I. PENDAHULUAN
Pemerintah Indonesia saat ini mendorong upaya swasembada pangan untuk beberapa
jenis tanaman pangan termasuk tanaman jagung dan padi. Pemerintah terus berusaha untuk
memenuhi kebutuhan pangan pokok rakyatnya dalam upaya untuk tercapainya kedaulatan
pangan nasional sebagai bagian dari upaya mempertahankan keamanan nasional. Secara
sederhana, kedaulatan pangan dimaksudkan sebagai suatu kekuatan untuk mengatur masalah
pangan secara mandiri, yang didukung oleh (1) ketahanan pangan, terutama kemampuan
mencukupi pangan dari produksi dalam negeri; (2) pengaturan kebijakan pangan yang
dirumuskan dan ditentukan bangsa sendiri; dan (3) kemampuan melindungi dan
menyejahterakan pelaku utama pangan terutama petani dan nelayan.Kementerian Pertanian
yang merasa sebagai instansi pemerintah yang ikut bertanggung jawab untuk mencapai sasaran
kedaulatan pangan telah menerjemahkan amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) tersebut dalam suatu strategi besar Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Produksi
Padi, Jagung, dan Kedelai (Upsus Pajale).1
Upaya swasembada pangan merupakan tahapan untuk mencapai kedaulatan pangan.
Tentu upaya untuk mencapai tahapan tersebut bukan hal yang mudah karena sektor pertanian
pada saat ini masih dihadapkan oleh berbagai masalah krusial yaitu (1) Lahan, (2) Infrastruktur,
(3) Benih, (4) Regulasi/Kelembagaan, (5) Sumber Daya Manusia, (6) Permodalan. Enam
permasalahan sosial ini menyertai dalam proses pencapaian swasembada pangan dalam menuju
kedaulatan pangan.Salah satu permasalahan krusial dalam kedaulatan pangan adalah aspek
benih. Ketersediaan benih yang mencukupi yang diikuti oleh kualitas produksi yang tinggi
menjadi hal penting dalam mewujudkan produksi. Sistem pengadaan benih yang tidak sesuai
dengan musim tanam mejadi permasalahantersendiri dalam hal ini. Untuk itu kelembagaan
perbenihan harus menjadi perhatian serius pemerintah agar tidak ada kendala ketersediaan
benih pada saat musim tanam.
Untuk memenuhi permintaan jagung yang terus meningkat setiap tahunnya dibutuhkan
teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas dan produksi. Salah satu upaya untuk
meningkatkan produktivitas jagung adalah menggunakan varietas unggul yang berdaya hasil
dan adaptif dengan lingkungan setempat (Erawati et al. (2009) dalam Juniarsih et al. (2013).
Penggunaan varietas unggul berdaya hasil tinggi adalah dengan penggunaan benih jagung
hibrida. Penggunaan benih jagung hibrida merupakan strategi kebijakan untuk menggantikan
jagung komposit dan jagung lokal yang produktivitasnya rendah. Produktivitas jagung hibrida
berkisar 10-13ton per hektar lebih tinggi dibanding varietas komposit atau lokal yang hanya <
3 ton per hektar (Balai Penelitian Tanaman Serealia).
Salah satu produsen utama benih jagung hibrida di Indonesia adalah PT BISI (Bright
Indonesia Seed Industry) atau (Benih Inti Subur Intani) International Tbk. PT BISI merupakan
1http://news.metrotvnews.com/columnist/8KyQPlXK-menatap-ekonomi-pangan-dan-pertanian-2016
perusahaan yang bergerak dalam usaha bidang pertanian termasuk didalamnya usaha
pembibitan dan pembenihan tanaman pangan, tanaman lainnya pada umumnya, perkebunan
dan peternakan. Adapun visi dari PT BISI yaitu menyediakan pangan bagi dunia yang
berkembang, serta misi yang dimilikinya adalah dengan meningkatnya permintaan dunia akan
pangan, pakan, bahan bakar dan serat, perusahaan memberikan produk, teknologi dan
dukungan yang inovatif untuk membantu petani meningkatkan produktivitas. PT BISI sebagai
perusahaan berbasis sains yang memiliki keunggulan utama dan keahlian yaitu research
&development dan menghasilkan benih hibrida yang berkualitas tinggi yang dibuat secara
spesifik untuk kebutuhan Indonesia.
Jagung termasuk tanaman yang familiar bagi sebagian masyarakat di Indonesia dan
sudah bukan barang atau komoditas baru dalam pertanian, jagung adalah salah satu komoditas
tanaman yang memiliki manfaat penting bagi masyarakat Indonesia untuk kelangsungan hidup
masyarakat itu sendiri, sebagian besar hasil tidak semua dijual melainkan ada digunakan untuk
konsumsi sendiri. Pertanian di Indonesia sudah sangat berkembang dengan baik dari dulu yang
masih tradisional perlahan-lahan sudah berteknologi. Petani jagung di Indonesia khusunya
petani di daerah Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor adalah salah satu petani jagung yang
dapat memenuhi permintaan jagung, petani jagung yang berada di Kecamatan Tenjolaya
Kabupaten Bogor adalah petani jagung hibrida yang masih menggunakan teknologi tradisional.
Subsistem Hulu
Bahan baku untuk pembuatan benih jagung hibrida diperoleh dari petani yang bermitra
dengan PT BISI. Perseroan menjalin kerjasama dengan 74 709 orang petani pemilik lahan
dengan total luasan lahan kerjasama produksi 21 638 hektar. Sebagian besar lahan contract
farming dan petani kerjasama berada di wilayah Jawa Timur. Perusahaan memberikan benih
induk kepada petani kontrak dan menyediakan pelatihan, dukungan dan pendampingan teknis.
