
buruh/pekerja dan pengusaha ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian,
yaitu:

a. Pemberdayaan serikat buruh/pekerja khususnya di tingkat unit/perusahaan


dengan memberikan pemahaman terhadap aturan pemburuan/ketenagakerjaan
yang ada karena organisasi pekerja ini terletak di garis depan yang membuat
kesepakatan kerja bersama dengan pihak perusahaan.

b. Pemberdayaan pekerja dan pengusaha Pekerja perlu diberdayakan sehingga


mengetahui hak dan kewajibannya sesuai dengan ketentuan hukum termasuk
penyadaran pekerja sebagai sarana memperjuangkan hak dan kepentingan,
karena itu tidak ada pilihan lain untuk meningkatkan bergaining positionnya
kecuali dengan memperkuat organisasi burh/pekerja.

c. Penegakan hukum (law enforcement) Penegakan hukum sangat penting dalam


rangka menjamin tercapainya kemanfaatan (doelmatigheid) dari aturan itu,
tanpa penegakan hukum yang tegas maka aturan normatif tersebut tidak akan
berarti, lebih-lebih dalam bidang perburuhan/ketenagakerjaan yang
didalamnya terdiri dari dua subyek hukum yang berbeda secara sosial
ekonomi, karena itu pihak majikan/pengusaha cenderung tidak konsekuen
melaksanakan ketentuan perburuhan karena dirinya berada pada pihak yang
member pekerjaan/bermodal.

7
Solusi alternatif kesejahteran buruh

1. mekanisme pencerahan cara berkonsumsi


Menurut buruh, persoalan kesejahteraan akan dapat ditangani jika penghasilan
mereka meningkat,baik secara langsung (peningkatan upah yang diterima) maupun
tidak langsung (perubahan status, dari buruh kontrak menjadi buruh tetap). Tetapi,
buruh selalu lupa kalau peningkatan penghasilan itu akan berdampak serius bagi si
buruh itu sendiri. Bukankah setiap kenaikan upah akan menaikan ongkos produksi?

Kalau seluruh buruh menuntut kenaikan upah, maka seluruh perusahaan akan
mengalami peningkatan ongkos produksinya yang pada gilirannya akan mendongkrak

8
harga-harga komoditi di pasar dimana komoditi-komoditi itu juga dikonsumsi oleh si
buruh. Walhasil, peningkatan Rp 1,- upah yang diterima buruh, maka buruh harus
membayar/mengeluarkan penghasilannya sebesar Rp 1,5 untuk kebutuhannya. Contoh
terbaik dari fenomena ini ada pada kondisi peningkatan gaji PNS. Setiap gaji PNS
dinaikkan, maka harga-harga di pasar juga ikut naik dan bahkan kenaikan harga-harga
itu, melebihi kenaikan gaji. Akhirnya, si PNS itu malah terjadi menurun
kesejahteraannya. Hal ini terbukti dari masih banyaknya PNS yang keluar kantor di
jam-jam kerjanya untuk mencari penghasilan tambahan. Ujung-ujungnya, kinerja PNS
tetap saja seperti sebelum gaji mereka dinaikkan. Begitu pula dengan kondisi buruh
tadi. Kenaikan upah buruh akan menurunkan daya beli si buruh itu sendiri.

Penjelasan di atas memberi gambaran bahwa buruh termasuk pihak yang


sangat membutuhkan pencerahan atas psikologi cara berkonsumsi. Sebab, jika si
buruh sadar akan keterbatasan dana yang dimiliki, maka peningkatan penghasilan itu
akan dapat menaikkan kesejahteraan mereka manakala mereka punya pola konsumsi
yang konstan sehingga sisa dana yang dimiliki sebagai akibat peningkatan
penghasilan, dapat mereka simpan.

Untuk itu, maka diperlukan suatu mekanisme pencerahan cara berkonsumsi


yang inten dilakukan buat si buruh agar buruh lebih rasional dalam berkonsumsi.
Mekanisme pencerahan ini, dapat dimotori oleh pemerintah baik pusat maupun
daerah. Jadi, kenaikan upah itu, harus diikuti juga oleh pencerahan pola konsumsi
buruh. Ini salah satu bentuk skema solusi peningkatan kesejahteraan buruh.

