Anda di halaman 1dari 18

RANCANGAN

KOTA INKLUSI
BANJARBARU
MENGAWAL PERSIAPAN GENERASI EMAS 2045
MDGs (Millenium Development Goals)
Pada tataran global, Indonesia juga terlibat dalam kesepakatan MDGs (Millenium Development
Goals) atau yang dikenal sebagai Tujuan Pembangunan Milenium. MDGs merupakan upaya untu
memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara 189 negara
anggota PBB pada tahun 2000 untuk melaksanakan delapan tujuan pembangunan. Dari delapa
tujuan pembangunan tersebut, terdapat dua tujuan yang berkaitan dengan hak atas pendidikan
yaitu tujuan ke dua dan ke tiga. Tujuan ke dua,
dua adalah mencapai pendidikan dasar untuk
semua, dengan target: Menjamin pada tahun 2015 semua anak laki-laki maupun perempuan
dimanapun mereka berada harus dapat menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2015.
Tujuan ke tiga yaitu Mendorong kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan, dengan
target menghilangkan ketimpangan jender di tingkat pendidikan dasar pada tahun 2005 dan
semua jenjang pendidikan pada tahun 2015.
.
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 54 TAHUN 201
PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 8 TAHUN 2
TENTANG TAHAPAN, TATACARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN
DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAE

Bagian Kedua
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Pasal 5 ayat 6
Partisipatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf f,
merupakan hak masyarakat untuk terlibat dalam setiap prose
tahapan perencanaan pembangunan daerah dan bersifat ink
terhadap kelompok masyarakat rentan termarginalkan, melal
jalur khusus komunikasi untuk mengakomodasi aspirasi kelo
masyarakat yang tidak memiliki akses dalam pengambilan
kebijakan.

Komunitas Difable
Lansi
a
Lapa
s
Pendidikan Keluarga
Sakit
kronis
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 52 TAHUN 2015
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

2. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama


H. Pembangunan pelayanan kesejahteraan sosial yang
diarahkan untuk memenuhi hak-hak dasar mereka,
menyediakan akses layanan dasar dan kesempatan yang sam
dan setara,, serta menciptakan layanan publik dan lingkungan
masyarakat yang inklusif, sehingga penyandang disabilitas da
lanjut usia dapat menjadi sumber daya manusia yang produk
dan berkontribusi dalam pembangunan.

3. Pembangunan Ekonomi
C. Terlaksananya pembangunan ekonomi yang inklusif dan
berkeadilan yang akan dilaksanakan diantaranya melalui sist
jaminan sosial nasional.
Kota Inklusif adalah daerah yang mengakomodasi
keberagaman dari berbagai kondisi. Perbedaan yang
mewarnai dinamika interaksi aktivitas. Dalam
perbedaan itu terdapat juga perbedaan individual yang
membuat kebutuhan khusus dalam menjalani
kehidupan secara mandiri.
Tak selamanya individu dengan kebutuhan khusus itu
memerlukan bantuan orang lain, namun kesiapan
mencapai kemandirian dan penerimaan kompetensi
untuk berkarya menopang kehidupan menjadi proses
yang penting diselenggarakan.

Visi Misi pasangan pemimpin kota Banjarbaru dimulai


dari TERWUJUDNYA BANJARBARU SEBAGAI KOTA
PELAYANAN YANG BERKARAKTER

Turunan dari kedua kata yang memiliki pesan kuat bagi


masyarakat dan seluruh anggota SOPD yang bersama-
sama menggulirkan roda pemerintahan dalam
pendampingan perwakilan rakyat di DPRD, disertai
pengawalan Muspida.
BERKARAKTER Terdiri Atas Dua Aspek Penting Yaitu :
Sumber daya manusia yang berkarakter, yaitu terciptanya sum
daya manusia yang sehat, mempunyai etos kerja tinggi dan
berakhlak mulia berdasarkan nilai-nilai religius.
Kota yang berkarakter,
berkarakter yaitu sebuah kota yang mempunyai cir
khas sebagai kota yang tertata/direncanakan (urban design)
sehingga menjadi tempat hunian yang indah, aman dan nyam
yang berwawasan lingkungan.

