Anda di halaman 1dari 17

GBPP : PEMBELAJARAN MIKRO (MICRO TEACHING)

Nomor : Materi Inti. 9


Materi : Pembelajaran Mikro (MicroTeaching)
Waktu : 15 jpl (T = 5, P =10, PL = 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan proses pembelajaraan secara efektif pada
pelatihan promosi kesehatan bagi petugas puskesmas

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Sub Metode Media dan Alat Referensi
(TPK) Pokok Bahasan Bantu
Setelah mengikuti materi ini,
peserta mampu :

1. Menjelaskan model 1. Pembelajaran Orang Curah LAN RI, Modul


pembelajaran orang Dewasa (POD) pendapat Widyaiswara,
dewasa (POD) a. Pedagogi dan CTJ Jakarta: 2008
andagogi Latihan Komputer Kemenkes RI,
b. Ciri-ciri belajar Praktik LCD,Proyektor Modul Pelatihan
orang dewasa menyusun Whiteboard untuk Pelatih
c. Prinsip prinsip POD SAP Spido Program
d. Strategi POD. Praktik Kertas flipchart Kesehatan ,
melatih Lembar latihan Jakarta:2009.
(micro- Pedoman praktik
2. Memilih metode, media 2. Metode, media dan teaching) latihan (mikro-
dan alat bantu alat bantu teaching)
pembelajaran yang pembelajaran: Sound system
efelktif. a. Ragam metode
pembelajaran
b. Keunggulan dan
kelemahan masing
masing metode
pembelajaran.
c. Media dan Aalat
Bantu Pembelajaran
d. Memilih metode
media dan alat
bantu pembelajaran
yang efektif.

3. Menjelaskan tehnik 3. Tehnik presentasi


presentasi yang interaktif interaktif dalam
dalam proses proses pembelajaran:
pembelajaran. a. Pengertian dan
tujuan presentasi
interaktif.
b. Menghantar sesi
pembelajaran
c. Merangkum sesi
pembelajaran.
d. Tehnik tanya jawab
efektif.

4. Menggunakan tehnik 4. Penciptaan iklim


presentasi interaktif pembelajaran
dalam proses yang kondusif:
pembelajaran. a. Pengelolaan kelas
yang efektif.
b. Kondisi dan situasi
belajar yang
berpusat pada
pembelajar.
c. Jurnal
pembelajaran
d. Tehnik mengelola
hubungan interaktif

5. Menentukan metode, 5. Langkah-langkah


media dan alat bantu Pembelajaran Mikro
pembelajaran yang (Microteaching)
sesuai dengan tujuan a. Pengertian
pembelajaran. b. Tujuan
c. Dll

6. Satuan Acara
Pembelajaran (SAP)
a. Pengertian SAP
b. Manfaat SAP
c. Tujuan SAP
d. Sistematika SAP
e. Tehnik penyusunan
SAP
7.
BAHAN AJAR

PEMBELAJARAN MIKRO (MICRO TEACHING)

A. Pendahuluan
Dalam rangka peningkatan kapabilitas dan kompetensi seluruh pegawai dalam hal ini ASN (Aparatur Sipil Negara)
agar dapat mensukseskan pencapaian program-program pembangunan kesehatan, salah satu strateginya adalah
melalui pelatihan yang dilakukan di seluruh daerah. Untuk itu dibutuhkan banyak pelatih atau fasilitator. Padahal
pelatih atau fasilitator yang profesional dalam hal ini Widyaiswara jumlahnya tidak banyak jika dibandingkan dengan
jumlah ASN, ditambah lagi penguasaan kompetensi substansi juga terbatas artinya tidak semua substansi program-
program kesehatan dikuasai oleh Widyaiswara, disamping itu juga keberadaan Widyaiswara hanya ada di Institusi
Diklat Provinsi. Mereka tidak berada di Kabupaten karena tidak ada institusi diklatnya, demikian juga di unit Diklat
Rumah Sakit tidak ada Widyaiswaranya.

Mengingat hal itu maka untuk memenuhi kebutuhan pelatih/fasilitator di setiap program kesehatan perlu dilakukan
Pelatihan bagi Pelatih (Training of Trainers). Pada pelatihan ini selain diberikan materi substansi program kesehatan,
mereka diberikan juga tehnik mengajar. Kemudian untuk menghasilkan pelatih/fasilitator yang minimal maka
dilakukan praktek mengajar pada pelatihan tersebut yang kita sebut Pembelajaran Mikro (Micro Teaching).

B. Konsep Pembelajaran Mikro


1. Pengertian Pembelajaran Mikro
Micro Teaching terdiri atas dua kata yaitu micro dan teaching.
Micro berarti kecil, terbatas, sempit.
Teaching berarti mengajar.
Dengan demikian Micro teaching diartikan sebagai suatu kegiatan mengajar dimana segalanya dikecilkan atau
disederhanakan. (Roestiyah, 2008, h.25).
Hal-hal yang dikecilkan atau di micro kan meliputi:
a. Jumlah peserta 5 sampai 6 orang.
b. Waktu mengajar antara 10 sampai 15 menit.
c. Bahan pelajaran hanya mencakup satu atau dua unit kecil yang sederhana.
d. Keterampilan mengajar difokuskan pada beberapa keterampilan khusus saja..

2. Unsur-unsur dalam Micro teaching


Unsur micro merupakan sifat utama dan berusaha untuk menyederhanakan secara sistematis keseluruhan
proses mengajar yang kompleks. Usaha penyederhanaan itu didasarkan atas asumsi bahwa: Sebelum kita dapat
mengerti, dapat belajar dan dapat melaksanakan kegiatan mengajar, kita harus menguasai dulu komponen-
komponen mengajar secara keseluruhan. Dengan cara memperkecil jumlah peserta, menyingkat waktu,
mempersempit sasaran, dan membatasi keterampilan. Dengan cara ini pula maka perhatian dapat sepenuhnya
kepada pembinaan.

Dengan demikian unsur-unsur dalam pembelajaran mikro adalah sebagai berikut:


a. Tujuan dan sasaran keterampilan.
b. Struktur dan organisasinya.
c. Perencanaan dan jadwal.
d. Pembinaan.
e. Feed back.
f. Peserta untuk pembelajaran mikro.
g. Sarana kegiatan.

3. Tujuan Pembelajaran mikro


Secara umum tujuan pembelajaran mikro adalah mempersiapkan calon pelatih/fasilitator untuk menghadapi
pekerjaan mengajar di depan kelas pada pelatihan nanti, dengan memiliki pengetahuan, keterampilan, kecakapan
dan sikap sebagai pelatih/fasilitator.
Secara khusus agar peserta diharapkan dapat:
a. Menganalisis tingkah laku mengajar.
b. Melaksanakan keterampilan khusus dalam mengajar.
c. Mempraktikan berbagai tehnik mengajar dengan tepat dan benar.
d. Mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, produktif dan efisien.
e. Bersikap profesional sebagai pendidik.

4. Langkah-langkah Pembelajaran Mikro


Pelaksanaan pembelajaran mikro terdiri atas dua langkah, yaitu:
a. Persiapan
1) Menyusun SAP (Satuan Acara Pembelajaran).
Sebelum melakukan pembelajaran mikro peserta harus menyusun terlebih dulu SAP (Satuan Acara
Pembelajaran) dari materi yang akan diberikan dalam praktek pengajaran pada pembelajaran mikro.
Bahan yang harus ada dalam menyusun SAP adalah GBPP materi yang akan diampunya. Langkah-
langkah proses pembelajaran yang dibuat dalam SAP adalah langkah-langkah pembelajaran dalam
pembelajaran mikro yaitu yang membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Untuk itu peserta diharapkan dapat
memilih materi yang akan disampaikannya selama 20 menit.

2) Menyusun/menyiapkan materi pokok.


Setelah SAP selesai disusun, peserta kemudian menyusun materi yang akan disampaikannya dibuat
dalam bentuk power point atau bentuk lainnya, sesuai dengan metode yang dipilihnya.

3) Menyiapkan media pembelajaran.


