“Dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw. bersabda: “Jauhilah hasad (dengki), karena hasad dapat
memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar.”
(HR Abu Dawud)
"Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang
yang bodoh."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 199)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : dan tidaklah ALLAH menambah seorang hamba
dengan kemudahan untuk memaafkan kecuali ALLAH akan memberikan izzah/ kemuliaan.
Perkataan syaikhul islam ibnu taimiyyah, ia menegaskan bahwa melakukan perbaikan adalah wajib
sedangkan memaafkan adalah sunnah.
Bila perbuatan mengakibatkan hilangnya perbaikan berarti mendahulukan sunnah atas yang wajib.
Tentunya syariat ini tidak datang seperti hal ini. (Syaikh utsaimin. Mahakarim Al akhlak hal.20)
Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "tidaklah Allah menambah bagi seorang
hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya,) kecuali kemuliaan (di dunia dan akhirat)"
(HR. MUSLIM).
6. Ingatlah bahwa balasan yg kita dapatkan sesuai dengan perbuatan yg kita lakukan.
7. Ingatlah bahwa menyibukkan diri dengan dendam akan menghabiskan waktu dan membuat hati
kita tidak fokus.
8. Ingatlah bahwa rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak pernah dendam karena urusan
pribadinya.
9. Ingatlah bahwa sabar adalah setengah dari keimanan (ketika kita bersabar sesungguhnya kita
sedang menjaga keimanan kita).
10. Ingatlah bahwa dengan bersabar berarti kita telah mengalahkan dan mengendalikan jiwa kita.
Karena apa, jiwa yang tdk dapat kita taklukkan akan mengajaka kita kepada kebinasaan.
11. Ingatlah bahwa jika kita bersabar maka ALLAH akan menolong kita.
12. Jika kita bersabar maka itu akan menjadi sebab orang yang telah berbuat dzolim kepada kita
menyesal dengan tindakannya, malu dan bisa jadi malah mencintai kita setelah sebelumnya
membenci kita. (Qs. Fussilat : 34).
14. Ingatlah bahwa bisa jadi jika kita membalas perbuatan buruknya kepada kita hal itu akan
membuatnya bertambah buruk.
15. Ingatlah bahwa orang yang biasa mendendam ia pasti akan terjerumus pada kedzoliman karena
jiwa sulit berbuat adil.
16. Ingatlah bahwa kesabaran itu akan menjadi penggugur dosa kita atau pengangkat derajat kita.
dan itu tidak akan kita dapatkan jika kita tidak bisa bersabar dan melampiaskan dendam.
17. Ingatlah bahwa sabar dan tidak membalas adalah kebaikan yang akan melahirkan kebaikan yg
lain. Dan kebaikan itu akan melahirkan kebaikan lagi dan begitu seterusnya. Karena diantara
balasan kebaikan itu adalah kebaikan berikutnya.
(Syaikhul islam ibnu tamiyyah, risalah "Qaa 'idah fi ash-shabri jaami'ul massa'il. Hal 177-181)
Perwujudan dari mencintai saudara sama seperti mencintai dirinya sendiri antara lain :
1. Membantu saudara.
dalam hal ini terdapat 2 tingkatan.
- memberikan bantuan ketika di minta dan mampu untuk membantu, di sertai dengan wajah cerah.
(Tidak menunjukan wajah berat).
- Memberikan bantuan tanpa di minta.(tingkatan tertinggi)
2. Memberikan nasihat dan pengajaran, di sebutkan dalam perkataan hikmah. (Nasihat itu
menambal pakaian yg robek, menjahit pakaian yg robek).
" saudaramu adalah orang yang berkata benar kepadamu (jika engkau benar dia katakan benar dan
jika engkau salah dia katakan salah), bukan orang yg selalu membenarkan segala tindakanmu.
3. Mendoakan
Dari abu darda radhiallahu’anhu ia berkata, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :
"Doa seorang muslim untuk saudaranya (sesama muslim) dalam keadaan tidak diketahuinya, di
kabulkan, di sisi kepalanya (orang yang berdoa) ada malaikat yang wakilkan, setiap kali dia
mendoakan kebaikan untuk saudaranya, maka malaikat itu mengucapkan, ‘Amin dan untukmu
seperti itu pula"
(HR. MUSLIM).
4. Menjaga kehormatannya yaitu dengan tidak mengghibahinya, memfitnahnya bahkan jika Ada
orang yg mencela saudaranya dia akan membelanya.
Dalam perjalanan ke perang tabuk nabi shallallahu alaihi wasallam mencari ka'ab bin malik, maka
seorang laki2 berkata berat atasnya pakaiannya ya rasulullah (maksudnya dia tidak mampu
meninggalkan kenikmatan di madinah untuk pergi berjihad). Mendengar itu mu'adz bin jabal
berkata kepada orang tersebut " alangkah buruk apa yg engkau katakan, kami tidak mengetahui
darinya kecuali kebaikan,mungkin dia terhalang oleh udzur".
Oleh karena itu berkata ibnul mubarok seorang imam dan mujahid yg masyhur "seorang mukmin
adalah orang yg mencari udzur2 (bagi saudaranya)".
Dari abu qilabah abdullah bin jair berkata : Jika sampai kepadamu kabar tentang saudaramu yg kau
tdk sukai maka berusahalah mencari udzur bagi saudaramu itu semampumu.
