Anda di halaman 1dari 27

Case Report Session

MANAJEMEN PUSKESMAS

Oleh :

Cyntia Zulinasari
1210312025

Preseptor :
dr. Hardisman, MHID, Dr.PH(Med)

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2016
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pusat Kesehatan Masyarakat menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75
Tahun2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas sebagai tulang punggung
penyelenggara upaya kesehatan dasar bagi masyarakat di wilayah kerjanya
berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh
derajat kesehatan yang optimal. Untuk melaksanakan upaya kesehatan, baik
upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dibutuhkan manajemen Puskesmas yang dilakukan secara
terpadu dan berkesinambungan agar menghasilkan kinerja Puskesmas yang
efektif dan efisien.
Manajemen adalah serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan control (Planning, Organizing, Actuating,
Controlling) untuk mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan melalui
proses penyelenggaraan yang dilaksanakan dengan baik dan benar serta bermutu
dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia.

Puskesmas Andalas mengadakan Manajemen Perencanaan Tingkat


Puskesmas setiap tahunnya Puskesmas untuk semua program yang akan
dilaksanakan oleh puskesmas selama satu tahun. Berdasarkan hal tersebut penulis
tertarik untuk mengetahui bagaimana manajemen planning Puskesmas Andalas
dalam memyusun rencana kegiatan.

1.2 Batasan Masalah


Makalah ini membahas mengenai bagaimana sistem manajemen puskesmas di
Puskesmas Andalas Padang.
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen puskesmas di
Puskesmas Andalas Padang.

1.4 Metode Penulisan


Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan kepustakaan merujuk pada
berbagai literatur serta diskusi dengan kepala puskesmas di Puskesmas
Andalas Padang.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas
2.1.1 Definisi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014, Pusat
Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.3

2.1.2 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas


Menurut Permenkes No.75 Tahun 2014 Bab II pasal 3 ayat 1, prinsip dari
penyelenggaraan puskesmas meliputi paradigma sehat, pertanggungjawaban
wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan, teknologi tepat guna, dan
keterpaduan dan kesinambungan. Dalam penjalanan prinsip puskesmas ini,
dibutuhkan manajemen puskesmas yang baik untuk mengkoordinasikan
penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor.3

2.1.3 Tugas dan Tujuan Penyelenggaraan Puskesmas


Berdasarkan Permenkes No.75 Tahun 2014 pasal 4 sampai dengan 8,
Tujuan penyelenggaraan puskesmas adalah melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugasnya
tersebut, Puskesmas memiliki fungsi sebagai penyelenggara UKM (Upaya
Kesehatan Masyarakat) dan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan). Dalam
menjalankan fungsinya, Puskesmas berwenang untuk melaksanakan perencanaan
berdasarkan analisis masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan dan
memberikan pelayanan kesehatan dasar yang komprehensif, berkesinambungan,
dan bermutu.3

2.1.4 Peran dan Fungsi Puskesmas


Puskesmas berperan sebagai penyelenggara upaya kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Puskesmas juga
berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan keluarga dan masyarakat, serta pusat pelayanan kesehatan strata
pertama.3

2.1.5 Upaya Kesehatan Puskesmas


Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari Upaya
Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya Kesehatan Wajib
merupakan upaya kesehatan yang wajib dilaksanakan di seluruh Puskesmas di
Indonesia, yaitu pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana,
pelayanan pengobatan, pelayanan kesehatan lingkkungan, pelayanan promosi
kesehatan, laboratorium sederhana, pelayanan pencegahan dan penegndalian
penyakit, pencatatan dan pelaporan. Upaya Kesehatan Wajib diselenggarakan
oleh setiap puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal
kabupaten/kota bidang kesehatan.1
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan
masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif,
disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja, dan
potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing puskesmas. Beberapa
contoh Upaya Kesehatan Pengembangan adalah Upaya Kesehatan Sekolah,
Upaya Kesehatan Olahraga, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Gigi dan
Mulut, Upaya Kesehatan Jiwa, Upaya Kesehatan Mata, Kesehatan Usia Lanjut,
Pembinaan Pengobatan Tradisional, dan sebagainya.1

