A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar
D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Peserta didik menggunakan bahasa Indonesia untuk memahami informasi
secara lisan dan tulis sebagai wujud menghargai dan mensyukuri
keberadaan bahasa Indonesia untuk mempersatukan bangsa Indonesia di
tengah keberagaman bahasa dan budaya.
2. Peserta didik mampu mengidentifikasi isi teks deskripsi sesuai dengan
topik dari teks deskripsi yang dibaca dan didengarnya.
3. Peserta didik mampu mengidentifikasi isi teks deskripsi sesuai dengan
bagian-bagian dari teks deskripsi yang dibaca dan didengarnya.
Pertemuan 2
4. Peserta didik mampu memetakan isi teks deskripsi sesuai dengan topik dan
bagian-bagian teks deskripsi yang dibaca dan didengarnya.
5. Peserta didik dapat melaporkan kembali informasi yang terdapat pada teks
deskripsi yang dibaca dan didengarnya ke dalam bentuk tulisan sesuai ciri-
ciri dan struktur teks deskripsi.
E. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Teks deskripsi secara umum
2. Bagian-bagian dari teks deskripsi
3. Mengidentifikasi isi teks deskripsi sesuai dengan topik dan bagian-bagian
Pertemuan 2
114
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
No Kegiatan Uraian
1. Mengamati a. Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang
proses pembelajaran yang akan dilaksanakan
menggunakan media audio visual.
b. Guru membagikan teks cerpen yang berjudul
Tari Piring kepada peserta didik.
c. Guru meminta peserta didik untuk mengamati
dan memperhatikan audio visual yang akan
ditayangkan.
d. Guru menekan tombol A untuk KI dari
pembelajaran, tombol B untuk KD
pembelajaran, tombol C untuk indikator
pembelajaran, D untuk tujuan pembelajaran,
dan tombol E untuk materi pembelajaran.
e. Guru menekan tombol selanjutnya untuk
menayangkan media audio visual sesuai dengan
teks cerpen yang telah dibagikan sebelumnya
sebagai bahan dari teks deskripsi yang
merupakan materi pembelajaran.
Pertemuan 2
No Kegiatan Uraian
1. Mengamati a. Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang
proses pembelajaran yang akan dilaksanakan
dengan menggunakan media audio visual.
b. Guru membagikan teks cerita pendek yang
berjudul Lembah Anai kepada peserta didik.
c. Guru meminta peserta didik untuk mengamati
dan memperhatikan media audio visual yang
akan ditayangkan.
d. Guru menekan tombol A untuk KI dari
pembelajaran, tombol B untuk KD
pembelajaran, tombol C untuk indikator
pembelajaran, D untuk tujuan pembelajaran, dan
tombol E untuk materi pembelajaran.
e. Guru menekan tombol selanjutnya untuk
menayangkan ilustrasi cerita pendek yang telah
dibagikan sebelumnya sebagai bahan dari teks
deskripsi yang merupakan materi pembelajaran.
G. Media/Metode Pembelajaran
Media Pembelajaran:
a. Media Audio Visual
b. Teks Cerpen
H. Penilaian Pembelajaran
Deskriptor penilaian
a. Religius
b. Jujur
2. Keterampilan
Konteks
Tari piring adalah tarian ikonik Sumatera Barat, dan makna di baliknya
tidak jauh berbeda dengan properti yang digunakan yaitu untuk menggambarkan
hal yang berkaitan dengan makanan dari hasil panen. Tari piring merupakan salah
satu tari tradisional yang berasal dari suku Minangkabau. Tari yang menggunakan
properti piring ini biasanya berjumlah ganjil yaitu 3, 5 atau 7 orang. Pada awal
tarian, penari akan membawa piring-piring beling di tangannya sambil
mendentingkan suara tingting yang ditimbulkan oleh piring dan cincin,
atau antara satu piring dengan lainnya. Gerakan piring sangat cepat, karena itu
merupakan kunci sukses agar piring tidak terlepas dari tangan dan jatuh ke lantai.
