Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi jangka panjang. Pertumbuhan


ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami dunia hanya semenjak dua
abad belakangan ini. Dalam periode tersebut dunia telah mengalami perubahan yang
sangat nyata apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada masa sebelumnya
kuda dan beberapa binatang peliharaan lain merupakan tenaga penarik bagi alat
pengangkut yang utama. Pada masa ini keadaan sudah sangat berbeda. Kemampuan
manusia untuk pergi kebulan dan mewujudkan komputer canggih merupakan contoh yang
nyata dari betapa jauhnya manusia telah mengalami kemajuan sejak dua atau tiga abad
yang lalu.
Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan ekonomi dunia menimbulkan dua efek
penting yang sangat menggalakkan, yaitu (i) kemakmuran atau taraf hidup masyarakat
makin meningkat, dan (ii) ia dapat menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada
penduduk yang terus bertambah jumlahnya. Walau bagaimanapun, sungguh menyedihkan
untuk menyadari kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut bukanlah sesuatu
peristiwa yang terjadi di semua negara. Negara-negara di Asia dan Afrika tidak menikmati
sepenuhnya peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut.

BAB II PEMBAHASAN
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah
makroekonomi jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu
negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat
ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam
jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang
digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat dari
perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah keterampilan
mereka. (sadono sukirno).
Menurut Boediono (2001: 35), pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output
perkapita dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator untuk melihat
keberhasilan pembangunan dan merupakan syarat keharusan ( necessary condition) bagi
penurunan pengangguran . Adapun syarat kecukupannya ialah bahwa pertumbuhan
ekonomi
tersebut efektif dalam mengurangi tingkat pengangguran. Artinya, pertumbuhan tersebut
hendaklah menyebar di setiap golongan pendapatan, termasuk di golongan penduduk
miskin. Secara langsung, hal ini berarti pertumbuhan itu perlu dipastikan terjadi disektor-
sektor dimana penduduk miskin bekerja yaitu sector pertanian atau sector yang padat karya.
Adapun secara tidak langsung, diperlukan pemerintah yang cukup efektif mendistribusikan
manfaat pertumbuhan yang mungkin didapatkan dari sektor modern seperti jasa yang padat
modal.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Subandi, dalam bukunya Sistem Ekonomi Indonesia, menulis bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara umum, adalah:
1. faktor produksi
2. faktor investasi
3. faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran
4. faktor kebijakan moneter dan inflasi
5. faktor keuangan negara
Sedangkan Tambunan, dalam bukunya Perekonomian Indonesia, menulis bahwa di dalam
teoti-teori konvensional, pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh ketersediaan dan
kualitas dari faktor-faktor produksi seperti SDM, kapital, teknologi, bahan baku,
enterpreneurship dan energi. Akan tetapi, faktor penentu tersebut untuk pertumbuhan
ekonomi jangka panjang, bukan pertumbuhan jangka pendek.
Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih baik, sama atau
lebih buruk dari tahun sebelumnya lebih ditentukan oleh faktor-faktor yang sifatnya lebih
jangka pendek, yang dapat dikelompokkan ke dalam faktor internal dan eksternal.
Faktor eksternal didominasi oleh faktor-faktor ekonomi, seperti perdagangan internasional
dan pertumbuhan ekonomi kawasan atau dunia.
1. Faktor-faktor Internal
a. Faktor ekonomi, antara lain:
Buruknya fundamental ekonomi nasional
Cadangan devisa
Hutang luar negeri dan ketergantungan impor
Sektor perbankan
Pengeluaran konsumsi
b. Faktor non ekonomi, antara lain:
Kondisi politik, sosial dan keamanan
Pelarian modal ke luar negeri
Nilai tukar rupiah
2. Faktor-faktor Eksternal
Kondisi perdagangan dan perekonomian regional atau dunia

