PENDAHULUAN
1
BAB II
PERSALINAN NORMAL
2. Teori oksitosin.
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Oleh karena itu, timbul
kontraksi otot-otot rahim.
3. Keregangan otot-otot.
Apabila dinding kandung kencing dan lambung teregang karena isinya
bertambah, timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula
dengan rahim, seiring dengan majunya kehamilan, otot-otot rahim makin
teregang dan rentan.
4. Pengaruh janin.
Hipofisis dan kelenjar suprarenal janin rupanya memegang peranan. Hal ini
tampak pada kehamilan dengan janin anensefalus dan hipoplasia adrenal
sehingga kehamilan sering lebih lama dari biasanya.
5. Teori prostaglandin.
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua diduga menjadi salah satu sebab
permulaan persalinan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin E
dan F yang diberikan secara intravena, intra dan ekstraamnial menimbulkan
kontraksi myiometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong
dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi, baik dalam air ketuban
maupun darah perifer pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama
persalinan.
2. Presentasi Janin
Bagian terbawah janin adalah bagian tubuh janin yang berada paling depan
di dalam jalan lahir . Bagian terbawah janin menentukan presentasi. Bagian
terbawah janin dapat diraba melalui serviks pada pemeriksaan vagina.
Karena itu, pada letak memanjang, bagian terbawah janin adalah kepala
janin atau bokong, masing-masing membentuk presentasi kepala atau
bokong.Jika janin terletak pada sumbu panjang melintang, bahu merupakan
bagian terbawahnya. Jadi, presentasi bahu teraba melalui serviks pada
perabaan vagina.
6
a. Presentasi Kepala
Presentasi kepala diklasifikasikan berdasarkan hubungan kepala dengan
badan janin.
(1). Biasanya kepala mengalami fleksi maksimal sehingga dagu menempel
pada dada. Pada keadaan ini , ubun-ubun kecil (fontanela oksipitalis)
merupakan bagian terbawah janin, disebut presentasi puncak kepala
(verteks) atau oksiput.
(2). Leher janin juga dapat mengalami hiperekstensi sehingga oksiput dan
punggung saling menempel dan wajah menjadi bagian terdepan di jalan lahir,
disebut Presentasi muka.
(4). Dapat juga mengalami ekstensi parsial pada kasus lainnya, dengan dahi
sebagai bagian terbawah, disebut presentasi dahi. Ketika persalinan maju,
presentasi sinsiput atau dahi hampir selalu berubah menjadi presentasi
verteks atau muka karena masingmasing akan mengalami fleksi atau
ekstensi.
Apabila paha berada dalam posisi fleksi dan tungkai bawah ekstensi di
depan badan, hal ini disebut presentasi bokong murni (frank breech).
Jika paha fleksi di abdomen dan tungkai bawah terletak di atas paha,
keadaan ini disebut presentasi bokong sempurna ( complete breech) .
Bila salah satu atau kedua kaki, atau satu atau kedua lutut , merupakan
bagian terbawah, hal ini disebut presentasi bokong tidak sempurna
(incomplete breech) atau presentasi bokong kaki ( footling breech).
Gambar 6. Presentasi Bokong. (A) Complete Breech, (B) Frank Breech, (C) Footling atau Incomplete Breech.
3. Sikap atau Postur Janin
Pada bulan-bulan terakhir kehamilan janin membentuk suatu postur khas
yang disebutsebagai sikap atau habitus. Biasanya janin membentuk suatu
massa ovoid yang secarakasar menyesuaikan dengan bentuk rongga uterus.
Dengan sendirinya, janin menjadimelipat atau membungkuk sehingga
punggungnya akan menjadi sangat konveks, kepala mengalami fleksi
maksimal sehingga dagu hampir bertemu dengan dada, paha fleksi di depan
abdomen, tungkai bawah tertekuk pada lutut, dan lengkung kaki bersandar
pada permukaan anterior tungkai bawah. Pada semua presentasi kepala,
lengan biasanya saling menyilang di dada atau terletak di samping, dan tali
pusat terletak di ruang antara kedua lengan dengan ekstremitas bawah.
Postur khas ini terjadi akibat cara pertumbuhan janin dan akomodasinya
terhadap rongga uterus4.
