Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan


kemampuan untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam
kepada nabi besar Muhammad saw, kepada keluarga, para sahabat dan
pengikut beliau hingga akhir jaman.
Terima kasih kami sampaikan kepada orang tua kami yang telah
mendukung kami dari segala sisi dan bentuk. Dan tidak lupa saya
sampaikan juga ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah Termodinamika yang telah memberikan ilmu dan bimbingan beliau.
Dan juga kepada teman teman dan orang orang yang telah membantu
penyelesaian makalah ini.
Dalam makalah ini dibahas salah satu dari beberapa jenis mesin
kalor yaitu mesin Otto atau mesin bensin. Dimana mesin bensin saat ini
merupakan mesin yang paling banyak digunakan dalam bidang
transportasi, khususnya pada kendaraan kendaraan pribadi.
Besar harapan semoga dari makalah ini terpetik sebuah hikmah
dan manfaat bagi kita semua. Dan juga dapat menjadi pedoman
pembelajaran yang mungkin dapat memberikan manfaat bagi kita.

Banda Aceh, Desember 2013

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 2

1.3. Tujuan ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3

1.1. Pengertian Mesin Bensin .............................................................. 3

1.2. Bagian-Bagian Utama Mesin Bensin ............................................ 4

2.3. Prinsip Kerja Mesin Bensin ........................................................... 6

2.4. Perbedaan Mesin Otto dengan Mesin Diesel.............................. 11

BAB III PENUTUP................................................................................... 15

3.1. Kesimpulan ................................................................................. 15

TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam sejarah manusia mesin merupakan tolak ukur perubahan


besar dalam kehidupannya. Hadirnya mesin mampu mengubah pola
kerja, transportasi, maupun gaya hidup. Hadirnya mesin telah mendorong
terjadinya revolusi industry di perancis. Walaupun demikian mesin juga
memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.

Jenis jenis mesin yang digunakan manusia sekarang sudah


beraneka ragam. Dari yang sebelumnya hanya berupa mesin uap biasa
namun sekarang telah berkembang hingga mesin mesin hybrid. Namun
dari sekian banyak mesin tersebut sebenarnya hanya berasal dari
beberapa konsep fisika yang berkaitan dengan termodinamika. Salah satu
diantaranya adalah prinsip mesin Otto yang akan kita bahas dalam
makalah ini.

Sekilas mesin otto atau mesin bensin merupakan salah satu jenis
mesin kalor yang banyak dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah
mesin yang menggunakan energi panas untuk melakukan kerja mekanis
atau mengubah tenaga panas menjadi tenaga mekanis. Energi atau
tenaga panas tersebut diperoleh dari hasil pembakaran.Ditinjau dari cara
memperoleh tenaga panas, mesin kalor dapat dibedakan menjadi dua
yaitu mesin dengan pembakaran dalam dan mesin dengan pembakaran
luar.

Mesin pembakaran dalam adalah mesin yang melakukan proses


pembakaran bahan bakar di dalam mesin tersebut dan gas pembakaran
yang terjadi berfungsi sebagai fluida kerja. Mesin pembakaran dalam
umumnya disebut motor bakar. Jadi motor bakar adalah mesin kalor yang

1
menggunakan gas panas hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin
untuk melakukan kerja mekanis. Mesin pembakaran luar adalah mesin di
mana proses pembakaran bahan bakar terjadi di luar mesin dan energi
panas dari gas pembakaran dipindahkan ke fluida mesin melalui beberapa
dinding pemisah, misal ketel uap.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apa yang dimaksud dengan mesin Otto (mesin bensin)?


1.2.2. Apa saja bagian utama dari mesin Otto (mesin bensin)?
1.2.3. Bagaimana prinsip kerja mesin bensin?
1.2.4. Apa perbedaan mencolok dan kelebihan mesin bensin
dibandingkan dengan mesin solar?

