Anda di halaman 1dari 9

PENDAPATAN NASIONAL DAN PERKAPITA

1. PENGERTIAN

Pendapatan nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh
masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun. Pendapatan Nasional mencerminkan
kondisi tingkat kemakmuran suatu negar.Hal ini memiliki makna bahwa setiap kenaikan
pendapatan nasional harus mampu menyerap tenaga kerja. Tetapi satu hal yang perlu dicata,
setiap kenaikan pendapatan nasional yang diikuti dengan pertumbuhan penduduk yang
sebanding dengan kenaikan dengan kenaikan pendapatan nasional tidak memiliki arti apa-
apa.

2. Manfaat Pendapatan Nasional


a. Mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara
b. Mengetahui struktur perekonomian
c. Mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi
d. Dasar perbandingan tingkat kemajuan perekonomian antar daerah
dan antar negara
e. Dasar pertimbangan pengambilan kebijakan ekonomi

*Sumber: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?
tabel=1&daftar=1&id_subyek=52&notab=2

3. Perhitungan Pendapatan Nasional

a. Metode Produksi

Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang
dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi masyarakat dalam periode tertentu

Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ]


Ket :
Y : Pendapatan
Q : Jumlah Produksi
P : Tingkt Harga

*sumber: http://www.bps.go.id/brs_file/pdb_banner1.pdf

b. Metode Pendapatan
Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan (rent, wage,
interest, profit) yang diterima oleh pemilik factor produksi adalam suatu negara selama satu
periode.

Y=r+w+i+p
Ket:
Y : Yield (Pendapatan)
r : rent (Sewa)
w : wage (upah)
i : interest (bunga)
p : profit (laba)

c. Metode Pengeluaran
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh
seluruh rumah tangga ekonomi (RTK,RTP,RTG,RT Luar Negeri) dalam suatu Negara selama
satu tahun.

Y = C + I + G + (X M)
Ket:
Y : Pendapatan
C : Konsumsi
I : Investasi
G : Pengeluaran Pemerintah
(X-M) : Ekspor dikurangi Impor)

4.Konsep Pendapatan Nasional


1. PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan
oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu tahun. Dalam
perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang
asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan.

2. PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)


PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu
Negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa
yang dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri.

Rumus :
GNP = GDP Produk netto terhadap luar negeri

3. NNP (Net National Product)


NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode
tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.

Rumus :
NNP = GNP Penyusutan

4. NNI (Net National Income)

NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah
dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)
Rumus :
NNI = NNP Pajak tidak langsung

5. PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar
sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran
jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.
Rumus :

PI = (NNI + transfer payment) (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social +
Pajak perseorangan )
6. DI (Disposible Income)

DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh
penerimanya.
Rumus :
DI = PI Pajak langsung

untuk lebih mendalami tentang konsep-konsep pendapatan nasional diatas, mari kita bahas
soal dibawah ini:
Diketahui data-data keuangan suatu negara sebagai berikut:
- GDP Rp. 100 Triliun
- Penyusutan Rp. 5 Triliun
- NNP Rp. 95 Triliun
- Pajak tidak langsung Rp. 10 Triliun
- Pajak perseroan Rp. 8 Triliun
- laba yang tidak dibagi Rp. 2 triliun
- iuran pensiun Rp. 5 Triliun
- dana pensiun Rp. 5 Trilliun
- subsidi penganggur Rp. 2 Triliun
- tunjangan veteran Rp. 3 Triliun
- bunga utang Rp. 3 Triliun
- pajak langsung Rp. 8 Triliun
dari data diatas hitunglah :
a. NNP
b. NNI
c. PI
d. DI