Teori Pertumbuhan Ekonomi


Teori pertumbuhan ekonomi menjelaskan mengenai faktor-faktor yang menentukan
pertumbuhan ekonomi dan prosesnya dalam jangka panjang, penjelasan mengenai
bagaimana
faktor-faktor itu berinteraksi satu dengan yang lainnya, sehingga menimbulkan terjadinya
proses pertumbuhan (Arsyad, 1992 : 191). Secara umum, pertumbuhan ekonomi
didefinisikan sebagai peningkatan dalam kemampuan dari suatu perekonomian dalam
memproduksi barang dan jasa. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk
pada perubahan yang bersifat kuantitatif (quantitatif change) dan biasanya diukur dengan
menggunakan data produk domestik bruto (PDB) atau pendapatan output perkapita. Produk
domestik bruto (PDB) adalah total nilai pasar (total market value) dari barang-barang akhir
dan jasa-jasa (final goods and services) yang dihasilkan di dalam suatu perekonomian
selama kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun). Tingkat pertumbuhan ekonomi
menunjukkan persentase kenaikan pendapatan nasional riil pada suatu tahun tertentu
dibandingkan dengan pendapatan nasional riil pada tahun sebelumnya (Nanga, 2001: 273-
274).

TEORI PERTUMBUHAN KLASIK

Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada empat faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal , luas
tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Walau menyadari bahwa
pertumbuhan ekonomi tergantung pada banyak aktor, ahli-ahli ekonomi Klasik terutama
menitikberatkan perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada
pertumbuhan ekonomi. Dan teori pertumbuhan mereka , dimisalkan luas tanah dan
kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan.
Berdasarkan kepada pemisalan ini selanjutnya dianalisis bagaimana pengaruh pertambahan
penduduk kepada tingkat produksi nasional dan pendapatan.
Pada permulaannya, apabila penduduk sedikit dan kekayaan alam relatif berlebihan,
tingkat penegembalian modal dari investasi yang dibuat adalah tinggi. Maka para
pengusaha akan mendapatkan keuntungan keuntungan yang besar. Ini akan menimbulkan
investasi baru, dan pertumbuhan ekonomi terwujud. Keadaan seperti itu tidak akan terus-
menerus berlangsung. Apabila penduduk sudah terlalu banyak, pertambahannya akan
menurunkan tingkat kegiatan ekonomi karena peroduktivitas setiap penduduk telah menjadi
negatif. Maka kemakmuran masyarakat menurun kembali. Ekonomi akan mencapai tingkat
perkembangan yang rendah. Apabila keadaan ini dicapai, ekonomi dikatakan telah
mencapai keadaan tidak berkembang (stationary State). Pada keadaan ini pendapatan
pekerja hanya mencapai tingkat cukup hidup (subsistence).

Teori ekonomi klasik mempunyai beberapa ciri-ciri yaitu sebagai berikut:

Perekonomian yang didasarkaan pada sistem bebas berusaha (Laissez Faire) artinya
mempunyai kemampuan untuk kembali ke posisi keseimbangan secara otomatis. Terjadi
tangan bebas atau pasar bebas dalam mencapai keseimbangan sehingga terjadi full
employment atau kesempatan kerja penuh (tidak ada pengangguran).

Pemerintah tidak ikut campur tangan. Peran pemerintah hanya pada masalah penegakan
hukum, menjaga keamanan serta pembangunan infrastruktur.

Harga barang ditentukan oleh produsen dann konsumen.

Tingkat upah ditentukan oleh permintaan dan penawaran tenaga kerja. Apabila kelebihan
tenaga kerja maka akan menurunkan upah, tetapi apabila kekurangan tenaga kerja maka
akan
meningkatkan upah.

TEORI SCHUMPETER

Salah satu pendapat Schumpeter yang penting adalah landasan teori


pembangunannya yaitu keyakinannya bahwa system kapitalisme merupakan system yang
paling baik untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat. Namun demikian,
Schumpeter meramalkan secara pesimis bahwa dalam jangka panjang system kapitalisme
akan mengalami kemandegan.
Proses perkembangan ekonomi menurut Schumpeter, faktor utama yang
menyebabkan perkembangan ekonomi adalah proses inovasi dan pelakunya adalah para
innovator atau entrepreneur (wiraswasta). Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa
diterapkan dengan adanya inovasi oleh para entrepreneur. Dalam membahas
perkembangan ekonomi, Schumpeter membedakan pengertian pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan ekonomi. Menurut Schumpeter pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan
output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang
digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa adanya perubahan teknologi produksi
itu sendiri. pembangunan ekonomi adalah kenaikan out put yang disebabkan oleh inovasi
yang dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi ini berarti perabaikan teknologi dalam arti
luar, miasalnya penemuan produk baru, pembukaan pasar baru, dsb.