Instruksi
Identifikasilah isi teks sesuai dengan topik dan bagian-bagian teks deskripsi
dengan judul Tari Piring yang didengar dan dibaca sebelumnya sesuai dengan
rubrik penilaian yang diberikan!
Rubrik Penilaian
a. Topik tidak
terlalu luas dan
sempit
b. Dapat
bermanfaat
120
c. Menarik
Bagian-bagian
Bagian-bagian dari 4 Jika ciri isi Jika ciri isi Jika ciri isi
isi teks deskripsi: teks deskripsi teks teks
a. Ciri isi teks mencakup tiga deskripsi deskripsi
b. Deskripsi bagian mencakup mencakup
bagian dua bagian satu
bagian
c. Penutup
Skor 7 21 14 7
Indikator 2:
Konteks
Objek wisata Lembah Anai yang kita kunjungi kali ini merupakan kawasan
konservasi cagar alam yang sudah ada semenjak zaman kolonial Belanda. Di
sisi jalan banyak ditumbuhi pepohonan dengan daunnya yang rimbun, tampak
juga lembah dan bukit menghijau, kita juga akan melihat monyet-monyet
berkeliaran yang jinak dan lucu.
Instruksi
Buatlah laporan dari penjelasan informasi dari teks deskripsi dengan judul
Lembah Anai yang didengar dan dibaca sebelumnya sesuai dengan rubrik
penilaian yang diberikan!
121
Rubrik Penilaian
TEKS CERPEN
TARI PIRING
Namaku Ihsan Ramadhan, usiaku saat ini telah berada pada angka 13
tahun. Sekarang aku duduk di bangku kelas 1 SMP. Aku adalah seorang anak desa
yang tidak pernah henti bermimpi. Bagiku mimpi itu hak setiap orang, mau dia
bermimpi jadi guru, mau jadi astronot, mau jadi ilmuwan, mau jadi psikolog, mau
jadi dokter bahkan sama sepertiku yang ingin menjadi seorang penari.
Pagi itu seperti biasanya sang surya menyapa dengan senyum cerahnya,
berarti aku harus segera berangkat ke sekolah menuntut ilmu. Jarak antara rumah
dengan sekolahku tidaklah terlalu jauh, cukup dengan mengayuh sepeda selama
10 menit saja dan sampailah di sekolahku. Setiba di sekolah, aku dan teman-
teman saling menyapa dan ada saja obyek yang kami bicarakan sembari
menunggu bel berbunyi. Entah kenapa pagi itu Ramli tiba-tiba melontarkan
sebuah pertanyaan kepadaku. Ihsan, apakah benar impianmu menjadi seorang
penari? Kemarin aku membacanya di buku latihan bahasa Indonesiamu. Lantas
aku menjawab dengan begitu semangatnya Ya aku memang mempunyai
impian sebagai seorang penari. Tiba-tiba, Anton datang dari belakangku. Anton
yang berbadan besar juga bersuara tak kalah besarnya ApaIhsan mau jadi
penari? Oi Buyuang baa dek sabodoh tu bana, penari nan dijadian impian,
apa kata dunia? Ini tahun 2017 men! 2017! Manga bamimpi manjadi lemah
gemulai tucome on, awak lai gagah, tapi impian sarupo bencong. Mendengar
perkataan Anton, benar-benar membuat hatiku teriris, disambut tawaan dari semua
teman-teman yang sudah berada di kelas, semakin kian pilu hatiku. Ditambah lagi
semua bola mata tertuju padaku seakan berkata, betapa bodohnya aku, betapa
rendahnya impianku. Tidak sedikit pun aku membalas perkataan Anton, aku hanya
tertunduk menanggapi pedasnya kalimat demi kalimat di pagi ini.
Tiba-tiba terdengar suara bel, tettetmenghentikan semua ceritaku dan
teman-temanku seketika itu, tapi tidak bagi hatiku, walau kegiatan pembelajaran
akan segera dimulai, justru rasa sakit dan hiba di hatiku semakin menjadi. Kalimat
yang dilontarkan Anton masih menggema di telingaku dan telah memangsa semua
semangat belajarku hari ini. Jam pelajaran pertama pun dimulai, susah sekali
menggiring pikiranku agar fokus pada pelajaran. Lama sekali rasanya gerak jarum
jam dinding di kelasku. Aku ingin segera menuntaskan semua pelajaran pada hari
124
ini. Ingin menghapus semua rasa gundah dan malu yang menerpa. Semua
pelajaran yang diterangkan guru pada hari ini, tak sedikit pun yang singgah ke
otakku. Penantian panjangku akan bel pulang terwujud sudah, tettetbegitu
merdu bunyi bel ketika itu bagiku. Aku bersama teman-temanku membaca doa
keluar ruangan dan doa naik kendaraan. Langsung saja aku berlari menuju tempat
sepedaku, kukayuh sepeda dengan kencang menuju rumah.
Sesampai di rumah kuceritakan semuanya pada ibu, yaibu adalah
tempatku berbagi cerita sedih dan bahagia. Kuceritakan pada ibu kronologis
kejadian di sekolah tadi. Kutanyakan kepada ibu, Benarkah impian menjadi
penari itu bagaikan impian bencong Bu? lalu ibu menjawab Kata siapa menjadi
penari itu bencong, coba kamu lihat Didik Nini Thowok, dia seorang laki-laki, dia
juga seorang penari, dia mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Sudahlah Nak, tak perlu kamu pikirkan perkataan teman-temanmu itu. Kita hanya
punya dua tangan yang tak mungkin menutup ribuan mulut di luar sana yang
perkataannya bak bisa di hati. Cukuplah hanya dengan menutup kedua telinga kita
dan jangan jadikan itu sebagai bumerang untuk menggapai impianmu Ihsan.
Sungguh luar biasa sekali kata-kata ibu, membuat hatiku kembali tenang.
Hari pun telah beranjak malam, kududuk di depan layar komputer. Lagi-
lagi jari ini mengetik sebuah tarian dari daerah Minangkabau yang merupakan
tarian favoritku, tak pernah bosan kucari tahu tentang sejarah serta makna yang
terkandung pada tarian tersebut, tarian itu bernama Tari Piring. Ketika sedang
asyik membacanya, terdengar suara ibu penuh kasih menyapaku Oianak
kanduang si biran tulang, ubek jariah palarai damam, mandeh doakan siang jo
malam. Ya, begitulah ibuku selalu mempunyai kata-kata yang renyah untuk
disajikan kepada anaknya. Sedang apa kamu Nak?. Ini Bu, Aku sedang
membaca informasi tentang tari kesukaanku, itu lho Bu, Tari Piring. Ibu juga
ingin mengetahuinya, ayo bacakan juga untuk ibu Nak. Aku pun
membacakannya dengan hati senang dan suara lantang.
Tari piring adalah tarian ikonik Sumatera Barat, dan makna di
baliknya tidak jauh berbeda dengan properti yang digunakan yaitu untuk
menggambarkan hal yang berkaitan dengan makanan dari hasil panen. Tari
125
piring merupakan salah satu tari tradisional yang berasal dari suku
Minangkabau. Tari yang menggunakan properti piring ini biasanya
berjumlah ganjil yaitu 3, 5 atau 7 orang. Pada awal tarian, penari akan
membawa piring-piring beling di tangannya sambil mendentingkan suara
tingting yang ditimbulkan oleh piring dan cincin, atau antara satu
piring dengan lainnya. Gerakan piring sangat cepat, karena itu merupakan
kunci sukses agar piring tidak terlepas dari tangan dan jatuh ke lantai.
Pada mulanya, tari piring ini adalah ritual rasa syukur atas hasil
panen berlimpah yang didapatkan oleh masyarakat Minangkabau. Ketika
agama Islam belum masuk, tarian ini dipersembahkan kepada para dewa
dengan gerakan gemulai yang membawa sesaji berupa makanan yang
diletakkan di atas piring. Namun ketika agama Islam telah masuk ke ranah
Minangkabau, makna Tari Piring bergeser menjadi sebuah ungkapan
persembahan bagi raja maupun anggota kerajaan serta sebagai hiburan bagi
masyarakat.
Tarian ini merupakan jenis tari yang cepat dan dinamis, dengan
banyak liukan, langkah berputar dan tentu saja gerakan tangan yang lincah.