2. peningkatan kemahiran/keahlian
Alternatif lainnya adalah melalui peningkatan kemahiran/keahlian si buruh.
Selama ini, keahlian yang dimiliki buruh adalah relatif konstan, itu-itu saja. Sangat
jarang ada buruh yang memiliki keahlian lebih di saat mereka berstatus buruh.
Keahlian tersebut akan sangat memberikan peluang bagi si buruh untuk meningkatkan
kesejahteraannya. Keahlian si buruh itu dapat dijalankan oleh si buruh di luar jam
kerja buruh. Pengusaha dan pemerintah haruslah memfasilitasi buruh untuk
mendapatkan Keahlian tambahan. Dana yang diperlukan untuk mendapatkan keahlian
itu, bisa berasal dari CSR perusahaan atau dari biaya operasi yang diakui oleh pajak
sebagai biaya serta dana yang disediakan Oleh pemerintah

9
3. meningkatkan pendidikan anak-anak buruh
Masalah pendidikan ini merupakan hal yang selalu membebani buruh dan
menjadi logis jika buruh menuntut kenaikan upah. Artinya, manakala buruh telah
melihat anak-anak mereka bersekolah, walaupun kondisi ekonomi si buruh adalah
lemah, mereka cenderung tidak menuntut kenaikan upah. Selain perusahaan
berkontribusi dalam menghidupkan kecerdasan bangsa, perusahaan juga mendapatkan
manfaat dalam hal penyediaan tenaga kerja yang berkualitas lewat pendidikan yang
dibangun perusahaan. Untuk mendirikan lembaga pendidikan itu, banyak mekanisme
yang dapat dipilih.

Salah satunya adalah melalui koordinasi dengan pemerintah atau beberapa


perusahaan dapat bergabung sebagai pihak pendiri sekolah. Perusahaan itu dapat
sebagai pendiri yayasan pendidikan maupun sebagai donatur tetap. Dalam kondisi
seperti ini, pemerintah dapat berperan sebagai koordinator, pengelola maupun
pengawas manajemen sekolah. Sekolah itu diperuntukkan khususnya bagi putra/i
buruh dari perusahaan yang mendirikan sekolah tadi. Artinya, anak-anak buruh
tersebut dapat bersekolah secara gratis atau membayar seminimal mungkin sedangkan
anak-anak lain, membayar secara utuh.
Semua mekanisme operasional sekolah dapat diwujudkan melalui bantuan manajemen
Sekolah yang disiapkam oleh pemerintah.

Selain itu, pemerintah juga dapat memberi jaminan bahwa semua biaya-biaya
yang dikeluarkan perusahaan, diakui sebagai biaya pengurang pajak. Inilah bentuk-
bentuk alternatif solusi yang memungkinkan untuk dikaji kelayakan.

Buruh outsourcing

10
Tuntutan buruh terkait masalah outsourcing dan kenaikan upah minimal sesuai pasal
66 undang-undang No.13 Tahun 2013 merupakan suatu hal yang harus di diskusikan dengan
pemerintah dengan mekanisme yang disepakati di tingkat daerah maupun nasional karena
upah buruh di suatu daerah dengan daerah lain berbeda. Pasalnya, sekitar 80 persen buruh di
industri padat karya merupakan pegawai outsourcing, sementara 47 persen pekerja di sektor
industry padat modal juga merupakan pegawai outsourcing.

Persoalan outsourcing buruh tak bisa disamaratakan kepada setiap perusahaan karena
banyak juga perusahaan yang taat peraturan. Jika menemukan kecurangan atau pelanggaran
tentang outsourcing, kasus itu haris dilaporkan ke Dinas Tenaga Kerja tiap daerah. Dan Jika
ada kecurangan, maka perusahaan penyedia jasa outsourcing maupun perusahaan pengguna
akan dijatuhi sanksi beserta denda dan juga bisa sampai dicabut izin operasionalnya.

Teori Upah

1. Menurut David Ricardo (teori upah alami).


Besarnya upah buruh sama dengan biaya hidup minimum buruh beserta keluarganya.
2. Menurut F. Lassale (teori upah besi).
Besarnya upah rata-rata buruh terbatas sama dengan biaya hidup minimum buruh,
karena pengusaha cenderung menekan buruh demi keuntungannya.
3. Menurut J.S. Mill (teori dana upah).

11
Besarnya upah akan ditentukan oleh dana upah yang tersedia dan jumlah buruh.
4. Menurut Von Thunen (teori upah etis).
Besarnya upah akan bergantung kepada besarnya biaya pemeliharaan hidup dan
besarnya produktifitas kerja buruh.
5. Menurut Karl Marx (teori upah lebih).
Tenaga kerja memiliki nilai tukar dan nilai pakai bagi perusahaan. Pengusaha harus
membayar nilai tukarnya untuk mendapatkan nilai pakainya. Kelebihan nilai pakai
atas nilai tukar ini disebut nilai lebih.
6. Menurut Clark (teori produktifitas marginal).
Besarnya upah buruh tidak dapat melebihi produktifitas marginal dari kerja buruh.

UMP

Apakah UMP itu? Upah Minimum Regional (UMP) merupakan standar minimum yang
wajib digunakan pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pegawai,
karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Dewan pengupahan telah
menetapkan upah minimum provinsi sebesar Rp 2,2 juta.

UU Ketenagakerjaan No. 13 Th. 2003 menyebutkan bahwa:

Pasal 90 ayat (1) Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum

Pasal 185 Barang siapa melanggar ketentuan dalam pasal 90 ayat (1), dikenakan sanksi
pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun dan/atau
denda paling sedikit seratus juta rupiah dan paling banyak empat ratus juta rupiah.