Jawab :
berikut adalah pembahasan soal diatas secara keseluruhan :
GNP Rp.100 Triliun
Penyusutan Rp. 5 Triliun
-------------- (-)
NNP Rp. 95 Triliun
Pajak tidak langsung Rp. 10 Triliun
--------------- (-)
NNI Rp. 85 Triliun
pajak perseroan Rp. 8 Triliun
Laba tidak dibagi Rp. 2 Triliun
iuran pensiun Rp. 5 Triliun
---------------- (+)
Rp. 15 Triliun
---------------- (-)
Rp. 70 Triliun
dana pensiun Rp. 5 Triliun
subsidi penganggur Rp. 2 Triliun
tunjangan veteran Rp. 3 Triliun
bunga utang Rp. 3 Triliun
-------------- (+)
Rp. 13 Triliun
----------------(+)
PI Rp. 83 Triliun
Pajak langsung Rp. 8 Triliun
---------------- (-)
DI Rp. 75 Triliun
============

D. Pendapatan perkapita
1. Arti Pendapatan perkapit
Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara.
Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara
dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita juga merefleksikan PDB per
kapita.

Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat
pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur
negara tersebut.

Adapun rumus pendapatan per kapita adalah sebagai berikut :

Jumlah Pendapatan Nasional


Pendapatan per Kapita = ----------------------------------
Jumlah Penduduk

2. Pendapatan per Kapita dan Pertumbuhan pendapatan perkapita.


Jika pendapatan nasional untuk berbagai tahun diketahui, menentukan pendapatan
perkapita bukanlah hal sulit. Pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata penduduk.
oleh karena itu, untuk mendapatkan perkapita suatu tahun tertentu adalah dengan cara
membagi pendapatan pada tahun itu dengan jumlah penduduk tahun yang bersangkutan.
untuk menentukan tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita dari tahun ke tahun dapat
ditentukan dengan cara penentuan pertumbuhan pendapatan nasional riil, yatu dengan rumus
sebagai berikut :

PNR2 - PNR1
GT2 = ---------------------- x 100%
PNR1
Keterangan:
GT2 = pertumbuhan pendapatan perkapita yang dinyatakan dalam persen
PNR2 = pendapatan per kapita pada tahun 2 (tahun yang dicari pendapatan perkapitanya)
PNR1 = pendapatan perkapita sebelum tahun ke 2.
PENGERTIAN APBN DAN APBD

Sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 Pasal 23, keuangan negara merupakan
kewenangan pemerintah untuk mengatur rencana penerimaan dan pengeluaran negara serta
pengaruh-pengaruhnya terhadap perekonomian Negara tersebut. Sementara itu, APBD
disusun oleh pemerintah daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk
menjalankan pemerintahan daerahnya masing-masing.

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Budget)

Peran pemerintah dalam kegiatan ekonomi nasional, antara lain dengan disusunnya APBN.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah suatu daftar yang memuat secara
rinci tentang sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluarannya dalam jangka waktu
tertentu, dalam rangka mencapai sasaran pembangunan dalam kurun waktu satu tahun.

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) didasarkan pada ketentuan
Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang telah diubah menjadi Pasal 23 Ayat (1),
(2) dan (3) Amandemen UUD 1945 yang berbunyi (1) Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan Negara ditetapkan setiap tahun dengan
undang undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat; (2) Rancangan undang-undang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat
dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah; (3) Apabila Dewan
Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara tahun yang lalu. APBN ditetapkan dengan Undang-Undang, berarti penyusunannya
harus dengan persetujuan DPR, sesuai dengan UUD 1945 Pasal 23.

Kalian tentu sudah mengetahui, sebagaimana ibumu di rumah, untuk menjalankan


kegiatannya sehari-hari sebuah negara juga memerlukan perencanaan keuangan guna
pembelanjaan rumah tangga negara. Bahkan, perencanaannya disusun lebih sistematis dan
terperinci.

Keseluruhan hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang disebut dengan
keuangan negara. Semakin baik keuangan negara, semakin stabil pula kedudukan
pemerintahan dalam negara tersebut. Namun sebaliknya, memburuknya keuangan negara
mengakibatkan kesulitan untuk mempertinggi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Perencanaan keuangan negara merupakan wewenang pemerintah, baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. Oleh karena itu, disebut sebagai anggaran pendapatan dan
belanja pemerintah.
Dari pengertian tersebut dikandung maksud bahwa setiap tahun pemerintah bersama dengan
DPR menyusun APBN, yang dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir tanggal 31 Desember
tahun yang bersangkutan.

