Anda di halaman 1dari 2

GALAU SKRIPSI Anak gaul harus galau. Hmmmm, emang iya ya? Wah, salah besar itu coy.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata galau itu berarti kacau (tentang pikiran); bergalau berarti (salah satu artinya) kacau tidak karuan (pikiran); dan kegalauan berarti sifat (keadaan hal) galau. Intinya galau itu kondisi yang ndak baik. Tapi aku yakin, semua orang pernah mengalami yang namanya GALAU, sehebat apapun orang itu. Emang sih, akhir-akhir ini kata galau sering diidentikan dengan galau cinta. Putus pacar, ditolak sang pujaan, digantungin pasangan. Betul, semua itu memang bikin galau. Tapi ya sayang aja kalau kita jadi galau hanya gara-gara masalah cinta. Toh, jodoh juga ditangan Tuhan kan? Betul ndak? Nah, disini aku pengen sedikit share tentang galau akademik, lebih khususon lagi GALAU SKRIPSI. Karna aku lagi nykripsi dan terkadang juga mengalami galau skripsi. Hhhehe Yang namanya mahasiswa lagi nykripsi, ada aja problem yang muncul yang gak terduga sebelumnya. Entah itu karena dosen pembimbing (nentuin dosen pembimbing yang pas, dosen yang mintanya macem-macem hingga dosen pembimbing yang super sibuk yang sulit ditemuin) atau karena penelitiannya sendiri (data yang sulit dicari, data yang gak ada, sampel penelitian yang susah dicari, populasi penelitian yang tiba-tiba ngilang, metode yang sulit lalu alat dan bahan yang mahal). Semua itu memang bikin mahasiswa tingkat akhir jadi galau. Mahasiswa yang super pinter bisa jadi bloon, mahasiswa yang super aktif jadi super lemes dan gak bergairah, sampai mahasiswa yang pendiem bisa jadi jingkrak-jingkrak gak jelas (kayak gw :p). Sebenernya kita gak pantes tenggelam dalam keGALAUan lalu stress dan putus asa. Karena ada temen-temen mahasiswa yang gagal di penelitian. Entah apa permasalahannya, mereka tiba-tiba ngilang aja (kayak ditelan bumi). Dosen-dosen udah nyariin sampe ke polisi, dan tetep gak ketemu trus akhirnya keluar surat D.O. Kan sayang tuh, udah kuliah 3-4 tahun trus gak dapat gelar sarjana gara-gara gagal di skripsi. Mahasiswa yang skripsi tuh sebenernya udah menyelesaikan 97% dari proses perkuliahan lho. Kita udah belajar mulai dari ilmu dasar, trus masuk ke pelajaran di jurusan sampai praktikum atau turun lapang segala macem. Intinya udah banyak hal yang kita lakuin di tiga setengah tahun kuliah. Trus tinggal 3% lagi, skripsi, masa mau give up? Kan sayang. So, we have to love our thesis. Kita harus suka penelitian yang akan kita lakukan. Karena kalau kita udah suka, kita akan melakukannya dengan senang hati. Kita akan memberikan yang terbaik, bukan sekedar menggugurkan kewajiban. Bayangin deh kalau hasil penelitian kita bagus, trus bisa dipublish di jurnal (apalagi yang

internasional), lalu dijadiin referensi banyak orang. Kan bangga juga orang tua dan temen-temen kita. Kita juga akan terkenal di kalangan peneliti dan dosen-dosen. Siapa tahu terus dipanggil universitas buat disuruh sekolah lagi S2 lalu dijadiin dosen. Wah, subhanallah sekali ya. Galau skripsi itu wajar, gak perlu malu, karena kita mengGALAU memikirkan sesuatu yang bermanfaat. Tapi, jangan sampai kita tenggelam dalam keGALAUan trus putus asa. Karena pasti ada jalan keluar dari setiap persoalan yang kita hadapi. Inget, Allah gak akan ngasih kita cobaan diluar batas kemampuan kita. Dan, dosen pembimbing gak akan ngasih topik penelitian yang luar biasa susah diluar kemampuan kita. Kita masih punya temen yang bisa diajak curhat, dosen buat konsultasi dan orang tua yang selalu memberikan kasih sayangnya. OK, kita harus semangat buat ngerjain skripsi kita. Terakhir, resapi dan ucapkan dengan sungguh-sungguh I love my thesis

Anda mungkin juga menyukai