Setelah SAP dan materi yang akan disampaikannya sudah siap, selanjutnya peserta menyiapkan media
atau alat bantu yang akan digunakan sesuai dengan metode pembelajaran yang dipilihnya.
b. Presentasi
Presentasi mengajar sesuai dengan skenario yang disiapkan. Dalam pelaksanaan proeses mengajar dalam
hal ini peserta tidak hanya melakukan presentasi melalui ceramah tanya jawab, tapi juga menerapkan metode
pembelajaran lainnya seperti role play, penugasan, diskusi dan lain sebaginya sesuai dengan tujuan materi.

C. Pembelajaran Orang Dewasa


1. Pedagogi dan andagogi
Pedagogi secara literal berati seni dan ilmu pengetahuan tentang mendidik anak-anak dan sering digunakan
sebagai sebuah sinonim untuk suatu pengajaran. Secara lebih tepatnya, pedagogi mewujudkan pendidikan yang
berfokuskan guru atau pendidik.

Andragogi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yakni Andra berarti orang dewasa dan agogos berarti
memimpin. Perdefinisi andragogi kemudian dirumuskan sebagai "Suatu seni dan ilmu untuk membantu orang
dewasa belajar".

Perbedaan antara Pedagogi dan Andragogi

Aspek Pedagogis Andragogi


Konsep diri peserta didik Pribadi yang bergantung pada guru Semakin mengarahkan diri (self
directing)
Pengalaman peserta didik Masih harus dibentuk daripada Sumber yang kaya untuk belajar bagi diri
digunakan sebagai sumber belajar sendiri dan orang lain
Kesiapan belajar peserta didik Seragam (uniform) sesuai tingkat Berkembang dari tugas hidup & masalah
usia dan kurikulum
Orientasi dalam belajar Orientasi bahan ajar (subject- Orientasi tugas dan masalah (task or
centered) problem centered)
Motivasi belajar Dengan pujian, hadiah, dan Oleh dorongan dari dalam diri sendiri
hukuman (internal incentives, curiosity)
2. Ciri-ciri belajar orang dewasa
Ciri-ciri orang dewasa adalah sebagai berikut:
Orang Dewasa mempunyai pengalaman
Orang Dewasa merasa dapat menentukan hidupnya sendiri
Orang Dewasa lebih suka menerima saran daripada digurui
Orang Dewasa lebih memberi perhatian pada hal-hal yg menarik
Orang Dewasa lebih suka dihargai daripada diberi hukuman/disalahkan
Orang Dewasa lebih menyenangi hal-hal yang praktis

Ciri belajar orang dewasa adalah sebagai berikut:


Od belajar dengan baik apabila secara penuh ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan
Od belajar dengan baik apabila menyangkut hal yang menarik dan berkaitan dg kehidupannya
Od belajar sebaik mungki,jika yg dipelajari bermanfaat dan praktis
Dorongan semangat dan pengulangan yg terus menerus akan membantu belajar OD
Od belajar sebaik mungkin, jika ia mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuan-
nya, kemampuannya dan keterampilannya
Saling pengertian yg baik yg sesuai dengan ciri-ciri utama OD membantu pencapaian tujuan dalam belajar.

3. Prinsip prinsip POD


Asumsi Knowlesterhadap orang dewasa adalah sebagai berikut:
a. Orang dewasa perlu dibina untuk mengalami perubahan dari kebergantungan kepada pengajar kepada
kemandirian dalam belajar. Orang dewasa mampu mengarahkan dirinya mempelajari sesuai kebutuhannya.
b. Pengalaman orang dewasa dapat dijadikan sebagai sumber di dalam kegiatan belajar untuk memperkaya
dirinya dan sesamanya.
c. Kesiapan belajar orang dewasa bertumbuh dan berkembang terkait dengan tugas, tanggung jawab dan
masalah kehidupannya.
d. Orientasi belajar orang dewasa harus diarahkan dari berpusat pada bahan pengajaran kepada pemecahan-
pemecahan masalah.
e. Motivasi belajar orang dewasa harus diarahkan dari pemberian pujian dan hukuman kepada dorongan dari
dalam diri sendiri serta karena rasa ingin tahu.

Prinsip pembelajaran orang dewasa:


a. Metode dan teknik pembelajaran bervariasi
b. Mempraktekan keterampilan
c. Situasi pembelajaran lebih realistik
d. Pemberian umpan balik positif dan segera
e. Kondisi lingkungan mendukung kebutuhan pembelajar

4. Strategi POD.

Menurut Atwi Suparman, strategi pembelajaran orang dewasa adalah sebagai berikut:

a. Urutkan kegiatan pembelajaran


Setiap penjelasan materi mencakup tiga komponen :
1) Pendahuluan,
Penyiapkan mental / motivasi peserta, sebelum membahas substansi.
Misalnya ; doa, energizer, kaitkan materi dgn tugas.
2) Penyajian Informasi,
Informasi / pengalaman baru disampaikan urut : (pengertiannya, out line, uraiannya , contohnya)
3) Penutup,
- Simpulkan ( tayangkan & tanyakan pokok bahasan / TPK )
- Sampaikan permintaan maaf, jika kurang berkenan
- Ucapkan salam penutup
b. Pilih metode pembelajaran yang sesuai

Beberapa metode pembelajaran antara lain adalah:


Ceramah tanya jawab, ( ceramah sedikit, tanya jawab)
Diskusi ( bentuk kelompok )
Demonstrasi
Praktikum,
Simulasi
Role play
Seminar.
c. Pilih media pembelajaran yang cocok

Sebaiknya media pembelajaran yg berfungsi sbb:

Gambar / tayangan gambar yg bisa memperbesar/memperkecil atau menjelaskan paru dgn foto ronzen,
rumah kumuh dgn foto.
Kuman / bacteri dengan melihat slide mikroskop
Proses penularan penyakit dengan rekaman video / film
Meningkatkan daya tarik materi pelajaran menghiasi gambar karikatur/clips art atau animasi slide
d. Waktu pembelajaran tidak lama

Siapkan Rancang bangun atau GBPP

- Pokok bahasan dan sub pokok bahasan


- TPU dan TPK
- Metode dan media
- Waktu
- Referens

Buat Satpel

- Tahap ( pendahuluan, penyajian, penutup )


- Proses pembelajaran (kegiatan fasilitator dan peserta).
- Media dan alat-alat
- Estimasi waktu

Waktu yang pendek harus digunakan secara efektif untuk itu :

- Bahan ajaran.materi harus memadai lihat muatan materinya


- Sinkronkan dengan tujuan pembelajaran, lihat jenjang kompetensinya, dll
D. Metode Pembelajaran

E. Media dan Alat Bantu Pembelajaran

F. Presentasi Yang Efektif

G. Penyusunan SAP (Satuan Acara Pembelajaran)

H. Keterampilan dalam Pembelajaran Mikro

1. Keterampilan Dasar Mengajar

Mengajar secara umum adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Namun pada
kenyataannya, pengertian mengajar lebih dari itu. Mengajar tidak hanya menyampaikan ilmu pengatuan, tetapi
juga melatih pola pikir peserta didik. Menurut Dr. Nana Sudjana, pengertian mengajar adalah sebagai berikut :
Mengajar adalah membimbing peserta didik bagaimana belajar. Mengajar berarti mengatur dan menciptakan
kondisi yang ada dilingkungan peserta didik sehingga dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik.
Dengan demikian secara sederhana mengajar dapat diartikan sebagai sebagai suatu proses kegiatan yang
bertujuan untuk menyampaikan ilmu pengetahuan dan melatih pola pikir orang orang yang belajar.

Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang sangat kompleks dan bersifat generik yang memerlukan
latihan secara bertahap dan sistematis untuk menguasainya.Dalam keterampilan dasar mengajar ada delapan
keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang fasilitator, yaitu:.
.
a. Keterampilan bertanya
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang. Respon tersebut dapat berupa ilmu
pengetahuan atau hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus yang
efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan
penting, sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan tehnik pelontaran yang tepat akan memberikan
dampak positif.

Pertanyaan yang baik dibagi menjadi dua jenis yaitu:


1. Pertanyaan menurut maksudnya.
Pertanyaan ini terdiri atas:
a. Pertanyaan pemintaan (complience question).
b. Pertanyaan retoris (rethorical question).
c. Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question), dan
d. Pertanyaan menggali (probing question).