4. Posisi Janin
Posisi janin adalah hubungan antara titik yang ditentukan sebagai acuan
pada bagian terbawah janin dengan sisi kanan atau kiri jalan lahir ibu. Karena
itu, pada setiap presentasi terdapat dua posisi kanan atau kiri. Oksiput, dagu
(mentum), dan sakrum janin masing-masing merupakan titik penentu pada
presentasi verteks, muka, dan bokong4.
Leopold 2
Pemeriksaan memegang keduasisi
abdomen untuk mengetahui letak fetus
dengan menggunakan jari-jarinya untuk
mengetahui lokasi tulang belakang fetus
dan bagian kecil (ekstremitas). Bagian-
bagian janin dapat diidentifikasikan
dengan palpasi saat 25-26 minggu
kehamilan.
Gambar 8. Leopold II Perhatikanjikaterdapatgerakanjanin.
12
Leopold 3
Juga dikenal dengan Pawliks grip. Pemeriksa
memegangbagian teratas dan terendah janin dengan
meletakan jari diatas simfisis pubis dan di fundus uteri.
Dengan cara ini dapat diketahui presentasi janin. Janin yang
sungsang biasanya teraba lebih besar, lebih lunak, kurang
berbentuk dan kurang ballotable dibanding presentasi
kepala.
Gambar 9. Leopold III
Leopold 4
Pemeriksa menghadap kaki pasien dan meletakkan tangannya di kedua
SIAS untuk mengetahui apakah bagian terbawah janin sudah engage ke
pelvis ibu.
13
2.5 Pemeriksaan Vagina
Sebelum persalinan. Diagnosis presentasi dan posisi janin dengan
pemeriksaan vagina sering tidak dapat ditentukan. Dengan dimulainya
persalinan dan setelah dilatasi serviks,informasi dapat diperoleh. Pada
presentasi verteks, posisi dan variasi dapat diketahui dengan membedakan
berbagai sutura dan ubun-ubun. Presentasi muka dengan membedakan
bagianbagian wajah. Presentasi bokong diidetifikasi dengan meraba sacrum
dan tuberostias iskhii ibu. Sebaiknya dilakukan empat perasat rutin sebelum
saat dilakukan pemeriksaan vagina untuk menentukan presentasi dan posisi
janin, sebagai berikut4:
1. Kedua jari tangan dimasukkan ke dalam vagina dan diarahkan ke bagian
terbawah janin untuk membedakan presentasi janin.
2. Jika presentasi verteks, jari-jari dimasukkan ke posterior vagina kemudian
disapukan ke depan melalui kepala janin ke simfisis ibu. Saat melakukan
gerakan ini, jari-jari akan melewati sutura sagitalis, jika sutura ini teraba
maka arahnya dapat ditentukan, dengan ubun-ubun kecil dan besar pada
ujung yang berlawanan.
3. Jari-jari kemudian diarahkan ke ujung anterior sutura sagitalis dan ubun-
ubun kemudian diperiksa dan diidentifikasi.
4. Station atau seberapa jauh bagian terbawah janin telah turun ke dalam
panggul dapat ditentukan.
14
oksiput anterior (LOA atau ROA) kepala dapat memasuki panggul dengan
oksiput berotasi 45 ke anterior dari posisi lintang atau berikutnya baru
berputar. Mekanisme persalinan biasanya sangat mirip dengan pada posisi
oksiput lintang. Pada sekitar 20% persalinan janin masuk panggul dengan
posisi oksiput posterior (OP). Bagian-bagian kepala janin dijelaskan sebagai
berikut4:
Gambar 11. Kepala janin tampak atas Gambar 12. Kepala janin tampak samping
15
Hampir 96% janin berada dalam uterus dengan presentasi kepala dan
pada presentasi kepala ini ditemukan 58% ubun-ubun kecil terletak di kiri
depan, 23 % di kanan depan, 11% di kanan belakang, dan 8% di kiri
belakang. Keadaan ini mungkin disebabkan terisinya ruangan di sebelah kiri
belakang oleh kolon sigmoid atau rectum.1
Dikemukakan 2 teori yang dapat menjelaskan kenapa lebih banyak
letak kepala3 :
1. Teori akomodasi : bentuk rahim memungkinkan bokong dan ekstremitas
yang volumenya besar berada di atas, dan kepala di bawah di ruangan
yang lebih sempit.