1.3. Tujuan

1.3.1. Memahami secara jelas dan benar tentang mesin Otto dan
bagaimana cara kerja mesin tersebut.
1.3.2. Mengenal bagian bagian utama dari mesin bensin dan kerja
setiap komponen tersebut.
1.3.3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari mesin Otto
dibandingkan dengan mesin lain yang sejenis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1. Pengertian Mesin Bensin


Mesin bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah
tipe mesin pembakaran dalam yang menggunakan nyala busi untuk
proses pembakaran, dirancang untuk menggunakan bahan bakar bensin
atau yang sejenis. Pada mesin bensin, pada umumnya udara dan bahan
bakar dicampur sebelum masuk ke ruang bakar, sebagian kecil mesin
bensin modern mengaplikasikan injeksi bahan bakar langsung ke silinder
ruang bakar termasuk mesin bensin 2 tak untuk mendapatkan emisi gas
buang yang ramah lingkungan. Pencampuran udara dan bahan bakar
dilakukan oleh karburator atau sistem injeksi, keduanya mengalami
perkembangan dari sistem manual sampai dengan penambahan sensor-
sensor elektronik. Sistem Injeksi Bahan bakar di motor otto terjadi diluar
silinder, tujuannya untuk mencampur udara dengan bahan bakar
seproporsional mungkin. Hal ini disebut EFI Motor bakar merupakan salah
satu jenis mesin kalor yang banyak dipakai saat ini. Sedangkan mesin
kalor adalah mesin yang menggunakan energi panas untuk melakukan
kerja mekanis atau mengubah tenaga panas menjadi tenaga mekanis.
Energi atau tenaga panas tersebut diperoleh dari hasil
pembakaran.Ditinjau dari cara memperoleh tenaga panas, mesin kalor
dapat dibedakan menjadi dua yaitu mesin dengan pembakaran dalam dan
mesin dengan pembakaran luar.

Mesin pembakaran dalam adalah mesin yang melakukan proses


pembakaran bahan bakar di dalam mesin tersebut dan gas pembakaran
yang terjadi berfungsi sebagai fluida kerja. Mesin pembakaran dalam
umumnya disebut motor bakar. Jadi motor bakar adalah mesin kalor yang
menggunakan gas panas hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin
untuk melakukan kerja mekanis. Mesin pembakaran luar adalah mesin di

3
mana proses pembakaran bahan bakar terjadi di luar mesin dan energi
panas dari gas pembakaran dipindahkan ke fluida mesin melalui beberapa
dinding pemisah, misal ketel uap.

1.2. Bagian-Bagian Utama Mesin Bensin

2.2.1 Blok Silinder

Merupakan inti dari pada mesin, Terbuat dari besi tuang,


belakangan ada beberapa blok silinder yang di buat dari paduan
aluminium, seperti kita ketahui bahwa aluminium lebih ringan dan
meradiasikan panas yang lebih efisiensi dibandingkan dengan besi tuang.
Silinder di kelilingi oleh mantel pendingin (water jacket) untuk membantu
pendinginan.

2.2.2. Silinder

Tenaga panas yang dihasilkan oleh pembakaran bensin dirubah


ke dalam tenaga mekanikdengan adanya tenaga naik turun torak dalam
tiap-tiap silinder. Mesin harus memenuhi kedua kebutuhan, dengan tujuan
untuk merubah tenaga panas menjadi energi mekanik seefisien mungkin.

Tidak boleh terdapat kebocoran campuran bahan baker dan udara


saat berlangsungnya kompressi atau kebocoran gas pembakaran
antara silinder dan torak.

Tahanan gesek antara torak dan silinder harus sekecil mungkin.

Oleh sebab itu pembuatan silinder deperlukan ketelitian yang tinggi.

2.2.3. Kepala silinder

Kepala silinder ditempatkan di bagian atas blok silinder. Pada


bagian bawah kepala silinder terdapat ruang baker dan katup-katup.

4
Kepala silinder harus tahan terhadap temperatus dan tekanan yang tinggi
selama mesin bekerja. Umumnya kepala silinder dibuat dari besi tuang. .
Akhir-akhir ini banyak kepala silinder dibuat dari paduan aluminium,
karena memiliki kemampuan pendinginan yang lebih besar di bandingkan
yang terbuat dari besi tuang. Pada kepala silinder juga dilengkapi dengan
mantel pendingin yang dialiri air pendingin yang dating dari blok silinder
untuk mendinginkan katup-katup dan busi.

2.2.4. Torak

Torak bergerak naik turun di dalam silinder untuk melakukan


langkah hisap, kompressi, pembakaran, dan pembuangan. Fungsi utama
torak untuk menerima tekanan pembakaran dan meneruskan tekanan
untuk memutar poros engkol melalui batang torak. Torak terus menerus
menerima temperature dan tekanan yang tinggi sehingga harus dapat
tahan saat mesin beroperasi pada kecepatan tinggi untuk periode waktu
yang lama. Pada umumnya torak dibuat dari paduan aluminium, selain
lebih ringan, radiasi panasnya lebih efisien di bandingkan dengan.

2.2.5. Pegas Torak

Pegas torak (piston ring) dipasang dalam alur ring (ring groove)
pada torak. Pegas torak sifatnya elastis sehingga dapat mengembang dan
menutup dengan rapat pada dinding silinder. Pegas torak terbuat dari
bahan yang dapat bertahan lama, umumnya di buat dari baja tuang
special yang tidak akan merusak dinding silinder.

Pegas torak mempunyai 3 peranan penting :

Mencegah kebocoran campuran udara dan bensin dan gas


pembakaran yang melalui celah antara torak dan dinding silinder ke
dalam bak engkol selama langkah kompressi dan langkah usaha.

Mencegah oli yang melumasi torak dan silinder masuk ke ruang baker

5
Memindahkan panas dari torak ke dinding silinder untuk membantu
mendinginkan torak.

2.2.6. Pena torak

Pena torak (piston pin) berfungsi untuk menghubungkan torak


dengan bagian ujung yang kecil (small end) pada batang torak, dan
meneruskan tekanan pembakaran yang berlaku pada torak ke batang
torak.

2.2.7. Batang Torak

Batang torak menghubungkan torak ke poros engkol dan


selanjutnya meneruskan tenaga yang di hasilkan oleh torak ke poros
engkol.

2.2.8. Poros Engkol

Tenaga yang di gunakan untuk menggerakkan roda kendaraan


dihasilkan oleh gerakan batang torak dan di ubah menjadi gerak putaran
pada poros engkol. Poros engkol menerima beban yang besar dari torak
danbatang torak serta berputar pada kecepatan tinggi. Dengan alasan
tersebut poros engkol umumnya di buat dari baja carbon dengan tingkatan
serta mempunyai daya tahan bahan yang tinggi.

2.3. Prinsip Kerja Mesin Bensin


Berikut akan diterangkan mengenai prinsip kerja mesin bensin.
Pertama, campuran udara dan bensin di hisap kedalam silinder, kemudian
dikompresikan oleh torak saat begerak naik, apabila campuran udara dan
bensin terbakar dengan adanya api dari busi yang panas sekali, maka
akan menghasilkan tekanan gas pembakaran yang besar di dalam
silinder. Tekanan gas pembakaran ini mendorong torak kebawah, yang
menggerakan torak turun naik dengan bebas di dalam silinder. Dari gerak

6
lurus (naik turun) torak dirubah menjadi gerak putar pada poros engkol
melalui batang torak. Gerak putar inilah yang menghasilkan tenaga pada
mesin.

Posisi tertinggi yang di capai torak di dalam silinder di sebut titik


mati atas (TMA), dan posisi terendah yang di capai torak disebut titik mati
bawah(TMB). Jarak bergeraknya torak antara TMA dan TMB di sebut
langkah torak (stroke).

Campuran udara dan bensin dihisap kedalam silinder dan gas


yang telah terbakar harus keluar, dan ini harus berlangsung secara tetap.
Pekerjaan ini dilakukan dengan adanya gerak torak yang turun naik di
dalam silinder. Proses menghisap campuran udara dan bensin kedalam
silinder, mengkompresikan, membakarnya, dan mengeluarkan gas bekas
dari silinder, disebut satu siklus.

2.3.1. Sistem bahan bakar

Sistem bahan bakar (fuel system) terdiri dari beberapa komponen,


dimulai dari tangki bahan bakar (fuel tank) sampai pada charcoal canister.
Bahan bakar yang tersimpan dalam tangki dikirim oleh pompa bahan
bakar (fuel pump) ke karburator melalui pipa-pipa dan selang-
selang.kotoran dan benda-benda lainya dikeluarkan dari bahan bakar oleh
saringan (fuel filter).

