Anda di halaman 1dari 23

E-Commerce untuk UKM

E-Commerce adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem
elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat
melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis,
dan sistem pengumpulan data otomatis.

Perkembangan infrastruktur teknologi dan tingkat adopsi internet di Indonesia yang pesat, membawa
dampak positif bagi berbagai industri untuk terhubung satu sama lain, berinovasi, serta berkontribusi bagi
perkembangan ekonomi di Indonesia. Hal tersebut tentunya menjadi sebuah keuntungan bagi industri-
industri di Indonesia untuk berkembang hingga ke level global.

Masa depan ekonomi kota kota di Indonesia tersebut berada pada industri kreatif. Untuk itu, perlu
dukungan dan wadah yang tepat sasaran bagi insan kreatif yang belum mempublikasikan diri. Maka
terciptalah ide untuk membangun E-Commerce guna menampung para pelaku bisnis agar bisa
memasarkan produk besutan mereka. Mulai dari produk fashion, kuliner, aksesoris, action figure, dan
sebagainya. Dengan langkah konkrit, negara ini tidak hanya jadi pasar, tetapi juga jadi penghasil industri
kreatif berbasis teknologi.

Pada era globalisasi seperti saat ini, kemajuan teknologi semakin pesat. Internet sudah tidak asing lagi
bagi masyarakat. Apapun bisa dengan mudah kita cari dalam internet, termasuk barang-barang yang
sedang kita inginkan. Budaya belanja online sudah mulai merasuki kehidupan masyarakat kita, terutama
bagi orang-orang yang sangat sibuk hingga tidak ada waktu untuk berbelanja di pertokoan.
Urusan belanja kini tak lagi harus dilakukan di pasar nyata, di mana pembeli dan penjual bisa bertemu
langsung. Melalui kemajuan teknologi internet, proses berbelanja pun semakin mudah dan
menyenangkan. Cukup dengan klik, orang bisa mendapat apa yang mereka inginkan. Tidak perlu
beranjak dari tempat Anda berada, karena internet bisa diakses lewat personal
computer dan handphone.

PEMANFAATAN E-COMMERCE (INTERNET MARKETING) SEBAGAI


MEDIA PEMASARAN PRODUK UKM

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memegang peranan yang penting dan strategi baik domestik,

regional dan nasional. UKM memiliki peran yang sangat besar dalam penyerapan tenaga kerja,
menciptakan lapangan kerja baru, mengurangi kecemburuan sosial dan dapat menciptakan usaha baru.

UKM saat ini sangat sulit mendapat peluang pasar yang besar, karena masih terkendala oleh waktu dan

jarak. Kondisi ini menyebabkan UKM tidak bisa berkembang karena kurangnya pengetahuan agen

penjual dan tentang produk yang dihasilkan oleh UKM. Pasar yang didapatkan dari UKM biasanya hanya

dari mulut ke mulut. Hal ini karena belum adanya media informasi dan promosi yang dapat mendukung

produk UKM dalam memasarkan usahanya.

Masa sekarang ini perusahaan harus pandai-pandai menentukan keputusan untuk memasarkan

produknya. Untuk itulah, sarana yang tepat untuk pemasaran produk yang dihasilkan tersebut sangat

dibutuhkan. Disamping itu, perusahaan dihadapkan pada persaingan untuk mendapatkan peluang pasar.

Oleh sebab itu, perusahaan harus berusaha untuk meningkatkan daya saing dalam pemasaran produk.

Salah satu media pemasaran yang bisa digunakan yaitu pemasaran lewat internet atau biasa disebut

internet marketing.

Dalam internet marketing, produsen selain dapat mempromosikan, dan memasarkan

produknya lewat Website. Alasannya, pemasaran lewat internet ini lebih gampang dan tidak banyak

membutuhkan dana untuk menyewakan Toko, gaji tenaga kerja, promosi dan lain sebagainya. Selain itu

pemasaran lewat E-commerce atau intenet marketing, konsumen tidak perlu repot untuk datang ke toko

atau ke produsen pembuat kerajinan tersebut. Hal ini bisa terjadi karena konsumen bisa mengakses

lewat internet kapan dan dimana saja.

Internet adalah rangkaian hubungan jaringan komputer yang dapat diakses secara umum di

seluruh dunia yang mengirimkan data dalam bentuk paket data berdasarkan standar Internet Protocol

(IP). Lebih dalam lagi internet adalah kumpulan jaringan dari jaringan-jaringan komputer dunia yang

terdiri dari jutaan unit-unit kecil seperti jaringan pendidikan, jaringan bisnis, jaringan pemerintahan, dan

lain-lain, yang secara bersama menyediakan layanan informasi seperti e-mail, online chat, transfer file,
dan saling keterhubungan (linked) antara satu halaman web dengan sumber halaman web yang lainnya.

