Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini.
Dan tidak lupa pula kami panjatkan syukur kami kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kami dari alam kebodohan menjadi alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti
sekarang ini. Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing kami yang
telah memberikan ilmu dalam mata kuliah ini.
Dalam makalah Farmakologi ini kami membahas tugas mengenai pengertian, macammacam, khasiat, indikasi, kontrainddikasi, efek samping ,dan cara mengatasi dari obat-obat anti
perdarahan. Kami selaku penyusun makalah ini berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat
dan dapat dipergunakan dengan baik dalam perkuliahan.
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sangat sempurna oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca supaya makalah
ini bisa menjadi lebih baik.

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Obat merupakan salah satu penunjang sarana kesehatan. Segala macam penyakit tidak dapat

lepas begitu saja tanpa keberadaan obat. Dengan penggunaan obat kita harus mengikuti aturan
aturan tertentu karena obat dalam penggunaan yang digunakan dalam jumlah yang berlebihan
dapat meracuni sedangkan racun yang digunakan dalam jumlah sedikit justru dapat menjadi obat
bagi tubuh kita.
Salah satu dari obat yang sudah sering dipergunakan adalah uterotonik. Obat obat
uterotonika tidak pernah lepas dari segala masalah kesehatan yang berhubungan dengan
kehamilan dan persalinan. Masalah kehamilan dan persalinan merupakan masalah yang riskan
karena sangat erat dengan keselamatan jiwa seseoramg sehingga ironis sekali apabila terjadi
kesalahan walau hanya sedikit saja. Hal hal yang perlu diketahui adalah mengenai nama obat,
tujuan penggunaan, mekanisme kerja, indikasi, kontra indikasi, efek samping, cara pemakaian
serta dosis yang digunakan.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian obat anti perdarahan?
2. Sebutkan macam-macam obat anti perdarahan?
3. Bagaimana cara kerja obat anti perdarahan?
4. Apa khasiat obat anti perdarahan?
5. Apa indikasi dari obat perdarahan?
6. Apa kontraindikasi dari obat anti perdarahan?
7. Bagaimana dosis yang digunakan pada obat anti perdarahan?
8. Apa efek samping dari obat anti perdarahan?
9. Bagaimana cara mengatasi akibat dari efek samping obat anti perdarahan?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian obat anti perdarahan
2. Untuk mengetahui macam-macam obat anti perdarahan
3. Untuk mengetahui cara kerja obat anti perdarahan
4. Untuk mengetahui khasiat obat anti perdarahan
5. Untuk mengetahui indikasi obat anti perdarahan
6. Untuk mengetahui kontraindikasi obat anti perdarahan
7. Untuk mengetahui dosis yang digunakan pada obat anti perdarahan.
8. Untuk mengetahui efek samping dari obat anti perdarahan.
9. Untuk mengetahui cara mengatasi akibat dari efek samping obat anti perdarahan.

BAB II
PEMBAHASAN
I.

Pengertian anti pendarahan


Obat anti pendarahan atau hemostatik adalah obat yang digunakan untuk menghentikan

pendarahan. Obat anti perdarahan disebut juga hemostatik. Hemostatis merupakan proses
penghentian perdarahan pada pembuluh darah yang cedera. Jadi, Obat haemostatik
(Koagulansia ) adalah obat yang digunakan untuk menghentikan pendarahan.
Obat haemostatik ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang
luas. Pemilihan obat hemostatik harus dilakukan secara tepat sesuai dengan patogenesis
perdarahan.
Dalam proses hemostasis berperan faktor-faktor pembuluh darah (vasokonstriksi),
trombosit (agregasi), dan faktor pembekuan darah
Secara garis besar proses pembekuan darah berjalan melalui 3 tahap yaitu :
1.

aktivasi tromboplastin

2.

pembentukan trombin dari protrombin

3.

pembentukan fibrin dari fibrinogen


Dalam proses ini diperlukan faktor-faktor pembekuan darah yang hingga kini dikenal 15

faktor pembekuan darah (faktor IV-Ca++ , faktor VIII-anti hemofilik, faktor IX-tromboplastin
plasma, dst)
Perdarahan dapat disebabkan oleh defisiensi satu faktor pembekuan darah dan dapat pula
akibat defisiensi banyak faktor yang mungkin sulit untuk didiagnosis dan diobati. Defisiensi atau
factor pembekuan darah dapat diatasi dengan memberikan factor yang kurang yang berupa
konsentrat darah manusia. Perdarahan dapat pula dihentikan dengan memberikan obat yang
dapat meningkatkan factor-faktor pembentukan darah misalnya vitamin K atau yang
menghambat mekanisme fibrinolitik seperti asam aminokaprot.

II.

Macam obat anti pendarahan


A. Obat Oral
1.

Methyergometrin

Nama dagang : bledstop (sanbe), Methergin (Novartis), Pospargin (kalbe farma)


Cara Kerja Obat :
Methyergometrine adalah derivate semisintetik dari alkaloid alami yaitu ergometrine dan
senyawa spesifik uterotenik. Dibandingkan dengan golongan alkaloid ergotamine, efek pada
pembuluh darah perifer lemah
Indikasi
a.

Penangan aktif pada tahap 3 kelahiran

b.

Pendarahan uterin yang terjadi setelah pemisahan plasenta, uterin antony

c.

Subinvolusi dari puerperal uterus, lochiometra

d.

Pendarahan uterin karena aborsi

Kontra Indikasi
a.

Tahap pertama dan kedua kelahiran bayi sebelum munculnya kepala

b.

Inersia uterin primer dan sekunder, hipertensi, toksemia, penyakit pembuluh darah oklusif,

sepsis dan hipersensivitas, kerusakan fungsi hati dan ginjal


Dosis
a.

Peningkatan uterin involusi: 0.125 mg 3 kali sehari, umumnya untuk 3 atau 4 hari

b.

Pendarahan puerperium, subinvolusi, lochiometra : 0.125 mg atau 0.25 m, 3 kali sehari

Efek samping
a.

Mula, muntah dan sakit abdominal dapat terjadi pada dosis besar

b.

Telah ditemui laporan mengenai erupsi kulit, berkeringan, pusing, penglihatan kabur, sakit

kepala atau reaksi kardiovaskuler, vertigo, takikardia atau bradikardia, sakit dada dan reaksi
vasopatik perifer.
c.

Reaksi anafilaksis sangat jarang

d.

Tekanan darah naik (terutama pada penderita hipertensi kronik atau preeklamsia)

2.

Tranexamic Acid

Nama Dagang : KALNEX (kalbe), Plasminex ( sanbe), Trasamin (otto).


Cara kerja obat :
Aktifitas antiplasminik
Menghambat aktifitas dari aktifaktor plasmonogen dan plasmine. Aktifitas anti plasminik telah
dibuktikan dengan berbagai percobaan in vitro penemuan aktifitas plamin dalam darah dan
aktifitas plasma setempat, setelah diberikan pada tubuh manusia.
Aktifitas Hemostatis
Mencegah degradasi fibrin, pemecahan trombosit, peningkatan kerapuan faskuler dan
pemecahan factor koagulasi. Efek ini terlihat secara klinis dengan berkurangnya waktu
pendarahan dan lama pendarahan.

Indikasi
a.

Untuk fibrinolosis local seperti: epistaksi, prostaktetomi, konisasi servik,

b.

Edema angioneurotonik herediter

c.

Pendarahan abnormal sesudah operasi

Pendaragan sesudah operasi gigi dan penderita hemophilia


Dosis dan cara pemberian
a.

Klanex kapsul 250 mg

Dosis lazim secara oral untuk dewasa: 3-4 kali sehari, 1-2 kapsul
b.

Klanex tablet 500 mg

Dosis lazim secara oral untuk dewasa: 3-4 kali sehari, 1 tablet
c.

Kalmex 50 mg injeksi

Sehari 1-2 ampul (5-10ml) disuntikan secara intravena atau intramuscular, dibagi dalam 1-2
disis. Pada waktu atau setelah operasi, bila diperlukan dapat diberikan 2-10 ampul (10-50 ml)
dengan infuse intravena.
d.

Kalmex 100 mg injeksi

2.5 5 ml perhari disuntikan secara intravena atau intra muscular dibagi dalam 1-2 dosisi. Pada
waktu atau setelah operasi bila dperlukan dapat diberiklan sebanyak 5-25 ml dengan cara infuse
intravena.
Efek samping
a.

Gangguan-gangguan gastrointestinal, mual, muntah, anaroreksia, pusing, ekstantema dan

sakit kepala dapat timbul pada pemberian secara oral


Gejala-gejala ini menghilang dengan pengurangan dosis atau penghentian pengobatannya
b.

Dengan injeksi intravena yang cepat dapat menyebabakan pusing dan impotensi

3.

Asam Aminokaproat

Cara Kerja Obat:


Asam aminokaproat merupakan penghambat bersaing sari activator plasminogen dan
penghambat plasmin. Plasmin sendiri berperan mengahncurkan fibrinogen atau fibrin dan factor
pembekuan darah lain. Pleh karena itu, asam aminokaproat dapat mengatasi pendarahan berat

akibat fibrinologis yang berlebihan. Dugaan adanya fibrinologis yang berlebihan dapat
disasarkan atas hasil tes laboratorium berupa waktu thrombin dan protrombin yang memanjang,
hipofibrinogenemia atau kadar plasmanogen yang menurun.
Indikasi
Asam aminokaproat digunakan untuk mengatasi hematuria yang bearsl dari kandung kemih.
Prostate atau uretra pada penderita yang mengalami rostatektomi transurethral atau suprapublik,
asam aminokoprat mengurangi hematuria pasca bedah secara bermakna. Akan tetapi,
penggunaan harus dibatasi pada penderita dengan pendarahan berat yang penyebab
pendarahannya tidak dapat diperbaiki. Asam aminokoprat juga dapat digunakan sebagai
antidotum untuk melawan efek trombolitik streptokinase dan urokinase yang merupakan
activator plasminogen.
Dosis
Dosis dewasa dimulai dengan 5-6 per oral atau infuse IV, secara lambat, lalu 1 gram tiap jam
atau 6 gram tiap 6 jam bila fungsi normal, dengan dosisi tersebut dihasilkan kadar terapi efektif
13 mg/dl plasma. Pada pasien penyakit ginjal atau oliguria diperlukan dosis lebih kecil. Anakanak 100 mg/kg BB tiap 6 jam untuk 6 hari. Bila digunakan IV asam aminokaproat harus
dilarutkan ringer. Namun masih diperlukan bukti lebvih lanjut mengenai keamanan penggunaan
obat ini jangka panjang untuk dosis di atas
Efek samping
Asam aminokaproat dapat menyeb Abakan prutius, eriterma konjungtiva dan hidung tersumbat.
Efek samping yang paling berbahaya adalah thrombosisi umum karena itu penderita yang
mendapatkan obat ini harus diperikasa mekanisme hemostatik.
4.

Asam Traneksamat

Asam traneksamat mempunyai indikasi dan cara kerja obat yang sama dengan asam aminoproat
tetapi 10 kali lebih paten dengan efek samping yang lebih ringan. Asam traneksamat cepat
diabsorsi dari saluran cerna, sampai 40% dari satu dosis oral dan 90 % dari 1 dosis IV diekresi
melalui urin dalam 24 jam. Obat ini dapat melalui sawar uri

Dosis
Dosisi yng dianjurkan 0.5 1 gram diberiklan 2-3 kali sehari secara IV lambat sekurangnya
dalam waktu 5 menit. Cara pemberian lain perorang 1-1.5 gram, 2-3 kali/hari. Pada pasien gagal
ginjal dosis dikurangi.
Obat hemostatik sendiri terbagi dua yaitu :
1.

Hemostatik Lokal
Yang termasuk dalam golongan ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelompok

berdasarkan mekanisme hemostatiknya.


a)

Hemostatik serap

Mekanisme kerja :
Menghentikan perdarahan dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan jala
serat-serat yang mempermudah bila diletakkan langsung pada permukaan

yang berdarah.

Dengan kontak pada permukaan asing trombosit akan pecah dan membebaskan factor yang
memulai proses pembekuan darah.
Indikasi :
Hemostatik golongan ini berguna untuk mengatasi perdarahan yang berasal dari
pemubuluh darah kecil saja misalnya kapiler dan tidak efektif untuk menghentikan perdarahan
arteri atau vena yang tekanan intra vaskularnya cukup besar.
Contoh obat :
Spon gelatin, oksisel ( selulosa oksida )
Spon gelatin, dan oksisel dapat digunakan sebagai penutup luka yang akhirnya akan
diabsorpsi. Hal ini menguntungkan karena tidak memerlukan penyingkiran yang memungkinkan
perdarahan ulang seperti yang terjadi pada penggunaaan kain kasa . Untuk absorpsi yang
sempurna pada kedua zat diperlukan waktu 1- 6 jam. Selulosa oksida dapat mempengaruhi
regenerasi tulang dan dapat mengakibatkan pembentukan kista bila digunakan jangka panjang
pada patah tulang. Selain itu karena dapat menghambat epitelisasi, selulosa oksida tidak
dianjurkan untuk digunakan dalam jangka panjang.

Busa fibrin insani yang berbentuk spon, setelah dibasahi dengan tekanan sedikit dapat

menutupi dengan baik permukaan yang berdarah.

b)

Astringen

Mekanisme kerja :
Zat ini bekerja local dengan mengendapkan protein darah sehingga perdarahan dapat
dihentikan, sehubungan dengan cara penggunaannya zat ini dinamakan juga stypic.
Indikasi :
Kelompok ini digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler tetapi kurang efektif
bila dibandingkan dengan vasokontriktor yang digunakan local.
Contoh Obat :
Antara lain feri kloida, nitras argenti, asam tanat.
c)
Koagulan
Mekanisme kerja :
Obat kelompok ini pada penggunaan lokal menimbulkan hemostatis dengan 2 cara yaitu
dengan

mempercepat

perubahan

protrombin

menjadi

trombin

dan

secara

langsung

menggumpalkan fibrinogen.
Contoh Obat :
Russells viper venom yang sangat efektif sebagai hemostatik local dan dapat digunakan
umpamanya untuk alveolkus gigi yang berdarah pada pasien hemofilia. Untuk tujuan ini kapas
dibasahi dengan larutan segar 0,1% dan ditekankan pada alveolus sehabis ekstrasi gigi, zat ini
tersedia dalam bentuk bubuk atau larutan untuk penggunaaan lokal. Sediaan ini tidak boleh
disuntikkan IV, sebab segara menimbulkan bahaya emboli.
d)
Vasokonstriktor
Mekanisme Kerja :
Epinefrin dan norepinefrin berefek vasokontriksi , dapat digunakan untuk menghentikan
perdarahan kapiler suatu permukaan.
Cara pemakaian :
Penggunaanya ialah dengan mengoleskan kapas yang telah dibasahi dengan larutan 1:1000
tersebut pada permukaan yang berdarah.
2.

Hemostatik Sistemik

Dengan memberikan transfuse darah, seringkali perdarahan dapat dihentikan dengan segera.
Hasil ini terjadi karena penderita mendapatkan semua faktor pembekuan darah yang terdapat
dalam darah transfusi. Keuntungan lain transfusi ialah perbaikan volume sirkulasi. Perdarahan
yang disebabkan defisiensi faktor pembekuan darah tertentu dapat diatasi dengan mengganti/
memberikan faktor pembekuan yang kurang.
a)

Faktor anti hemoflik(faktor VIII) dan cryoprecipitated anti Hemophilic Factor

Indikasi
Kedua zat ini bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi perdarahan pad
a penderita hemofilia A ( defisienxi faktor VIII) yang sifatnya
herediter dan pada penderita yang darahnya mengandung inhibitor factor VII
Efek samping
Cryoprecipitated antihemofilik factor mengandung fibrinogen dan protein plasma lain
dalam jumlah yng lebih banyak dari sediaaan konsentrat faktor IIIV, sehingga kemungkinan
terjadi reaksi hipersensitivitas lebih besar pula. Efek samping lain yang dapat timbul pada
penggunaan

kedua

jenis

sediaan

ini

adalah

hepatitis

virus,

anemi

hemolitik,

hiperfibrinogenemia,menggigil dan demam.


Cara pemakaian
Kadar faktor hemofilik 20-30% dari normal yang diberikan IV biasanya digunakan untuk
mengatasi perdarahan pada penderita hemofilia. Biasanya hemostatik dicapai dengan dosis
tunggal 15-20 unit/kg BB. Untuk perdarahan ringan pada otot dan jaringan lunak, diberikan dosis
tunggal 10 unit/kg BB. Pada penderita hemofilia sebelum operasi diperlukan

kadar anti

hemofilik sekurang kurangnya 50% dari normal, dan pasca bedah diperlukan kadar 20-25 %
dari normal untuk 7-10 hari.
b)

Kompleks Faktor X

Indikasi
Sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX,X serta sejumlah kecil protein plasma lain dan
digunakan untuk pengobatan hemofilia B, atau bila diperlukan faktor-faktor yang terdapat dalam
sediaan tersebut untuk mencegah perdarahan. Akan tetapi karena ada kemungkinan timbulnya
hepatitis preparat ini sebaiknya tidak diberikan pada pendrita nonhemofilia.
Efek samping

trombosis,demam, menggigil, sakit kepala, flushing, dan reaksi hipersensivitas berat (shok
anafilaksis).
Dosis
Kebutuhan tergantung dari keadaan penderita. Perlu dilakukan pemeriksaan pembekuan
sebelum dan selama pengobatan sebagai petunjuk untuk menentukan dosis. 1 unit/KgBB
meningkatkan aktivitas factor IX sebanyak 1,5%, selama fase penyembuhan setelah operasi
diperlukan kadar factor IX 25-30% dari normal
c)

Vitamin K

Mekanisme kerja :
Pada orang normal vitamin K tidak mempunyai aktivitas farmakodinamik, tetapi pada
penderita defisiensi vitamin K, vitamin ini berguna untuk meningkatkan biosintesis beberapa
faktor pembekuan darah yang berlangsung di hati. Sebagai hemostatik, vitamin K memerlukan
waktu untuk dapat menimbulkan efek, sebab vitamin K harus merangsang pembentukan faktorfaktor pembekuan darah lebih dahulu.
Indikasi :
Digunakan untuk mencegah atau mengatasi perdarahan akibat defisiensi vitamin K.
Efek samping :
Pemberian filokuinon secara intravena yang terlalu cepat dapt menyebabkan kemerahan
pada muka, berkeringat, bronkospasme, sianosis, sakit pada dada dan kadang menyababkan
kematian.
Perhatian :
Defisiensi vit. K dapat terjadi akibat gangguan absorbsi vit.K, berkurangnya bakteri yang
mensintesis Vit. K pada usus dan pemakaian antikoagulan tertentu. Pada bayi baru lahir
hipoprotrombinemia dapat terjadi terutama karena belum adanya bakteri yg mensintesis vit. K
Sediaan :
Tablet 5 mg vit. K (Kaywan)
Dosis :
1-3 x sehariuntuk ibu menyusui untuk mencegah pendarahan pada bayinya
3-4 x sehari untuk pengobatan hipoprotrombinemia

d)

Asam aminokaproat

Mekanisme kerja
Asam aminokaproat merupakan penghambat bersaing dari activator plasminogen dan
penghambat plasmin. Plasmin sendiri berperan menghancurkan fibrinogen/ fibrin dan faktor
pembekuan darah lain. Oleh karena itu asam amikaproat dapat mengatasi perdarahan berat
akibat fibrinolisisyang berlebihan.
Indikasi
Pemberian asam aminokaproat, karena dapat menyebabkan pembentukan thrombus yang
mungkin bersifat fatal hanya digunakan untuk mengatasi perdarahan fibrinolisis berlebihan
Asam aminokaprot digunakan untuk mengatasi hematuria yang berasal dari kandung kemih.
Asam aminokaproat dilaporkan bermanfaat untuk pasien homofilia sebelum dan sesudah
ekstraksi gigi dan perdarahan lain karena troma didalam mulut.
Asam aminokaproat juga dapat digunakan sebagai antidotum untuk melawan efek trombolitik
streptokinase dan urokinase yang merupakan activator plasminogen.
Cara pemakaian
Dapat diberikan secara peroral dan IV
Efek samping
Asam aminokaproat dapat menyebabkan prutius,eriterna konjungtiva, dan hidung
tersumbat. Efk samping yang paling berbahaya ialah trombosis umum, karena itu penderita yang
mendapat obat ini harus diperiksa mekanisme hemostatik.
e)

Asam traneksamat

Mekanisme Kerja
Sebagai anti plasmin, bekerja menghambat aktivitas dari aktivator plasminogen dan plasmin
Sebagai hemostatik, bekerja mencegah degradasi fibrin, meningkatkan agregasi platelet
memperbaiki kerapuhan vaskular dan meningkatkan aktivitas factor koagulasi.
Indikasi
Hipermenorrhea
Pendarahan pada kehamilan dan pada pemasangan AKDR
Mengurangi pendarahan selama dan setelah operasi

Perhatian
Bila diberikan IV dianjurkan untuk menyuntikkan perlahan-lahan (10 ml / 1-2 menit)
Efek Samping
Gangguan gastrointestinal : mual, muntah, sakit kepala, anoreksia
Gangguan penglihatan, gejala menghilang dengan pengurangan dosis atau penghentian
pengobatan
Sediaan
Kapsul 250 mg, 500 mg
Injeksi 5 ml/250 mg dan 5 ml/500 mg
f)

Karbazokrom Na Sulfonat (ADONA)

Mekanisme Kerja
Menghambat peningkatan permeabilizas kapiler
Meningkatkan resistensi kapiler
Indikasi
Pendarahan disebabkan menurunnya resistensi kapiler dan meningkatnya permeabilizas
kapiler
Pendarahan abnormal selama/pasca operasi akibat penurunan resistensi kapiler
Pendarahan otak
Sediaan
Tablet 10 mg/ Forte 30 mg
Injeksi 2 ml/10 mg dan 5 ml/25 mg
g)

Aprotinin

Aprotinin, sebagai antihemostatik diindikasikan untuk :

Pengobatan pasien dengan resiko tinggi kehilangan banyak darah selama bedah buka
jantung dengan sirkulasi ekstrakorporal.

Pengobatan pasien yang konservasi darah optimal selama bedah buka jantung merupakan
prioritas absolut.

Mekanisme atau Cara Kerja


Menghambat protease serin aprotinin, khususnya tripsin, plasmin chymotrypsin dan pada
konsentrasi sekitar 125.000 IU / ml, dan kallikrein di 300.000 IU / ml.Tindakannya pada
kallikrein menyebabkan penghambatan pembentukan XIIa faktor.Akibatnya, baik jalur intrinsik
koagulasi dan fibrinolisis terhambat. Tindakan pada plasmin independen memperlambat
fibrinolisis
Khasiat Obat
Dalam operasi jantung dengan risiko tinggi kehilangan darah yang signifikan, aprotininsecara
signifikan mengurangi perdarahan tetap, angka kematian dan rumah sakit. Efek menguntungkan
juga dilaporkan di berisiko tinggi bedah ortopedi. Dalam transplantasihati, laporan awal manfaat
yang dibayangi oleh kekhawatiran tentang toksisitas.Dalam analisis meta-yang dilakukan pada
Tahun 2004, kebutuhan transfusi menurun39% di operasi
Graft Bypass Arteri Koroner
(CABG). Pada bedah ortopedi, penurunantransfusi darah juga dikonfirmasi.

h)

Ethamsylate

Ethamsylate adalah obat hemostatik yang beraksi di dinding kapiler. Dengan meningkatkan
adesivitas dari platelet dan mengubah resistensi kapiler, sehingga mampu untuk mengurangi
waktu perdarahan dan kehilangan darah.
Sebelum operasi : 1 tablet 3 kali/hari, 2-3 jam sebelum operasi. 1 jam sebelum
operasi 2 ampul IV atau IM. Selama operasi : IM/IV bila diperlukan atau 4 ampul
dalam cairan infus. Untuk darurat/untuk efek segera : 2 ampul IV dan 2 ampul IM.
Dosis:

Setelah operasi : selama 4 hari setelah operasi, 2 ampul IV/IM pagi dan sore atau 3
tablet/hari dalam 3 dosis. Anak : 1/2 dosis dewasa. Untuk pencegahan atau
pengobatan perdarahan kapiler darurat : 2 ampul 3 kali/hari. Anak : 1/2 dosis
dewasa.