Karburator menyalurkan ke mesin sejumlah bahan bakar yang


dibutuhkan berupa campuran udara dan bahan bakar. Sejumlah gas HC
yang timbul di dalam tangki dikurangi oleh charcoal canister. Bensin di
alirkan dari tangki melalui saringan, selang dan pipa-pipa hisap (suction
tube). Bensin yang sudah disaring dikirim ke karburator oleh pompa bahan
bakar, dan karburator mencampurnya dengan udara dengan suatu
perbandingan tertentu menjadi campuran udara dan bahan bakar.

7
Sebagian campuran udara dan bahan bakar menguap dan menjadi kabut
saat mengalir melalui intake manifold ke silinder.

2.3.2. Campuran Udara dan Bahan Bakar

Bahan bakar yang dikirim kedalam silinder untuk mesin harus ada
dalam Kondisi mudah terbakar agar dapat menghasilkan efesiensi tenaga
yang maksimum. Bensin sedikit sulit terbakar, bila tidak dirubah kedalam
bentuk gas. Bensin tidak dapat terbakar dengan sendirinya, harus
dicampur dengan udara dalam perbandingan yang tepat. Untuk
mendapatkan campuran udara dan bahan bakar yang baik, uap bensin
harus bercampur dengan sejumlah udara yang tepat. Perbandingan
campuran udara juga mempengaruhi pemakaian bahan bakar.

2.3.3. Perbandingan Udara Dengan Bahan Bakar

Perbandingan udara dengan bahan bakar dinyatakan dalam


volume atau berat dari bagian udara dan bahan bakar. Pada umumnya,
perbandingan udara dan bahan bakar dinyatakan berdasarkan
perbandingan berat udara dengan berat bahan bakar. Bensin harus dapat
terbakar keseluruhannya di dalam ruang bakar untuk menghasilkan
tenaga yang besar pada mesin. Perbandingan udara dan bahan bakar
dalam teorinya adalah 15:1, yaitu 15 untuk udara berbanding 1 untuk
bensin.

Tetapi pada kenyataannya, mesin menghendaki campuran udara


dan bahan bakar dalam perbandingan yang berbeda-beda tergantung
pada temperatur, kecepatan mesin, beban, dan kondisi lainya. Pada table
di bawah ini diperlihatkan perbandingan udara dan bahan bakar yang
dibutuhkan sesuai dengan kondisi mesin.

2.3.4. Proses pembakaran

8
Campuran bahan bakar-udara didalam selinder motor bensin
harus sesuai dengan syarat busi, yaitu jangan terbakar sendiri. Ketika busi
mengeluarkan api listrik, yaitu pada saat beberapa derajat engkol sebelum
torak mencapai TMA, campuran bahan bakar-udara disekitar itulah mula-
mula terbakar. Kemudian nyala api merambat kesegala arah dengan
kecepatan yang sangat tinggi (25-50 m/detik), menyalakan campuran
yang dilaluinya sehingga tekanan gas didalam silinder naik,
sesuai dengan jumlah bahan bakar yang terbakar.

Pembakaran yang merambat dengan cepat itu, temperaturnya


dapat melampaui temperatur penyalaan sendiri sehingga akan terbakar
dengan cepatnya. Proses terbakar sendiri dari bagian campuran yang
terakhir (terjatuh dari busi) dinamai detonasi.

Detonasi yang berulang-ulang dalam waktu yang cukup lama


dapat merusak bagian ruang bakar, terutama bagian tepi dari kepala torak
tempat detonasi terjadi.Disamping itu detonasi mengakibatkan bagian
ruang bakar (misalnya busi atau kerak yang ada)sangat tinggi
temperaturnyaatau pijar, sehingga dapat menyalakan campuran bahan
bakar-udara sebelum waktunya (pranyala). Detonasidapat mengurangi
daya dan efisiensi mesin, sedangkan tekanan maksimum gas
pembakaranpun akan bertambah tinggi. Karena itu, detonasi yang
dahsyat tidak di kehendaki dan harus dicegah. Maka dari itu seluruh
campuran bahan bakar-udara harus dinyalakan oleh nyala api yang
berasal dari busi.