Maulina (2004)

Kotler (2000) mengatakan, pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan

pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan

pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. Sedangkan menurut Basu (2001),

pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan dan

menentukan harga mempromosikan atau mendistribusikan barang dan jasa, ide kepada pasar sasaran

agar dapat mencapai tujuan organisasi. Dari definisi tersebut tampak bahwa Pemasaran mempunyai

peranan yang sangat penting bagi sebuah perusahaan karena proses pemasaran dimulai dari

perencanaan dan penentuan harga jual yang mempromosikan serta mendistribusikan produk kepada

konsumen. Oleh sebab itu, pemasaran merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai tujuan

sebuah perusahaan.

Salah satu media pemasaran yang sekarang ini sedang berkembang pesat adalah E-commerce

(pemasaran melalui internet atau internet marketing). Ada beberapa keunggulan E-commerce sebagai

media pemasaran yakni keterjangkauannya, dimana media ini dengan menjangkau konsumen yang

sangat jauh dan luas. Namun permasalahannya adalah tidak semua produk yang dihasilkan oleh UKM

dapat menggunakan media ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membuat suatu rumusan masalah yaitu bagaimana

pemanfaatan E-commerce pada pemasaran produk UKM dan apa peranan pemerintah dalam

pemanfaatan media pemasaran ini?


1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mengetahui manfaat E-commerce pada pemasaran

produk UKM serta menegetahui peranan pemerintah dalam pemanfaatan media pemasaran ini.
BAB II

METODOLOGI PENULISAN

2.1. Sistematika Penulisan


Penulisan makalah penyajian ilmiah ini dengan sistematis sesuai dengan kaidah penulisan karya

ilmiah seperti makalah ilmiah, skripsi dan lain-lain yang baku. Penulisan menggunakan bahasa yang baku

sesuai dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2.2. Metode Pengumpulan Data


Dalam penulisan makalah ini data yang dibutuhkan adalah data sekunder. Data ini bisa

didapatkan dari instansi-instansi atau lembaga-lembaga yang berkaitan erat dengan penelitian atau

diperoleh dari literatur-literatur atau pustaka. Sehingga metode pengumpulan data yang digunakan yaitu

metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang diperlukan dengan

cara mempelajari dan mengutip pustaka-pustaka baik dari buku, jurnal maupun dari sumber lain yang

ada hubungannya dengan perkembangan usaha kecil menengah.


BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usaha Kecil Menengah (UKM)


Pengertian Usaha Kecil Menengah dari beberapa sumber yang didapat adalah sebagai berikut:
a. Usaha kecil yang berskala one man interprise (mandiri) mempunyai 5-20 karyawan, mempunyai

kebebasan yang relatif lebih tinggi memilih masuk ke- atau keluar daripasar dibanding dengan skala

usaha yang baik (Soeryadjaya, 1988.)


b. Batasan sebuah usaha disebut sebagai Usaha kecil menurut undang-undang No.9 tahun 1995 adalah

sebagai berikut:
i. Memiliki omzet atau penjualan tahunan paling banyak 1 milyar
ii. Milik warga Indonesia
iii. Berdiri sendiri bukan merupakan anak atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai

atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar
iv. Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha

yang berbadan hukum termasuk koperasi

Dengan demikian, UKM merupakan usaha yang berdiri sendiri dan berbentuk usaha perorangan

yang memilki keterbatasan tenaga kerja. Selain itu penghasilan atau penjualan dari UKM maksimal 1

milyar per tahun. Suyanto (2003)

Beberapa pendapat tentang karakteristik umum UKM antara lain:

a. Karakteristik Usaha Kecil Menengah (Byrd, 2000) yaitu:


i. Manajemen mempunyai kebebasan dan pada umumnya pemilik bertindak sebagai manager
dari usaha itu.
ii. Dananya berasal dari dana pribadi
iii. Lokasi perusahaannya lokal.
b. Karakteristik serta perbedaan ukuran usaha dari UKM adalah sebagai berikut:

Indikator Kecil Kecil-Menengah


Menengah

Jumlah pekerja
5 sampai 9 10 sampai 29 30 sapai 49
Lokasi terpisah
Tempat usaha Toko disebelah atau Terpisah dari
dengan gedung yang
dekat dengan rumah rumah
lebih baik

Proses produksi
Proses Sederhana, sedikit Lebih maju rumit, kemungkinan
produksi maju, banyak tahapan beberapa tahapan lebih banyak, modal
intensif

Sistim akutansi dan


Sistim akutansi dan
Sistem keuangan terjaga,
Sistem dasar akutansi slip gaji, sistim
keuangan terencana dan
personalia tersedia
laporan manajemen
juga terbukti

Pasar setempat
dan tingkat
Pasar setempat Pasar wilayah dan
nasional, adanya
Pasar dengan beberapa nasional, bila
persaingan,
perluasan mungkin eksport.
kebutuhan bahan
baku dan
persediaan pasar

Sumber: Endgcom (1987)

Dari kedua pendapat tersebut, terlihat jelas bahwa karakteristik UKM merupakan suatu usaha

yang berasal dari dana sendiri dimana dalam hal tersebut pemilik bertindak sebagai manajer. Selain itu,

tempat usahanya yang terpisah dari rumah. Adapun distribusi unit Usaha Kecil Menengah yang ada di

Indonesia terutama di bengkulu maka dapat dilihat pada data berikut:

Tabel distribusi Unit Usahasa dan Tenaga Kerja UKM menurut provinsi, 1998-2001

PROVINSI 1998 1999 2000 2001

UU TK UU TK UU TK UU TK

0,16 0,17 0,15 0,16 0,14


SUMATERA 2 3 0 0 9 0,156 0,151 0,153
01. Nangroe Aceh 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01
Darusalam 1 2 6 6 5 0,013 0,015 0,013

0,04 0,04 0,04


02. Sumatera Utara 2 4 0,04 1 0,04 0,041 0,042 0,045

0,02 0,02 0,02 0,02 0,02


03. Sumatera Barat 2 5 2 4 3 0,024 0,02 0,022

0,01 0,01 0,01 0,01 0,01


04. Riau 2 5 2 4 2 0,013 0,011 0,011

0,00 0,00 0,00 0,00


05. Jambi 8 9 9 0,01 9 0,009 0,008 0,008

0,02 0,02 0,02 0,02 0,02


06. sumatera Selatan 5 8 4 8 4 0,027 0,026 0,028

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00


07.Bengkulu 5 5 5 5 5 0,005 0,005 0,004

0,02 0,02 0,02 0,02 0,02


08. Lampung 5 6 3 4 3 0,023 0,024 0,024

0,68 0,66 0,69 0,68 0,69


JAWA dan BALI 0 4 9 2 8 0,681 0,699 0,689

0,05 0,05 0,04 0,05 0,04


09. DKI jakarta 0 7 7 1 8 0,051 0,048 0,052

0,20 0,19 0,20 0,19 0,19


10. jawa barat 6 6 9 4 8 0,193 0,197 0,195

0,17 0,17 0,19 0,19


11. jawa timur 8 3 2 0,19 3 0,191 0,197 0,192

0,02 0,02 0,02 0,02 0,02


12. DI. Jogjakata 2 1 4 3 4 0,024 0,028 0,027

0,20 0,19 0,20 0,20 0,21


13. jawa timur 4 6 7 3 4 0,201 0,21 0,202

0,01 0,02 0,02 0,02 0,02


14. Bali 9 0 0 1 1 0,021 0,020 0,018

0,03 0,03 0,03 0,03 0,03


NUSA TENGGARA 3 1 2 2 7 0,04 0,032 0,033

15. NTB 0,02 0,02 0,02 0,01 0,02 0,025 0,02 0,021
0 0 0 9 3

0,01 0,01 0,01 0,01 0,01


16.NTT 0 2 2 3 4 0,015 0,012 0,013

ROPINSI 1998 1999 2000 2001

UU TK UU TK UU TK UU TK

0,05 0,05 0,05 0,05 0,04


KALIMANTAN 0 2 1 6 8 0,054 0,049 0,054

0,01 0,01 0.01 0,01 0,01


17. kalimantan Barat 1 3 3 5 2 0,016 0,011 0,015

18. Kalimantan 0,00 0,01 0,00 0,01 0,00


tengah 9 0 9 0 8 0,009 0,009 0,010

19. kalimantan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01


Selatan 9 8 9 9 9 0,017 0,018 0,017

0,01 0,01 0,01 0,01 0,01


20. Kalimantan Timur 0 1 0 2 0 0,012 0,010 0,011

0,06 0,06 0,06 0,06 0,06


SULAWESI 5 5 4 6 5 0,065 0,058 0,059

0,01 0,01 0,01 0,01 0,01


21. sulawesi Utara 6 7 5 6 5 0,015 0,015 0,014

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00


22. sulawesi Tengah 9 9 9 9 9 0,01 0,009 0,011

0.03 0,03 0,03 0,03 0,03


23. Sulawesi Selatan 4 3 3 4 4 0,033 0,027 0,027

24. sulawesi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00


Tenggara 7 7 7 7 7 0,007 0,007 0,007

0,01 0,01 0,00 0,00 0,00


MALUKU & PAPUA 1 3 4 4 3 0,004 0,012 0,014

0,00 0,00
25. Maluku 7 8 0,006 0,007

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00


26. papua 4 5 4 4 3 0,004 0,006 0,007

INDONESIA 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00


Sumber: BPS di olah

Keterangan:

UU : Unit Usaha

TK: Tenaga Kerja

Gambaran penyerapan tenaga kerja UKM selama periode pengamatan menunjukkan kondisi

yang tidak jauh berbeda dengan sebaran unit usaha UKM. Dari Tabel di atas terlihat bahwa pangsa

penyerapan tenaga kerja pada sektor UKM didominasi oleh Pulau Jawa yaitu secara konsisten menguasai

sekitar 60% (diluar Bali). Berdasarkan data Tabel di atas mengenai distribusi UKM yang memperlihatkan

adanya distribusi UKM yang sangat tidak merata antar pulau dan propinsi. Ada sejumlah faktor yang

menyebabkan keberadaan atau pentingnya UKM berbeda antar wilayah.

