Anda di halaman 1dari 3

.

Kebijakan
Monitoring garam adalah proses kegiatan yang dilakukan secara berkala pada
keadaan (baik jenis maupun mutu,dll ) garam (NaCl) yang dikonsumsi oleh rumah tangga.

B. Tujuan
Sebagai acuan petugas gizi Puskesmas dalam melaksanakan monitoring garam tingkat
rumah tangga di wilayahnya minimal sekali setahun.

C. Referensi
Buku Petunjuk Monitoring Garam Tingkat Rumah Tangga.

D. Ruang Lingkup
Rumah tangga dari populasi posyandu terpilih.

E. Penanggung Jawab
sawitri nur handayani

F. Masa berlaku
Ditinjau ulang setiap setahun sekali.

G. Definisi
Monitoring garam adalah kegiatan yang dilakukan secara berkala minimal setiap tahun
sekali melalui pemeriksaan garam (NaCl) baik jenis maupun mutu yang dikonsumsi oleh
rumah tangga.

H. Alat dan Bahan


Garam dapur, Iodina tes

I. Langkah-langkah
a. Persiapan
v Petugas menentukan sampel sesuai dengan metodologi yang telah disepakati
v Petugas membuat rencana kegiatan
v Petugas membuat jadwal kegiatan setelah berkoordinasi dengan bidan desa
v Petugas menyiapkan alat dan bahan
b. Pelaksanaan
v Petugas datang ke lokasi sesuai jadwal yang telah disepakati
v Petugas menyampaikan maksud dan tujuan
v Petugas melakukan pemeriksaan garam, yang dibawa sasaran (sampel)
dengan cara sbb :

1. Petugas mengambil sendok makan garam yang akan diuji. Bila garam berbentuk
briket, terlebih dahulu garam tersebut dihaluskan.
2. Petugas meneteskan 2-3 tetes cairan uji garam beryodium (iodina tes) ke
permukaan garam tersebut.
3. Petugas memperhatikan perubahan warna yang terjadi pada garam segera setelah
ditetesi cairan uji garam beryodium.
4. Petugas membaca hasil dengan kriteria sbb:

Bila garam berubah warna menjadi ungu tua (seperti tertera pd etiket botol),
maka garam tersebut mengandung cukup yodium (> 30 ppm)
Bila berwrna ungu muda atau keputih-putihan berarti garam
tersebut mengandung yodium kurang dari 30 ppm.
Bila warna tidak berubah, garam tersebut tidak mengandung yodium.

J. Hal-Hal yang perlu diperhatikan


Pembacaan indikator warna harus hati-hati karena pada prinsipnya merupakan uji
kualitatif (sensitivitasnya kurang karena faktor pencahayaan).

K. Dokumen terkait
Register sasaran
Laporan hasil monitoring garam tingkat rumah tangga
Leaflet, poster

L. Unit Terkait
Bidan Desa, Posyandu

M. Formulir yang dipergunakan


Formulir Laporan Hasil Monitoring Garam Tingkat Rumah Tangga.

Masalah kekurangan gizi mikro yang masih dihadapi adalah kekurangan yodium atau lebih
di kenal dengan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa sesorang yang mengalami GAKI akan terjadi deficit tingkat
kecerdasan sampai 50 dibawah normal. Dampak selanjutnya adalah produktifitas rendah
dan pada akhirnya akan mempengaruhi status ekonomi masyarakat.

Salah satu upaya penanggulangan GAKI adalah fortifikasi yodium pada garam. Guna
mengetahui tingkat konsumsi garam beryodium di tingkat masyarakat perlu dilakukan
monitoring garam beryodium. Hasil monitoring garam beryodium tahun 2014 di
Kabupaten Lumajang menunjukkan bahwatingkat konsumsi garam beryodium
dimasyarakat sebesar 66,3%. Target yang ditetapkan adalah 90%.

Pada bulan Mei 2015 dilakukan secara bersama pemeriksaan garam beryodium di
masyarakat melalui pengetesan garam beryodium yang dibawa siswa Sekolah Dasar di
sekolah yang menjadi sampel. Kegiatan ini dilaksanakan di semua puskesmas dan ada
sejumlah 97 SD/MI yang menjadi sampel pemeriksaan garam beryodium pada anak
sekolah.

Pelaksanaan pemantauan garam beryodium di tingkat masyarakat dilakukan di Sekolah


Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), antara lain karena :

Peserta didik di SD/MI adalah kelompok masyarakat yang mudah dijangkau dan
dapat berperan serta aktif dalam penentuan endemisitas suatu wilayah melalui
pemantauan palpasi kelenjar gondok dan pemeriksaan urin oleh petugas kesehatan
sebagai bagian dari penjaringan kesehatan dalam program Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS).
Melalui garam yang dibawa peserta didik SD/MI dari rumah, maka sampel garam
dapat terkumpul dalam variasi yang cukup banyak, dan terkumpul dalam waktu
yang singkat.

Tujuan umum kegiatan ini adalah terlaksananya pemantauan untuk memperoleh


gambaran berkala tentang cakupan konsumsi garam beryodium yang memenuhi syarat di
masyarakat. Tujuan Khususnya adalah :

1. Diperolehnya informasi tentang Kandungan Yodium pada garam yang diperiksa di


tingkat desa dengan pengujian garam.
2. Diperolehnya informasi tentang Kategori Desa.
3. Diperolehnya informasi tentang Bentuk Garam yang digunakan masyarakat.
4. Diperolehnya informasi tentang Ada/Tidaknya Merk Dagang produk garam yang
dikonsumsi masyarakat

Sedangkan data yang dikumpulkan :


Bentuk garam yang dikonsumsi : Halus, Curai/krosok, ataupun Briket, Merk dagang (label)
garam, Tempat ibu (orang tua) murid membeli garam dan Kandungan yodium pada garam
yang dilihat melalui indicator warna.
Tehnis kegiatannya murid kelas 4, 5 diharapkan membawa sampel garam dari rumah lalu
dilakukan pengetesan dengan menggunakan iodine tes 1-2 tetes hingga terjadi perubahan
warna. Jika pada garam timbul warna biru/ungu berarti garam tersebut mengandung
cukup yodium (>30 ppm),
Jika pada garam timbul warna biru/ungu muda atau keputih-putihan berarti garam
tersebut kurang mengandung yodium dan Jika pada garam tidak timbul warna biru/ungu
(tetap putih) berarti garam tersebut tidak mengandung yodium.

Tindak lanjut darikegiatan ini kepala Puskesmas melaporkan kepada Camat tentang
masalah-masalah yang tidak dapat ditindak lanjuti di tingkat desa/kelurahan melalui
forum pertemuan tingkat Kecamatan yang ada.

Hal-hal yang perludi ketahui : Jumlah desa/kelurahan dengan kategori TIDAK BAIK yang
ada di Kecamatan, Jumlah desa yang ditemukan garam non yodium, Perbedaan harga
garam beryodium dengan non yodium dan Mengidentifikasi merk garam beryodium yang
bermasalah yang kemudian dilanjutkan penyuluhan pentingnya garam beryodium bagi
masyarakat.

Kegiatan tersebut rutin dilaksanakan setiap tahun sebagai upaya untuk mengetahui tingkat
konsumsi garam beryodium di masyarakat (LDL)

Anda mungkin juga menyukai