2. Pertanyaan menurut taxonomi Bloom.


Pertanyaan ini meliputi:
a. Pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowledge question)
b. Pertanyaan pemahaman (comprehention question).
c. Pertanyaan penerapan (application question).
d. Pertanyaan sintesis (synthesis question).
e. Pertanyaan evaluasi (evaluation question).

Keterampilan bertanya dibagi menjadi dua, yaitu:


1) Keterampilan bertanya dasar
Keterampilan bertanya dasar memiliki beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam
mengajukan pertanyaan.
Komponen dasar tersebut adalaj sebagai berikut:
a) Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat.
b) Pemberian acuan.
c) Pemusatan.
d) Pemindah giliran.
e) Penyebaran.
f) Pemberian waktu berpikir, dan
g) Pemberian tuntunan.

2) Keterampilan bertanya lanjut


Keterampilan ini merupakan kelanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha
pengembangaan berpikir peserta, memperbesar partisipasi dan mendorong peserta agar dapat berinisiatip
sendiri.

Komponen-komponen bertanya lanjut terdiri atas:


a) Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan.
b) Pengaruran urutan pertanyaan.
c) Penggunaan pertanyaan pelacak, dan
d) Peningkatanterjadinyainteraksi.

b. Keterampilan memberikan penguatan

3. memperhatikan

c. Keterampilan mengadakan variasi

d. Keterampilan menjelaskan

e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran


1) Tujuan membuka dan menutup pelajaraan
Membuka dan menutup pelajaran merupakan bagian yang sangat penting di dalam proses pembelajaran.
Membuka pelajaran diibaratkan sebagai kepala manusia yang menggambarkan tidak hanya bentuk wajah,
tapi juga suasana hati seseorang. Membuka pelajaran memberi gambaran nyata tentang pelajaran yang
akan dilaksanakan. Kegiatan ini membantu pelatih/fasilitator mendapatkan informasi langsung tentang
kesiapan peserta latih di dalam mengikuti pelajaran. Sejauhmana peserta latih telah mencapai kompetensi
yang sudah ditetapkan hendak dicapai. Dengan demikian pembelajaran akan dimulai sesuai dengan
kondisi awal peserta latih di kelas tersebut.

Secara garis besar tujuan semua aktivitas membuka pelajaran yang dilakukan oleh pelatih/fasilitator
diharapkan bermanfaat bagi peserta latih untuk:
a) Menumbuhkan perhatian dan motivasi untuk berpartisipasi di dalam pembelajran,
b) Memahami batas-batas yang akan dipelajari dan dikerjakan,
c) Mengetahui gambaran yang jelas tentang strategi dan pendekatan pembelajaran,
d) Mengetahui hubungan antara pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimiliki dengan apa yang
akan dipelajari,
e) Menggabungkan fakta, keterampilan, atau konsep-konsep yang tercakup di dalam suatu peristiwa,
f) Mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari materi ajar.

2) Prinsip-prinsip membuka pelajaran


Agar tujuan membuka pelajaran tercapai seperti yang diharapkan, pelatih diharapkan paham dan
memperhatikan prinsip-prinsip membuka pelajaran. Ada dua prinsip yang harus menjadi perhatian dan
pertimbangan pelatih di dalam membuka pelajaran; yaitu:
a. Bermakna
Sehubungan dengan kegiatan membuka pelajaran, fasilitator harus berusaha memberi gambaran
nyata tentang kaitan materi pelajaran dengan peristiwa atau kejadian yang terdapat di sekitar kita.
Sehingga peserta latih merasakan bahwa apa yang akan dipelajari bermanfaat bagi mereka dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi di dalam kehidupannya. Dengan demikian diharapkan peserta
latih merasa bahwa materi yang akan dipelajari bermanfaat bagi mereka. Inilah arti kebermaknaan
dimaksud..

b. Berurutan dan berkesinambungan


Aktivitas-aktivitas membuka pelajaran yang dilakukan oleh fasilitator akan bermanfaat sesuai yang
diharapkan, apabila dilakukan sesuai hirarkhinya. Diawali dengan memperhatikan dan menciptakan
kondisi peserta siap mengikuti pelajaran, penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian strategi
pembelajaran, pemberian contoh kejadian yang berkaitan dengan materi ajar, menghubungkan materi
yang akan dipelajari dengan materi pelajaran sebelumnya, serta mengemukakan pertanyaan dan
pernyataan yang memotivasi peserta latih untuk terlibat secara aktif di dalam pembelajaran.