2. Teori gravitasi : karena kepala relatif besar dan berat, maka akan turun ke
bawah. Karena his yang kuat, teratur dan sering, maka kepala janin turun
memasuki pintu atas panggul (engagement). Karena menyesuaikan diri
dengan jalan lahir, kepalabertambah menekuk (fleksi maksimal), sehingga
lingkar kepala yang memasuki panggul, dengan ukuran yang terkecil :
Diameter suboccipito-bregmatika = 9,5 cm
Sirkumferensia suboccipito-bregmatika = 32 cm.
16
BAB III
MEKANISME PERSALINAN NORMAL
17
regangan serviks, atau regangan dan tarikan pada peritoneum sewaktu
kontraksi.
c. Kontraksi rahim bersifat autonom, tidak dipengaruhi oleh kemauan,
tetapi dapat juga dipengaruhi oleh rangsangan dari luar, misalnya
rangsangan oleh jari-jari tangan. Seperti kontraksi jantung, pada his juga
terdapat pacemaker yang memulai kontraksi dan mengontrol
frekuensinya. Pacemaker ini terletak pada kedua pangkal tuba. Kontraksi
rahim bersifat berkala dan yang harus diperhatikan ialah sebagai berikut:
Lamanya kontraksi; berlangsung 47-7 5 detik
Kekuatan kontraksi; menimbulkan naiknya tekanan intra uterin sampai
35 mmHg.
Interval antara dua kontraksi; pada permulaan persalinan his timbul
sekali dalam 10 menit, pada kala pengeluaran sekali dalam 2 menit.
2. Tenaga mengejan/meneran
a. Selain his, setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah, tenaga yang
mendorong anak keluar terutama adalah kontraksi otot-otot dinding perut
yang mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominal. Tenaga
mengejan hanya dapat berhasil jika pembukaan sudah lengkap, dan
paling efektif sewaktu kontraksi rahim.
18
b. Tanpa tenaga mengejan anak tidak dapat lahir, misalnya pada pasien
yang lumpuh otot-otot perutnya, persalinan harus dibantu dengan
forceps. Tenaga mengejan juga melahirkan plasenta setelah plasenta
lepas dari dinding rahim.
19
ke bawah dan tidak banyak naik lagi ke atas setelah his hilang.
Akibatnya segmen atas makin tebal seiring majunya persalinan, apalagi
setelah bayi lahir.
Kontraksi tidak sama kuatnya, tetapi paling kuat di daerah fundus uteri
dan berangsur berkurang ke bawah dan paling lemah pada segmen
bawah rahim. Jika kontraksi di bagian bawah sama kuatnya dengan
kontraksi di bagian atas, tidak akan ada kemajuan dalam persalinan.
Karena pada permulaan persalinan serviks masih tertutup, isi rahim
tentu tidak dapat didorong ke dalam vagina. Jadi, pengecilan segmen
atas harus diimbangi oleh relaksasi segmen bawah rahim. Akibat hal
tersebut, segmen atas makin lama semakin mengecil, sedangkan
segmen bawah semakin diregang dan makin tipis, isi rahim sedikit demi
sedikit terdorong ke luar dan pindah ke segmen bawah. Karena segmen
atas makin tebal dan segmen bawah makin tipis, batas antar segmen
atas dan segmen bawah menjadi jelas. Batas ini disebut lingkaran
retraksi fisiologis. Jika segmen bawah sangat diregang, lingkaran
retraksi lebih jelas lagi dan naik mendekati pusat, lingkaran ini disebut
lingkaran retraksi patologis atau lingkaran Bandl yang merupakan
tanda ancaman robekan rahim dan muncul jika bagian depan tidak dapat
maju, misalnya karena pangul sempit.
20
bawah ditekan ke dalam pintu atas panggul.
b. Karena rahim bertambah panjang, otot-otot memanjang diregang
danmenarik segmen bawah dan serviks.Hal ini merupakan salah satu
penyebab pembukaan serviks.