Kemudian, para petani mitra tersebut berkewajiban untuk menjual kembali semua hasil panen
mereka kepada PT BISI untuk dilakukan proses pembuatan benih jagung hibrida.
Benih hibrida dihasilkan dari proses pembuahan silang secara alamiah, yang
dikembangbiakkan lebih lanjut dengan pembuahan satu tanaman yang berulang dalam kurun
waktu lebih dari tujuh generasi. Benih hasil pembuahan sendiri ini kemudian disilangkan dalam
program pembiakan selektif, guna menghasilkan benih hibrida generasi pertama (F1). Benih
hibrida dapat menghasilkan tanaman seragam yang memiliki keunggulan berupa efek heterosis
dan vigor hibrida. Heterosis dari benih hibrida memberikan hasil lebih besar dibanding
keturunan yang dihasilkan dari pembuahan satu tanaman ataupun keturunan yang merupakan
hasil persilangan.
Benih jagung hibrida yang dihasilkan kemudian dapat didistribusikan kepada pedagang
penjual sarana produksi pertanian, pedagang pengumpul serta langsung ke konsumen akhir.
Subsistem On-Farm (Budidaya jagung hibrida)
Subsistem on-farm atau subsistem budidaya pada kasus ini yaitu kegiatan budidaya
jagung hibrida. Berikut ini merupakan tahapan budidaya jagung hibrida :
1. Persiapan lahan
Kondisi lahan ideal untuk penanaman jagung yaitu :
a. Tanah gembur, subur, tidak mudah tergenang air / drainase yang baik
b. Memiliki cukup bahan organik
c. pH netral sampai agak asam (5.5 7)
d. Kemiringan tanah tidak lebih dari 8 persen
e. Ketinggian 0 700 meter dpl
f. Jenis tanah dapat berupa tanah liat berlempung, tanah lempung atau tanah lempung
berpasir
g. Areal tanam memiliki sumber air yang cukup
h. Sinar Matahari penuh, tidak ternaungi pohon atau bangunan yang tinggi
Lakukan pengolahan lahan dengan baik, agar tanah menjadi gembur dan tanaman
bisa tumbuh dengan baik.
2. Persiapan benih
Dalam menentukan benih berkualitas dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu :
a. Fisik benih
Benih yang dipilih harus memiliki ukuran yang seragam, bebas jamur/hama
gudang, serta memiliki daya kecambah yang baik.
b. Morfologis
Benih yang baik secara morfologis adalah yang memiliki sifat yang khas,
tanaman yang khas, dan tahan terhadap cekaman lingkungan.
c. Pertumbuhan
Pertumbuhan awal/vigor kokoh, tahan hama dan penyakit, Tanggap terhadap
pemupukan, dan tahan rebah karena memiliki perakaran yang kuat
d. Hasil
Kelobot tertutup rapat, ukuran tongkol besar, produksi tinggi, rendemen tinggi,
biji rapat dan berat, biji tertata rapi.
Dengan pemilihan benih jagung hibrida berkualitas, dapat meningkatkan
produksi sekaligus meningkatkan keuntungan petani.
3. Penanaman
a. Lakukan penanaman saat kondisi tanah lembab, setelah hujan atau setelah diairi
b. Penanaman secara manual dilakukan dengan cara ditugal
c. Lubangi tanah dengan tugal sedalam 3 cm, masukkan benih 1-2 biji ke lubang lalu
ditutup dengan tanah atau pupuk organik
d. Pergunakan tali agar jalur tanam rapi dan sesuai dengan jarak tanam yang diinginkan
4. Pemupukan
Pemupukan secara manual dilakukan dengan menggunakan tugal. Buat lubang di
samping tanaman dengan jarak 5-10 cm, lalu pupuk dimasukkan ke dalam lubang dan
ditutup dengan tanah.Setelah diberi pupuk, kemudian lakukan pengairan.Lakukan
pemupukan berimbang, yaitu pemupukan dengan melengkapi semua unsur makro yang
dibutuhkan tanaman, yaitu unsur N, unsur P, unsur K. Agar semua unsur tersebut tercukupi
dianjurkan untuk menggunakan NPK 15:15:15 dalam aplikasi pemupukan.
5. Pengendalian gulma
Pengendalian gulma/rumput dilakukan pada saat tanaman jagung berumur 30 hari
setelah tanam.Pengendalian gulma sebaiknya dilakukan dengan cara herbisida.Aplikasi
penyemprotan dilakukan pada sela-sela tanaman jagung dan dihindari terkena langsung
dengan tanaman jagung.
6. Pengairan
Pengairan merupakan faktor penting dalam budidaya tanaman jagung. Kekurangan
air berpengaruh pada produktivitas tanaman. Kelebihan air (lahan tergenang dalam jangka
waktu lama) juga dapat menyebabkan tanaman jagung mati.Apabila lahan yang digunakan
memiliki jaringan irigasi dan persediaan air yang cukup, maka lakukan pengairan setiap
10 hari sekali dengan cara mengalirkan air pada larikan dan secepatnya dibuang dan
dipastikan tidak ada yang menggenang.Apabila lahan yang digunakan merupakan lahan
tanpa irigasi atau lahan darat yang tidak mempunyai persediaan air (sungai, danau, rawa,
dll) maka pengairan bisa dilakukan dengan sistem irigasi sumur atau disiram secara
manual (pada dasarnya jagung tidak memerlukan banyak air).Buat sumur-sumur gali atau
bor di dekat lahan dan alirkan airnya dengan menggunakan pompa. Pada 10 hari menjelang
panen sebaiknya pengairan dihentikan agar proses pengeringan tongkol dapat dipercepat.