Teori Harrod-Domar

Harrod-Domar mengemukakan syarat-syarat yang diperlukan agar pertumbuhan


ekonomi dapat tumbuh dan berkembang dengan mantap atau steady growth dalam jangka
panjang di dalam pertumbuhan mantap semua variabel seperti output, tabungan, investasi,
dan kemajuan teknologi, masing-masing tumbuh secara konstant atau pada laju yang lurus
secara eksponensial.
Y / Y = s / k
Dimana:
Y / Y = tingkat pertumbuhan output

Persamaan tersebut merupakan persamaan Harrod-Domar yang disederhanakan bahwa


tingkat pertumbuhan output ( Y / Y ) ditentukan secara bersama oleh rasio tabungan (s)
dan rasio modal output (COR = K). Makin tinggi tabungan yang diinvestasikan maka makin
tinggi pula output yang dihasilkan. Sedangkan hubungan antara COR dengan tingkat
pertumbuhan adalah negative (makin besar COR, makin rendah tingkat pertumbuhan
output).

Teori Adam Smith


Adam Smith menyatakan bahwa proses pertumbuhan ekonomi dalam jangka
panjang
secara sistematis ada tiga aspek, yaitu (Arsyad, 1992 : 42) :
1. Pertumbuhan Output Total
Sumber alam yang tersedia (masih diwujudkan sebagai faktor produksi tanah).
Menurut Smith, sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah paling mendasar dari
kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah sumber daya alam yang tersedia merupakan
batas maya bagi pertumbuhan perekonomian, maksudnya jika sumber daya ini belum
digunakan sepenuhnya, maka jumlah penduduk dan stok modal yang ada memegang
peranan dalam pertumbuhan output.
2. Stok barang modal
Stok modal menurut Smith merupakan unsur produksi yang secara aktif menentukan
tingkat output. Peranannya sangat sentral dalam proses pertumbuhan output, sehingga
jumlah
dan tingkat pertumbuhan output tergantung pada laju pertumbuhan stok pengaruh stok
modal
terhadap tingkat output total bisa secara langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung,
maksudnya adalah karena pertambahan modal akan langsung meningkatkan output,
sedangkan pengaruh tidak langsung maksudnya adalah peningkatan produktifitas perkapita
yang dimungkinkan karena adanya spesialisasi dan pembagian kerja yang semakin tinggi.
3. Pertumbuhan Penduduk.
Menurut Smith yang sangat menentukan jumlah penduduk pada suatu masa tertentu
adalah tingkat upah pada saat itu. Jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari pada
tingkat upah subsisten (tingkat upah yang hanya cukup untuk hidup pas-pasan), maka
jumlah
penduduk akan meningkat. Smith juga menyatakan bahwa tingkat upah ditentukan oleh stok
kapital dan tingkat pertumbuhan output. Oleh karena itu jumlah penduduk akan meningkat
atau menurun tergantung pada stok modal dan tingkat pertumbuhan ekonomi pada suatu
masa
tertentu.

Penghitungan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Laju pertumbuhan ekonomi akan diukur melalui indikator perkembangan PDB dari
tahun ke tahun. Perhitungan laju pertumbuhan ekonomi di indonesia dilakukan dengan
metode yaitu (Boediono, 2001 : 37):

PE
Keterangan:
PE = pertumbuhan ekonomi
PDB = Produk Domestik Bruto
t = tahun tertentu
t-1 = tahun sebelumnya
Pengaruh Konsumsi, Investasi, Pengeluaran Pemerintah, Net
Ekspor, dan
Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Hipotesis alternatif pada persamaan pertama dalam penelitian ini tidak semuanya
terbukti diterima. Konsumsi, investasi, dan net ekspor berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sedangkan pengeluaran pemerintah dan inflasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Secara parsial,
konsumsi memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia. Terdapatnya pengaruh yang signifikan dan positif antara konsumsi terhadap
pertumbuhan ekonomi mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia
ditentukan oleh konsumsi. Apabila konsumsi mengalami peningkatan maka pertumbuhan
ekonomi juga akan mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan
konsumsi berarti telah terjadi peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa.
Terjadinya peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa akan memaksa perekonomian
untuk meningkatkan produksi barang dan jasa. Peningkatan produksi barang dan jasa akan
menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila konsumsi
mengalami penurunan maka pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami penurunan. Hal
ini disebabkan oleh terjadinya penurunan konsumsi berarti telah terjadinya penurunan
permintaan terhadap barang dan jasa. Penurunan ini akan mengakibatkan perekonomian
menurunkan produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang dan jasa akan
menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhanekonomi. Kemudian, investasi secara
parsial juga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.
Kenaikan investasi akan memicu kenaikan pertumbuhan ekonomi karena kenaikan
investasi mengindikasikan telah terjadinya kenaikan penanaman modal atau pembentukan
modal. Kenaikan penanaman modal atau pembentukan modal akan berakibat terhadap
peningkatan produksi barang dan jasa di dalam perekonomian. Peningkatan produksi
barang dan jasa ini akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sebaliknya, apabila terjadi penurunan investasi maka PDB juga akan mengalami penurunan
karena penurunan investasi mengindikasikan telah terjadinya penurunan penanaman modal
atau pembentukan modal. Penurunan penanaman modal atau pembentukan modal ini akan
mengakibatkan perekonomian menurunkan produksi barang dan jasa. Penurunan produksi
barang dan jasa akan menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya, secara parsial pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh signifikan dan positif
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Terjadinya peningkatan pengeluaran
pemerintah misalnya untuk penyediaan atau perbaikan infrastruktur maka proses produksi
barang dan jasa akan semakin lancar. Hal ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan
produksi barang dan jasa. Peningkatan produksi barang dan jasa ini akan menyebabkan
peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Begitu sebaliknya, apabila pengeluaran
pemerintah tidak ditingkatkan atau terjadi penurunan sehingga masalah infrastruktur tidak
dapat diatasi maka akan mengakibatkan proses produksi barang dan jasa menjadi
terhalang. Hal ini akan berdampak terhadap penurunan produksi barang dan jasa.
Penurunan produksi barang dan jasa akan menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan
ekonomi. Begitu juga dengan net ekspor, net ekspor pun memiliki pengaruh yang signifikan
dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Apabila ekspor mengalami
peningkatan maka produksi barang dan jasa juga akan mengalami peningkatan karena net
ekspor yang meningkat mengindikasikan permintaan terhadap barang dan jasa di luar
negeri lebih besar dari pada permintaan barang luar negeri di dalam negeri. Oleh karena itu,
perekonomian akan meningkatkan jumlah produksi barang jasa. Peningkatan produksi
barang dan jasa ini akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sebaliknya, apabila net ekspor mengalami penurunan dikarenakan terjadinya penurunan
permintaan terhadap barang dan jasa di luar negeri sehingga impor lebih besar dari pada
ekspor dan hal ini akan mengakibatkan penurunan produksi barang dan jasa.
Penurunan produksi barang dan jasa ini menyebabkan penurunan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu (Gulo,
2008:66). Penelitian tersebut menyimpulkan bahwasanya secara parsial pengeluaran
pemerintah (baik rutin maupun pembangunan) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sedangkan dalam penelitian ini menemukan bahwasanya
pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan model makroekonomi yang
dikembangkan oleh Keynes. Dimana Y = C + I + G + X M. Terjadinya kenaikan pada
konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, net ekspor akan menyebabkan kenaikan
produksi barang dan jasa. Kenaikan produksi barang dan jasa akan menyebabkan
peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi.

Analisis Empiris Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2011-2014


A. Pertumbuhan ekonomi indonesia 2011
Sepanjang 2011 lalu Indonesia masih mampu mencatat pertumbuhan ekonomi yang
cukup bagus, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia
sepanjang 2011 lalu sebesar 6,5%. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2011
tercatat sebesar 6,5% dengan pembentukan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga
berlaku mencapai Rp 1.931,3 triliun. Secara kumulatif, PDB Indonesia pada 2011
berdasarkan harga berlaku mencapai Rp 7.427,1 triliun, sedangkan atas dasar harga
konstan sebesar Rp 2.463,2 triliun. pada 2011 lalu terjadi pertumbuhan di semua sektor
ekonomi. Pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor pengangkutan dan komunikasi yang
tumbuh 10,7%, sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh 9,2%, sedangkan sektor
keuangan, real estate dan jasa perusahaan tumbuh 6,8%.