Jika engkau tdk mendapati udzur pada saudaramu, maka katakanlah dalam dirimu mungkin
saudaraku pnya udzur yg tdk ku ketahui. (Dari abu nu'ain al hilya)
“Apabila sampai sampai dari saudaramu sesuatu yang kamuingkari, maka berilah ia sebuah udzur
sampai 70 udzur.. Bila kamu tidak udzur, maka katakanlah, “Barangkali ia memiliki udzur yang
tidak aku ketahui..”
(Dikeluarkan oleh Al Baihaqi dalam Syu' Abu Iman no 8344).
Abdullah bin Muhammad bin Munazil rohimahullah berkata, “Mukmin adalah yang selalu memberi
udzur kepada saudaranya, sedangkan munafiq adalah yang selalu mencari kesalahan saudaranya..”
3). Tingkatan ukhuwah paling tinggi adalah itdzar/ mengutamakan saudaranya melebihi diri sendiri.
"Ibnu Rajab Al-Hambali berkata mengenai hadits di atas, “Di antara tanda iman yang wajib adalah
seseorang mencintai saudaranya yang beriman lebih sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Ia
pun tidak ingin sesuatu ada pada saudaranya sebagaimana ia tidak suka hal itu ada padanya. Jika
cinta semacam ini lepas, maka berkuranglah imannya.” (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1:305).
Sikap yang dilakukan oleh seorang muslim ketika melihat saudaranya yang melakukan kesalahan
adalah menasihatinya. Ibnu Rajab Al-Hambali berkata, “Jika seseorang melihat pada saudaranya
kekurangan dalam agama, maka ia berusaha untuk menasihatinya (membuat saudaranya jadi baik).”
(Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1:308).
Adapun jika muslim tersebut pelaku dosa besar seperti pemakan riba (rentenir) dan suka
mengghibah (menggunjing), maka orang tersebut dicintai sekadar dengan ketaatan yang ada
padanya dan dibenci karena maksiat yang ia terus lakukan.
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Jika ada dalam diri seseorang kebaikan dan kejelekan, dosa
dan ketaatan, maksiat, sunnah dan bid’ah, maka kecintaan padanya tergantung pada kebaikan yang
ia miliki. Ia pantas untuk dibenci karena kejelekan yang ada padanya. Bisa jadi ada dalam diri
seseorang kemuliaan dan kehinaan, bersatu di dalamnya seperti itu. Contohnya, ada pencuri yang
miskin. Ia berhak dihukumi potong tangan. Di samping itu ia juga berhak mendapat harta dari
Baitul Mal untuk memenuhi kebutuhannya.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 28:209).
Ibnu Taimiyah melanjutkan, “Demikianlah prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Prinsip diselisihi
oleh Khawarij dan Mu’tazilah serta yang sepaham dengan mereka. Mereka menjadi hanya berhak
dapat pahala saja. Atau jika tidak yah mendapatkan siksa saja. Sedangkan Ahlus Sunnah berprinsip
bahwa Allah menyiksa orang yang berbuat dosa besar yang pantas untuk disiksa. Mereka pun dapat
keluar dari neraka dengan syafa’at sebagai karunia dari Allah. Sebagaimana hal ini didukung oleh
hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Dari abu hurairah radhiallahu’anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
"Sesungguhnya kalian tdk bisa menarik hati manusia dengan harta kalian, akn tetapi kalian dpat
menarik hati manusia dengan wajah berseri2."
Syekh utsaimin menjelaskan bahwa hadiah ini dapat menimbulkan persatuan dan rasa cinta.
Karena hadiah merupakan sebab persatuan dan rasa cinta, sehingga apapun yg bisa menyebabkan
persatuan dan rasa cinta maka itu di anjurkan untuk kita lakukan.
Ketika kita mendapat hadiah kita harus menerimanya, jangan lihat bentuk dan harganya, karena
sejatinya itu bentuk perhatian dan rasa cinta saudara kepada kita.
Ketika kita dpat hadiah di anjurkan juga kota membalas hadiahnya. Bisa langsung di balas saat itu
atau di waktu berikutnya.
2. Sifat sombong
Hadits Rasulullah shallallahu alaihi
"Sesungguhnya ALLAH mewahyukan kepadaku agar kalian tawadhu (rendah hati), hingga salah
seorang di antara kalian tidak sombong di atas yang lain." (HR. Abu daud dan ibnu majah)
3. Hasad
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
" janganlah kalian saling hasad, jangan saling membenci, saling mencari kesalahan dan saling
bersaing dalam penawaran namun jadilah kalian hamba2 yang bersaudara" (HR muslim)
4. Debat
Orang berdebat biasanya pintu hatinya tertutup untuk mengakui kekurangan, dia ingin pendapatnya
di akui.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
َو َا ِط ْيُعوا َهّٰللا َو َر ُسْو َلٗه َو اَل َتَنا َزُع ْو ا َفَتْفَش ُلْو ا َو َتْذ َهَب ِر ْيُح ُك ْم َو ا ْص ِبُرْو اۗ ِاَّن َهّٰللا َم َع الّٰص ِبِرْيَن
"Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu
menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar."
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 46)
5. Ghibah
Jika ada yg kita tdk sukai ada sm saudara kita maka nasihatilah dia dengan baik. Jangan
membicarakan aibnya di belakangnya. Jika kita tdk mampu menyelesaikan masalahnya sebaiknya
kita diam.
(Qs. Al hujurat : 11-12)
6. Memfitnah
(Qs. An nur : 10-11)
Dari sahabat Hudzaifah, ia memperoleh laporan tentang adanya seseorang yang suka berbuat adu
domba.
Lalu ia mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Pelaku adu domba tidak akan
masuk surga." (HR Muslim no. 303).