21
6. Perubahan pada vagina dan dasar panggul
Setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama pada dasar panggul
ditentukan oleh bagian depan anak. Oleh bagian depan yang maju itu, dasar
panggul diregang menjadi saluran dengan dinding yang tipis. Sewaktu
kepala sampai di vulva, lubang vulva menghadap ke depan atas. Dari luar,
peregangan oleh bagian oleh bagian depan tampak pada perineum yang
menonjol dan tipis, sedangkan anus menjadi terbuk
22
C. Gerakan-gerakan anak pada persalinan 1,2,3,4
Gerakan-gerakan anak pada persalinan yang paling sering kita jumpai ialah
presentasi belakang kepala dan kebanyakan presentasi ini masuk ke dalam
pintu atas panggul dengan sutura sagitalis sagitalis melintang. Ubun-ubun
kecil kiri melintang lebih sering daripada ubun-ubun kecil kanan melintang.
Karena itu, akan diuraikan pergerakan anak dalam presentasi belakang
kepala dengan posisi ubun-ubun kecil kiri melintang.
Gerakan-gerakan pokok persalinan adalah engagement, descens
(penurunan kepala), fleksi, rotasi interna (putaran paksi dalam),
ekstensi, rotasi ekstrena (putaran paksi luar), dan ekspulsi.
Mekanisme persalinan terdiri dari suatu gabungan gerakan-gerakan
yang berlangsung pada saat yang sama. Misalnya, sebagai bagian dari
proses engagement terjadi fleksi dan penurunan kepala. Gerakan-gerakan
tersebut tidak mungkin diselesaikan bila bagian terbawah janin tidak turun
secara bersamaan. Seiring dengan itu, kontraksi uterus menghasilkan
modifikasi penting pada sikap atau habitus janin, terutama setelah kepala
turun ke dalam panggul.
23
Gambar 13. Gerakan-gerakan utama kepala pada persalinan
1. Engagement
Mekanisme yang digunakan oleh diameter biparietal-diameter transversal
kepala janin pada presentasi oksiput untuk melewati pintu atas panggul
disebut sebagai engagement. Fenomena ini terjadi pada minggu-minggu
terakhir kehamilan. Turunnya kepala dapat dibagi menjadi masuknya kepala
ke dalam pintu atas panggul dan majunya kepala.
24
Gambar 14. Pengukuran engagement
Pembagian ini terutama berlaku bagi primigravida. Masuknya kepala
ke dalam pintu atas panggul pada primigravida sudah terjadi pada bulan
terakhir kehamilan. Tetapi pada multipara biasanya baru terjadi pada
permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul
biasanya terjadi dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang
ringan.2
Sinklitisme
Peristiwa yang terjadi adalah sinklitismus. Pada presentasi belakang kepala,
engagement berlangsung apabila diameter biparietal telah melewati pintu
atas panggul. Kepala paling sering masuk dengan sutura sagitalis
melintang. Ubun-ubun kecil kiri melintang merupakan posisi yang paling
sering kita temukan. Apabila diameter biparietal tersebut sejajar dengan
bidang panggul, kepala berada dalam sinklitisme.Sutura sagitalis berada di
tengah-tengah antara dinding panggul bagian depan dan belakang.
Engagement dengan sinklitisme terjadi bila uterus tegak lurus terhadap
pintu atas panggul dan panggulnya luas. Jika keadaan tersebut tidak
tercapai, kepala berada dalam keadaan asinklitisme.
Gambar 15. Sinklitisme
Asinklitisme
Asinklitisme anterior, menurut Naegele ialah arah sumbu kepala membuat
sudut lancip ke depan dengan pintu atas panggul. Dapat pula terjadi
asinklitismus posterior yang menurut Litzman ialah apabila keadaan
sebaliknya dari asinklitismus anterior1.
26
desensus dengan memungkinkan kepala janin mengambil kesempatan
memanfaatkan daerahdaerah yang paling luas di rongga panggul4.
3. Fleksi
Ketika desens mengalami tahanan, baik dari serviks, dinding panggul, atau
dasar panggul, biasanya terjadi fleksi kepala. Pada gerakan ini, dagu
mendekat ke dada janin dan diameter suboksipitobregmatika yang lebih
pendek menggantikan diameter oksipitofrontal yang lebih panjang.