Inti dari tari piring ini memberikan pesan-pesan positif seperti kegembiraan,
kebersamaan, gotong-royong, kesejahteraan, dan kemakmuran. Gerakan
tarinya terbilang sangat unik, karena tarian ini mencoba meniru gerakan
para petani bercocok tanam. Dimulai dari pasambahan sebagai tanda
hormat kepada penonton, dilanjutkan dengan rangkaian gerakan menanam
padi sampai panen. Para penari mengenakan pakaian berwarna cerah yang
didominasi warna keemasan dan merah. Untuk lebih meriah lagi, tarian
diiringi dengan alunan musik tradisional talempong (semacam alat musik
pukul mirip bonang) dan saluang (seruling panjang).
Klimaksnya, pada penghujung tarian, penari akan menginjak
pecahan kaca. Dan anehnya tidak ada satu pun penari yang terluka,
walaupun mereka berloncat-loncat di atas pecahan kaca tersebut. Karena
itulah tari piring membuat decak kagum siapa pun yang menyaksikannya.
Gerakan ini sebagai lambang kesucian niat sang penari.
126
MATERI PEMBELAJARAN
Tujuan
1 Menggambarkan keindahan tari piring
.
e. Mengidentifikasi majas
Kalimat Majas
Gerakan piring sangat cepat, karena itu merupakan kunci sukses metafora
agar piring tidak terlepas dari tangan dan jatuh ke lantai.
Pada mulanya, tari piring ini adalah ritual rasa syukur atas hasil metafora
panen berlimpah yang didapatkan oleh masyarakat Minangkabau.
Makna Tari Piring bergeser menjadi sebuah ungkapan persembahan metafora
bagi raja maupun anggota kerajaan serta sebagai hiburan bagi
masyarakat.
Karena itulah tari piring membuat decak kagum siapa pun yang
menyaksikannya. metafora
Dalam melakukan atraksi ini, konsentrasi dan kepercayaan yang metafora
penuh sangat dibutuhkan oleh sang penari.
f. Memunculkan kata ganti orang: ibu, bu, aku, -ku, -mu, -nya, dan dia
TEKS PUISI
Tari Piring
Kerjakanlah tugas berikut, sesuai dengan materi yang sudah dijelaskan tadi:
Tujuan
1
.
131
e. Mengidentifikasi majas
Kalimat Majas
KUNCI JAWABAN
1 Tari Piring
Tujuan
Menggambarkan keindahan tari piring
1
e. mengidentifikasi majas
Majas
1 Kulihat sekumpulan angin musim dingin
2 Memberi cerita dan makna dari seuntai kata
3 Cahaya musim semi menghampiri dengan lembutnya
137
PERTEMUAN 2
TEKS CERPEN
LEMBAH ANAI
sekolah. Tujuan kami kali ini ke objek wisata Lembah Anai. Saya memilih duduk
di bangku paling depan. Di sebelah kanan saya ada Pak Deden yang merupakan
supir bus tersebut, di sebelah kiri saya ada Pak Usman. Apakah semua sudah
siap teriak Pak Deden tepat di samping telinga saya. Kami pun menjawab
serentak Sudah Pak. Setelah membaca doa naik kendaraan, bus segera melaju.
Sejuk sekali mata saya menikmati pemandangan di balik kaca. Pak Usman berkata
Objek wisata Lembah Anai yang kita kunjungi kali ini merupakan kawasan
konservasi cagar alam yang sudah ada semenjak zaman kolonial Belanda. Di
sisi jalan banyak ditumbuhi pepohonan dengan daunnya yang rimbun,
tampak juga lembah dan bukit menghijau, kita juga akan melihat monyet-
monyet berkeliaran yang jinak dan lucu. Di tengah penjelasan Pak Usman,
saya melihat teman-teman sibuk berfoto dengan smart phone mereka. Saya hanya
terdiam menyaksikan tingkah mereka. Mana mungkin saya memiliki benda
mewah itu di tengah himpitan masalah keluarga. Kantuk pun datang menyerang
saya, mungkin karena obat anti mabuk yang tadi saya konsumsi. Walaupun mata
saya terpejam tapi saya masih bisa mendengar sorak teman-teman yang ada di
belakang.
alam Lembah Anai. Dari atas tebing, air kemudian mengalir ke dasar
lembah dengan ketinggian sekitar 50 meter. Membuat gugusan yang luar
biasa indahnya, bewarna-warni saat disinari mentari, dan membentuk kolam
tempat air berkumpul.