7. Panen
Jagung dapat dipanen dalam kondisi masak fisiologis saat berumur 105-115 hst pada
dataran rendah (sesuai varietasnya).Agar kadar air pada biji jagung yang dipanen rendah
maka biarkan jagung di batangnya hingga betul-betul kering ( 115-120 hst). Ciri-ciri
jagung siap panen :
a. Klobot sudah berwarna coklat
b. Rambut berwarna hitam dan kering
c. Populasi klobot kering 90 persen
d. Biji jagung bila ditekan dengan kuku tidak membekas
e. Terdapat titik hitam pada bagian lembaga biji jagung
Hasil panen jagung dapat langsung dijual ke pasar, pedagang pengumpul atau
langsung ke konsumen akhir, namun dapat juga dilakukan kegiatan penambahan nilai
dengan cara pengolahan lebih lanjut.
Subsistem Pascapanen dan Pengolahan
Jagung yang sudah dipanen kemudian disortir. Jagung yang jelek dipisahkan dari jagung
yang baik untuk menjaga kualitas jagung dan menghindarkan dari tertularnya jamur.Setelah itu
jagung harus dijemur, tujuannya untuk menurunkan kadar air menjadi 25-28 persen.Setelah
jagung cukup kering, maka jagung bisa langsung dipipil. Pemipilan dapat dilakukan secara
manual maupun mekanis.Untuk mendapat harga yang baik maka jagung yang sudah dipipil
perlu dikeringkan lagi untuk mendapatkan kadar air yang lebih rendah.Jagung yang sudah
cukup kering (Kadar air = 20-25 persen) dikarungi dan disimpan di gudang untuk kemudian
dibawa ke pasar, pedagang pengumpul atau ke pabrik pakan ternak.
Kegiatan lain dalam penanganan pascapanen jagung yaitu kegiatan pengolahan atau
agroindustri. Kegiatan pengolahan atau agroindustri yaitu melakukan pengolahan bahan baku
pertanian (dalam hal ini jagung) menjadi produk lain dengan tujuan untuk mendapatkan nilai
tambah. Jagung dapat diolah menjadi berbagai produk, namun yang paling sering dilakukan
adalah produk-produk berikut :
1. Pakan ternak
2. Emping
3. Industri gula pati
4. Minyak jagung
Produk yang dihasilkan oleh industri pengolahan kemudian didistribusikan kepada
pedagang pengumpul maupun langsung ke konsumen akhir.
Subsistem Penunjang
1. Penelitian dan pengembangan
2. Pengawasan dan pengendalian mutu
3. Lembaga sertifikasi negara
a. Balai Karantina Kementerian Pertanian
b. Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
c. Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan Hortikultura
d. Komite Akreditasi Nasional
4. Lembaga keuangan
SISTEM AGRIBISNIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA
9. Risiko Ketenagakerjaan
Perseroan dituntut untuk dapat selalu menghasilkan varietas yang diminati oleh
petani. Untuk itu, Perseroan harus memiliki karyawan dengan keahlian khusus yang
bekerja sebagai pemulia tanaman atau yang bekerja di laboratorium bioteknologi.
Ketidaktersediaan karyawan dengan keahlian khusus tersebut dapat mengganggu proses
pengembangan tanaman lebih lanjut dan pada akhirnya akan menghambat proses produksi
atas produk yang diinginkan oleh pasar.
Aspek Produksi
PT. BISI International Tbk perusahaan yang menghasilkan benih berkualitas dan
bersertifikat untuk varietas tanaman pangan dan holtikultura yang sudah dilepas pemerintah,
antara lain: Jagung Hibrida, Jagung Manis, Padi Hibrida, Timun, Semangka, Melon, Cabe,
Tomat, Terong, dan lain-lain. PT. BISI International Tbk memproduksi jagung hibrida 15.000
sampai 20.000 ton per tahun.
Produksi terdiri dari produksi jagung, produksi padi, produksi sayuran hibrida dan
sayuran bersari bebas atau OP. Sebagai upaya penyediaan benih yang berkualitas dan
memenuhi enam asas tepat, yakni tepat varietas, tepat jenis, tepat mutu, tepat jumlah, tepat
lokasi dan tepat harga, perusahaan bekerja sama dengan petani-petani binaan untuk
memproduksinya. Selain memberikan bimbingan secara langsung kepada petani binaan, tim
produksi juga terjun langsung dalam melakukan pengawasan, mulai saat pembibitan,
penanaman, pemeliharaan tanaman sampai dengan panen. Pemrosesan benih dilakukan
melalui serangkaian pengawasan yang sesuai dengan standarisasi mutu produk yang juga
dilakukan oleh perbenihan internasional.
Pasokan Input
Produksi benih jagung hibrida di PT BISI Internasional Tbk ini membutuhkan input dalam
skala besar yaitu benih, pupuk, pestisida dan bahan aktif yang digunakandalam proses
produksi. Selain itu, dibutuhkan juga teknologi yang berkaitan dengan pembenihan jagung
hibrida demi menjaga dan memastikan bahwa benih jagung yang diproduksi adala benih jagung
dengan standar kualitas perusahaan.
Tahapan penerimaan bahan baku di awali dengan pengecekan surat jalan yang berisi Nomer
kontrak, Tanggal panen, Varietas dan nama petugas setelah itu dilakukan proses penimbangan
bruto untuk mengetahui massa raw material yang masuk. Setelah itu di cek oleh bagian Quality
Control untuk mengetahui rafraksi pada saat jagung diturunkan dari truk, Sorok digunakan
untuk mempermudah penurunan jagung gelondong menuju ke intake. Sampel jagung akan di
uji fisik dengan cara mengambil secara acak pada saat raw material di turunkan ke intake
diambil satu keranjang jagung gelondong untuk diamati. Keranjang dan isinya di timbang
terlebih dahulu. Dengan bobot keranjang sebesar 1 kg, Untuk menentukan layak tidaknya
jagung yang akan di proses ,dengan cara di hitung bobot awal bahan awal untuk di cari
gelondong yang bagus, jika gelondong yang cacat melebihi 10% akan di kembalikan untuk di
sortir ulang setelah itu truck akan di timbang kembali untuk mengetahui berat bersih hasil
panen.