B. Pertumbuhan ekonomi indonesia 2012


Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang
2012 sebesar 6,23 persen. Angka tersebut turun dibandingkan sepanjang 2011 sebesar 6,5
persen. Penurunan ini disebabkan sektor pertanian mengalami penurunan cukup signifikan
sebesar 23,06 persen karena siklus musiman. Pertumbuhan terjadi di semua sektor
ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar
9,98 persen dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian 1,49 persen. Sementara
PDB tanpa migas tahun 2012 sebesar 6,81 persen. Jumlah total produk domestik bruto
(PDB) sepanjang 2012 adalah Rp 8.241,9 triliun, sementara Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) adalah Rp 2.618,1 triliun. Dari sisi komponen pertumbuhan ekonomi di 2012 adalah
konsumsi tumbuh 5,28 persen, belanja pemerintah 1,25 persen, pembentukan modal tetap
bruto atau investasi tumbuh 9,8 persen, ekspor tumbuh 2,01 persen dan impor 6,65 persen.
Pertumbuhan ekonomi tersebut juga dipengaruhi oleh adanya moratorium PNS, sehingga
belanja pemerintah tidak terlalu tinggi. Ekspor memang rendah sehingga terjadi defisit. Jadi
penopang utama pertumbuhan ekonomi 2012 berasal dari konsumsi dan investasi.
C. Pertumbuhan ekonomi indonesia 2013
Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus turun. Setelah mencapai pertumbuhan
ekonomi 6,5 persen pada 2011, dan 6,23 persen pada 2012, pertumbuhan ekonomi 2013
berada dibawah 6 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi
Indonesia sepanjang 2013 sebesar hanya 5,78 persen. Angka tersebut turun dibandingkan
sepanjang 2013 sebesar 6,23 persen. Lebih lanjut dia mengatakan, pertumbuhan terjadi di
semua sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan
komunikasi sebesar 10,19 persen, dengan nilai Rp 292,4 triliun. Berturut-turut disusul sektor
keuangan, real estate dan jasa perusahaan dengan pertumbuhan 7,56 persen, dengan nilai
Rp 272,1 triliun. Sektor ketiga yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah konstruksi, di
mana mencatat pertumbuhan 6,57 persen dengan nilai Rp 182,1 triliun. Sementara itu
pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian tercatat paling kecil sebesar 1,34 persen
dengan nilai Rp 195,7 triliun
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun
2014, dengan tahun dasar 2010 sebesar 5,02 persen. Hal itu tidak sesuai dengan target
pemerintah, yang mematok pertumbuhan ekonomi sepanjang 2014 mencapai 5,5 persen.
Pertumbuhan pertanian dibanding 2013 sedikit menurun tapi masih stabil, dipicu subsektor
perkebunan, di mana masih ada permintaan tinggi meski harga CPO turun. Perikanan dan
hortikultura masih cukup bagus, sehingga masih stabil.

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PERTUMBUHAN EKONOMI


1. Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber
daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya
alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak
didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam
yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan
mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
2. Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan
ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting
dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada
sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi
yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola
kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih
berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas
pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju
pertumbuhan perekonomian
4. Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan
ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong
proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang
dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet
dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan
diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya
5. Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat
penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang
modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

BAB III KESIMPULAN


Perekonomian indonesia dari tahun 2011 sampai tahun 2014 terjadi terus mengalami
penurunan. Penurunan ini disebabkan oleh faktor-faktor tertentu dalam perekonomian.
Faktor tersebut terdiri dari faktor yang mempengaruhi dan faktor-faktor yang menentukan
pertumbuhan ekonomi tersebut. Faktor yang mempengaruhi antara lain ; faktor produksi,
investasi , perdagangan luar negeri , neraca pembayaran , kebijakan moneter , inflasi , dan
keuangan negara. Selanjutnya faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi antara lain ;
faktor SDA , SDM , Iptek , budaya , dan sumber daya modal. Dan juga kondisi
perekonomian global mempengaruhi perekonomian indonesia seperti yang terjadi pada
tahun 2011 silam. Kita patut bersyukur karena dalam krisis tersebut
perekonomian indonesia masih mampu tumbuh sebesar 6.5 persen. Akan tetapi
pertumbuhan ekonomi indonesia tahun-tahun berikutnya terus mengalami penurunan yaitu
berturut-turut , 6,23 persen pada tahun 2012, 5,78 persen pada tahun 2013, dan 5.02
persen pada tahun 2014.

DAFTAR PUSTAKA
Buku pengantar makro ekonomi oleh Sadono Sukirno
Buku sistem perekonomian indonesia oleh Subandi
Buku perekonomian indonesia oleh Tambunan

Anda mungkin juga menyukai