Tidak terasa matahari sudah mulai tergelincir dan Pak Usman meminta
kami untuk segera bersiap-siap meninggalkan lokasi. Kami pun menuju ke
kamar mandi untuk membilas badan, setelah selesai mandi di bawah
guyuran air terjun serta mengganti pakaian. Sebelum menaiki bus kami
sempatkan membeli oleh-oleh di warung pinggir jalan, saya memilih
membeli kue-kue kering dan kerupuk sanjai. Kami pun memasuki bus dan
140
menempuh perjalanan pulang. Sungguh indah alam ciptaan tuhan akan tetap
dijaga dan dilestarikan. Air mata saya tiba-tiba berlinang sembari menikmati
indahnya hijau pepohonan. Lagi-lagi harapan itu muncul dipikiran saya, harapan
agar perekonomian keluarga tidak pincang, dan Ayah dapat memiliki kendaraan
lagi. Sehingga kami dapat melakukan perjalan menikmati pemandangan alam
seperti ini bersama keluarga. Sebagai seorang anak yang masih duduk di kelas VII
SMP saya hanya bisa berdoa dan belajar lebih giat lagi semoga permasalahan
perekonomian keluarga kami segera berakhir. Bus pun melaju dengan kencang
sementara air mataku kian berlinang.
MATERI
1 Lembah Anai
Tujuan
Menggambarkan keindahan lembah anai
1
Tidak terasa matahari sudah mulai Kami pun menuju ke kamar mandi untuk
142
tergelincir dan Pak Usman meminta membilas badan, setelah selesai mandi di
kami untuk segera bersiap-siap bawah guyuran air terjun serta mengganti
meninggalkan lokasi. pakaian.
e. Mengidentifikasi majas
Majas
1 Sejuk sekali mata saya menikmati pemandangan di balik kaca.
2 Dingin udaranya yang merasuk hingga ke tulang.
3 Di sebelah kiri dan kanan, seakan tumbuhan rimbun tersenyum kepada saya.
4 Sungai Batang Anai itu tempramental, meskipun cantik dipandang mata, tetapi
sangat ganas kalau sudah marah.
5 Tidak terasa matahari sudah mulai tergelincir
f. Memunculkan kata ganti orang: saya, kami, kita, beliau, mereka, kakek, dan
ayah.
Tulislah sebuah teks deskripsi sesuai dengan ciri-ciri dan struktur yang
telah ditentukan seperti contoh berikut:
Objek wisata Lembah Anai yang kita kunjungi kali ini merupakan
kawasan konservasi cagar alam yang sudah ada semenjak zaman kolonial
Belanda. Di sisi jalan banyak ditumbuhi pepohonan dengan daunnya yang
rimbun, tampak juga lembah dan bukit menghijau, kita juga akan melihat
monyet-monyet berkeliaran yang jinak dan lucu.
144
TEKS CERPEN 1
TARI PIRING
bermimpi jadi guru, mau jadi astronot, mau jadi ilmuwan, mau jadi psikolog, mau
jadi dokter bahkan sama sepertiku yang ingin menjadi seorang penari.
Pagi itu seperti biasanya sang surya menyapa dengan senyum cerahnya,
berarti aku harus segera berangkat ke sekolah menuntut ilmu. Jarak antara rumah
dengan sekolahku tidaklah terlalu jauh, cukup dengan mengayuh sepeda selama
10 menit saja dan sampailah di sekolahku. Setiba di sekolah, aku dan teman-
teman saling menyapa dan ada saja obyek yang kami bicarakan sembari
menunggu bel berbunyi. Entah kenapa pagi itu Ramli tiba-tiba melontarkan
sebuah pertanyaan kepadaku. Ihsan, apakah benar impianmu menjadi seorang
penari? Kemarin aku membacanya di buku latihan bahasa Indonesiamu. Lantas
aku menjawab dengan begitu semangatnya Ya aku memang mempunyai
impian sebagai seorang penari. Tiba-tiba, Anton datang dari belakangku. Anton
yang berbadan besar juga bersuara tak kalah besarnya ApaIhsan mau jadi
penari? Oi Buyuang baa dek sabodoh tu bana, penari nan dijadian impian,
apa kata dunia? Ini tahun 2017 men! 2017! Manga bamimpi manjadi lemah
gemulai tucome on, awak lai gagah, tapi impian sarupo bencong. Mendengar
perkataan Anton, benar-benar membuat hatiku teriris, disambut tawaan dari semua
teman-teman yang sudah berada di kelas, semakin kian pilu hatiku. Ditambah lagi
semua bola mata tertuju padaku seakan berkata, betapa bodohnya aku, betapa
rendahnya impianku. Tidak sedikit pun aku membalas perkataan Anton, aku hanya
tertunduk menanggapi pedasnya kalimat demi kalimat di pagi ini.
Tiba-tiba terdengar suara bel, tettetmenghentikan semua ceritaku dan
teman-temanku seketika itu, tapi tidak bagi hatiku, walau kegiatan pembelajaran
akan segera dimulai, justru rasa sakit dan hiba di hatiku semakin menjadi. Kalimat
yang dilontarkan Anton masih menggema di telingaku dan telah memangsa semua
semangat belajarku hari ini. Jam pelajaran pertama pun dimulai, susah sekali
menggiring pikiranku agar fokus pada pelajaran. Lama sekali rasanya gerak jarum
jam dinding di kelasku. Aku ingin segera menuntaskan semua pelajaran pada hari
ini. Ingin menghapus semua rasa gundah dan malu yang menerpa. Semua
pelajaran yang diterangkan guru pada hari ini, tak sedikit pun yang singgah ke
otakku. Penantian panjangku akan bel pulang terwujud sudah, tettetbegitu
147
merdu bunyi bel ketika itu bagiku. Aku bersama teman-temanku membaca doa
keluar ruangan dan doa naik kendaraan. Langsung saja aku berlari menuju tempat
sepedaku, kukayuh sepeda dengan kencang menuju rumah.
Sesampai di rumah kuceritakan semuanya pada ibu, yaibu adalah
tempatku berbagi cerita sedih dan bahagia. Kuceritakan pada ibu kronologis
kejadian di sekolah tadi. Kutanyakan kepada ibu, Benarkah impian menjadi
penari itu bagaikan impian bencong Bu? lalu ibu menjawab Kata siapa menjadi
penari itu bencong, coba kamu lihat Didik Nini Thowok, dia seorang laki-laki, dia
juga seorang penari, dia mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Sudahlah Nak, tak perlu kamu pikirkan perkataan teman-temanmu itu. Kita hanya
punya dua tangan yang tak mungkin menutup ribuan mulut di luar sana yang
perkataannya bak bisa di hati. Cukuplah hanya dengan menutup kedua telinga kita
dan jangan jadikan itu sebagai bumerang untuk menggapai impianmu Ihsan.
Sungguh luar biasa sekali kata-kata ibu, membuat hatiku kembali tenang.
Hari pun telah beranjak malam, kududuk di depan layar komputer. Lagi-
lagi jari ini mengetik sebuah tarian dari daerah Minangkabau yang merupakan
tarian favoritku, tak pernah bosan kucari tahu tentang sejarah serta makna yang
terkandung pada tarian tersebut, tarian itu bernama Tari Piring. Ketika sedang
asyik membacanya, terdengar suara ibu penuh kasih menyapaku Oianak
kanduang si biran tulang, ubek jariah palarai damam, mandeh doakan siang jo
malam. Ya, begitulah ibuku selalu mempunyai kata-kata yang renyah untuk
disajikan kepada anaknya. Sedang apa kamu Nak?. Ini Bu, Aku sedang
membaca informasi tentang tari kesukaanku, itu lho Bu, Tari Piring. Ibu juga
ingin mengetahuinya, ayo bacakan juga untuk ibu Nak. Aku pun
membacakannya dengan hati senang dan suara lantang.