Hal tersebut akan menimbulkan kekacauan bagi para pengusaha khususnya pengusaha kecil.
Namun, bagi pengusaha yang keberatan akan diberi tenggang waktu 6 bulan untuk mematuhi
Upah Minimum tahun 2013.

Upah buruh vs gaji sarjana

12
Sampai dengan tahun 2012, berdasarkan beberapa iklan, masih ada perusahaan swasta
di DKI Jakarta yang menawarkan gaji sangat rendah pada para sarjana S1/Diploma, rata-rata
hanya Rp 1 juta s/d Rp 2 juta per bulan. Berkat perjuangan buruh, maka berdasarkan UMP
DKI Jakarta tahun 2013, perusahaan skala besar wajib membayar gaji para sarjana ini
minimal Rp 2,2 juta. Jadi jelaslah hasil perjuangan para buruh menuntut kenaikkan upah
dapat dinikmati juga oleh pekerja yang berijazah S1/Diploma yang selama ini juga
diperlakukan semena-mena dalam perolehan gaji pokok

Dalam hal ini banyak kesalahpahaman yang kini beredar di tengah masyarakat. Para
buruh dituding sebagai kelompok arogan yang menuntut upah besar, tidak sepadan dengan
latar pendidikannya yang hanya tamatan SD, SMP, atau SMU. Sebagian masyarakat merasa
pemerintah tidak adil. Banyak yang berpendapat bahwa UMP harus disesuaikan dengan
jenjang pendidikan. Ada banyak keluhan-keluhan di kalangan sarjana yang menjadi
perbincangan ramai di internet. Ada semacam kecemburuan dan ketidakadilan yang tersirat.

13
Sebenarnya , UMP ini berlaku untuk semua kalangan pekerja, tidak tergantung kepada
latar belakang jenjang pendidikan yang ditempuh. Pemerintah tidak pernah mengeluarkan
undang-undang atau keputusan yang berbeda untuk buruh maupun kelompok pekerja sarjana.
Undang-undang dan keputusan tersebut berlaku umum.

Yang menjadi masalah adalah tentang pelaksanaan UMP yang telah ditetapkan
melalui SK pemerintah dan minimnya SDM yang mengawasi pun juga menjadi masalah.
Pelaksanaan UMP tersebut harus mendapat pengawasan pihak Disnakertrans agar tidak ada
perusahaan yang luput dari pantauan pemerintah.

Kesimpulan

Kenaikan upah buruh merupakan hal yang sangat sensitif, bahkan tidak hanya
persoalan upah buruh saja melainkan juga gaji pegawai pun turut diikutsertakan. Pasalnya,

14
kenaikan upah dan gaji merupakan satu kesatuan dari hukum ketenagakerjaan. Dengan kata
lain, apabila terjadi kenaikan upah maka juga terjadi kenaikan gaji. Perusahaan harus
menerapkan UMP sebaik mungkin agar tidak adanya kesalahpahaman antara buruh dan
pegawai yang bisa menimbulkan kecemburuan social. UMP yang sudah dinaikan rata-rata
sebesar 40 persen ini juga harus disesuaikan dengan meningkatkan produktifitas,
profesionalisme, dan skill kerja dari pada buruh itu sendiri. Karena dengan meningkatnya
upah tersebut juga akan menaikan ongkos produksi dan kebutuhan masyarakat akan suatu
barang juga akan naik.

Semua perusahaan di Indonesia diharuskan menaati peraturan pemerintah tentang


kenaikan UMP. Bagi pengusaha kecil (UKM) yang merasa keberatan akan diberi tenggang
waktu 6 bulan untuk mematuhi Upah Minimum tahun 2013. Sehingga program pemerinntah
tersebut bisa dijalankan sesuai dengan peraturan UU Ketenagakerjaan No. 13 Th. 2003 pasal
90 ayat 1 dan pasal 185. Selain itu, perusahaan penyedia jasa outsourcing juga harus menaati
peraturan tersebut. Apabila menemukan kecurangan atau pelanggaran tentang outsourcing,
kasus itu harus dilaporkan ke Dinas Tenaga Kerja tiap daerah. Dan Jika ada kecurangan,
maka perusahaan penyedia jasa outsourcing maupun perusahaan pengguna akan dijatuhi
sanksi beserta denda dan juga bisa sampai dicabut izin operasionalnya.

Daftar pustaka

http://www.artikata.com

http://www.analisadaily.com

http://www.tempo.com

15
http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis

http://www.jakartakompas.com

http://www.Klikkarir.com

http://ekonomi.kompasiana.com

http://updatebanget.blogdetik.com

http://id.wikipedia.org/wiki/Penetapan_Upah_Minimum_tahun_2013

http://www.spai-fspmi.or.id

http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2268938-teori-nilai-pasar-produksi

16

Anda mungkin juga menyukai