Anda di halaman 1dari 5

LUMBAL PUNGSI

1. Definisi
Lumbal pungsi adalah upaya pengeluaran cairan serebrospinal dengan
memasukan jarum ke dalam ruang subarakhnoid. Test ini dilakukan
untuk pemeriksaan cairan serebrospinalis. Perubahan dalam cairan
serebrospinal dapat merupakan proses dasar patologi suatu kelainan klinik.
Pemeriksaan cairan serebrospinal sangat membantu dalam mendiagnosa
penyakit-penyakit neurologi (Arnold and Matthews, 2013).
2. Indikasi
a. Kejang
b. Paresis atau paralisis termasuk paresis Nervus VI
c. Pasien koma
d. Ubun ubun besar menonjol
e. Kaku kuduk dengan kesadaran menurun (Arnold and Matthews, 2013).
3. Kontraindikasi
a. Infeksi dekat tempat penusukan
b. Pasien yang mengalami penyakit sendi-sendi vertebra degenerative
c. Bleeding diathesis, seperti koagulopati dan penurunan platelet.
d. Pola pernafasan abnormal (Arnold and Matthews, 2013).
4. Prosedur
Prosedur lumbal pungsi (Ravel, 2013) :
a. Posisi pasien lateral recumbent dengan bagian punggung di pinggir tempat
tidur. Lutut pada posisi fleksi, leher fleksi kedepan dagunya menepel pada
dada (posisi knee chest).

Gambar 1. Posisi lumbal pungsi

1
b. Pilih lokasi pungsi. Tiap celah interspinosus vertebral dibawah L2 dapat
digunakan pada, meskipun dianjurkan L4-L5 atau L5-S1 (Krista iliaca
berada dibidang prosessus spinosus L4). Beri tanda pada celah
interspinosus yang telah ditentukan.

c. Desinfeksi kulit degan larutan desinfektan


d. Anesthesi dengan Lidokain atau Xylokain,
e. Tusukkan jarum spinal dengan stilet didalamnya kedalam jaringan
subkutis. Jarum harus memasuki rongga interspinosus tegak lurus
terhadap aksis panjang vertebra.
f. Tusukkan jarum kedalam rongga subarachnoid dengan perlahan-lahan,
sampai terasa lepas. Ini pertanda ligamentum flavum telah ditembus.
Lepaskan stilet untuk memeriksa aliran cairan serebrospinal. Bila tidak ada
aliran cairan CSF putar jarumnya karena ujung jarum mungkin tersumbat.
g. Bila akan mengetahui tekanan CSF, hubungkan jarum lumbal dengan
manometer pemantau tekanan, normalnya 60 180 mmHg dengan posisi
pasien berrbaring lateral recumbent. Sebelum mengukur tekanan, tungkai
dan kepala pasien harus diluruskan. Bantu pasien meluruskan kakinya
perlahan-lahan.
h. Anjurkan pasien untuk bernafas secara normal, hindarkan mengedan.
i. Tampung cairan CSF untuk pemeriksaan. Masukkan cairan tesbut dalam
tabung steril.
j. Analisa LCS sendiri dibagi menjadi menjadi 3 bagian yaitu makroskopis,
mikroskopis dan kimia.

2
5. Makroskopis
Makroskopis hlumbal pungsi (Scheld, 2012) :
a. Warna
1) Normal Tidak berwarna
2) Merah muda perdarahan trauma akibat pungsi
3) Merah tua perdarahan subarakhnoid akibat hemolisis dan akan
terlihat jelas sesudah disentrifuge
4) Hijau atau keabu-abuan pus
5) Coklat terbentuknya methemalbumin pada hematoma subdural
kronik
6) Xanthokromia (kekuning-kuningan) pelepasan hemoglobin dari
eritrosit yang lisis (perdarahan intraserebral/subarachnoid); juga
disebabkan oleh kadar protein tinggi (> 200 mg/dl)
b. Kekeruhan
1) Normal tidak ada kekeruhan atau jernih
2) Keruh ringan seperti kabut mulai tampak jika lekosit 200-500/ul3,
eritrosit > 400/ml, mikroorganisme (bakteri, fungi, amoeba)
c. Bekuan
1) Normal Tidak terdapat bekuan
2) Bekuan banyaknya fibrinogen yang berubah menjadi fibrin.
Disebabkan: trauma pungsi, meningitis supurativa, atau meningitis
tuberkulosa.
d. Bau
Normal Tidak berbau, Abnormal bau busuk.
e. pH
Normal > 7,0
6. Mikroskopis
Mikroskopis lumbal pungsi (Sid Gilman, 2014) :
a. Hitung Jumlah Sel Leukosit (Metode : Turk Pekat)
Normal : 0-5/ul, Batas abnormal : 6-10/ ul, Abnormal : >10/ul
b. Hitung Jenis Leukosit (Metode : Giemsa)
Normal : Hanya terdapat limphosit saja

3
c. Glukosa
Menyusutnya kadar glukosa dalam LCS meningitis purulenta
d. Asam Laktat
Kadar asam laktat > 35 mg/dl jarang terjadi kecuali pada meningitis oleh
bakteri atau fungi.
7. Kimia
Tes kimia lumbal pungsi (Sid Gilman, 2014) :
a. Test Busa
Normal : hilang dalam 1-2 menit, Abnormal: hilang > 5 menit
b. Test Nonne
Negatif : tidak terbentuk cincin diantara 2 lapisan
Positif : Terbentuk cincin diantara 2 lapisan
c. Test Pandy
Negatif : Tidak ada kekeruhan (15-45mg%)
[+] 1 : Terjadi opalescent (50-100mg%)
[+] 2 : Cairan keruh (100-300mg%)
[+] 3 : Keruh (300-500mg%)
[+] 4 : Keruh seperti susu (>500mg%)
d. Test Mikrobiologi
Normal : tidak ditemukan kuman Gram
Abnormal: ditemukan kuman Gram

4
DAFTAR PUSTAKA

Arnold and Matthews. 2013. Lumbar puncsture and examination of cerebro spinalis
fluid in diagnosti test in neurology.1st ed. USA. 36-37.
Ravel R. 2013. Clinical laboratory medicine. 4th ed. Chicago: Year Book Medical.
203-210.
Scheld MW. 2012. Infection of the central nervous system. New York : Raven Press.
861-881.
Sid Gilman MD. 2014. The cerebro spinal fluid in Manter and Gatz Essentials of
clinical neuroanatomy and neurophysiology. 8th ed. Philadelphia : Davis
Concussion. 270-275.

Anda mungkin juga menyukai