Tari piring adalah tarian ikonik Sumatera Barat, dan makna di
baliknya tidak jauh berbeda dengan properti yang digunakan yaitu untuk
menggambarkan hal yang berkaitan dengan makanan dari hasil panen. Tari
piring merupakan salah satu tari tradisional yang berasal dari suku
Minangkabau. Tari yang menggunakan properti piring ini biasanya
berjumlah ganjil yaitu 3, 5 atau 7 orang. Pada awal tarian, penari akan
148
keadaan bersih, dalam hal ini yaitu bersih hati, tidak sombong, berwudu,
dan sholat terlebih dahulu. Niscaya pertunjukan akan berjalan dengan
lancar, dan seluruh penonton terhibur.
Setelah membaca mengenai tari piring, ibu pun berkata kepadaku Sebagai
bangsa yang baik kita harus terus melestarikan budaya bangsa ini agar terus eksis
dan tidak punah ditelan oleh perkembangan zaman.
Malam semakin larut, aku pun segera beranjak menuju tempat tidurku.
Kumatikan lampu kamarku, walau gelap tetapi pikiranku mampu menembusnya,
seakanku melayang menuju langit dan ikut bersinar seperti bintang, ya, kelak aku
akan seperti bintang, memancarkan cahaya bagi alam semesta.
TEKS CERPEN 2
LEMBAH ANAI
di bangku paling depan. Di sebelah kanan saya ada Pak Deden yang merupakan
supir bus tersebut, di sebelah kiri saya ada Pak Usman. Apakah semua sudah
siap teriak Pak Deden tepat di samping telinga saya. Kami pun menjawab
serentak Sudah Pak. Setelah membaca doa naik kendaraan, bus segera melaju.
Sejuk sekali mata saya menikmati pemandangan di balik kaca. Pak Usman berkata
Objek wisata Lembah Anai yang kita kunjungi kali ini merupakan kawasan
konservasi cagar alam yang sudah ada semenjak zaman kolonial Belanda. Di
sisi jalan banyak ditumbuhi pepohonan dengan daunnya yang rimbun,
tampak juga lembah dan bukit menghijau, kita juga akan melihat monyet-
monyet berkeliaran yang jinak dan lucu. Di tengah penjelasan Pak Usman,
saya melihat teman-teman sibuk berfoto dengan smart phone mereka. Saya hanya
terdiam menyaksikan tingkah mereka. Mana mungkin saya memiliki benda
mewah itu di tengah himpitan masalah keluarga. Kantuk pun datang menyerang
saya, mungkin karena obat anti mabuk yang tadi saya konsumsi. Walaupun mata
saya terpejam tapi saya masih bisa mendengar sorak teman-teman yang ada di
belakang.
Tidak terasa matahari sudah mulai tergelincir dan Pak Usman meminta
kami untuk segera bersiap-siap meninggalkan lokasi. Kami pun menuju ke
kamar mandi untuk membilas badan, setelah selesai mandi di bawah
guyuran air terjun serta mengganti pakaian. Sebelum menaiki bus kami
sempatkan membeli oleh-oleh di warung pinggir jalan, saya memilih
membeli kue-kue kering dan kerupuk sanjai. Kami pun memasuki bus dan
menempuh perjalanan pulang. Sungguh indah alam ciptaan tuhan akan tetap
152
dijaga dan dilestarikan. Air mata saya tiba-tiba berlinang sembari menikmati
indahnya hijau pepohonan. Lagi-lagi harapan itu muncul dipikiran saya, harapan
agar perekonomian keluarga tidak pincang, dan Ayah dapat memiliki kendaraan
lagi. Sehingga kami dapat melakukan perjalan menikmati pemandangan alam
seperti ini bersama keluarga. Sebagai seorang anak yang masih duduk di kelas VII
SMP saya hanya bisa berdoa dan belajar lebih giat lagi semoga permasalahan
perekonomian keluarga kami segera berakhir. Bus pun melaju dengan kencang
sementara air mataku kian berlinang.