Alur Produksi Benih Hibrida
Faktor-faktor produksi benih dari budidaya yang dimiliki oleh PT. BISI antara lain tenaga
kerja, modal, sumberdaya fisik, serta sumberdaya informasi. Tenaga kerja sangat dibutuhkan
dalam proses produksi seperti dalam proses penanaman bibit induk untu menghasilkan benih
hibrida dalam proses pembuahan silang. Tenaga kerja juga juga tidak hanya dibutuhkan dalam
proses produksi secara langsung, tapi juga dibutuhkan dalam proses produksi tidak langsung
seperti bagian quality control, bagian riset and development, hingga bagian pengemasan dan
manajemen.
Kegiatan pada subsistem ini meliputi pemilihan benih jagung, penyiapan lahan, penanaman,
pemeliharaan tanaman dan panen. Benih hibrida dihasilkan dari proses pembuahan silang
secara alamiah, yang dikembangbiakkan lebih lanjut dengan pembuahan satu tanaman yang
berulang dalam kurun waktu lebih dari tujuh generasi. Benih hasil pembuahan sendiri ini
kemudian disilangkan dalam program pembiakan selektif, guna menghasilkan benih hibrida
generasi pertama (F1).Benih hibrida dapat menghasilkan tanaman seragam yang memiliki
keunggulan berupa efek heterosis dan vigor hibrida. Berikut ini dijabarkan tahapan produksi
benih hibrida.
1. Proses Sortasi Jagung Gelondong
Proses sortasi gelondong dilakukan dengan menggunakan meja sortasi. Jagung
gelondong akan masuk ke dalam intake. Dalam satu gudang terdapat empat intake sehingga
total semua keseluruhan berjumlah 12 intake kemudian mesin dinyalakan untuk
menggerakkan meja conveyor ke elevator menuju ke box drying untuk dilakukan
pengeringan jagung gelondong.
2. Proses Pengeringan jagung gelondong
Proses pengeringan jagung gelondong dilakukan pada bak pengering, Bertujuan untuk
mengurangi kadar air jagung gelondong sampai kadar air 12.5 persen. Satu line intake di
hubungkan dengan sembilan bak box drying sehingga total dalam satu unit gudang memiliki
total 36 bak. Masing-masing bak memiliki kapasitas 18-20 ton dengan menggunakan suhu
pengeringan berkisar 40-50C. Kadar air jagung awal umumnya berkisar 30-32 persen. Pada
proses pengeringan dilakukan pengecekan kadar air setiap 8 jam sampai kadar air mencapai
15% karena tujuan akhir yang diinginkan 12.5 persen. Maka saat kadar air sudah mencapai
15% di lakukan pengecekan berikutnya setiap 2 jam sekali agar kadar air yang di inginkan
dapat tercapai. Setelah kadar air mencapai 12.5 persen, maka jagung gelondong tersebut
dilakukan pemipilan. Sebelum dilakukan proses pengeringan, jagung gelondong tersebut di
angin-anginkan terlebih dahulu selama 24 jam menggunakan blower untuk menstabilkan
suhu.
3. Proses Pemipilan Jagung Gelondong
Proses pemipilan merupakan proses pemisahan biji jagung dengan tongkolnya, proses
pemipilan jagung gelondong menggunakan mesin pemipil, bertujuan untuk memisahkan
antara biji jagung dengan janggelnya. proses pemipilan menggunakan mesin pipil yang
berkapasitas 9-10 ton/jam. Biji jagung yang telah dipipil akan masuk menuju ke silo melalui
konveyor dan elevator. Selain itu pada proses pemipilan juga dihasilkan hasil samping
berupa jenjet atau kulit ari jagung.
4. Proses Pengeringan Biji Jagung
Proses pengeringan biji jagung dilakukan di dalam silo yang bertujuan untuk
menurunkan kadar air hingga 10.5 persen dengan menggunakan suhu sebesar 40-500C.
Pengecekan dilakukan menggunakan stik. Kapasitas satu silo besar adalah 24 ton.
sedangkan untuk silo yang kecil mempunyai kapasitas 12.5 ton.
5. Proses Pemilahan Biji Benih Jagung
Proses pemilahan benih jagung ada beberapa tahapan diantaranya:
a. Grading digunakan untuk memilah atau memisahkan biji berdasarkan ukuran dan
menghilangkan kotoran yang terangkut di dalam ayakan.
b. Mesin sizer digunakan untuk memisahkan biji jagung berdasarkan bentuk antara bulat
dan pipih.
c. Mesin gravity separator berfungsi sebagai pemisah biji berdasarkan berat jenisnya.
6. Werehouse dan stock management
Good seed dari proses gravity selanjutnya akan simpan di dalam cool room sampai
ada permintaan dari pasar , Benih akan disimpan di dalam ruang cool room. Di dalam
penyimpanan cool room suhu ruangan diatur antara 12oC-14oC dengan kelembaban 40
persen.
7. Proses Perlakuan benih Jagung.
Proses Seed Treatment berfungsi untuk melumuri benih dengan bahan kimia yang
terdiri dari fungisida, pestisida,polimer dan air.
Pascapanen dan Distribusi
Setelah dilakukannya panen dan pascapanen pada tanaman jagung dan telah di ambil
benihnya, tahap selanjutnya ialah pengujian laboratorium Qualityand Control sebelum akan di
komersilkan. Uji yang dilakukan di Laboratorium QC meliputi uji kadar air, uji kemurnian, uji
daya tumbuh, uji purity dan sertifikasi benih. Tujuan dari analisis benih ini ialah untuk
mengetahui kualitas benih, meliputi kualitas genetis, morfologis / fisik dan fisiologis benih.
Analisis benih dilaksanakan dalam rangka pemberian sertifikat sebelum benih tersebut
dipasarkan, agar petani pengguna benih memperoleh benih yang baik dan benar (Kuswanto, H.
1997).Dalam kegiatan yang dilakukan di Lab QC ini berdasakan acuan dari aturan ISTA
(International Seed Treatment Assosiation) dan BPSB (Badan Pengawas Sertifikasi Benih).
Proses pengemasan menggunakan mesin packaging otomatis, kemudian dilakukan
penimbangan kembali. Setelah itu kardus di rekatkan pada bagian atas dan bawah dan ditali
dengan strapping band untuk mengikat agar keamanan benih tetap terjaga, Kemudian box
tersebut disusun pada suatu pallet dan produk siap untuk didistribusikan.
Aspek Pemasaran
Pemasaran PT BISI Internasional Tbk
Perusahaan menjalin kerjasama dengan beberapaperusahaan agribisnis seperti Monsanto
Company,US dan Chia Tai Seed Co. Ltd., Thailand, untukpengembangan produk benih jagung
hibrida sertabenih buah dan sayuran. Pada saat yang sama,Perseroan juga bekerja sama dengan
SanondaInternational, China dan beberapa perusahaan luar negeri lainnya untuk
mengembangkan pupuk danpestisida.Produk benih, pestisida dan pupuk yang dipasarkanoleh
Perseroan dan entitas anaknya menggunakanberbagai macam merk.Perseroan memiliki
jaringan distribusi yang meliputi seluruh wilayah Indonesia, dengan ditunjang oleh tujuh kantor
cabang serta distributor yang menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Perseroan juga memiliki
tenaga technical service yang bertugas untuk memberikan bimbingan teknis kepada para petani
pengguna produk yang dihasilkan oleh Perseroan.
Penentuan Segmentasi, Target Dan Posisi Pasar.
Perseroan memiliki beberapa produk diantaranya yaitu benih jagung hibrida, benih padi
inhibrida, benih buah dan sayuran serta pestisida. Dalam melakukan segmentasi perseroan
melakukan penentuan dengan pendekatan geografi dan pendekatan demografi. Apabila dilihat
dari sudut pandang penedekatan geografi pihak perseroan memilih pasar domestik atau untuk
seluruh wilayah Indonesia dan untuk pasar di luar negri persoran menetapkan enam negara
tujuan yaitu China, Vietnam, Filipina, Malaysia, Srilanka, dan India. Apabila dilihat dari
pendekatan profesi, pihak perseroan menetapkan profesi petani. Perseroan menetapkan target
pasar berdasarkan produk yang dihasilkan. Target pasar untuk produk dari perseroan yaitu
petani jagung, petani padi, dan petani buah dan sayuran. Perseroan merupakan pemimpin
perusahaan benih untuk pasar global.
Perusahaan BISI International sebagai perusahaan multinasional telah merencanakan sistem
pemasaran yang yang dikelola secara terstruktur.Sistem pemasaran yang dilakukan oleh
PT.BISI Tbk adalah dengan memperdagangkan produknya melalui entitas anak perusahaan
yaitu PT Tanindo Intertraco dan PT Tanindo Subur Prima. Pada PT Tanindo Intertraco atau
Tanindo merupakan distributor tunggal untuk produk-produk yang dihasilkan oleh PT. BISI
International, Tbk. Tanindo Intertraco melengkapi diri dengan struktur organisasi yang mantap
dengan manajemen yang handal dan didukung tenaga-tenaga professional dibidangnya, dengan
sarana-sarana pendukung lainnya.
Dalam rangka mengemban misi agent of change di bidang pertanian, tim marketing telah
dibekali pengetahuan teknis yang memadai untuk memberikan informasi dan bimbingan
kepada petani. Selain itu, tim marketing melakukan kunjungan langsung ke lapangan, guna
memantau dan sekaligus menyampaikan inovasi-inovasi baru dalam berbagai kegiatan
promosi. Kegiatan promosi yang dilakukan diantaranya, penyuluhan tentang produk-produk
yang dipasarkan dan teknik budidaya tanaman yang baik dan benar kepada petani, pembuatan
lahan-lahan percontohan atau demplot tanaman maupun penggunaan pestisida dan
pupuk, Farm Field Day yakni dengan mengundang petani dan pihak yang terkait untuk
melihat secara langsung lahan percontohan dan melakukan tanya jawab tentang pertanian, serta
banyak kegiatan promosi lainnya untuk menyampaikan informasi dan pendistribusian produk
kepada para petani.
Produk benih, pestisda dan pupuk yang dipasarkan oleh Perseroan dan entitas anaknya
menggunakan berbagai macam merk yang telah terdaftar di Direktorat Jenderal Hak Atas
Kekayaan Intelektual, dengan label dagang yang dikenal luas yaitu Cap Kapal terbang.
Untuk produk petisida impor, Perseroan dan entitas anaknya menggunakan beberapa merk dari
principal seperti Turex dan Besmor. Sedangkan untuk produk hasil pengembangan sendiri
Perseroan dan entitas anaknya menggunakan merk yang berbeda seperti Rambi, Ranger dan
Noxone, yang mana kepemilikan merknya dipegang oleh Perseroan dan entitas anakya PT
Multi Sarana Indonatani (MSI) sebagai entitas anak.Apabila dilihat dari kondisi perseroan yang
sudah dipaparkan sebelumnya, saat ini dapat dikatakan bahwa perseroan berada dalam tahap
pertumbuhan untuk di siklus daur hidup produksi.
