MAN OF PERSPECTIVE
ARTIKEL
Untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Filsafat Bimbingan dan Konseling
Oleh:
BANDUNG
2015
Berani punya musuh?
Membaca judul di atas mungkin banyak yang tidak setuju. Tapi
percaya atau tidak prinsip inilah yang dipegang Rasulullah, pendiri negara ini
dan para pejuang di manapun mereka berada dan apapun yang mereka
perjuangkan.
Sejak kecil kita diajari untuk tidak bermusuhan dan ini benar. Hanya
saja sebagai catatan. Petuah tersebut tidak berlaku untuk segala kesempatan.
Di satu saat di satu waktu pada akhirnya kita akan berhadapan dengan
pilihan yang menuntut kita membangun kesiapan mempunyai musuh.
Bayangkan apa yang terjadi bila Bung Karno dan para pendiri bangsa
tidak berani punya musuh. Apakah Indonesia akan merdeka? Seandainya
Soekarno muda takut berpidato membaca Indonesia menggugat apakah akan
ada Indonesia?
Tidak pula surut langkah karena adanya haters. Di dunia film, kenapa
masih ada tontonan yang berbau porno, humor porno, atau adegan tidak
mendidik dan mengumbar tubuh perempuan? Apakah karena pengawas
perlman khawatir dianggap terlalu mengekang? Satu hal yang harus diingat,
setiap kekhawatiran dan ketakutan memiliki harga yang harus dibayar.
Begitu banyak kenapa yang harus kita tanyakan. Misal. kenapa korupsi
tetap marak padahal kasat mata banyak diketahui teman sejawat? Sebab
mereka yang jujur tidak mau melaporkan teman sekantor yang korup. Lupa
bahwa demi menjaga perasaan teman atau karena merasa tidak enak kita
lalai dari melindungi ribuan rakyat yang menjadi korban kejahatan korupsi.
Tradisi setia kawan yang biasanya berulang, terlepas profesinya.
Musuh memang tidak boleh dicari, toh dia akan datang sendiri di detik
kita mernperjuangkan sesuatu. Bisa berwujud haters, orang yang tidak
setuju. orang yang tidak menyukai, yang benci, atau apapun. Keberadaan
mereka menimbulkan konik dalam kehidupan.
Tetapi jika hidup selama ini tenang. tanpa riak sama sekali, mungkin
kita harus melemparkan pertanyaan kepada diri sendiri, adakah selama ini
kita memperjuangkan dengan tegas sebuah kebaikan? Berani bersikap dan
berpihak pada kubu kebaikan? Sebuah perjuangan yang bisa dilakukan tanpa
menjurus ke anarki, melainkan tetap dengan cara-cara yang bijak, sesuai
aturan, dan semangat kebaikan untuk kemaslahatan yang lebih besar.