Aktivitas membuka yang berkesinambungan mempermudah fasilitator dan peserta latih mencapai
tujuan yang diharapkan. Peserta latih mendapatkan panduan dalam perjalanan batin dalam belajar dan
fasilitator sebagai nakhoda pembelajaran dapat memulai kegiatan inti dengan lebih enteng. Keadaan
ini menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif. Dengan demikian diharapkan interaksi antara
fasilitator-peserta latih, peserta-peserta dan antara peserta dengan sumber belajar terjalin sepanjang
kegiatan pembelajaran.

3) Komponen membuka dan menutup pelajaran


a) Komponen membuka pelajaran
(1) Menarik perhatian
(a) menampilkan gaya mengajar
(b) menggunakan alat bantu pembelajaran
(c) variasi pola interaksi

(2) Membangkitkan motivasi


Kegiatan membuka pelajaran ditujukan untuk membangkitkan motivasi atau mendorong semangat
peserta latih untuk belajar. Aktivitas, mimik wajah, ucapan, dan gaya fasilitator memulai suatu
pembelajaran berpengaruh terhadap peserta. Penagaruh pemberian motivasi tersebut akan lebih
efektif bila:
(a) Diberikan dengan kehangatan dan keantusiasan, dengan kata lain fasilitator penuh semangat,
(b) Memancing rasa rasa ingin tahu fasilitator terhadap materi ajar
(c) Dilakukan dengan cara mengemukakan beberapa kondisi atau kejadian di sekitar fasilitator yang
sifatnya bertentangan, sehingga peserta termotivasi untuk mengetahui.
(d) Dilakukan oleh fasilitator dengan memperhatikan minat peserta

(3) Memberi acuan


Aktivitas-aktivitas membuka pelajaran yang berperan sebagai pemberi acuan bagi peserta adalah:
(a) Menyampaikan Tujuan dan Batas-batas Tugas
(b) Menyarankan Langkah-langkah yang akan dilakukan
(c) Mengingatkan Masalah Pokok yang akan dibahas
(d) Mengajukan Pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui wawasan peserta tentang materi yang
akan dibicarakan di dalam pembelajaran.

(4) Membuat kaitan materi


Jalinan atau kaitan antar materi belajar sangat penting artinya bagi peserta dan pelatih. Membuka
pelajaran akan bermakna bagi peserta apabila di dalam kegiatan tersebut pelatih berusaha:
(a) Menghubungkan Antar Aspek yang Relevan
(b) Membandingkan, Mempertentangkan Pengetahuan Baru dengan Pengetahuan yang sudah
diketahui
(c) Menjelaskan Konsep atau pengertian pengertian sebelum diperinci
b) Komponen menutup pelajaran

f. Keterampilan membimbing diskusi kelompk kecil


1) Mengorganisir studi kelompok kecil, memberi bimbingan dan supervisi.
2) Mengumpulkan data tentang perbedaan individual melaluui studi kelompok kecil.
3) Mengorganisir studi bebas kelompok/bebas fasilitator.
4) Memberi konsultasi para peserta sebagai anggota kelompok kecil maupun perorangan.

g. Keterampilan mengelola kelas


1) Memperhatikan dan menggolong-golongkan tingkah laku peserta latih
2) Mengarahkan kegiatan peserta.
3) Pengamatan kelas dalam hubungannya dengan usaha melibatkan peserta sebanyak-banyaknya dalam
kegiatan pembelajaran.
4) Mengelompokkan peserta, membagi tugas dan mengawasi pelaksanaannya.
5) Mengenal kelemahan dan kelebihan peserta dan memberi penugasan yang sesuai.

2. Keterampilan mengajar pada kelompok kecil dan perorangan.

3. Keterampilan Bertanya

Daftar Referensi

Anda mungkin juga menyukai