RKS SPESIFIKASI TEKNIS RKB MTSN Tlasih 2013 PDF
RKS SPESIFIKASI TEKNIS RKB MTSN Tlasih 2013 PDF
I. SPESIFIKASI UMUM
I.1. LINGKUP PEKERJAAN Yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah Kegiatan Pembangunan
Gedung Sekolah Ruang Kelas Baru (RKB)
I.3. PERATURAN TEKNIS I.3.1. Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-3976-1995.
BANGUNAN YANG DIGUNAKAN I.3.2. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI NI-5)
I.3.3. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
SNI 03-2847-2002
I.3.4. Peraturan Umum Instalsi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987
I.3.5. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga
Kerja
I.3.6. Peraturan Semen Portland IndonesiaNI 8 Tahun 1972
I.3.7. Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-
2407-1997
I.3.8. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI
03-2410-1991
I.3.9. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1984
I.3.10. Peraturan & Ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah
setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
II. SPESIFIKASI TEKNIS
II.1. PEKERJAAN PERSIAPAN II.1.1. Pembersihan Awal
Sebelum pekerjaan dilaksanakan perlu dilakukan pembersihan
lapangan dengan memindahkan barang-barang yang dapat
mengganggu pelaksanaan pekerjaan dengan seijin dan
persetujuan pihak pengguna gedung, sekaligus pembersihan
bekas bongkaran pada pekerjaan pembongkaran.
b. Agregat
1) Batu pecah, dipakai batu pecah mesin ukuran 1/1 s/d 2/2 cm
jenis yang keras, tajam, bersih dari segala kotoran yang
dapat mengurangi daya rekatnya.
2) Pasir cor, dipakai pasir butiran kasar / tajam warna hitam
(pasir Jawa), bebas dari segala kotoran yang dapat
mengurangi daya rekatnya.
c. Baja Tulangan
Semua baja tulangan dipakai baja dengan tegangan leleh
karakteristik 2400 kg/cm2 (besi polos / U24) atau 3200 kg/cm2
(besi ulir/U32) atau yang umum dijual di pasaran, ukuran dan
jumlah sesuai tertera dalam gambar. Bahan-bahan tersebut
dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan SNI
2002 / PBI 1971.
d. Air
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas
dari bahan-bahan atau campuran-campuran yang
mempengaruhi daya lekat semen.
e. Bekisting
Bekisting harus dibuat dan direncanakan begitu rupa sehingga
beton dapat dengan baik ditempatkan dan dipadatkan, tidak
terjadi perubahan bentuk acuan selama pengecoran
dilaksanakan maupun selama proses pengerasan beton.
Bekisting untuk struktur bangunan memakai papan kayu
meranti 2/20 dan diberi lapisan plastik bila perlu. Bikisting dari
papan kayu meranti tersebut harus diperkuat dengan rangka
kayu meranti ukuran 5/7, 6/9, 6/12 dan sebagainya, untuk
mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna, atau
dari bahan lain yang disetujui oleh Direksi Proyek
3. Baja Tulangan
a. Semua baja tulangan beton yang didatangkan harus
baru, tidak bekas, bebas karat dan disimpan/diletakkan
di tempat yang bersih, tidak basah dan terhindar dari
segala kondisi yang dapat menyebabkan karat
b. Toleransi ukuran baja tulangan beton dalam berat :
- Diameter lebih kecil dari 16 mm :-5%
- Diameter sama/lebih besar dari 16 mm : - 4 %
c. Toleransi ukuran baja tulangan beton dalam diameter
(Dihitung dari diameter terkecil) :
- Diameter lebih kecil dari 16 mm : - 0.4 mm
- Diameter sama/lebih besar dari 16 mm : - 0.5 mm
d. Mutu baja tulangan beton yang didatangkan harus
benar, yang dinyatakan dengan surat/sertifikat
keterangan dari distributor/pabrik pembuatnya. Untuk
menjamin kualitas baja tulangan sesuai dengan
perencanaan, maka harus dilakukan pemeriksaan pada
laboratorium yang disetujui Direksi Proyek.