Siklus dan mekanisme APBN meliputi beberapa tahap, yaitu:


a. tahap penyusunan RAPBN oleh pemerintah;
b. tahap pembahasan dan penetapan RAPBN menjadi APBN dengan Dewan Perwakilan
Rakyat;
c. tahap pelaksanaan APBN;
d. tahap pengawasan pelaksanaan APBN oleh instansi yang berwenang antara lain Badan
Pemeriksa Keuangan; dan
e. tahap pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.

Siklus penyusunan APBN akan berakhir pada saat Perhitungan Anggaran Negara (PAN) yang
disahkan oleh DPR dua tahun kemudian.

APBN memiliki beberapa fungsi, di antaranya sebagai berikut.

a. Fungsi Alokasi
Fungsi Alokasi artinya APBN berfungsi untuk mengalokasikan faltor-faktor produksi yang
tersedia di dalam masyarakat, sehingga kebutuhan masyarakat akan public goods atau
kebutuhan umum akan terpenuhi. Tanpa prakarsa pemerintah, kecil kemungkinannya
masyarakat dapat memenuhi kebutuhan mereka akan terselenggaranya keamanan, keadilan,
pendidikan, jalan-jalan, jembatan, taman, tempat ibadah, dan sarana yang lainnya.

b. Fungsi Distribusi
Fungsi distribusi artinya APBN berfungsi untuk pembagian pendapatan nasional yang adil
atau pembagian dana ke berbagai sektor. Misalnya pemerintah sebagai penarik pajak dari
rakyat untuk disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pemberian tunjangan pegawai,
tunjangan pensiun, kenaikan gaji pegawai, dan sebagainya.

c. Fungsi Stabilisasi
APBN mempunyai fungsi stabilisasi, artinya untuk terpeliharanya tingkat kesempatan kerja
yang tinggi, tingkat harga yang relatif stabil dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup
memadai. Di samping itu untuk mengendalikan jalannya perekonomian negara setiap tahun,
sebab keadaan perekonomian negara sering terjadi pasang surut, kadangkala terjadi inflasi
atau mungkin deflasi.

1) Bila terjadi inflasi, untuk menekannya adalah dengan mengurangi anggaran pembelanjaan
negara, sehingga tingkat harga dapat menurun dan dapat menciptakan anggaran yang surplus
(kelebihan).

2) Bila terjadi deflasi, maka pemerintah dapat menambah pengeluaran, jika perlu dengan
menyusun deficit anggaran di mana pengeluaran lebih besar daripada penerimaan.

3) Bila keadaan perekonomian dalam keadaan normal, maka anggaran disusun dalam rangka
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yakni dengan menggunakan anggaran yang
seimbang. Penyusunan APBN bertujuan untuk menciptakan dan meningkatkan kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat secara keseluruhan. Dan penyusunannya didasarkan atas asas
berimbang dan dinamis, artinya sektor penerimaan diusahakan selalu meningkat dan sektor
pengeluaran diusahakan untuk diadakan penghematan, dan lebih diarahkan pada dana
pembangunan untuk kegiatan yang menunjang peningkatan produksi nasional, sehingga
besarnya pengeluaran (belanja) seimbang dengan penerimaannya.

2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah suatu rencana kerja pemerintah
daerah yang mencakup seluruh penerimaan dan belanja (pengeluaran) pemerintah daerah,
baik provinsi ataupun kabupaten dalam rangka mencapai sasaran pembangunan dalam kurun
waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan uang dan dsetujui oleh DPRD.
Pada dasarnya fungsi dan tujuan penyusunan APBD sama dengan fungsi dan tujuan APBN,
hanya dalam APBD ruang lingkupnya yang berbeda, APBN berskala nasional sedangkan
APBD terbatas pada wilayah daerah dan pelaksanaannya diserahkan kepada kepala daerah
atau gubernur dan bupati/ walikota, serta sesuai dengan kebijakan otonomi daerah. Proses
penyusunan APBD secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai