Anda di halaman 1dari 12

Definisi

Asam traneksamat merupakan inhibitor


fibrinolitik sintetik bentuk trans dari asam
karboksilat sikloheksana aminometil.
Secara in vitro, asam traneksamat 10 kali
lebih poten dari asam aminokaproat.
Asam traneksamat merupakan competitive
inhibitor dari aktivator plasminogen dan
penghambat plasmin.
Plasmin sendiri berperan menghancurkan
fibrinogen, fibrin dari faktor pembekuan
darah lain, oleh karena itu asam traneksamat
dapat digunakan untuk membantu mengatasi
perdarahan akibat fibrinolisis yang
berlebihan.
Obat ini dapat digunakan untuk
menghentikan pendarahan pada sejumlah
kondisi, misalnya pendarahan pascaoperasi,
mimisan, pendarahan akibat menstruasi
berlebihan, dan pendarahan pada penderita
angio-edema turunan.
Obat ini tidak boleh digunakan secara bebas
dan harus melalui resep dokter.
Indikasi
Fibrinolisis pada menoragia, epistaksis,
traumatic hyphaemia, neoplasma tertentu,
komplikasi pada persalinan (obstetric
complications) dan berbagai prosedur
operasi termasuk operasi kandung kemih,
prostatektomi atau konisasi serviks.
Hemofilia pada pencabutan gigi dan
profilaksis pada angioedema herediter.

Kontraindikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap asam
traneksamat.
Penderita perdarahan subarakhnoid.
Penderita dengan riwayat tromboembolik.
Tidak diberikan pada pasien dengan pembekuan
intravaskular aktif.
Penderita buta warna.
Dosis
Fibrinolisis lokal: angioneuritik edema
herediter, dosis yang dianjurkan adalah 500-
1000 mg (IV) dengan injeksi lambat (1
ml/menit) 3 x sehari. Untuk pengobatan
lebih dari 3 hari dapat dipertimbangkan
pemberian oral.
Perdarahan abdominal setelah operasi: 1
gram, 3 x sehari (injeksi IV pelan-pelan)
pada 3 hari pertama, dilanjutkan pemberian
oral 1 gram, 3-4 x sehari (mulai pada hari
ke-4 setelah operasi sampai tidak tampak
hematuria secara makroskopis).
Perdarahan setelah operasi gigi pada
penderita hemofilia:
Sesaat sebelum operasi: 10 mg/kg BB (IV)
Setelah operasi: 25 mg/kg BB (oral) 3-4 x
sehari selama 2-8 hari.
(pada penderita yang tidak dapat diberikan
terapi oral dapat dilakukan terapi parenteral
10 mg/kgBB/hari dalam dosis bagi 3-4 kali)
Khusus penderita gangguan fungsi ginjal.

Efek samping
Gangguan pada saluran pencernaan (mual,
muntah, diare) gejala ini akan hilang bila
dosis dikurangi.
Reaksi hipotensi dan pusing dapat terjadi
pada pemberian intravena yang cepat. Untuk
menghindari hal tersebut, maka pemberian
dapat dilakukan dengan kecepatan tidak
lebih dari 1 ml/menit.
Peringatan dan perhatian
Hati-hati jika diberikan pada penderita
gangguan fungsi ginjal karena risiko
akumulasi.
Hati-hati jika diberikan pada penderita
hematuria.
Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan
menyusui.
Penyuntikan secara intravena harus dilakukan
dengan perlahan-lahan (10 ml/1-2 menit).
Hati-hati pada setiap kondisi yang merupakan
predisposisi trombosis.
Hati-hati pemberian pada anak-anak.
Interaksi
Dengan Obat Lain : Obat yang berfungsi
untuk menjaga hemostasis tidak
diberikan bersamaan dengan obat
antifibrinolitik. Pembentukan trombus
akan meningkat dengan adanya
oestrogen, atau mekanisme
antifibrinolitk diantagonis oleh senyawa
trombolisis.
Simpan di tempat kering pada suhu
antara 25-30oc,
Terlindung dari cahaya.

Kasus
Beberapa waktu yang lalu, sebuah artikel
yang dirilis tahun 2012 menurunkan sebuah
case report terkait dengan kematian seorang
pasien yang sebelumnya mendapatkan injeksi
yang salah. Kematian pasien tersebut, seperti
yang diutarakan dalam artikel, terjadi karena
adanya kesalahan dalam pemberian injeksi,
yang seharusnya bupivakain, tetapi karena
adanya kesalahan, justru pasien itu diberikan
injeksi asam traneksamat. Membaca artikel ini,
saya kaget. Ternyata kasus yang sedang terjadi
di Indonesia yang menimpa PT. Kalbe Farma
sudah pernah terjadi di tempat lain. Pada kasus
di atas, kesalahan dipicu oleh kemiripan
kemasan antara bupivakain dan asam
traneksamat, sehingga petugas kesehatan salah
mengambil obat yang semestinya. Untuk kasus
di Indonesia sekarang, penyebabnya bukan
kemiripan kemasan, tetapi kesalahan pelabelan.
Yang seharusnya dilabeli asam traneksamat,
justru dilabeli bupivakain. Walaupun penyebab
kelalaiannya tidak persis sama, tetapi kesalahan
ini merujuk pada kasus yang sama yakni
pemberian asam traneksamat yang tidak
disadari. Beranggapan bahwa yang diberikan
adalah bupivakain, ternyata asam traneksamat-
lah yang diinjeksikan.

Efek samping fatal asam traneksamat


Pada kasus dalam artikel di atas, pasien
tersebut mengalami kematian 5 jam setelah
pemberian asam traneksamat yang dikira
bupivakain. Gejala awal yang muncul adalah
munculnya kejang yang kemudian diikuti
kolaps kardiovaskular yang mengarah kepada
hipotensi parah. Menurut beberapa situs berita
nasional, dua orang korban meninggal akibat
kesalahan pemberian "bupivakain" juga diawali
dengan kejang. Setelah kejangnya berkurang,
pasien kemudian mengalami gangguan pada
sistem jantungnya yang memunculkan banyak
efek fatal sampai akhirnya berujung pada
kematian. Beberapa penelitian yang telah
dilakukan menyebutkan bahwa pemberian
asam traneksamat dalam dosis normal hanya
akan memunculkan efek samping minor,
seperti yang disampaikan di atas.
Namun, pemberian dosis besar dan langsung
diinjeksikan ke sistem saraf pusat (otak dan
sumsum tulang belakang) akan memicu
terjadinya kejang, seperti yang terlihat pada
kasus-kasus epilepsy.
Inilah yang menjadi kecenderungan dari
sebagian besar peneliti untuk menjelaskan efek
fatal asam traneksamat. Efek samping serius
dari asam traneksamat merupakan imbas dari
pemberian obat ini dengan CARA dan DOSIS
yang salah sehingga memunculkan gejala fatal
seperti, kejang, hipotensi parah, bahan
kematian.
Apa yang harus dilakukan sekarang? Jika
merujuk pada kasus yang dipaparkan di artikel
di atas, dimana ada kesalahan dalam
pengambilan obat akibat kemiripan kemasan,
maka perlu kehati-hatian yang lebih tinggi bagi
mereka yang terlibat. Perlu pengecekan secara
berlapis untuk mencegah agar kasus ini tidak
terjadi lagi. Dokter, apoteker dan perawat perlu
bekerja sama secara apik untuk menghindari
terulangnya kejadian ini.
NAMA : NANDA RISKI ARDHI

NIM : 201402034

KELAS : 4A KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai