Anda di halaman 1dari 5

TERRA

PI
DENGA
N
IBADAH ISTIGHFAR
SEDEKAH
DOA
AL-QURAN
SHALAT
PUASA

Ns. Dayanto Buton. S.Kep.,M.kes


OKI BARU 2014
BEROBAT DENGAN ISTIGHFAR

A. Defenisi Istighfar

Istighfar adalah bentuk masdar (kata dasar) istaghfara yastagfiru. Unsur pokoknya ialah ghafara
yang menunjukan sitru ( hal yang menutupi). Maka, Al-gufru berarti as-sitru.adapun al-ghufru dan
Al-gufran ialah bermakna sama. Sehingga dikatakan ghafarallahu dzanbahu wa maghfiratan wa
ghufranan.
Ar-Raghib berkata Al-ghufru adalah mengenakan sesuatu yang dapat menjaganya dari
kotoran, sehigga dikatakan ighfir tsaubaka fid dua , kenakanlah pakaianmu dalam berdoa.
Sementara al-ghufran wal maghfirah minallah berarti Dia menjaga agar hamba tidak disentuh oleh
azab. Adapun istighfar bermakna meminta hal tersebut dengan ucadpan dan perbuatan. Dikatakn
pula ighfiru hadzal amra bi maghfiratihi, artinya tutpilah ia dengan sesuatu yang wajib yang
digunakan untuk menutupinya.

Al-ghaffur, Al- ghaffar, Al-ghafir, ialah termasuk nama-nama allah yang baik ( asmaul
husna). Adapun maknanya yang menutupi dosa-dosa para hamba-Nya lagi yang menutupi
kesalahan- kesalahan dan dosa- dosa mereka.

AL- GHAZALI berkata, Al-ghaffar ialah Dia-lah yang menampakan yang baik dna
menutupi yang buruk. Sementara dosa-dosa itu termasuk dalam keburukan yang dia tutup dengan
menurunkan penutup padanya di dunia dan memaafkannya dari hukuman-hukuman di akhirat.

Al- Khaththabi berkata Al-ghaffar bermakana dialah yang mengampuni dosa-dosa para hamba
secara berulang ulang. Setiap kali tobat dari dosa yang diulang-ulang, berulang-ulang pula
ampunantersebut. Al-ghaffar ialah yang menutupi dosa-dosaq hamba-Nya lagi yang melabuhkan
pakaian belas kasih kepada mereka. Dia tidak menyingkap urusan seorang hamba kepada manusia
yang lain dan tidak mengoyak penutupnya degan hukuman yang Dia perlihatkan di depan mata
mereka.
B. Hakikat istighfar dan sebab-sebabnya

Tabiat manusia adalah tidak maksum (tidak suci) dari kesalahan dan perbuatan dosa. Disamping
itu, musuhnyapun banyak. Salah satuny, nafyang bertempat tinggal diantara dua sisinya, yang
menghiasi kejahatan sehingga terlihat baik dan memerintahkan untuk melakukannya.
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kapada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi
rahmat oleh Rabbku (Yusuf : 53)
Musuh manusia yang lain ialah setan. Sang musuh besar yang selalu menanti manusia untuk
mengiringnnya menuju sumber-sumber kebinasaan. Selain itu juga hawa nafsu, yang selalu
menghalang manusia dari jalan Allah. Serta, dunia dengn segala hal-hal yang menipu dan
keindahannya.
Orang yang mashum ialah orang yang mendapat penjagaan Allah. Dia mencegah diri
anda dari kelalaian, future (kendur) dari ketaatan, serta siakp meremehkan dari sikap menunaikan
kewajiban terhadap Allah. Karena itulah, Nabi bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh Abu Hurairah :
demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sekiranya kalian tidak berbuat dosa tentu
Allah akan mematikan kalian, kemudian mendatanggkan kaum yang berbuat dosa, lalu mereka
memohon ampunan kepada Allah sehingga Allahun mengampuni mereka.
Setiap anak adam mempunyai kesalahan, dan sebaik-baik orang yang membuat
kesalahan ialah orang-orang yang bertobat.
Akan tetapi, ada sebuah masalah yang harus kita perhatikan. Yaitu mayoritas orang
meyakini istighfar itu (hanya) dengan lisdan saja. Salah seirang diantara mereka berucap
Astaghfirullah ( Aku memohon ampun kepada Allah ). Namun kemudian tidak didapati dari
kalimat ini sesuatu berpengaruh didalam hati. Sebagaimana pula tak terlihhat adanya pengaruh
pada anggota badannya. Istighfar semacam ini sebenarnya merupakan perbuatan para pendusta
Al-Fudhail bin Iyadh berkata rh berkat beristigfar tanpa meniggalkan perbuatan dosa
ialah tobatnya para pendusta.
Salah seorang saleh berkata, Istigfar kami membutuhkan Istighfar. Makanya, siapa yang
beristighfar kepada allah namun tidak meniggalkan maksiatan, maka, istighfarnya itu perlu
diistighfaru karena itu, hendaknya meneliti kembali istghfar kita, agar kita tidak termasuk dalam
golongan para pendusta nyang beristighfar (hanya) dengan lisan, sementara mereka tetap
melakukan kemaksiatan.
C. Keistimewaan Oarng-Orang Yang Beriman

Dahulu pada saat Ibrahim alaihissalam mendebat ayahnya dan mendakwainya kepada tauhid,
ayahnya justru membalasnya denhan balasan yang buruk. Perhatikan icapan ayahnya berikut ini :
hai Ibrahim ! jiak kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan mu rajam, dan
tinggalkanlah aku dalam waktu yang lama.
Yay ng perlu kita perhatikan bahwa ucapan ini diucapakn sesudah Ibrahim alaissalam
menyampaikan ungkapan-uangkapan yang penuh dengan kelemah-lembutan.
Ketika menanggapi ucapan ini, niscaya kamu akan ku rajam. Dari ayahnya, beliu
tidak membalasnya dengan keburukan yang semisal. Namun, yang terbesit dlam pikirannya ialah
beliu justru memohonkan ampunan untuknya. :
berkata Ibrahim,semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan
ampunan bagimukepada Rabbku. Sesungguhnya dia sangat baik kepadaku.
I(Maram 47).
Dengan demikian beristighfar merupakan hal yang pertama yang kita munculkan
dalam pikiran Nabi Ibrahim. Istighfar tersebut sebagai bentuk keinginan yang sangat untuk
memberihidayah kepada ayahnya. Karena itulah Allah berfirman :
dan permintaan ampunan dari Ibrahim ( kepada Allah) untuk ayahnya tidak lain hanyalah
karena satu janji yang telah diikrarkannya kepada ayahnya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim
bahwa ayahnya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri darinya. Sesungguhnya
Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun. (At-taubah : 114).
Maksud ayat tersebut ialah adanya larangan untuk memintakan ampunan bagi orang-
orang yang musurik. Istighfar ialah keistimewaan bagi orang-orang yang beriman. Ayat tersebut
dikuatkan firman Allah, tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman
memintakan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang yang musyrik, walaupun orang-orang
musyrik itu adalah kaum kerabat-Nya,sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang
musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam. (At-taubah :113)
Dalam riwayat Al-bukhari, Said bin Al-musayyib meriwayatkan dari ayahnya
bahwapada saat Abu Talib sedang mengalami sakratul maut, Nabi menjenguknya di sisinya telah
ada Abu jahal. lalu Nabi bersabda , wahai pamanku, ucapkanlah lailaha illallah tiada
illah(yang hak diibadahi) selain Allah), sebuah kalimat yang akan kujadikan hujjah untukmu.
Abu jahal dan Abdullah bin umayyah pun berkata, wahai Abu htalib, apakah engkau
membenci agama Mutallib ?
Kedianya terus-menerus membujuk Abu Thallib sehingga akhir ucapan Abu
Thallibkepada mereka ialah, Aku berada di atas agama Abdul Mutallib.
Nabipun bersabda, sungguh aku akan memintakan ampunan untukmu swlama Aku
tidak dilarang,
Kemudian turunlah ayat ini :
tiadalah sepatutnya bagi nabi dan oarnag-orang yang beriman memintakam
ampunan9kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang itu adalah kaum
kerabat-Nya, sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni
neraka lahananm.
Dan turun pula ayat ini :
sesungguhnya kam tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu
kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih
mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk (Al-Qashash:56)
Berbicara menganai orang-oraang munafik, marilah kit abaca ayat berikut :
Kamu memohonkan ampunan bagi mereka atau tidak memohonkan ampunan bagi
mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampunan bagi mereka tujuh puluh
kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memeberikan ampunan kepada mereka. Yang demikian
itu adalah karenac mereka kafir kepada Alla dan Rasul-Nya. Dan Allah tidak akan memberi
petunjuk kepada kaum yang musyrik. (At-taubah: 80).
Mari kit abaca juga hadist Ibnu Umar dalam riwayat Al-bukhari. Ibnu umar berkata,
Pada saat Abdullah bun Ubay meniggal dunia, maka anaknya mendatani Nabi lalu
berkata,wahai Rasulullah, berikanlah qamis-mu (kainmu) untuk aku khafani ayahku
didalamnya, serta shalatkanlah dan mintakanlah ia ia ampunan.

Anda mungkin juga menyukai