Pengambilan contoh bahan pada semua jenis diameter
dan diambil secara random pada setiap datangnya
material di lokasi. Biaya test dibebankan pada
kontraktor.
e. Baja tulangan beton dibengkok/dibentuk dengan teliti
sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera
pada gambar konstruksi. Baja tulangan beton tidak
boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan
cara yang merusak bahannya. Semua batang harus
dibengkokan dalam keadaan dingin, pemanasan dari
besi beton hanya diperkenankan bila seluruh cara
pengerjaan disetujui oleh Direksi proyek atau
Perencana.
f. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan
gambar rencana. Untuk menempatkan tulangan tepat
ditempatnya maka tulangan harus diikat kuat dengan
kawat beton (bendrat) dengan bantalan balok beton
cetak (beton decking) atau kursi-kursi besi / cakar ayam
perenggang. Dalam segala hal untuk besi beton yang
horisontal harus digunakan penunjang yang tepat,
sehingga tidak akan ada batang yang turun.
g. Jarak bersih terkecil antara batang yang pararel
apabilla tidak ditentukan dalam gambar rencana,
minimal harus 1,5 kali ukuran terbesar dari agregat
kasar dan harus memberikan kesempatan masuknya
alat penggetar beton.
h. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai
dengan gambar dan perhitungan. Apabila dipakai
dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar, maka
yang menentukan adalah luas tulangan, dalam hal ini
kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi Proyek.
i. Untuk Pekerjaan Baja dan Tulangan harus diadakan
Tes uji Tarik Pada Baja dan Tulangan yang akan
Digunakan. Tes Uji Tarik ini bisa dilakukan pada
Laboratorium yang menyediakan Tes Uji tarik Baja dan
Tulangan.
4. Selimut Beton
Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh
menyinggung dinding atau dasar cetakan, serta harus
mempunyai jarak tetap setiap bagian konstruksi sesuai yang
ditentukan di dalam gambar
6. Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan
yang mempunyai ketelitian cukup untuk menempatkan dan
mengawasi jumlah dari masing masing bahan beton.
Perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Proyek
7. Pengadukan
Bahan bahan pengadukan beton harus dicampur dan
diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu bath mixer.
Direksi proyek berwenang untuk menambah waktu
pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan
gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan
kekentalan dan warna yang merata atau seragam dalam
komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan kecuali
bila diminta adanya perubahan dalam komposisi atau
konsistensi. Air harus dituangkan lebih dahulu selama
pekerjaan penyempurnaan.
Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang
berlebih lebihan (lamanya) yang membutuhkan
penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang
dikehendaki. Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang
tidak memuaskan harus diperbaiki. Mesin pengaduk yang
disentralisir (batching mixing plant) harus diatur hingga
pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan mudah dari
stasiun operator. Mesin pengaduk tidak boleh dipakai
melebihi dari kapasistas yang telah ditentukan.
8. Cetakan (Bekisting)
a. Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran pada
gambar rencana.
b. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi proyek sebelum pembuatan
cetakan dimulai, tetapi persetujuan tidak mengurangi
tanggung jawab kontraktor terhadap keserasian bentuk
maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan
kerusakan yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian.
c. Sewaktu waktu Direksi Proyek dapat mengafkir sesuatu
bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi
apapun dan kontraktor harus segera mengambil bentuk
yang diafkir dan menggantinya atas bebannya sendiri.
d. Semua proses pemotongan dan pembuatan bentuk kayu
dikerjakan dengan menggunakan mesin kecuali untuk
detail tertentu atas persetujuan Direksi proyek. Proses
pengerjaan tidak diperkenankan dilakukan ditempat
pemasangan.
e. Bentuk, ukuran, profil. Pola, nad dan peil yang tercantum
dalam gambar kerja adalah hasil jadi/ selesai. Bila terjadi
penyimpangan tanpa persetujuan Direksi Proyek, Maka
kontraktor harus membongkar dan memperbaiki kembali
tanpa mengurangi mutu yang disyaratkan. Biaya untuk
hal ini adalah tanggung jawab kontraktor, dan tidak dapat
diajukan sebagai pekerjaan tambah.
f. Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut,
plat penggantung, angker, dinabolt, fisher, sekrup paku
dan lem perekat harus rapi dan sempurna, tidak
diperkenankan mengotori bidang bidang tampak.
Khusus pada permukaan bidang tampak/exposed tidak
diperkenankan dipasang dengan cara memaku, tetapi
harus disekrup atau cara lain yang disetujui Direksi
Proyek. Lubang sekrup terlebih dahulu dibuat dengan
bor. Kepala sekrup harus tertanam, kemudian lubang
ditutup kembali dengan kayu sejenis yang dilem dengan
lem kayu sesuai persyaratan kemudian diratakan dengan
amplas halus sehingga permukaanya rata dan halus
serta tidak tampak bekas penutupan lubang. Hasil akhir
dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui
toleransi kerataan 0,5 cm setiap 2 m.
9. Pengecoran
a. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan
pada tempat pengecoran beton (cetakan) harus bersih
dari air tergenang, reruntuhan atau bahan lepas.
Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang
menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus
dibasahi dengan merata sehingga kelembaban /air dari
beton yang baru dicor tidak akan diserap.
b. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor terlebih
dahulu, dimana akan dicor beton baru, harus bersih dan
lembab ketika dicor dengan beton baru. Pada
sambungan ini harus dipakai perekat beton yang disetujui
oleh Direksi Proyek.
c. Semua kotoran, beton yang mengelupas atau bahan
asing yang menutupinya harus dibersihkan dan dibuang,
semua genangan air harus dibuang dari permukaan
beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.
d. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap
penghentian pengecoran yang akan masih berlanjut,
terhadap sistim struktur/penulangan yang ada.
e. Beton boleh dicor hanya bila Direksi Proyek atau
wakilnya yang ditunjuk serta staf Kontraktor yang setaraf
ada ditempat kerja, dan persiapan betul-betul telah
memadai.
f. Dalam semua hal, Beton yang akan dicor harus
diusahakan agar pengangkutan ketempat posisi terakhir
sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran
tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan
spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar
dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari tempat
yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau
bertumpuk dengan baja baja tulangan, tidak diijinkan.
g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari
2 meter, semua penuangan beton harus selalu lapis
perlapis horisontal dan tebalnya tidak lebih dari 50cm.
Direksi proyek mempunyai hak untuk mengurangi tebal
tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm
tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.
h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan
deras atau selama sedemikian rupa sehingga
spesi/mortel terpisah dari agregat kasar. Selain hujan, air
semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada
construction joint dan air semen atau spesi yang hanyut
terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan
dilanjutkan
10. Pemadatan
a. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat
mungkin, sehingga bebas dari kantong kantong kerikil,
dan menutup rapat rapat semua permukaan dari
cetakan dan material yang diletakkan.
b. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat
penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan
menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari
lapisan yang terletak di bawah, lamanya penggetaran
tidak boleh menyebabkan bahan beton terpisah dengan
yang airnya.
c. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar
yang beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3.000
putaran permenit ketika dibenamkan dalam beton.
2. Pekerjaan Lisplank
Lisplank menggunakan papan kayu kamper 3/30 klas I kualitas
baik dan pemasangannya harus lurus, baik dan rapi.
II.8. PEKERJAAN LANTAI II.8.1. Dipakai keramik lantai Kw 1 ex, Asia, Milan , Roman atau setara
KERAMIK dipakai ukuran 40x40 cm (sesuai gambar bestek), corak dan
warna seeuai persetujuan Dreksi / User.
II.8.2. Dipasang pada tempat dan batasan-batasan sesuai yang terlihat
dalam Gambar Rencana.
II.8.3. Pemasangan dengan pola sesuai gambar / petunjuk Direksi /
User, memakai perekat 1Pc : 3Ps, jarak celah (nat) 2 mm diisi
semen cair/pasta semen sewarna dengan keramik sedemikian
rupa datar, nat-nya lurus dan siku.
II.8.4. Persyaratan Pelaksanaan Pemasangan Keramik
a. Sebelum dipasang, permukaan keramik harus direndam
dengan air hingga jenuh.
b. Pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan
dipasang sub lantai, harus dipadatkan dengan mesin vibrator
untuk memperoleh permukaan yang rata & padat, sehingga
diperoleh daya dukung tanah yang maksimum.
c. Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan
permukaan yang keras, bersih bebas alkali asam maupun
bahan organik lainnya yang dapat mengurangi mutu
pasangan. Tebal lapisan pasir urug minimum 10 cm atau
sesuai dengan gambar, disiram dengan air hingga
memperoleh kepadatan yang pasti.
d. Pasir urug dilaksanakan di atas sub lantai/lantai kerja setebal
5 cm atau sesuai gambar dengan campuran 1 Pc : 3 Ps : 6 Krl.
e. Untuk pasangan di atas plat beton (lantai tingkat) pelat beton
diberi lapisan screed (1 Pc : 3 Ps) setebal minimum 2 cm atau
sesuai dengan gambar, kemiringan lantai harus diperhatikan
terutama di daerah basah dan teras.
f. Lantai kerja di atas lantai dasar permukaannya harus dibuat
benar benar rata dengan memperhatikan kemiringan lantai
di daerah basah & teras.
g. Permukaan lantai yang akan dipasang keramik harus dibuat
benar benar bersih dari debu cat dan kotoran lainnya.
h. Pada saat pemasangan keramik harus dalam keadaan baik
tidak retak, cacat, ternoda & warna sesuai dengan yang
disyaratkan/dipilih
i. Seluruh permukaan keramik bagian belakang harus terisi
padat dengan adukan perekat tidak boleh ada rongga.
j. Pola pasangan keramik harus sesuai petunjuk Direksi Proyek /
Konsultan. Pada prinsipnya pemasangan dimulai dari as
kolom / as dinding & atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan.
k. Apabila dalam pengukuran terjadi sisa keramik kurang dari
7cm maka mulai keramik utuh yang terakhir (1 baris/lebih)
harus dibagi dalam bagian sama untuk mendapatkan lebar
minimum 8 cm & atau sesuai dengan petunjuk Direksi
Proyek/Konsultan.
l. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus
yang sesuai dengan petunjuk pabrik dan dikerjakan oleh orang
yang ahli dan pengalaman dalam pemasangan keramik
m. Pemasangan keramik harus benar benar rata waterpas
sesuai dengan peil atau ketebalan akhir yang disyaratkan
dalam gambar kerja. Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm
untuk 2 m1
n. Garis-garis tepi keramik yang terbentuk maupun siar-siar
harus lurus, lebar siar harus sama, maksimal selebar 2 mm
dengan kedalaman 2 mm.
o. Bahan pengisi siar (nat) adalah bahan grouting dengan warna
yang sama dengan warna keramik. Persyaratan pelaksanaan
harus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang mengeluarkan
agar didapat hasil yang baik. Sebelum & sesudah
pelaksanaan adukan pengisi, siar harus bersih dari debu dan
kotoran lainnya, pembersihan harus segera dilakukan sebelum
keras/kering dengan lap basah.
p. Adukan perekat untuk pemasangan dengan campuran 1 Pc:3
Psr, dilakukan pada bagian lantai&dinding yang harus kedap
air seperti yang disyaratkan dalam Gambar kerja. Untuk lantai
lainnya digunakan adukan perekat campuran 1 Pc:5 Psr.
Adukan perekat tersebut dicampur dengan pasta semen
additive, penggunaannya sesuai dengan spesifikasi pabrik
pembuatnya.
q. Keramik yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari
bercak noda adukan perekat dan adukan pengisi siar dengan
lap/kain yang dibasahi dengan air bersih, dan dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
r. Selama 2x24 jam setelah pemasangan, keramik harus
dihindarkan dari injakan atau pemberian beban dan dilindungi
dari kemungkinan cacat pda permukaannya.
s. Bila terjadi kerusakan/cacat, kontraktor diwajibkan untuk
memperbaiki kembali dengan tidak mengurangi mutu
pekerjaan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab
kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah
II.9. PEKERJAAN LISTRIK II.9.1. Seluruh pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh instalatir yang
berpengalaman untuk pekerjaan semacam ini dan mempunyai
Sertifikat Keahlian yang dikeluarkan oleh Asosiasi dengan
kualifikasi lingkup pekerjaan sesuai yang dipersyaratkan.
Instalasi listrik yang dilaksanakan adalah :
a. Instalasi Penerangan
1) Pemasangan saklar tunggal / ganda
2) Pemasangan instalasi penerangan
3) Pemasangan instalasi stop kontak
b. Lampu Penerangan
1) Lampu esensial 23, 18 dan watt ex. Philiph, osram atau
setara, perletakan sesuai gambar rencana
c. Pekerjaan Instalasi Kabel / Stop Kontak
1) Kabel instalasi dipakai kabel kualitas I ukuran 2,5 mm ex
supreme atau setara.
2) Instalasi under ground stop kontak outlet flour 16 A
II.9.2. Pemasangan saklar dan stop kontak serta instalasi penerangan /
titik lampu dan pemasangan instalasi stop kontak. Seluruh
material yang dipakai harus telah mendapatkan standart salah
satunya dari S II, LMK, SPLN, JIS, DIN, VDE, TEC, CEBEL,
KEMA, OVE, mateial harus baru tidak cacat serta dapat berfungsi
dengan baik melalui serangkaian test yang dilakukan oleh Direksi.
II.9.3. Stop kontak dan saklar ex. Broco, legrand atau setara inbow/rata
dinding, pemasangan harus rapi, rata, tidak miring dan dipakai
bahan kualitas I dengan ketinggian / letak pemasangan sesuai
dengan yang diisyaratkan PLN / sesuai Gambar Rencana.
II.9.4. Pemasangan lampu menempel di plafond atau perletakan sesuai
gambar, lampu dipasang dalam keadaan menyala / berfungsi dan
pada waktu serah terima pekerjaan ditest terlebih dahulu.
II.9.5. Instalasi kabel ex. Supreme atau setara yang dipergunakan
adalah sesuai dengan yang dipersyaratkan PLN dan kabel
dipasang di atas penggantung plafond, tarikan harus kencang.
Pada bagian yang masuk ke tembok, kabel dimasukkan ke dalam
conduit pipa PVC dengan ukuran sesuai jumlah kabel yang masuk
( 5/8 - 3/4) ujung atas pipa PVC harus diberi Elbow dengan
ukuran yang sesuai.
II.9.6. Sambungan antar kabel harus dilindungi las dop keramik / PVC
sedang pada bagian yang masuk tembok bila terdapat
sambungan, harus dilindungi junction box (kotak sambungan)
PVC dan instalasi kabel ini setelah terhubung seluruhnya harus
bebas induksi yang dibuktikan dengan test mager.
II.9.7. Setelah pemasangan seluruh instalasi listrik dilaksanakan
pengujian dan pengetesan instalasi sesuai dengan standar PLN
dengan mendatangkan istansi atau lembaga yang berkompeten
untuk melaksanakan pengujian dengan disaksikan oleh direksi
dan pengawas.
II.10.4. Politur
a. Dipakai politur kualitas I.
b. Dilaksanakan pada daun pintu panil
c. Sebelum dipolitur permukaan kayu harus betul-betul rata dan
dibersihkan dengan cara menggosok memakai kain yang
dibasahi / amplas basah dan setelah kering didempul
sehingga permukaannya menjadi rata dan licin.
d. Seluruh pekerjaan tersebut di atas harus dilaksanakan dengan
baik sampai didapat hasil yang baik dan warna yang merata
pelaksanaan sesuai ketentuan pabrik pembuat.
II.11. PEKERJAAN AKHIR II.11.1. Setelah proyek selesai Penyedia Barang/ Jasa diwajibkan
membersihkan kembali lokasi proyek dari sisa-sisa material
yang tidak terpakai, agak lokasi proyek tampak bersih dan
indah Setelah dilaksanakan serah terima pekerjaan gedung
siap dan dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh User
III. PENUTUP
Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-bahan, pekerjaan-pekerjaan, yang tidak
disebut perkataan atau kalimat diselenggarakan oleh Kontraktor maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi
tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah diselelnggarakan oleh Kontraktor dan diterima
sebagai hal yang disebutkan.
Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Kuasa Pengguna Anggaran, bilamana
perlu didakan perbaikan dalam RKS ini.