27
Gambar 19. Empat derajat fleksi kepala (A). Fleksi buruk, (B). Fleksi sedang, (C) Fleksi
lebih lanjut, (D) Fleksi lengkap
28
Gambar 20. Mekanisme persalinan pada posisi oksiput anterior kiri
29
Sebab-sebab putaran paksi dalam yakni :
a. Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah
dari kepala
b. Bagian terendah kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit, yaitu di
sebelah depan atas tempat terdapatnya hiatus genitalis antara antara
musculus levator ani kiri dan kanan.
5. Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul terjadilah
ekstensi atau defleksi kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir
pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga
kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Kalau tidak terjadi
ekstensi, kepala akan tertekan pada perineum dan menembusnya. Pada
kepala, bekerja dua kekuatan yang satu mendesaknya ke bawah, dan yang
satunya disebabkan oleh tahanan dasar panggul yang menolaknya
keatas.Resultannya ialah kekuatan kearah depan atas2.
Setelah suboksiput tertahan pada pinggir bawah simfisis, yang dapat
maju karena kekuatan tersebut di atas ialah bagian yang berhadapan dengan
subocciput sehingga pada pinggir atas perineum, lahirlah berturut-turut ubun-
ubun besar, dahi hidung, mulut, dan akhirnya dagu dengan gerakan
ekstensi.Suboksiput yang menjadi pusat pemutaran disebut hipomoklion2.
30
Gambar 22. Permulaan ekstensi Gambar 23. Ekstensi kepala
31
7. Ekspulsi 2
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simfisis dan
menjadi hipomoklion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan
menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi
jalan lahir.
32
Kala III : Waktu untuk pelepasan
dan pengeluaran uri kala IV: Satu jam setelah plasenta lahir lengkap
33
Gambar 27. Berbagai fase pembukaan serviks pada kala I
Pendataran serviks adalah pemendekan kanalis servikalis uteri yang
semula berupa sebuah saluran dengan panjang 1-2 cm, menjadi satu lubang
saja dengan pinggir yang tipis2.
Pembukaan serviks adalah pembesaran ostium externum yang tadinya
berupa suatu lubang dengan diameter beberapa millimeter, menjadi lubang
yang dapat dilalui anak dengan diameter sekitar 10 cm. Pada pembukaan
lengkap, tidak teraba lagi bibir portio, segmen bawah rahim, serviks dan
vagina telah merupakan suatu saluran2.
Mekanisme membukanya serviks berbeda pada primigravida dan
multigravida. Pada yang pertama, ostium uteri internum akan membuka lebih
dulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis. Baru kemudian ostium
uteri eksternum membuka. Sedangkan pada multigravida ostium uteri
internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum serta
penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama. Kala I
selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida
kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multipara kira-kira 7
jam.1
34
Gambar 28. Pendataran dan pembukaan serviks pada primigravida dan multipara
35
sehingga terletak pada segmen bawah rahim atau bagian atas vagina. Pada
masa ini, uterus akan teraba sebagai tumor yang keras, segmen atas
melebar karena mengandung plasenta, dan fundus uteri teraba sedikit di
bawah pusat1,2.
Jika telah lepas, bentuk plasenta menjadi bundar, dan tetap bundar
sehingga perubahan bentuk ini dapat dijadikan tanda pelepasan plasenta.
Jika keadaan ini dibiarkan, setelah plasenta lepas, fundus uteri naik, sedikit
hingga setinggi pusat atau lebih, bagian tali pusat diluar vulva menjadi lebih
panjang3,5.
Naiknya fundus uteri disebabkan karena plasenta jatuh dalam
segmen bawah rahim bagian atas vagina sehingga mengangkat uterus
yang berkontraksi. Seiring lepasnya plasenta, dengan sendirinya bagian tali
pusat yang lahir menjadi lebih panjang. Lamanya kala uri kurang lebih 8,5
menit, dan pelepasan plasenta hanya memakan waktu 2-3 menit5.
Tanda-tanda pelepasan plasenta5 :
Uterus menjadi bundar
Perdarahan, terutama perdarahan sekonyong-konyong dan agak
banyak (250 cc)
Memanjangnya bagian tali pusat yang lahir
Naiknya fundus uteri karena naiknya rahim sehingga lebih mudah
digerakkan.
36
4) kandung kencing harus kosong, 5) luka-luka di perineum harus dirawat
dan tidak ada hematoma, 6) resume keadaan umum bayi, dan 7) resume
keadaan umum ibu.
37
DAFTAR PUSTAKA