Pertama, konsentrasi UKM di Pulau Jawa berkaitan dengan kepadatan penduduk. Sesuai

pembahasan teoritis sebelumnya, tidak mengherankan apabila ternyata sebagian besar UKM terdapat di

wilayah yang padat penduduknya yaitu Pulau Jawa. Tingkat kepadatan penduduk memang sangat

berperan dalam menentukan perkembangan UKM. Penduduk memberikan dua dampak bagi

perkembangan UKM, yaitu penduduk menciptakan permintaan terhadap produk UKM dan sebagai

tenaga kerja. Semakin tinggi kepadatan penduduk pada suatu daerah dimana sektor pertaniannya

terbatas, semakin besar suplai tenaga kerja terhadap UKM (Boomgard, 1991; Tambunan, 2002).

Kedua, keberadaan UKM seringkali terkait dengan tingginya intensitas pemakaian bahan baku

lokal. Konsentrasi UKM memiliki hubungan dengan intensitas pertanian di suatu daerah. UKM yang

memproduksi makanan dan minuman di daerah pedesaan banyak menggunakan komoditas pertanian

sebagai bahan baku utamanya. Demikian pula UKM yang memproduksi barang-barang kerajinan tangan
(handicraf) seperti ukir, rotan, gerabah banyak menggunakan bahan baku lokal. Pemakaian bahan baku

lokal inilah merupakan salah satu keunggulan UKM sehingga UKM memiliki daya tahan yang cukup kuat

dari goncangan krisis ekonomi.

Ketiga, di beberapa daerah pertumbuhan UKM dipengaruhi oleh pertumbuhan industri besar.

Karena banyak UKM yang memiliki keterkaitan dengan perusahaan-perusahaan berskala besar sebagai

sub kontraktor. Fenomena semacam itu didukung oleh kondisi empiris seperti di Jepang dan Korea.

Keempat, menurut pendekatan modern pertumbuhan UKM juga didukung oleh peran

pemerintah dan adanya infrastruktur, sarana komunikasi dan transportasi yang baik. Berry dan Sande

(2001) menegaskan peran pemerintah sangat diperlukan untuk pengembangan UKM di Indonesia. Peran

pemerintah sebagaimana dijelaskan meliputi pemberian fasilitas-fasilitas kredit, pelatihan baik teknis

maupun manajerial, promosi , dan bantuan teknologi.

2.2 E-Commerce
Fuady (2005) mengartikan bahwa E-commerce merupakan suatu tindakan melakukan transaksi

bisnis secara elektronik dengan menggunakan internet sebagai media komunikasi yang paling utama. E-

commerce juga dapat diartikan sebagai suatu proses berbisnis dengan memakai teknologi elektronik

yang menghubungkan antara perusahaan konsumen dan masyarakat dalam bentuk transaksi elektronik

dan pertukaran/penjualan barang, servis dan informasi secara elektronik. Sedangkan menurut

Whinstone (1997) E-commerce merupakan salah satu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis

yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan

pedagang barang pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik. Whinstone (1997)

mendefinisikan E-commerce dari beberapa perspektif sebagai berikut:


1) Dari perspektif komunitas : E-commerce merupakan pengiriman informasi, produk layanan atau

pembayaran melalui via telepon, jaringan komputer atau sarana elektronik lainnya.
2) Dari perspektif proses bisnis : E-commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomatisasi transaksi

dan aliran kerja perusahaan.


3) Dari perspektif layanan : E-commerce merupakan satu alat yang memenuhi keinginan perusahaan,

konsumen dan manajemen dalam memangkas service cost ketika meningkatkan mutu barang dan

ketepatan pelayanan.
4) Dari perspektif online: E-commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produk dan informasi di

internet dan jasa online lainnya.

Adapun jenis-jenis E-commerce yang ada adalah Business to Business (B2B) dan Business to

Consumer (B2C,retail). Transaksi perdagangan melalui internet yang dilakukan oleh dua perusahaan atau

lebih, atau dikenal dengan Business to Business (Kolter 2008) adalah:

a. Trading Partners atau rekan perdagangan atau pemasaran yang sudah diketahui dan umumnya memiliki

hubungan (relationship) yang cukup lama. Informasi yang dipertukarkan dengan partner tersebut

dikarenakan sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan, data disusun

sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust).

b. Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara berkala, misalnya setiap hari

dengan format data yang sudah disepakati bersama. Dengan kata lain, servis yang digunakan sudah

tertentu. Hal ini memudahkan pertukaran data untuk 2 identiti yang menggunakan standar yang sama.

c. Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak harus menunggu partnernya.

d. Model yang umum digunakan adalah peer to peer, dimana processing intelligence dapat didistribusikan

pada kedua pelaku bisnis.

Sementara itu Business to Consumer merupakan transaksi jual beli melalui internet antara

penjual barang konsumsi dengan konsumen (Yudi, 2000)


a. Servis yang digunakan bersifat umum dengan mekanisme yang dapat digunakan oleh khalayak ramai.

Contoh, sistem web sudah dikenal maka servis menggunakan basis web.

b. Pendekatan client atau server sering digunakan untuk asumsi client (consumer) menggunakan system

yang minimal berbasis web dan processing (business procedure) diletakkan pada sisi server.

Dalam Business to Consumer umumnya posisi konsumen tidak sekuat perusahaan dan dapat

menimbulkan beberapa persoalan yang menyebabkan para konsumen agak hati-hati dalam melakukan

transaksi lewat Internet. Persoalan tersebut antara lain menyangkut masalah mekanisme pembayaran

dan jaminan keamanan dalam bertransaksi.

Adapun manfaat dan kelebihan E-Commerce yaitu harga yang kompetitif, karena perusahaan-

perusahaan E-Commerce tidak perlu menanam uang untuk stok dan menyewa showroom dan efisiensi-

efisiensi lainnya, dan ditambah dengan semakin banyaknya saingan maka harga barang bisa ditekan.

Kemudian populasi Indonesia dimana Indonesia dengan populasi penduduk ratusan juta adalah potensi

yang luar biasa besar, jika daya belinya sudah meningkat. Untuk itu perlu diantisipasi sejak jauh-jauh

hari, agar ketika yang demikian itu terjadi maka sudah siap untuk menampung animo beli mereka.

Kemudian infrastruktur Internet Indonesia mungkin bukan yang terbaik, namun termasuk cukup merata

sehingga mudah untuk mengakses Internet. Selain itu Pengusaha bisa memperbesar pasar. Di mana

pasar yang sudah ada bisa ditambah dengan komunitas pemakai jasa internet, pengusaha sendiri bisa

mengetahui secara rinci mengenai pembeli atau pelanggan mereka, karena dengan menggunakan

transaksi on-line data pembeli harus dilengkapi. Di lain pihak, pelanggan bisa menggunakan sarana on-

line tersebut untuk keperluan berbelanja dari rumah atau dari mana pun tanpa harus datang ke lokasi.

Selain itu, sarana E-Commerce di internet juga sangat berguna terutama untuk para pengusaha yang

bisnisnya berbasis export. Para pengusaha tidak perlu lagi membawa contoh barang kepada para klien di

luar negeri. Calon pembeli yang berminat untuk melakukan transaksi, maka mereka bisa membelinya
sebagai barang contoh melalui internet. Dan jika merasa puas dengan tampilan barang tersebut, mereka

bisa mengontaknya melalui situs E-Commerce tersebut. (fuady, 2005)

Sedangkan dampak yang dihadapi dalam pemanfaatan E-Commerce, diantaranya yaitu, E-

Commerce pada awalnya bergerak dalam bidang retail seperti perdagangan CD atau buku lewat situs

dalam Word Wide Web ( W W W ), tapi saat ini ECommerce sudah melangkah jauh menjangkau

aktifitas -aktifitas dibidang perbankan dan jasa asuransi. Pada umumnya E-Commerce dapat dipahami

sebagai transaksi perdagangan baik barang maupun jasa lewat media elektronik. Persoalaan jaminan

keamanan dalam E-Commerce pada umumnya manyangkut keamanan data kartu kredit konsumen dan

keakuratan barang yang dipesan serta harganya, sehingga dalam ini yang dirugikan bisa penjual ataupun

konsumen. Misalnya di khawatirkan tidak ada alamat penjual sehingga bila tidak cocok, kemana

dikembalikan? demikian juga belum tentu alamat pengirim barang adalah orang yang memiliki data

kartu kredit tersebut. Kemudian pengaturan pajak merupakan persoalan yang tidak mudah untuk

diterapkan dalam transaksi ECommerce tersebut diantara kawan baik penjual maupun konsumen

sama-sama sulit dilaksanakan secara fisik, disamping itu masing-masing negara juga berbeda dalam

penerapan/perhitungan pajak suatu barang.

BAB 1V

PEMBAHASAN

4.1 Pemanfaatan E-commerce oleh UKM


E-commerce adalah suatu jenis dari suatu mekanisme bisnis secara elektronik, dan yang

memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet sebagai media

pertukaran barang atau jasa, baik antara dua buah institusi maupun antara institusi dengan pelanggan

secara langsung. Dengan penerapan E-commerce ini akan memudahkan pelanggan untuk berbelanja

(Hartman 2000).

Adanya pemasaran melalui internet marketing, selain memberikan kemudahan kepada para

pelaku usaha untuk memasarkan produknya, juga memberikan beberapa manfaat lain yang

menguntungkan perusahaan. Dengan semakin berkembangnya teknologi berbasis internet saat ini maka

peluang bagi UKM untuk mengadopsi yang mendukung implementasi E-commerce akan semakin mudah

dan relatif tidak terlalu mahal. Menurut Turban (2004) ada beberapa keunggulan dari E-commerce untuk

UKM yaitu:

a) Sebagai sumber informasi yang murah. Hasil penelitian di Skandinavia menemukan bahwa lebih dari 90%

UKM menggunakan internet untuk mencari informasi

b) Cara murah untuk melakukan iklan dan melakukan riset pasar. Dengan melakukan forum diskusi, chats

room, dan newsletter bahkan hampir tanpa biaya dalam upaya dalam mendapatkan customer.

c) Mudah melakkukan analisa competitor. Studi di Skandinavia menenjukkan bahwa analisa competitor

melalui internet menduduki peringkat ketiga setelah pencarian informasi dan pemasaran dalam

penggunaan E-commerce untuk UKM

d) Cara mudah untuk membangun pasar online

e) UKM lebih tidak tergantung pada teknologi tertentu dan juga tidak terikat pada hubungan khusus

dengan jalur pemasaran internasional


f) Citra dan pengakuan masyarakat mudah didapat dalam waktu singkat

g) Merupakan peluang untuk meraih pasar global

h) Keuntungan lain adalah untuk mempercepat pembayaran oleh customer, hubungan lebih erat dengan

mitra bisnis, mengurangi kesalahan dalam transfer informasi, mengurangi biaya operasional, dan lain

sebagainya.

Selain E-commerce bermanfaat bagi UKM, E-commerce juga mempunyai manfaat bagi

konsumen. Manfaat E-commerce bagi konsumen antara lain: Electronic commerce atau biasa di sebut E-

commerce ini memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan transaksi lain selama 24 jam

sehari sepanjang tahun dari hampir setiap lokasi. Selain dari itu E-commerce juga memberikan lebih

banyak pilihan kepada pelanggan; mereka bisa memilih berbagai produk dari banyak vendor

menyediakan produk-produk dan jasa yang tidak mahal kepada pelanggan dengan cara mengunjungi

banyak tempat dan melakukan perbandingan secara cepat. Pelanggan bisa menerima informasi relevan

secara detail dalam hitungan detik, harian atau mingguan, Electronic commerce memungkinkan

partisipasi dalam pelelangan maya (virtual auction), E-commerce memberi tempat bagi para pelanggan

untuk berinteraksi dengan pelanggan lain di electronic community dan bertukar pikiran serta berbagi

pengalaman, selain dari itu E-commerce memudahkan persaingan, yang pada akhirnya akan

menghasilkan diskon secara substansial.

Sementara itu, manfaat E-commerce bagi bisnis yaitu Perusahaan-perusahaan dapat

menjangkau pelanggan diseluruh dunia. Oleh karena itu dengan memperluas bisnis mereka, sama saja

dengan meningkatkan keuntungan. E-commerce menawarkan pengurangan sejumlah biaya tambahan.

Sebuah perusahaan yang melakukan bisnis diinternet akan mengurangi biaya tambahan karena biaya

tersebut tidak digunakan untuk gedung dan pelayanan pelanggan (customer service), jika dibandingkan

dengan jenis bisnis tradisional.


Secara umum, implementasi E-Commerce dalam bisnis dapat meningkatkan kualitas dari

produk/service serta menurunkan biaya produksi yang akhirnya akan menurunkan harga penjualan.

Ketika konsumen dapat memilih produk/service yang terbaik baginya, produsen akan terus semakin

berlomba meningkatkan kualitas dari produk/service yang ada dan terus mencari ide-ide baru yang

disukai pasar serta berusaha mengurangi biaya produksi agar tetap mendapatkan harga produk/service

yang terjangkau. Jika siklus ini berjalan dengan baik, tingkat produksi dan kualitas akan terus meningkat,

ragam dari produk/service akan semakin banyak dan harga akan semakin terjangkau. Selain itu semakin

menumbuhkan kreatifitas melalui inovasi-inovasi dalam berbisnis, serta memberikan keberanian bagi

pemula bisnis untuk memulai usahanya karena beranggapan bahwa setiap orang dapat memulai

bisnisnya walau sekecil apapun. (Ulil, 2008)

4.2 Contoh UKM Yang Telah Memasarkan dengan E-commerce

Salah satu contoh UKM yang sudah berkembang atau maju dengan pemasaran melalui E-

Commerce yaitu perusahaan Linda Pelangi dan toko Bagus, dimana Toko ini merupakan bagian dari Toko

yang telah berhasil mengembangkan serta memasarkan produknya dengan E-commerce. Toko tersebut

teletak di jakarta, dalam hal ini perusahaan tersebut merupakan suatu usaha yang menjual berbagai

jenis jilbab atau kerudung, serta menjual berbagi jenis Fashion wanita.

4.3 Hambatan dan Kendala E-commerce bagi UKM

Berbagai hambatan dan kendala yang ada dalam pengimplementasikannya dapat berupa teknis

dan non teknis, dimana penilaian negatif konsumen terlebih lagi bila hal tersebut diterapkan di

Indonesia. Ada beberapa alasan yang membuat E-Commerce sendiri merupakan hal yang tidak baik,

khususnya untuk pasar di Indonesia. Adapun hambatan dan kendala terhadap pemasaran E-Commerce

tersebut yaitu karena kebiasaan pelanggan dalam memegang barang sebelum belanja. Hal ini dapat

ditemui terutama dalam hal membeli buku, baju, dan elektronik. Memang, toko di internet mempunyai
fasilitas yang tidak dimiliki oleh toko tradisional seperti otomatisasi relasi pelanggan, di mana toko

tersebut mengingat barang apa saja yang pernah dibeli, dan dapat pula merekomendasi barang baru

berdasarkan perilaku belanja. Di samping, itu toko online juga terkenal dengan fitur bertukar informasi,

di mana pendapat kita terhadap suatu produk dapat dibaca oleh pelanggan lain. Walaupun bisa kita lihat

beberapa toko buku online di Indonesia telah mengintergrate komentar-komentar pembaca yang

merupakan nilai tambah bagi pebelanja, tetapi partisipasi terhadap fitur ini masih sangat rendah. Selain

itu pembayaran kartu kredit masih termasuk langka terutama dalam transaksi E-Commerce. Ketakutan

terhadap pembajakan nomor kartu kredit masih sangat mempengaruhi.