Pangsa Pasar Perseroan
Pangsa pasar Perseroan untuk benih jagung hibrida pada tahun 2015 dan 2014 masing-
masing sekitar48% dan 43%. Pesaing utama Perseroan dalam pemasaran benih jagung hibrida
diantaranyaadalah beberapa perusahaan global seperti Pioneer (Dupont), Monsanto dan
Syngenta, yang memiliki jaringan sumber genetik global. Pangsa pasar Perseroan untuk benih
buahdansayuran pada tahun 2015 dan 2014 masing-masingsekitar 39% dan 38% dihitung dari
total pasarbenih. Dalam pasar benih buah dan sayuran,Perseroan bersaing dengan beberapa
perusahaanmultinasional yang memiliki fasilitas penelitian diIndonesia, importir dan
perusahaan.Pangsa pasar Perseroan untuk pestisida padatahun 2015 dan 2014 masing-masing
sekitar 9.5%dan 9%. Untuk segmen pestisida, pesaing yangdihadapi Perseroan adalah beberapa
perusahaanmultinasional yang sebelumnya telah bertahun-tahunmenguasai pasar Indonesia
sehingga merknyatelah dikenal dengan baik oleh petani.
Supply Chain Product
Dengan angka pertumbuhan ekonomi tahun2015 yang mencapai 4.79% dan di tahun 2016
ini diperkirakan akan tumbuh lagi sebesar 5.4% (sumber: Direktur Departemen Kebijakan
Ekonomi dan Moneter BI, Solikin M. Juhro, 20 Februari 2016), diestimasi konsumsi daging
ayam dan telur sebagai sumber protein hewani akan semakin tinggi. Daging ayam dan telur
dianggap sebagai sumber protein hewani yang murah dan mudah diperoleh bagi sebagian besar
masyarakat Indonesia. Dengan peningkatan konsumsi tersebut, kebutuhan pakan ternak akan
semakin besar dan kebutuhan jagung sebagai bahan baku utama pakan ternak akan ikut
meningkat. Sebagai perbandingan, data dari Poultry Indonesia menyebutkan bahwa pada tahun
2014 yang lalu rata-rata konsumsi daging ayam masyarakat Indonesia baru mencapai 8.4 kg
per kapita per tahun, jauh lebih rendah dari Malaysia yang telah mencapai rata-rata konsumsi
36 kg per kapita per tahunnya. Di sisi lain, rata-rata harga jagung yang cukup tinggi sepanjang
tahun 2015 yang berada di atas Rp 4.000,- per kg bahkan mencapai Rp 7.000,- per kg di awal
tahun 2016 akan semakin menumbuhkan minat petani untuk terus menanam komoditas ini.
Gabungan Pengusaha Pakan Ternak (GPMT) menyatakan bahwa untuk tahun 2015 yang lalu
kebutuhan pakan Indonesia diperkirakan naik sekitar9% dari tahun 2014 sebesar 14,2 juta
tonmenjadi sekitar 15.5 juta ton.Sedangkan untuk tahun 2016, diprediksi meningkat 11%
menjadisekitar 17.3 juta ton. Tentunya estimasi kebutuhan pakan ternak yang semakin
meningkat tersebut akan membutuhkan ketersediaan jagung yang semakin besar pula.
Bauran Pemasaran
1. Product (Produk)
Adapun produk benih yang dihasilkan dari PT BISI internasional adalah benih jagung
hibrida, benih sayuran dan holtikultura seperti jagung manis, cabai, kol, mentimun, kubis,
semangka, tomat, brokoli, gambas, dan terong. Namun produk unggulan benih yang
dihasilkan adalah benih jagung hibrida. Selain memiliki produktivitas yang tinggi, beberapa
jenis benih hortikultura yang telah dikeluarkan ke pasar juga memiliki kelebihan lain yaitu
memiliki ketahanan yang cukup baik terhadap serangan virus. Produk benih, pestisda dan
pupuk yang dipasarkan oleh Perseroan dan entitas anaknya menggunakan berbagai macam
merk yang telah terdaftar di Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual, dengan
label dagang yang dikenal luas yaitu Cap Kapal terbang. Untuk produk petisida impor,
Perseroan dan entitas anaknya menggunakan beberapa merk dari principal seperti Turex dan
Besmor. Sedangkan untuk produk hasil pengembangan sendiri Perseroan dan entitas
anaknya menggunakan merk yang berbeda seperti Rambi, Ranger dan Noxone, yang mana
kepemilikan merknya dipegang oleh Perseroan dan entitas anakya. PT Multi Sarana
Indonatani (MSI) sebagai entitas anak Perseroan di bidang formulasi pestisida terus
berusaha memperbaiki formulasi untuk meningkatkan efektivitas serta mengefisienkan
biaya produksi.
Produk yang dihasilkan perseroan menggunakan pengemasan khusus. Perseroan
mengembangkan teknik pengemasan agar kualitas produk tetap terjaga dengan baik.
Sebagian besar benih hortikultura dijual sebagai packed seed yaitu benih dalam kemasan
yang telah diproses secara higienis. Perseroan juga telah mengembangkan system perawatan
benih serta perlakuan seed treatment untuk menjaga kesehatan benih dan melindungi
tanaman muda dari penyakit dan hama. Selain itu produk yang dijual Perseroan telah
dilengkapi dengan informasi lengkap tentang petunjuk penggunaan, bahan aktif produk,
dosis yang harus digunakan serta peringatan atau tindakan pencegahan apabila terjadi
keracunan (khususnya produk pestisida dan pupuk).