Berikut ini beberapa cara untuk mencegah detonasi :

Mengurangi tekanan dan temperatur bahan bakar-udara yang masuk


kedalam silinder.

Mengurangi perbandingan kompresi.

9
Memperlambat saat penyalaan.

Memperkaya yaitu menaikan perbandingan campuran bahan bakar-


udara

Menaikan kecepatan torak atau putaran poros engkol, untuk


memperoleh arusturbulen pada campuran didalam silinder yang
mempercepat rambatan nyala api.

Memperkecil diameter torak untuk memperpendek jarak yangdi


tempuh olehnyala api dari busi kebagian yang terjauh. Hal ini bias juga
di capai jikadipergunakan busi lebih dari satu.

2.3.5. Sistem Pengapian Pada Mesin Bensin

Sistem pengapian motor bensin memilik prinsip kerja yang


beragam sesuai dengan jenis dan model sistem pengapian yang
digunakan. Untuk sistem pengapian Motor biasanya terdiri atas 2 macam
yakni Sistem Pengapian AC dan Sistem Pengapian DC. Untuk sistem
pengapian Motor sebenarnya bisa kita modifikasi dari sistem pengapian
AC ke sistem pengapian DC atau sebaliknya.

Sistem Pengapian AC atau yang lebih kita kenal dengan


CDI(Capasitor Discharge Ignition) merupakan sistem dimana pengapian
ke busi dibangkitkan dari tegangan AC dari spul motor yang di triger oleh
sirkuit elektronik(CDI) sesuai signal yang di terima dari pulser.

Sistem Pengapian DC. Pada sistem pengapian Dc ini lebih mirip


dengan sistem pengapian mobil secara elektronik, yakni TCI(transistorized
Ignition System), dengan sistem TCI tegangan tinggi yang di bangkitkan
dari koil benar2 tegangan DC 12volt yang di driver oleh sebuah transistor
sesuai data dari sumber signal alias pulser.

10
Semua sistem pengapian motor yang peletakan pulser berada
pada askruk pasti menimbulkan percikan busi secara 2 kali proses yang
berbeda dalam 1 siklus kerja motor 4 tak, yakni pada proses kompresi dan
proses buang.

2.4. Perbedaan Mesin Otto dengan Mesin Diesel


Mesin diesel bekerja dengan cara menekan udara yang berada
dalam ruang bakar setinggi mungkin. Selain tekanan tinggi, proses ini juga
akan menaikkan temperatur dari udara ini. Karena, pada fasa gas, jika
tekanan dinaikkan, maka juga akan diikuti dengan kenaikan temperatur.
Kemudian bahan bakar baru dimasukkan ke dalam udara bertekanan dan
bertemperatur tinggi tersebut dalam bentuk kabut (mist). Alhasil ledakan
dengan daya besar sehingga akan mendorong piston untuk
menggerakkan cam shaft. Jadi, pada mesin diesel ini tidak ada yang
namanya karburator maupun busi seperti di mesin otto (bensin). Karena
kita sama-sama tahu bahwa karburator berfungsi untuk mencampur bahan
bakar dengan udara dan busi untuk menimbulkan percikan api.
Sementara Nah disinilah inti perbedaan mesin otto (bensin) dan mesin
diesel ini.

Untuk langkah-langkah yang ada (langkah isap, langkah buang,


langkah kompresi dan langkah kerja), mesin otto (bensin) dan diesel
memiliki langkah yang sama pula.

2.4.1. Daya

Dalam satu siklus, mesin diesel akan menghasilkan daya yang


lebih besar dibandingkan dengan mesin otto (bensin). Hal ini dapat
dijelaskan melalui ilustrasi diagram tekanan-volume mesin diesel dan
mesin otto sebagai berikut :

11
daerah kuning : kerja mesin otto
daerah biru : kerja mesin diesel

Luas dari grafik merupakan kerja netto yang dihasilkan system,


maka dari grafik dapat dilihat bahwa secara teoretik daya yang dihasilkan
dalam satu siklus mesin diesel lebih besar dibandingkan mesin otto.

