Sumber: universitiesintheusa.com
nguji kesabaran. Disini entah dosennya yang memang sibuk, atau mahasiswanya
yang malas. Menurut pengalaman penulis yang dulunya juga pernah mengalami
era akhir masa kuliah, skripsi memiliki beban 6 SKS (Satuan Kredit Semester)
sehingga cukup mempengaruhi IPK akhir nantinya. Ada beberapa tipikal dosen
yang memang sulit dan bahkan sangat sulit untuk ditemui. Bahkan ada yang
selama satu minggu lebih tidak berkenan menerima bimbingan dari mahasiswanya
dengan berbagai alasan. Ada dosen yang sedang sibuk menempuh studi S3 di luar
kota sehingga beliau hanya berada di kampus sekali dalam satu minggu atau
sekali dalam dua minggu. Selain itu ada juga dosen yang memang sudah lanjut
usia atau sakit sehingga harus berobat dan tidak bisa menerima bimbingan. Dan
yang paling miris adanya dosen yang suka lupa jika ada janji bimbingan dengan
mahasiswanya, dan itulah yang sering penulis alami hahaa. Terkadang itu yang
membuat pejuang toga terlambat lulus.
Eiiits..!! bukan hanya itu faktor penentu kelulusan sang pejuang toga. Ada
juga loh dosen yang super baik dan perhatian dengan mahasiswanya, termasuk
dosen pembimbing penulis dulu haha. Beliau dengan senang hati meluangkan
waktu untuk bimbingan dengan harapan mahasiswanya segera di wisuda. Diikuti
dengan wejangan yang memotivasi dan sangat inspiratif. Beruntunglah para
pejuang toga jika mendapat dosen pembimbing yang sedemikian rupa.
Dan..faktor penentu utama kelulusan adalah si pejuang toga itu sendiri.
Memerangi kemalasan dan berusaha untuk mengelola waktu dengan sebaik
mungkin, jalin komunikasi dengan dosen pembimbing, perbanyak referensi,
jangan malu untuk bertanya, serta meningkatkan rasa tanggung jawab.
Beban ngga sih? Ya jelas beban dong. Saat pulang kampung ditanya oleh
sanak saudara, ditanya oleh tetangga, dan parahnya lagi jika ditanya oleh calon
mertua. Nak.. sudah sampai mana skripsinya? Kapan sidang? Kapan wisuda? Oh
My Godness!!!! bingung kan mau jawab gimana, solusinya adalah pura-pura
pingsan aja gaes!! Hahaha just kidd. Apalagi jika harus molor beberapa semester,
kasihan orang tua karena bayar SPP itu mahal ditambah biaya hidup yang luar
biasa bikin pusing. Ingat, cari uang itu susah. Orang tua banting tulang kerja untuk
anak-anaknya, nah si anak di kosan cuma makan, tidur, malas kuliah, malas
MIFTAKHUDDIN
bimbingan, ehh malemnya ngopi nongkrong sampai pagi. Menikmati masa kuliah
sah sah saja kok, yang penting tanggung jawab studi sebagai mahasiswa jangan
sampai lolos.
Jangan takut untuk melanjutkan pendidikan, dibalik gemerlap dunia anak
kuliahan tersimpan pelajaran hidup yang akan menuntun kita kepada jati diri kita
yang sebenarnya. Bersyukurlah jika sudah pernah merasakan menjadi mahasiswa,
dan berusahalah jika masih proses untuk menuju kesana. Selamat berjuang para
pejuang toga.!!