Sementara, Puskesmas juga memiliki Upaya Kesehatan yang berbasis


masyarakat (UKM) dan perseorangan (UKP). UKM adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. UKP adalah
kegiatan pelayanan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, dan
memulihkan kesehatan perseorangan.1

2.2 Manajemen Puskesmas


2.2.1 Definisi
Manajemen secara umum didefinisikan sebagai proses yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan,
dengan memanfaatkan ilmu dan seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Manajemen merupakan ilmu terapan yang penerapannya
disesuaikan dengan ruang lingkup fungsi organisasi, dan ruang lingkup masalah
yang dihadapi. Di bidang kesehatan, manajemen diterapkan untuk mengatur
perilaku staf yang bekerja di dalam organisasi kesehatan untuk menjaga dan
mengatasi gangguan kesehatan pada individu atau kelompok masyarakat secara
efektif, efisien, dan produktif. Dari segala teori manajemen yang ada, manajemen
yang ditetapkan di jajaran Departemen Kesehatan lebih mengacu kepada konsep
yang disampaikan oleh G. Terry, yaitu melalui fungsi-fungsi: perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan pelaksanaan (actuating),
pengawasan dan pengendalian (controlling). Manajemen puskesmas menurut
Kepmenkes nomor 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas
didefiniskan sebagai rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk
menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien.1

2.2.2 Fungsi Manajemen Puskesmas


Fungsi manajemen puskesmas yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Semua fungsi
manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan.
Perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan, termasuk pemilihan
alternatif-alternatif keputusan. Fungsi kedua yakni pelaksanaan dan pengendalian
terdiri atas tiga komponen yang saling berhubungan yaitu koordinasi, pengarahan,
dan pimpinan. Pengawasan dan pertanggungjawaban ialah mengamati dan
mengalokasikan dengan tepat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
2.2.3 Komponen Manajemen Puskesmas
Dalam menjalankan manajemen puskesmas, terdapat empat komponen
mendasar yang terkandung dalam manajemen puskesmas, yakni: manajemen
operasional puskesmas, manajemen alat dan obat, manajemen keuangan,
manajemen ketenagaan.

2.2.4 Macam-macam Model Manajemen Puskesmas


Puskesmas sudah membuat berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan puskesmas,
namun hal ini perlu ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik.
Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara
sistematik untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien.
Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas membentuk
fungsi-fungsi manajeman. Fungsi manajemen tersebut yang menjadikan
puskesmas menjadi lebih baik dalam kebijakan, program maupun konsepnya.1

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya


kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan puskesmas perlu
ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik. Berikut beberapa model
manajemen dan fungsi penjabarannya :

1. Model PIE (planning, implementation, evaluation). Model ini adalah yang


paling sederhana, karena hanya meliputi 3 fungsi saja yakni perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.
2. Model POAC (planning, organizing, actuating, controling), dengan rincian
fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pemantauan.
3. Model P1P2P3 (perencanaan, pergerakan-pelaksanaan, pengawasan-
pengendalian-penilaian). Model ini digunakan oleh jajaran kesehatan,
yang di puskesmas dijabarkan dengan P1 dalam bentuk perencanaan
tingkat puskesmas (PTP), P2 dalam bentuk lokakarya mini puskesmas, dan
P3 dalam bentuk pemantauan wilayah setempat dan stratifikasi puskesmas.
4. Model ARRIF (analisis, rumusan, rencana, implementasi dan forum
komunikasi). Model ini digunakan oleh jajaran Departemen Kesehatan
yang bergerak di bidang partisipasi masyarakat.
5. Model ARRIME (analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring,
evaluasi). Model ini hampir sama dengan model ARRIF, hanya saja fungsi
monitoring dan evaluasi secara tegas dipisah.2
Adapun tahapan dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas secara umum
menggunakan metode ketiga.
1. Perencanaan (P1)