2.4.2. Efisiensi

Konsep yang digunakan adalah pembakaran miskin bahan bakar.


Solar diijensikan dalam ruang bakar yang sudah bertekanan tinggi.
Perbandingan massa antara solar dengan bensin pun sampai 1:60.
Dengan pembakaran yang miskin tersebut maka kemungkinan
terbakarnya solar secara sempurna dalam ruang bakar akan semakin
besar.

12
Ditambah lagi, torsi maksimum mesin diesel didapat di putaran
rendah sedangkan mesin bensin di putaran tinggi. Semakin rendah
putaran mesin akan menyebabkan semain sedikit konsumsi bahan bakar.

2.4.3. Aselerasi dan Putaran Tinggi

Cara kita menaikkan putaran dan aselerasi pada mesin dengan


cara menginjak lebih pedal gas. Itu artinya kita akan memasukkan solar
lebih banyak pada mesin diesel dan campuran bensi dan udara lebih
banyak pada mesin bensin.

Karena pertemuan solar dengan udara pada mesin diesel hanya


terjadi pada waktu yang singkat, semakin banyak bahan bakar yang
masuk akan menyebabkan semakin banyaknya solar yang tidak terbakar .
itulah yang menyebabkan efisiensi nya turun. Hal ini berbeda dengan
mesin otto (bensin) yang sudah mempertemukan bensin dan udara di
dalam karburator.

Sehingga kesimpulannya, mesin otto (bensin) lebih baik dalam hal


aselerasi dan putaran tinggi.

2.4.4. Getaran dan Kebisingan

Karena perbandingan kompresi pada mesin diesel sangat tinggi,


selain menyebabkan daya yang lebih besar, getaran dan kebisingan hasil
pembakaran juga lebih besar dibandingkan dengan mesin bensin.

2.4.5. Polusi

Di mesin diesel, emisi pembakarannya berupa HC, NOx, SOx,


CO2, partikulat dan jelaga. Di mesin otto (bensin), emisi pembakarannya
berkisar antara NOx, CO2, CO dan HC. Karena memiliki nilai efisiensi
lebih tinggi, pada mesin diesel terdapat NOx lebih banyak dibandingkan
dengan mesin otto (bensin), namun CO2 dan HC nya akan lebih sedikit.

13
Dari segi ini, mesin otto (bensin) memberikan hasil emisi yang lebih baik
ketimbang mesin diesel.

14
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan mengenai mesin Otto


beserta dengan komponen dan prinsip kerjanya dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
3.1.1. Mesin Otto merupakan salah satu mesin kalor yang prinsip kerjanya
dengan sistem pemantik busi sebagai pemicunya.
3.1.2. Bahan bakar dan oksigen dicampur terlebih dahulu dalam
karburator selanjutnya baru diinjeksikan kedalam ruang
pembakaran.
3.1.3. Campuran bensin dan udara yang masuk kedalam akan dipicu oleh
busi untuk menghasilkan reaksi oksidasi.
3.1.4. Kalor yang diperoleh dari hasi pembakaran akan mendorong piston
dan menggerakkan sistem mesin secara keseluruhan.
3.1.5. Proses kerja mesin bensin merupakan proses reversible mesin
kalor.
3.1.6. Mesin bensin memiliki bagian bagian utama diantaranya ruang
pembakaran, piston, busi, dan injeksi bahan bakar (karburator).
3.1.7. Secara efisiensi dan tingkat polutifnya mesin bensin lebih utama
dibandingkan dengan mesin diesel (solar).

15
TINJAUAN PUSTAKA

Tipller, Paul A. 1998. FISIKA Untuk Sains dan Teknik Jilid I (Terjemah).
Jakarta: Erlangga.
Resnick, Robert & David Halliday. 1984. FISIKA Jilid I Edisi Ketiga
(Terjemah). Jakarta: Erlangga.
Young, Hugh D. & Roger A. Freedman. 2002. FISIKA UNIVERSITAS Edisi
Kesepuluh Jilid I (Terjemah). Jakarta: Erlangga.

16

Anda mungkin juga menyukai