2. Price (Harga)
Jenis varietas produk jagung super hibrida yang diproduksi PT BISI yaitu BISI-228,
BISI-226. BISI-18, BISI-222, BISI-16, BISI 2 Super. Kemasan terdapat 1 kilogram sampai
5 kilogram. Setiap ukuran kemasan dan jenis harga yang ditawarkan berbeda-berbeda.
Harga yang tersedia berkisar Rp 50.000 Rp 75.000 per kilogram.
3. Place (Distribusi)
Perseroan memiliki jaringan distribusi yang meliputi seluruh wilayah Indonesia, dengan
ditunjang oleh tujuh kantor cabang serta distributor yang menyebar di seluruh wilayah
Indonesia. Perseroan juga memiliki tenaga technical service yang bertugas untuk
memberikan bimbingan teknis kepada para petani pengguna produk yang dihasilkan oleh
Perseroan. Pangsa pasar perseroan untuk benih jagung hibrida pada tahun 2015 dan 2014
masing-masing sekitar 48% dan 43%. Pesaing utama Perseroan dalama pemasaran benih
jagung hibrida diantaranya adalah bebebrapa perusahaan global sepeti Pioneer (Dupont),
Mosanto, dan Sygenta, yang memiliki jaringan sumber genetic global. Namun demikian
Perseroan mampu mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar domestik dengan
pangsa pasar sebesar 48% pada tahun 2015. Keberhasilan tersebut didukung oleh
kemampuan distribusi, pemasaran, dan produksi serta yang utama adalah jenis produk yang
sesuai dengan kebutuhan pasar. Selain penjualan lokal, perusahaan juga menjual produk-
produknya ke luar negeri antara lain ke China, Vietnam, Philipines, Malaysia, Srilanka, dan
India.
4. Promotion (Promosi)
PT BISI Internasional Tbk dalam pemasaran produknya dan juga untuk memperkuat
posisi perusahaan dalam pasar melakukan maka Perseoran dan entitas anaknya
memperkenalkan produk-produknya secara luas kepada para petani dan masyarakat melalui
berbagai kegiatan pemasaran yang dilakukan untuk menjaga hubungan kerja dengan para
petani serta untuk mentrasnfer pengetahuan melalui beberapa cara sebagai berikut :
a. Demo Plot : Demonstrasi kualitas produk melalui penanaman benih dan pemakaian
pestisidan serta pupuk di beberapa lahan potensial.
b. Penyuluhan : Memberikan informasi tentang keunggulan produk serta teknik-teknik baru
dalam penanaman tanaman.
c. Studi Banding : Mengunadang petani untuk meninjau dan mencontoh keberhasilan petani
di daerah lain
d. Panen Raya : Melakukan panen produk Perseroan secara bersama-sama dengan petani
agar petani dapat melihat dan menguji keunggulan produk Perseroan.
e. Kemintraan dengan Petani : melakukan kerjasama dengan kelompok-kelompok tani
penanam jangug hibrida di daerah-daerah sentra yang dikuasai kompetitor. Program
kemtiraan ini dilakukan dengan cara mempermudah petani untuk mendapatkan produk
unggulan Perseroan yaitu benih jagung hibrida BISI-18*. Diharapkan melalui pola
kemitraan ini akan bisa mempermudah pengenal varietas-varietas baru benih jagung
hibrida yang diproduksi oleh perusahaan.
Hubungan Dengan Konsumen
Adapun kegiatan hubungan dengan konsumen yaitu, perusahaan menyediakan fasilitas
layanan pengaduan konsumen serta tim marketing atau kantor perwakilan yang siap untuk
melayani konsumen. Perusahaan memiliki tenaga technical service yang bertugas untuk
memberikan bimbingan teknis kepada para petani pengguna produk yang dihasilkan
perusahaan. Hal ini juga merupakan salah satu bentuk hubungan yang dibangun oleh
perusahaan kepada pihak konsumen yaitu kepada para petani langsung. Dengan
memberikan panduan penggunaan benih jagung hibrida yang benar sehingga dapat
menghasilkan produk jagung hibrida yang maksimal.
Perusahaan menyadari bahwa aktivitas usaha dan operasional tidak hanya ditujukkan
demi menciptakan nilai bagi pemegang saham atau pihak perusahaan saja. Namun dalam
hal lain juga harus mampu membrikan manfaat nyata bagi masyarakat luas (stakeholder).
Salah satu diantaranya yaitu mengenai lingkungan hidup. Perusahaan telah menggunakan
gelondong jagung sebagai bahan bakar sehingga dapat mengurangi pemakaian solar dan
batubara. Selain itu, kerak yang dihasilkan dari pembakaran tersebut dapat digunakan
sebagai pupuk yang dibagikan secara gratis kepada masyarakat sekitar.
SISTEM PENGELOLAAN USAHA (USAHATANI Jagung Hibrida)
1) Penerimaan
Penerimaan usahatani didefinisikan sebagai nilai produk total usahatani jangka
waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Penerimaan terbagi menjad
dua yaitu ppenerimaan tunia dan oenerimaan non tunai. Penerimaan tunai adalah nilai
uang yang diterima dari penjualan produk usahatani. Penerimaan non tunai
merupakan penerimaan berbentuk benda, seperti hasil panen yang dikonsumsi,
digunakan untuk bibit atau makanan ternak, digunakan untuk pembayaran, disimpan
di gudang.
Penerimaan tunai yang diperoleh dari Bapak Encum dari hasil panen adalah
sebanyak 40 ton/hektar dalam satu kaii panen. Biasanya yang dijual ke pasar sekitar
13,5 ton. Dengan harga jual per kilo sebesar Rp 3.000. Jadi penerimaan tunai yang
diperoleh Pak Encum sebesar Rp 40 500 000. Sedangkan sisanya yang tak terjual
merupakan jagung yang kurang bagus untuk dijual sehingga dikonsumsi oleh
keluarga Bapak Encum dan dibagikan kepada para pekerjanya ketika hasil panen.
Penerimaan non tunai ini termasuk dalam biaya yang diperhitungkan sehingga
diperoleh nilai sebesar 500 kg x Rp 3 000 = Rp 1 500 000.
2) Biaya
1. Biaya disebut juga sebagai pengeluaran. Berdasarkan jumlah output yang
dihasilkan, terdiri dari :
a. Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besarnya
kecilnya produksi. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh Bapak Encum adalah sewa
lahan.
b. Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang
diperoleh. Jenis biaya variabel pada kasus usahatani jagung hibrida Bapak
Encum adalah tenaga kerja, pupuk, obat-obatan, dan benih).
2. Berdasarkan biaya yang langsung dikeluarkan dan diperhitungkan terdiri dari:
a. Biaya tunai adalah biaya tetap dan biaya variabel yang dibayar tunai.
b. Biaya tidak tunai (diperhitungkan) pada kasus ini adalah biaya penyusutan alat-alat
pertanian, sewa lahan (biaya tetap), dan tenaga kerja dalam keluarga (biaya variabel).
1. Segmentation
Segmentasi pasar dapat dibagi menjadi segmentasi berdasarkan demografis,
geografis, dan psikografis. Secara demografis, segmen pasar dari usahatani Pak
Encum adalah pria dan wanita dari umur balita, remaja, dewasa hingga tua.
Segmentasi tersebut dipilih dengan alasan bahwa jagung panen yang dihasilkan dari
sebuah usahatani akan dipergunakan oleh konsumen pada usia tersebut.
Secara geografis, jagung hibrida hasil panen usahatani Pak Encum diarahkan
pada wilayah Kabupaten Bogor seperti Pasar Kemang. Terakhir yaitu segmentasi
secara psikografis diarahkan kepada konsumen yang akan menjual kembali jagung
hibrida hasil panen tersebut.
2. Targeting
Target konsumen dari usahatani Pak Encum, khususnya hasil panen jagung hibrida
ini adalah penjual jagung di Pasar Kemang, Kabupaten Bogor.
3. Positioning
Positioning yang ditetapkan Pak Encum untuk jagung hibrida miliknya adalah
jagung manis yang memiliki kualitas baik, dimana secara fisik penampilan jagung
tersebut terlihat segar, hasil bobot panennya baik dan umur panennya genjah.
4. Bauran Pemasaran 4P
Bauran pemasaran 4P terdiri dari Product, Price, Place, dan Promotion. Produk
yang dihasilkan dari usahatani jagung hibrida milik Pak Encum adalah jagung manis
segar yang memiliki kriteria seperti warna kelobot cerah, hasil bobot panennya besar,
biji jagung pada tongkolnya banyak, serta bebas penyakit.
Harga yang ditetapkan Pak Encum dari hasil tawar menawar dengan pasar untuk
1kg jagung yaitu Rp 3 000/kg. Penjualan dilakukan dengan pengantaran langsung ke
pasar dan transaksi berlangsung di pasar. Tidak ada kegiatan promosi, melainkan
melalui kerabat dan kenalan yang berjualan di pasar.
5. Hubungan dengan Konsumen dan Masyarakat
Petani jagung hibrida Pak Encum melakukan penjualan langsung kepedagang
yang berada di pasar kemang Bogor. Penjualan secara langsung dengan keramahan
dan melakukan prosedur penjualan sesuai yang disepakati yaitu selalu menjual
jagung hibrida dengan kualitas baik kepada pedagang yang telah menjadi konsumen
langganan dari bapak Encum. Selain menjaga hubungan dengan konsumen Pak
Encum juga menjaga hubungan yang baik disekitar lahan usaha jagung hibrida
tersebut. Hal itu dilakukan dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar lahan
usaha agar tidak menganggu masyarakat sekitar.
PT Tani INTERTRACO. 2017. Budidaya Jagung Hibrida [internet]. [diunduh 2017 Maret 20].
Tersedia pada :
http://www.tanindo.com/index.php?option=com_content&view=sction%layout=blog&i
d=29&itemid=33
PT BISI INTERNATIONAL. 2017. PROSES PENANGANAN BAHAN BAKU DI PT BISI
INTERNATIONAL Tbk. Kediri. Jawa Timur [internet]. [diunduh 2017 Maret 09].
Tersedia pada:http://anaksoleh222.blogspot.co.id/2017/03/normal-0-false-false-false-
en-us-x-none.html.
Puput K. 2015. Studi Teknik Produksi Benih Tanaman Melon (Cucumis Melo L.)Hibrida Di Pt
Bisi International Tbk Kab. Kediri (ID): Universitas Brawijaya.
PT BISI International Tbk. 2015. Laporan Tahunan PT BISI InternationalTbk.Juniarsih,
Tenriawaru A, Sirajuddin SN. 2013. Dampak Kebijakan Subsidi Benih Jagung terhadap
Peningkatan Produksi dan Pendapatan Petani di Propinsi Sulawesi Selatan. Makassar
(internet): [diunduh Feb 19]. Tersedia pada:
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/f03546fb4a7d6e0a805177ebc5906277.pdf
Pertanian Pangan. 2017. Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida [internet].[diunduh 2017
Maret 10]Tersedia pada:
http://pangan.litbang.pertanian.go.id/files/Perbenihanjagunghibrida.pdf
Sae. 2015. Swasembada Pangan dihadang Permasalahan[internet]. [diunduh 2017 Maret 09].
Tersedia pada : http://www.kompasiana.com/sae/swasembada-pangan-dihadang-
permasalahan_54f35f6e745513902b6c72d4