a. Definisi

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk


mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja pusksesmas. Perencanaan
Puskesmas adalah fungsi manajemen puskesmas yang pertama dan menjadi
landasan serta titik tolak pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Semua kegiatan dan tindakan manajemen Puskesmas didasarkan dan/atau
disesuaikan dengan perencanaan yang sudah ditetapkan. Perencanaan
tingkat Puskesmas akan memberikan pandangan menyeluruh terhadap
semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan dan menjadi
tuntunan dalam proses pencapaian tujuan Puskesmas secara efisien dan
efektif. Perencanaan Puskesmas merupakan inti kegiatan manajemen
Puskesmas, karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh
perencanaan. Dengan perencanaan Puskesmas, memungkinkan para
pengambil keputusan dan pimpinan Puskesmas untuk menggunakan sumber
daya Puskesmas secara berdaya guna dan berhasil guna.1

b. Mekanisme

Langkah pertama dalam mekanisme perencanaan tingkat Puskesmas


adalah menyusun rencana usulan kegiatan (RUK) yang meliputi usulan
kegiatan wajib dan usulan kegiatan pengembangan. Penyusunan RUK
Puskesmas harus memperhatikan berbagai kebijakan, sesuai dengan hasil
kajian data di puskesmas, dan mempertimbangkan masukan masyarakat
melalui Konsil Kesehatan Kecamatan/Badan Penyantun Puskesmas. RUK
harus mencantumkan usulan pembiayaan, sarana prasarana, dan operasional
Puskesmas. RUK disusun pada bulan Januari untuk 1 tahun mendatang
(H+1), berdasarkan pencapaian kegiatan tahun sebelumnya (H-1). RUK
yang telah disusun di Dinas Kesehatan kabupaten/kota, kemudian akan
diajukan ke pemerintah daerah untuk mendapatkan persetujuan pembiayaan
dan dukungan politis.1

c. Tahapan
i). Persiapan

Pada tahap ini dilakukan persiapan data yang akan dianalisis sehingga
mempermudah perencanan yang akan dibuat. Langkah-langkah dalam
tahap ini yaitu pembentukan im perencanaan tingkat puskesmas (PTP) dan
penjelasan buku PTP kepada tim oleh Kepala Puskesmas, tim harus
mempelajari kebijakan dan arahan strategi dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Propinsi, dan Kementrian Kesehatan.1

ii). Analisis Situasi

Analisis situasi merupakan langkah awal proses penyusunan (rencana


operasional) RO Puskesmas yang bertujuan untuk identifikasi masalah.
Secara konsepsual, analisis situasi Puskesmas adalah proses berikut
kecenderungannya dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
tersebut, serta potensi sumber daya Puskesmas yang dapat digunakan
untuk melakukan intervensi. Analisis situasi akan menghasilkan rumusan
masalah dan berbagai faktor yang berkaitan dengan masalah kesehatan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas serta potensi sumber daya
Puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi. 1

Analisis ini meliputi data umum dan data khusus. Data umum ini
berupa peta wilayah dan data sumber daya (ketenagaan, obat & bahan
habis pakai, peralatan, sumber pembiayaan, sarana prasarana, data peran
serta masyarakat, data penduduk & sasaran program, data sekolah, data
kesling. 1

iii). Tahap Penyusunan RUK

Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dilaksanakan dengan


memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Menyusun RUK untuk mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai


pada periode sebelumnya dan memperbaiki program yang masih
bermasalah.
b. Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi
kesehatan di wilayah tersebut dan kemampuan Puskesmas.
Penyusunan RUK terdiri dari 2 langkah, yaitu analisa masalah dan
penyusunan RUK. Analisa masalah dilakukan melalui kesepakatan Tim
Penyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas dan Konsil Kesehatan
Kecamatan/Badan Penyantun Puskesmas. 1

Analisa masalah dilakukan dengan cara identifikasi masalah, prioritas


masalah, merumuskan masalah, dan penyebab masalah. Identifikasi
masalah diutamakan untuk kegiatan-kegiatan dengan hasil kesenjangan
yang lebih besar, permasalahan dapat dicari dari hasil Penilaian Kinerja
Puskesmas, hasil laporan SPM (Standar Pelayanan Minimal) atau dari
Laporan Tahunan Puskesmas. 1

Gambar 2.1. Contoh Tabel Identifikasi Masalah

Pada prioritas masalah dilakukan dengan cara penilaian scoring dengan


menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth ). Urgency
(urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan. Seriousness (keseriusan), yaitu melihat
dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya. Growth
(berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut berkembang
sedemikian rupa sehingga sulit dicegah. Dengan menggunakan score 1-5
skala Linkert, masing-masing anggota dapat menilai besar kecilnya
kriteria tersebut. 1
Gambar 2.2. Kriteria Matriks

Selanjutnya merumuskan masalah dengan 5W+1H, serta menggunakan


diagram Ishikawa untuk dapat menggali semua penyebab masalah dari
masing-masing variabel yaitu manusia, dana, metode, material, dan
lingkungan.1

Gambar 2.3 Contoh Diagram Ishikawa

d. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

Pada dasarnya menyusun RUK harus memperhatikan berbagai kebijakan


yang berlaku secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil
kajian data dan informasi yang tersedia di puskesmas. Puskesmas haruslah
mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui Konsil Kesehatan
Kecamatan/Badan Penyantun Puskesmas. Rencana usulan kegiatan harus
dilengkapi pula dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana,
prasarana, dan operasional puskesmas.1
Penyusunan RUK meliputi upaya kesehatan wajib, pengembangan, dan
penunjang yang meliputi: (1) kegiatan tahun yang akan datang, (2) kebutuhan
sumber daya, (3) rekapitulasi ke dalam format RUK. RUK disusun dalam
bentuk matriks dengan memperhatikan berbagai kebijakan yang ada dan
sesuai dengan masalah sesuai dengan hasil kajian data dan informasi yang
ada di Puskesmas.

i). RUK Upaya Kesehatan Wajib

Jenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap puskesmas,


yakni Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan
Anak termasuk Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat,
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta Pengobatan.
Langkah-langkah perencanaan yang harus dilakukan puskesmas adalah
sebagai berikut:

a. Menyusun usulan kegiatan : dengan memperhatikan berbagai


kebijakan, masalah, dan data di Puskesmas. Usulan ini dibuat dalam
bentuk matriks (Gantt Chart) yang berisikan rincian kegiatan, tujuan,
sasaran, besaran kegiatan, waktu, lokasi, serta perkiraan kebutuhan
biaya kegiatan.

2.4 Gantt Chart Pembagian Brban Tugas dan Wilayah Kerja

b. Mengajukan usulan kegiatan : dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota. Usulan kegiatan harus dilengkapi dengan usulan
kebutuhan rutin, sarana prasarana, operasional puskesmas, dan
pembiayaannya.

Gambar 2.5 Contoh Tabel RUK


c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) : setelah RUK
disetujui oleh Dinas Kesehatan Kabupten/Kota, dibuat RPK dalam
bentuk matriks Gantt Chart dan dilengkapi oleh pemetaan wilayah
(geomapping). 1

Gambar 2.5 Contoh Tabel RPK


Gambar 2.6 Contoh Pemetaan Wilayah Upaya Kesehatan Puskesmas

ii). RUK Upaya Kegiatan Pengembangan

Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari upaya kesehatan


pokok puskesmas yang ada an upaya inovasi yang dikembbangangkan
sendiri. Langkah-lngkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan
yaitu:

a. Identifikasi upaya kesehatan pengembangan :


Identifikasi upaya kesehatan dilakukan berdasarkan ada/tidaknya
masalah kesehatan yang terkait dengan upaya kesehatan
pengembangan tersebut. Identifikasi masalah dapat dilakukan
bersama masyarakat mealui pengumpulan data secara langsung di
lapangan atau disebut juga dengan Survei Mawas Diri. Survei Mawas
Diri adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengenali keadaan dan
masalah yang dihadapi dan potensi yang dimiliki untuk mengatasi
masalah tersebut. Survei Mawas Diri dilakukan dengan pengumpulan
data cepat (primer atau sekunder), pengolahan data, dan penyajian
data dalam bentuk masalah dan potensi. Akan tetap, jika tidak bisa
dilakukan pengumpulan data bersama masyarakat, dapat dilakukan
dengan kesepakatan kelompok (Delbecq Technique). Delbecq
Techniue dilakukan dengan pembentukan tim, penyusunan daftar
masalah, penetapann kriteria penilaian masalah, dan penetapan urutan
prioritas masalah berdasarkan masalah dan potensi yang dimiliki. 1
b. Menyusun usulan kegiatan : penyusunan usulan kegiatan dilengkapi
oleh rincian kegiatan, tujuan sasaran, besaran kegiatan, waktu, lokasi,
dan prakiraan kebutuhan biaya. Rencana tersebut diajukan dalam
bentuk matriks Gantt Chart dan penyusunan ini dilakukan melalui
pertemuan khusus bersama BPP dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dalam bentuk musyawarah masyarakat. Penyusunan
RPK dilaksanakan pada bulan Januari tahun berjalan, dalam forum
lokakarya mini yang pertama.
c. Mengajukan usulan kegiatan : upaya kegiatan pengembangan dapat
diajukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Badan Penyantun
Puskesmas, atau pihak-pihak lain. Disertai dengan pembiayaan, latar
belakang, tujuan, dan urgensi dari program tersebut.
d. Menyusun RPK : dalam bentuk matriks Gantt Chart dan dilengkapi
dengan geomapping. 1

2. Pelaksanaan dan Pengendalian (P2)


Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan, pemantauan
dan penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas, dalam
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Langkah-langkah
pelaksanaan dan pengendalian adalah:
i). Pengorganisasian

Untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan puskesmas, perlu dilakukan


pengorganisasian. Pengorganisasian yang dilakukan ada dua macam: (1)
Penentuan para penanggung jawab dan para pelaksanaan setiap kegiatan
yang dilakukan pada awal tahun kegiatan; dan (2) Penggalangan kerjasama
tim secara lintas sektoral, baik kerjasama dua pihak ataupun banyak pihak. 1
ii). Penyelenggaraan

Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah


menyelenggarakan rencana kegiatan puskesmas tersebut. Untuk dapat
terselenggaranya rencana tersebut, perlu dilakukan kajian ulang rencana
pelaksanaan, penjadwalan, dan penyelenggaraan sesuai dengan azas
penyelenggaraan puskesmas, standar pelayanan, kendali mutu, dan kendali
biaya. 1

iii). Pemantauan

Penyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan pemantauan yang


dilakukan secara berkala. Pemantauan mencakup hal-hal:

a. Telaah penyelenggaraan : terbagi atas telaah internal dan telaah eksternal.


Telaah internal adalah telaah bulanan dari penyelenggaraan kegiatan dan
hasil dari kegiatan, dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan.
Data diambil dari Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
yang ada. SIMPUS adalah suatu tatanan informasi untuk membantu
proses pengambilan keputusan manajemen puskesmas, yang terdiri dari
SP2TP, survei lapangan, laporan lintas sektor, dan laporan sarana
kesehaan swasta. Kesimpulan dirumuskan dalam 2 bentuk: yaitu
kesimpulan kinerja yang terdiri dari coverage (cakupan), quality (mutu),
dan cost (biaya), dan masalah dan hambatan yang ada. Telaah bulan ini
kemudian dilakukan dalam Lokakarya Mini Bulanan.
Lokakarya Mini Bulanan adalah pertemuan yang diselenggarakan setiap
bulan di puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staf puskesmas.
Lokakarya Mini Bulanan memiliki beberapa tahap, yaitu: (1) Masukan:
laporan hasil kegiatan bulan lalu, informasi tentang hasil rapat Dinas
Kesehatan, tingkat kecamatan, atau kebijakan, program dan konsep baru;
(2) Proses: analisis hambatan dan masalah dan pemecahan masalah; dan
(3) Keluaran: Rencana kerja bulan yang baru.
Sementara, telaah eksternal adalah Lokakarya Mini Triwulan, yang
diadakan tiap tiga bulan sekali dan dihadiri oleh puskesmas dan lintas
sektor.
b. Penyusunan saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan
pencapaian kinerja puskesmas serta masalah dan hambata yang ditemukan
dari hasil telaahan bulanan dan triwulanan. 1
iv). Penilaian

Kegiatan penilaian dilakukan pada akhir tahun dan mencakup dua hal,
yaitu: (1) Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil
yang dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar pelayanan;
dan (2) Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai
dengan pencapaian serta masalah dan hambatan yang ditemukan untuk
rencana tahun berikutnya. 1

3. Pengawasan dan Pertanggungjawaban (P3)


Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh kepastian
atas kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap
rencana dan peraturan perundang-undangan dan kewajiban yang berlaku.
Kegiatan dalam tahap ini adalah:
1. Pengawasan: terbagi atas pengawasan internal oleh atasan langsung dan
eksternal oleh masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota, dan institusi
pemerintah terkait. Pengawasan mencakup aspek administratif, keuangan,
dan teknis pelayanan. Jika ditemukan penyimpangan, maka perlu
dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang ada.
2. Pertanggungjawaban: dilakukan di akhir tahun dalam bentuk laporan
pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan,
perolehan, dan penggunaan sumber daya. Laporan tersebut disampaikan
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta pihak-pihak terkait
lainnya, termasuk masyarakat melalui Badan Penyantun Puskesmas.
Apabila terjadi penggantian kepala puskesmas, maka kepala puskesmas
yang lama diwajibkan membuat laporan pertanggungjawaban masa
jabatannya. 1
BAB 3
ANALISIS SITUASI

3.1. Data Umum Puskesmas Andalas


3.1.1 Data Geografis
Wilayah kerja Puskesmas Andalas terdiri dari 10 kelurahan dengan luas
wilayah 8,15 km2, diantaranya :
1. Kelurahan Jati
2. Kelurahan Jati Baru
3. Kelurahan Sawahan
4. Kelurahan Sawahan Timur
5. Kelurahan Ganting Parak Gadang
6. Kelurahan Parak Gadang Timur
7. Kelurahan Andalas
8. Kelurahan Simpang Haru
9. Kelurahan Kubu Marapalam
10. Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah4

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Andalas

Secara geografis wilayah kerja Puskesmas Andalas berbatasan dengan


beberapa kecamatan yaitu:

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Padang Utara, Kuranji


Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Padang Selatan
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Padang Barat
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Lubeg, Pauh5

3.1.2 Data Demografis


Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Andalas tahun 2015 berjumlah
82.571 jiwa.
Tabel 3.1 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelurahan di Wilayah
Kerja Puskesmas Andalas Tahun 20154

No Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah


1 Sawahan 2595 2704 5299
2 Jati Baru 2840 3859 6699
3 Jati 5162 4893 10055
4 Sawahan Timur 2321 2204 4525
5 Simpang Haru 3049 3044 6093
6 Andalas 5577 5533 11110
7 Marapalam 7184 6914 14098
8 Kb. Dalam Parak Karakah 4417 4455 8872
9 Pr. Gadang Timur 2375 2333 4708
10 Gt. Pr.Gadang 5518 5594 11112
JUMLAH 41038 41533 82571

Puskesmas Andalas mempunyai 66 orang tenaga kerja yang bertugas di


dalam gedung induk, puskesmas pembantu, dan poskelkel. Tenaga kerja tersebut
terdiri dari 52 orang dengan status PNS, 5 orang dengan status tenaga PTT, 7
orang sebagai volunteer, dan honor/sukarela sebanyak 2 orang. Rincian tenaga
kerja di puskesmas Andalas dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Rincian tenaga kerja di puskesmas Andalas4
NO JENIS KETENAGAAN JUMLAH

1 Kepala Puskesmas 1
2 Kepala Tata Usaha 1
3 Dokter Umum 3
4 Dokter Gigi 4
5 Pelaksana Kebidanan 20
6 Pelaksana Keperawatan 17
7 Pelaksana Keperawatan Gigi 1
8 Pelaksana Sanitasi 3
9 Pelaksana Analis Kesehatan 2
10 Pelaksana Apoteker / AA 2
11 Pelaksana Gizi 3
12 Pelaksana Rekam Medis 1
13 Pelaksana Refraksionis Optisien 1
14 Fungsional Umum 5
15 Sopir 1
16 Cleaning Servis 1
Jumlah 66 Orang

Sarana kesehatan yang terdapat di puskesmas Andalas adalah terdiri dari :


a. 1 puskesmas induk
b. 8 puskesmas pembantu (pustu Parak Karakah, Tarandam, Ganting
Selatan, Jati Gaung, Andalas Barat, Sarang Gagak, Kubu Dalam
Parak Karakah, dan Kampung Durian)
c. 3 puskesmas keliling (poskeskel Sawahan Timur, Kubu
Marapalam, dan Kubu Dalam Parak Karakah)
d. 7 pos KB
e. 86 posyandu balita
f. 13 posyandu lansia4
Jumlah posyandu ideal menurut Departemen Kesehatan RI yaitu 1

posyandu untuk 100 balita atau lansia. Jika dibagi berdasarkan populasi

bayi/balita sebanyak 5.960 orang dengan 86 posyandu yang ada, didapatkan 1

posyandu bertanggungjawab atas kesehatan 70 orang bayi/balita. Dengan 13

Posyandu Lansia dengan jumlah lansia sebanyak 5.245 orang, dapat didapatkan

data 1 posyandu lansia untuk 403 orang. Dari data tersebut dapat disimpulkan

bahwa jumlah posyandu lansia masih belum mencukupi.


BAB 4
PEMBAHASAN

Manajemen puskesmas di Puskesmas Andalas telah dilaksanakan sesuai


dengan Kebijakan Dasar Puskesmas yang telah ditetapkan oleh pemerintah
melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004. Model
manajemen yang dipilih dan diimplementasikan di Puskesmas Andalas adalah
model yang ketiga yaitu Model P1P2P3 (perencanaan, pergerakan-
pelaksanaan, pengawasan-pengendalian-penilaian).

1. Perencanaan (P1)
Perencanaan Tingkat Puskesmas (P1) di Puskesmas Andalas dijalankan
melalui rapat lokakarya mini tahunan. Dalam lokakarya mini tahunan tersebut,
seluruh staf puskesmas dan pihak terkait membahas mengenai alternatif
pemecahan masalah dan pembuatan komitmen. Di awal tahun, akan diadakan
lokakarya mini bulan pertama yang diadakan sebanyak dua kali. Dalam lokakarya
mini bulan pertama yang dilaksanakan bersama staf Puskesmas Andalas, kegiatan
yang dilakukan adalah mengevaluasi pencapaian program-program pada tahun
sebelumnya. Kemudian dilakukan identifikasi masalah dari setiap program.
Selanjutnya, dilakukan analisa masalah untuk mencari penyebab dari masalah,
kendala dan hambatan yang ditemui, serta alternatif pemecahan masalahnya
sehingga masalah yang timbul tersebut dapat diselesaikan di tahun kerja
mendatang. Tiap-tiap koordinator Upaya Kesehatan Wajib ataupun
Pengembangan akan merancang Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan kemudian
dikompilasikan menjadi RUK Puskesmas. RUK Puskesmas yang telah rampung
akan dibahas ke lokakarya mini bulan pertama yang kedua, dengan peserta staf
puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota.

Pada pertemuan lokakarya mini bulan pertama yang kedua dengan Dinas
Kesehatan Kota, pihak Dinas Kesehatan Kota akan ikut serta merevisi rancangan
RUK Puskesmas, sehingga terbentuklah Rencana Pelaksanaan Kegiatan, atau
yang juga disebut sebagai POA tahunan Puskesmas. POA adalah landasan dari
pelaksanaan kegiatan dalam satu tahun. Setelah itu, masing-masing bagian upaya
kesehatan wajib dan pengembangan akan membuat jadwal dari masing-masing
kegiatan dan dibuat menjadi satu kalender program puskesmas. Setelah itu, baru
masuk ke poin P2 yaitu pelaksanaan dan pengendalian.

Namun, masih ada beberapa perencanaan di Puskesmas Andalas yang dinilai


kurang bisa memecahkan masalah yang ada di Puskesmas Andalas. Contoh
masalah yang ditemukan di Puskesmas Andalas tahun 2015 adalah masih
rendahnya pencapaian indikator PHBS (ASI eksklusif) dimana alternatif
pemecahan masalah yang ditawarkan yaitu memberikan penyuluhan tentang
manfaat ASI. Sebaiknya, selain tentang manfaat ASI, dapat diberikan alternative
bagi ibu-ibu yang sibuk bekerja namun tetap dapat memberikan ASI eksklusif
pada bayinya dengan cara pompa ASI. Hal tersebut dapat dalam bentuk
penyuluhan mengenai pompa ASI. Selain itu, masalah lain yang pemecahan
masalahnya masih belum bisa mengatasi masalah yang ada adalah rendahnya
kunjungan K1 ibu hamil. Upaya yang akan dilaksanakan adalah mendata ulang
sasaran. Selain itu, pengoptimalan peran kader dalam mendata PUS dan
dilakukan pencatatan dan pelaporan yang sistematis merupakan langkah yang
lebih baik.5

2. Penggerakan Pelaksanaan

P2 yang berbentuk lokakarya mini bulanan berupa penggalangan kerja sama


lintas program dan evaluasi program. Lokakarya mini bulanan diadakan setiap
minggu keempat dalam bulan itu. Terdapat pula Lokakarya mini triwulan yang
terlaksana tiap 3 bulan sekali bersama pihak Camat dan lintas sektor lainnya.
Kegiatan pada lokakarya mini bulanan pada Puskesmas Andalas sesuai dengan
Kepmenkes Nomor 128 tahun 2004 yaitu mengadakan pencapaian program.

Berdasarkan POA Puskesmas yang telah ditetapkan pada lokakarya mini


bulan pertama, telah ditentukan target tahunan per tiap program. Target tahunan
ini kemudian akan dibagi menjadi target bulanan dan menjadi acuan dalam
evaluasi tiap kegiatan dalam lokakarya mini bulanan tersebut apakah target
capaian dari tiap kegiatan suda tercapai atau belum. Pada kegiatan yang tidak
mencapai target, perlu dicari penyebab dari masalah mengapa target tersebut
tidak tercapai dan alternatif dari pemecahan masalahnya. Dari diskusi pada
lokakarya mini bulanan tersebut akan ditentukan program kerja bulan
selanjutnya.

3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)

Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian di Puskesmas Andalas berbentuk


Penilaian Kinerja Puskesmas. Penilaian kinerja puskesmas ini dilaksanakan satu
kali setahun di akhir tahun kerja, yaitu pada bulan Desember setiap tahunnya.
BAB 5
KESIMPULAN

Puskesmas adalah unit pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kota yang


bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Dengan demikian Puskesmas
berfungsi sebagai alat pengerak pembengun berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan starata
pertama.
Dalam pelaksanaan manajemen planning, Puskesmas Andalas melaksanakan
metode P1-P2-P3 yang sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 128
Tahun 2004. Akan tetapi, pelaksanaan manajemen planning Puskesmas Andalas
belum terlaksana dengan maksimal, mengingat adanya beberapa perencanaan
program yang luput dan belum menyelesaikan masalah pada tahun sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kepmenkes No. 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan

Masyarakat.

2. Trihono. Arrime, Manajemen Puskesmas. Departemen kesehatan. Jakarta.

2005. Hal 88-89

3. Permenkes No. 75 Tahun 2014. Diunduh dari:


http://www.depkes.go.id/resources/download/peraturan/PMK-No-75-Th-
2014-ttg-Puskesmas.pdf. Diakses tanggal: 26 September 2016.
4. Puskesmas Andalas. Laporan Tahunan 2015 Puskesmas Andalas. Padang:
Puskesmas Andalas 2016.
5. Puskesmas Andalas. Perencanaan Tingkat Puskesmas 2016. Padang:
Puskesmas Andalas; 2016.

Anda mungkin juga menyukai