Masalah kepercayaan ini memang tidak cukup beralasan. Toko tradisional pun dapat terjadi

pencurian nomor kartu kredit. Tetapi ini bukan menjadi alasan utama orang untuk tidak siap belanja di

internet. Bahkan masih banyak pelanggannya yang membayar dengan uang tunai yang diantar ke kantor

toko tersebut. Kemudian dari pada itu tawar-menawar untuk produk tertentu, seperti elektronik, masih

mempengaruhi kebiasaan belanja. Salah satunya adanya pasar gelap untuk produk elektronik seperti

handphone yang merajai pasar perdagangan. Kalau melihat historis kesuksesan E-Commerce di Amerika,

toko on-line di sana bisa memberikan harga yang jauh lebih murah dari toko tradisional, terebih lagi toko

on-line tersebut terkadang berani memberikan garansi harga paling murah. Sementara di indonesia yang

dituju adalah kuantitas penjualan, hal seperti ini sulit untuk diikuti oleh perusahaan E-Commerce yang

mandiri dan baru. Tetapi hal sebaliknya terjadi di Indonesia, harga di pasar tradisional jauh lebih murah

daripada toko on-line yang ada, di mana barang impor menjadi sesuatu yang sangat biasa.

4.4 Produk UKM yang bisa dipasarkan melalui E-commerce yaitu:

Adapun jenis produk yang yang bisa dipasarkan melalui E-commerce ini seperti kerajinan tangan,

pakaian, aksesoris dan makanan yang tidak mudah basi. Adapun kriteria produk yang bisa dipasarkan

melalui E-commerce yaitu sebagai berikut:


a. Mudah dikemas dan dikirim.

Pengiriman adalah hal yang penting dalam pemasaran produk lewat internet. Pertimbangkan menjual

barang yang mudah pecah untuk dijual lewat internet. Karena resiko produsen untuk pengiriman barang

tersebut terlalu besar. Contoh dari produk yang mudah dikirim dan dikemas adalah: Pakaian dan

aksesoris

b. Ongkos kirim harus rasional menurut ukuran calon pembeli.

Jadi jika anda menjual barang yang harganya Rp 150.000 jangan pula ternyata ongkos kirimnya Rp

75.000. Tentu hal ini menjadi tidak rasional di mata calon pembeli. Lain halnya jika memang barang itu

tidak ada lagi di seluruh dunia, sehingga mau tidak mau mereka membelinya dari anda. (Whinstone,

1997)

c. Harga barang jangan terlalu murah.

Hal ini juga berkait dengan ongkos kirim dan keuntungan produsen. Rasio Ongkos kirim akan tinggi

sementara keuntungan perusahaan rendah. Dengan demikian setiap pemesanan barang jumlahnya

harus ditetapkan, agar tidak terjadi kerugian.

d. Produk yang tidak mudah rusak/basi

Produk yang mudah rusak atau basi seperti, makan-makanan itu tidak layak untuk dipasarkan melalui E-

Commerce. Namun ada beberapa makan yang bisa di pasarkan melalui E-Commerce, sebagai salah satu

contoh makanan yang bisa dipasarkan melalui E-Commerce seperti yang ada dibengkulu yaitu lempuk.

4.5 Peranan Pemerintah dalam Pemanfaatan E-Commerce

Di tengah krisis ekonomi global yang melanda Asia yang sudah hampir selesai) pada umumnya,

maka Electronic Commerce dapat dipandang sebagai salah satu modus perdagangan global baru yang
harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk menyeimbangkan neraca perdagangan luar negeri. Dengan

perkataan lain Indonesia dan negara-negara Asia harus dapat memanfaatkan aplikasi E-commerce ini

untuk mempromosikan produk lokal kepada konsumen global, mengefisienkan manajemen marketing

dan jalur suplainya, disamping meningkatkan transparansi proses bisnis untuk mengembalikan

kepercayaan investor asing.

Masalah utamanya adalah bagaimana menumbuhkan lingkungan yang kondusif untuk

perkembangan E-commerce di Indonesia. Untuk itu, strategi makro untuk menetapkan arah dan

kebijakan global untuk pengembangan E-commerce untuk memberdayakan ekonomi masyarakat sangat

di butuh. Disamping itu, strategi mikro bagi perusahaan agar segera dapat memanfaatkan modus

perdagangan baru untuk mempertahankan eksistensi dan mengembangkan usahanya perlu dilakukan.

Peningkatan peran pemerintah sebagai lembaga/instansi yang menyebabkan terjadinya

perubahan dan mempercepat peristiwa pengembangan E-commerce. Di negara berkembanng seperti

Indonesia, peran pemerintah sangat penting sebagai penggerak utama yang merangsang

berkembangnya E-commerce. Oleh sebab itu beberapa kebijakan penting yang dapat diambil oleh

pemerintah antara lain: Mengembangkan infrastruktur telekomunikasi yang diperlukan, lembaga

sertifikasi keamanan transaksi, dan peraturan hukum untuk kepercayaan dan keamanan konsumen

dalam proses jual beli. Memberdayakan swasta, khsususnya Usaha Kecil dan Menengah sebagai

komponen utama pengembangan E-commerce, mengidentifikasikan dan membantu perusahaan-

perusahaan yang akan menjadi perintis implementasi E-commerce. Pada gilirannya, perusahaan perintis

tersebut diharapkan akan menjadi pendorong bagi perusahaan sejenis dan sektor industri lainnya untuk

ikut terjun ke E-Commerce, Menerapkan E-Commerce di bidang-bidang penting pemerintahan untuk

menjamin transparansi dan terciptanya iklim kompetisi yang sehat.


Selain itu, peran pemerintah untuk mendorong perkembangan UKM dalam pemanfaatan E-

Commerce diantaranya yaitu, merumuskan kebijakan untuk meningkatkan keterkaitan antara UKM

dengan perusahaan besar yaitu dengan pola sub kontrak. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu

kontribusi pemerintah yang berbentuk permodalan, pelatihan SDM dan teknologi agar UKM mampu

memproduksi input serta komponen lainnya yang diperlukan oleh perusahaan besar. Kemudian

meningkatkan dan mempermudah pemberian fasilitas kredit yang disertai kontrol distribusi dan

pemanfaatannya. Upaya pemberian akses kredit ini perlu didukung oleh lembaga penjamin kredit yang

dikelola oleh pemerintah daerah setempat. Selain mempermudah akses kredit, perlu juga ditingkatkan

jumlah/ besarnya kredit yang diberikan. Selain dari itu pemerintah juga mendorong pengembangan

SDM melalui pendidikan dan pelatihan baik teknis maupun manajerial. Pelatihan tersebut terutama

ditujukan agar proporsi pengusaha dan tenaga kerja UKM yang trampil dan berkualitas makin tinggi.

Dengan demikian, dalam pemasaran E-Commerce, pemerintahan bisa untuk menjamin

transparansi dan terciptanya iklim kompetisi yang sehat dalam dunia bisnis.

BAB IV

PENUTUP
E-commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang

menghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan

perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik.

Dalam pemasaran melalui E-commerce tersebut terdapat berbagai keuntungan baik bagi

pembisnis mauapun bagi konsumen atau masyarakat karna dapat meningkatakan kualitas dari produk

serta menurunkan biaya produksi yang akhirnya akan menurunkan harga penjualan. Selain dari berbagai

keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan dan konsumen, ada beberapa hambatan dan kendala dalam

pengimplementasikan E-commerce untuk UKM.

Oleh sebab itu dalam pemasaran melalui internet ini pemerintah harus berperan sebagai

katalisator pengembangan E-commerce, karena pemerintah adalah penggerak utama yang merangsang

berkembangnya E-commerce.

DAFTAR PUSTAKA

Fuadi, 2005, Saatnya UKM Manfaatkan Ecommerce http://www.mediacenterkopukm.com/detail berita.php?


bID=8213(diakses tanggal 9 april 2011-jam 10 wib)

Ulil, 2008, Hambatan/Kendala dalam Penerapan E-commerce,


http://enimirawati.blogspot.com/2011/03/hambatankendala-dalam penerapane.html.
(diakses tanggal 3 mei 2011-jam 13 wib)

Kolter, Philip 1997, Manfaat E-Commerce Untuk UKM, http://arrohwany.multiply.com/journal/item/240/(diakses


tanggal 7 mei-jam 15 wib)
Whinstone, 1997, Manfataat E-commerce bagi UKM,
https://pesanjaketonline.wordpress.com/2011/02/18/internet arketingonline-business-bisnis-online-e-
commerce-dan-e business(diakses tanggal 12 juni 2011-jam 14 Wib)

Suyanto, 2003, Mengenal E-businnes dan E-commerce http://abdulrozakmb.blogspot.com/2009/05/mengenal-E-


tech-E-business-dan-e.html/ (diakses tanggal 17 maret 2011-jam 20 wib)

Basu, 2001, E-commerce sebagai Pendukung Pemasaran, http://suminten.webnode.com/ (diakses tanggal 23


februari 2011-jam 10 wib)

Maulina, 2004, Manfaat E-commerce. http://citozcome.blogspot.com/2009/05/pemanfaatan-e-commerce-


dalam-bisnis-di.html/ (diakses tanggal 10 juni 2011-jam 14 wib)

Efraim Turban, 2004, Pemanfaatan E-Commerce Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Bisnis.
http://ulil2088.wordpress.com/2009/05/27/penelitian-e-commerce/ (diakses tanggal 13 juni 2011-jam
22 wib)

Anda mungkin juga menyukai