Pemberian
Obat:
Efek

Dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi gangguan pada saluran cerna.
Kadang mual, sakit kepala, hipotensi, ruam kulit setelah pemberian IV.

Samping:
Kemasan:

Ampul 250 mg/2 mL x 6 (HARGA UNTUK 1 BOX)

B. Obat Parental
1. Dosis Ergotamin :
-

Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari


IV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang 2
4 jam bila perdarahan hebat.

2. Dosis Oksitosin :
Untuk induksi persalinan intravena 1-4 m U permenit dinaikkan menjadi 5-20 m U / menit
sampai terjadi pola

kontraksi secara fisiologis. Untuk perdarahan uteri pasca partus,

ditambahkan 10-40 unit pada 1 L dari 5 % dextrose, dan kecepatan infuse dititrasi untuk
mengawasi terjadinya atonia uterus. Kemungkinan lain adalah, 10 unit dapat diberikan secara
intramuskuler setelah lahirnya plasenta. Untuk menginduksi pengaliran susu, 1satu tiupan ( puff )
disemprotkan ke dalam tiap lubang hidung ibu dalam posisi duduk 2-3 menit sebelum menyusui.
Efek samping oksitosin :
Spasme uterus ( pada dosis rendah , Hiper stimulasi uterus 9 membahayan janin : kerusakan
jaringan lunak /uterus ), Keracunan cairan dan hiporatremia ( pada dosis besar, Mual muntah,
aritmia, anafilaksis, ruam kulit, aplasia plasenta, emboli amnion, Kontraksi pembuluh darah tali
pusat, Kerja antidiuretik, Reaksi hipersensitifitas, Reaksi anafilaktik, Aritmia jantung, Hematoma
panggul.
3. Dosis prostaglandin :
-

Karbopros trometamin : Injeksi 250 ug/ml

Dinoproston (PGE) : Supositoria vaginal 20 mg


Gemeprost : Pesari 1mg ( melunakan uterus)
Sulpreston: Injeksi 25, 50, 100 ug/ml IM atau IV

Efek samping prostaglandin :


Hiperstimulasai uterus, pireksia, infalamasi,

Infalamasi, Sensitisasi terhaap rasa nyeri,

Diuresis+kehilangan elektrolit, Efek pada sistem syaraf pusat( tremor merupakan efek samping
yang jarang terjadi , Pelepasan hormon hipofise renin steroid adrenal, Sakit persisten pada
punggung bwah dan perut

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Obat anti perdarahan disebut juga hemostatik. Hemostatis merupakan proses penghentian

perdarahan pada pembuluh darah yang cedera. Jadi, Obat haemostatik (Koagulansia ) adalah obat
yang digunakan untuk menghentikan pendarahan.
B.

Saran
Tidak ada obat yang aman untuk memberikan kekuatan kepada ibu atau untuk mempercepat

atau mempermudah persalinan. Jika anda ingin agar ibu memiliki kekuatan yang cukup selama
persalinan, anjurkan kepadanya untuk makan makanan pelindung dan pembentuk tubuh selama 9
bulan kehamilannya. Juga anjurkan agar ibu lebih jarang melahirkan anak. Sarankan supaya ia
tidak hamil lagi sebelum ia mempunyai cukup waktu untuk memperoleh kembali kekuatan
sepenuhnya.

DAFTAR PUSTAKA
Dexa Medika. 2009. Tranexid. http://www.dexagroup.com Dinas Kesehatan. 2007.
Traneksamat. http://dinkes.tasikmalayakota.go.id
Ilham.

2013.

Anti

Pendarahan.

Medicatherapy.

http://medicatherapy.com.
http://www.scribd.com/doc/111357891/Obat-Anti-perdarahan
http://www.artikelkedokteran.com
http://www.nurindahs4ri.blogspot.com/

2013.

Asam

Traneksamat.

Anda mungkin juga menyukai