Misi sebagai berikut :


Mewujudkan sumber daya manusia yang terdidik, sehat,
berdaya saing dan berakhlak mulia.
Meningkatkan penyediaan infrastruktur perkotaan yang me
cerdas dan berwawasan lingkungan.
Memperkuat kemandirian, peningkatan kerjasama investas
penyediaan prasarana dan sarana perekonomian, peningk
kelembagaan dan peluang kewirausahaan.
Melaksanakan reformasi birokrasi yang berorientasi kepad
pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan yang baik
berbasis teknologi informasi.
Memperkuat cipta kondisi masyarakat yang aman, nyaman
tertib.
Difable = sebutan bagi orang
dengan perbedaan kemampu
dari umumnya.

Disabilitas = ketidakmampua
tubuh dalam melakukan aktif
tertentu sebagaimana umum

Inklusi = (KBBI) termasuk ata


terhitung

Tubuh menjadi ranah medis


untuk mengetahui dan
mempertahankan maupun
melakukan restorasi disabilita

Ekspresi fungsi tubuh menjad


ranah pendidikan untuk dilat
dikembangkan dan
ditingkatkan kemampuan pik
dan kendali menuju manusia
mandiri
enapisan
1. Koreksi
otensi
metabolism
matangan
2. Penetapan
ngsi kerja otak
Diagnosa
engelompokkan
disablitas
ofil
permanen
matangan
3. Restorasi
ngsi kerja otak
struktur org
ujukan koreksi
tubuh
etabolisma
4. Revitalisas
ujukan
fungsi orga
enyelarasan
ngsi organ
buh
PENGAWAS & PENGAWAL
PERGERAKAN KONSEP INKLUSIF

PELAKSANA TEKNIS UTAMA


PERGERAKAN KONSEP INKLUSIF

PELAKSANA SARANA & PRASANA


PERGERAKAN KONSEP INKLUSIF
SARANA = segala sesuatu yg dipakai sbg alat da
mencapai maksud/tujuan
PRASARANA = sehala sesuatu yg merupakan
penunjang utama terselenggaranya suatu prose

MASYARAKAT
PERGERAKAN KONSEP INKLUSIF
Rangkaian Persiapan Pencanangan Kota Inklus

1. Sosialisasi konsep dan payung hukum


2. Pembentukan panitia pencanangan Kota Ink
dengan perangkat Pokja Inklusi sebagai mot
penggerak rangkaian layanan inklusi
3. Pemantapan Pengawal & Pengawas dalam
konsep penyelarasan inklusi melalui
kematangan perkembangan melalui Program
Fellowship Applied Neuroscience
4. Pelatihan Teknis Gerakan Inklusi melalui
Program Eksekutif Kematangan Perkembang
SDM
5. Pengambilan Data Random / Populasi
kematangan kesiapan belajar anak
6. Workshop penyusunan program kota inklusi
7. Penyusunan rangkaian kerja Pokja Inklusi
PENDIDIKAN INKLUSIF
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 70 TAHUN 2009

Menimbang :
a. bahwa peserta didik yang memiliki memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa perlu
mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan hak
asasinya;
b. bahwa pendidikan khusus untuk peserta didik yang memiliki kelainan dan/atau
peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat
diselenggarakan secara inklusif;
c. Bahwa berdasarkan prtimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang
Pendidikan Inklusif bagi peserta didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi
Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa
Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan pendidikan inklusif adalah sistem
penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta
didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa
untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan
secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.
Pendidikan inklusif bertujuan :
(1) memberikan kesempatan yang seluas--luasnya kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan fisik, emosional,, mental, dan sosial atau memiliki potensi
kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan yang bermutu
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya;
kemampuannya
(2) mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan
tidak diskriminatif bagi semua peserta didik sebagaimana yang dimaksud pada huruf
Pasal 3
(1) Setiap peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial
atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau
atau bakat istimewa berhak mengikuti
pendidikan secara inklusif pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuannya.
KEMATANGAN vs KELAINAN

KELAINAN = KONDISI
KEMATANGAN = PROSES DENGAN LABEL TERDAFTAR
PEMIMPIN

PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
INKLUSIF

PERKEMBANGAN
UKSES KOTA BANJARBARU
PEMIMPIN INDONESIA LAHIR DARI KESUNGGUHAN
PENGASUHAN, PENDIDIKAN, SERTA PROSES
PENDAMPINGAN

Anda mungkin juga menyukai