PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan Nasional (National Income) adalah keseluruhan barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu negara dalam waktu satu tahun. Istilah yang sering digunakan
dalam pendapatan nasional adalah Produk Dostik Bruto (PDB) atau Gross Domestic
Product (GDP) dan Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP).
Bila kita lihat kembali pada materi pokok tentang arus lingkaran kegiatan ekonomi,
rumah tangga konsumsi menyerahkan jasa faktor produksi kepada perusahaan dan
mereka akan menerima pendapatan berupa sewa sebagai balas jasa tanah, upah dan gaji
sebagai balas jasa tenaga, bunga sebagai balas jasa modal, dan laba usaha atau
keuntungan sebagai balas jasa pengusaha. Jadi semua pendapatan sebagai balas jasa atas
penyerahan faktor produksi disebut pendapatan nasional.
Sedangkan manfaat perhitungan pendapatan nasional diantaranya :
1. Untuk mengetahui struktur perekonomian suatu negara, apakah agraris, industri dan
sebagainya.
2. Untuk mengetahui kemajuan ekonomi atau perkembangan perekonomian dari tahun
ke tahun, apakah mengalami kemajuan, kemunduran atau tetap.
3. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran masyarakat setelah dibandingkan dengan
jumlah penduduk, yaitu tentang pendapatan perkapitanya.
4. Untuk membandingkan perekonomian antar negara di dunia.
5. Sebagai pedoman bagi pemerintah untuk mengambil kebijaksanaan yang berkaitan
dengan perencanaan pembangunan ekonomi nasional.
6. Untuk mengetahui penggunaan pendapatan masyarakat
7. sebagai pedoman untuk melaksanakan pembangunan
PN = C + I + G + (X - M)
Penyajian Produk Domestik Bruto (PDB) dan Produk Nasional Bruto (PNB) dari
berbagai sektor dirinci menurut nilai tambah dari seluruh sector ekonomi, yang mencakup
sektor Pertanian, Pertambangan, Industri, Listrik, gas dan air, Konstruksi, Perdagangan,
Pengangkutan, Lembaga keuangan, Dan jasa-jasa. Sedangkan PDB dan PNB menurut
penggunaan dirinci menurut komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran
konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok dan ekspor netto.
PDB dan PNB sangat diperlukan untuk menentukan besarnya pendapatan perkapita
(Per Capita Income). Pendapatan Perkapita adalah Pendapatan yang diterima oleh
setiap penduduk dalam suatu Negara selama kurun waktu 1 tahun, atau ditentukan oleh
besarnya pendapatan nasional dan jumlah penduduk.
Pendapatan perkapita dapat dihitung sebagai berikut :
PDB tahun t
PDB per kapita =
Jumlah penduduk tahun t
atau
PNB tahun t
PNB per kapita =
Jumlah penduduk tahun t
Tinggi rendahnya PDB atau PNB dan Pendapatan perkapita suatu Negara oleh Bank
Dunia dikelompokkan ke dalam 4 kelompok berdasarkan pendapatan perkapita pada
tahun 2003, yaitu :
a. Kelompok Negara berpendapatan rendah (low income economies), yaitu Negara-
negara yang memiliki PNB perkapita sekitar $ 675 atau kurang
b. Kelompok Negara berpendapatan menengah bawah (lower middle income
economies), yaitu Negara-negara yang mempunyai PNB perkapita sekitar $ 675
sampai dengan $ 2.695
c. Kelompok Negara berpendapatan menengah tinggi (upper middle income economies),
yaitu Negara-negara yang mempunyai PNB perkapita sekitar $ 2.696 sampai dengan $
8.335
d. Kelompok Negara berpendapatan tinggi (hight income economies), yaitu Negara-
negara yang mempunyai PNB perkapita sekitar $ 8.335 atau lebih
Pendapatan per kapita suatu negara dinyatakan dengan nilai tukar uang luar negeri atau
dinyatakan dalam dollar Amerika Serikat, sehingga dapat membandingkan dengan negara
lain, terutama negara-negara sekitar yang dekat, misalnya ASEAN. Perbandingan dengan
negara lain akan memberikan gambaran kedudukan Indonesia. Umumnya negara yang
masih berkembang (misal Indonesia) mempunyai pendapatan per kapita yang rendah.
Rendahnya pendapatan per kapita pada negara yang sedang berkembang dikarenakan :
1. Tingkat pendidikan yang rendah, sehingga pengetahuan yang di peroleh sedikit.
2. Ketrampilan dan kecakapan yang rendah, sehingga kekurangan tenaga ahli.
3. Modal yang dimiliki relatif sedikit.
4. Kekurangan akan sumber alam.
5. Kemalasan dan ketidak disiplinan seseorang.
6. Sikap yang tidak mendorong berproduksi
E. DISTRIBUSI PENDAPATAN
Distribusi pendapatan nasional merupakan unsur penting untuk mengetahui tingi
rendahnya kesejahteraan atau kemakmuran suatu Negara. Distribusi pendapatan yang
merata kepada masyarakat akan mampu menciptakan perubahan dan perbaikan suatu
Negara seperti peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, mengurangi
pengangguran dan sebagainya. Sebaliknya distribusi pendapatan yang tidak merata
perubahan atau perbaikan suatu Negara tidak akan tercapai, hal seperti inilah yang akan
menunjukkan adanya ketimpangan distribusi pendapatan.
Untuk mengetahui tingkat pemerataan distribusi pendapatan suatu Negara dapat
diketahui dari grafik yang dinamakan Kurva Lorenz, artinya kurva yang
menggambarkan hubungan antara distribusi jumlah penduduk dengan distribusi
pendapatan. Sedangkan indicator untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi
pendapatan adalah Koefisien Gini atau Indeks Gini. Semakin tinggi atau besar indeks
gini, semakin tinggi tingkat ketidakmerataannya (distribusi pendapatannya tidak merata)
dan semakin kecil indeks gini semakin rendah tingkat ketidakmerataannya (distribusi
pendapatannya semakin merata).
Untuk lebih jelasnya perhatikan kurva Lorenz berikut ini.
E A
Keterangan :
1. Semakin besar indeks gini, semakin timpang (tidak
merata) distribusi pendapatannya
% Pendapatan
TUGAS MANDIRI
1. Carilah data melalui internet tentang besarnya GDP dan GNP Negara Indonesai dan salahs
atu Negara maju selama 5 tahun terakhir. Dan identifikasikan unsure-unsur dalam
penentuan GDP atau GNP tersebut!
2. Buatlah laporan analisisnya kemudian kumpulkan kepada guru untuk mendapat nilai!
SOAL PERTEMUAN II
Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!
1. Identifikasikan dan Jelaskan metode perhitungan pendapatan nasional!
2. Jelaskan komponen perhitungan pendapatan nasional dengan metode pengeluaran
3. Suatu Negara memiliki data tentang pendapatan sebagai berikut :
Sewa Rp 800 milyar
Upah Rp 1.000 milyar
Bunga Rp 400 milyar
Laba Rp 400 milyar
Konsumsi RT Rp 1.200 milyar
Investasi Rp 600 milyar
Hitunglah besarnya pendapatan nasional dari sisi pendapatan !
5. Diketahui harga benang Rp 6.000,00, kain Rp 12.000,00, pakaian jadi Rp 20.000,00, kapas
Rp 2.000,00 dan penyusutan aktiva Rp 500,00. Hitunglah besarnya pendapatan nasional
dengan metode produksi
Tugas Kelompok :
1. Carilah data melalui internet tentang Metode atau Cara perhitungan pendapatan
nasional di Indonesia dan salahs atu Negara maju, kemudian didiskusikan kelebihan
dan kekurangan menggunakan metode perhitungan pendapatan nasional tersebut!
2. Buatlah laporan analisisnya kemudian kumpulkan kepada guru untuk mendapat nilai!
SOAL PERTEMUAN III
Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!
1. Jelaskan pengertian pendapatan perkapita!
2. Identifikasikan penyebab rendahnya pendapatan perkapita di Negara berkembang!
3. Untuk Negara berkembang, lebih besar mana antara PDB dengan PNB? Jelaskan!
4. Diketahui data pendapatan nasional dan jumlah penduduk berikut ini !
Jumlah
No. Tahun PDB / GNP
Penduduk
Tentukan besarnya pendapatan perkapita dari tahun 2008 sampai dengan 2013 dan
besarnya kenaikan pendapatan perkapita setiap tahun!
5. Identifikasikan tinggi rendahnya pendapatan perkapita menurut Bank Dunia!
TUGAS KELOMPOK :
1. Carilah data melalui internet tentang pendapatan perkapita Negara Indonesia
selama 5 tahun terakhir dan perbandingan pendapatan perkapita beberapa Negara
maju. Kemudian diskusikan dengan kelompokmu tentang cara meningkatkan
pendapatan perkapita suatu Negara, baik Negara maju maupun Negara
berkembang!
2. Buatlah laporan analisisnya kemudian kumpulkan kepada guru untuk mendapat nilai!
SOAL PERTEMUAN IV
Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!
1. Jelaskan pengertian Distribusi pendapatan nasional!
2. Terangkan tentang Kurva Lorenz dan Indeks Gini!
3. Bagaimana jika Indeks Gini suatu Negara semakin besar? Jelaskan!
4. Perhatikan indeks gini suatu Negara berikut ini !
NEGARA GINI
Indonesia 0,32
Malaysia 0,37
Singapura 0,18
Tahiland 0,31
Philipina 0,26
Berdasarkan table tersebut Negara mana yang ketidakmerataannya paling tinggi dan
ketidakmerataannya paling rendah?
TUGAS MANDIRI :
1. Carilah data melalui internet tentang distribusi pendapatan Negara Indonesia dan
beberapa Negara lain, bagaimana tingkat pemerataan distribusi pendapatannya.
Dan mengapa Indonesia distribusi pendapatannya masih timpang?
2. Buatlah laporan analisisnya kemudian kumpulkan kepada guru untuk mendapat nilai!
BAB II
PEMBANGUNAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
F. PEMBANGUNAN EKONOMI
Pembangunan ekonomi yang dilaksanakan selalu membawa dampak, baik positif maupun
negatif. Dampak positif pembangunan ekonomi terutama terbukanya lapangan kerja,
bertambahnya pendapatan, tersedianya fasilitas umum, dan terjadinya perubahan struktur
ekonomi dalam masyarakat yang biasa terpusat pada sektor ekonomi beralih ke industri.
Dan dampak negatifnya adalah meningkatkan urbanisasi, terjadinya pencemaran serta
kerusakan pada lingkungan hidup akibat limbah pembangunan dan pemakaian zat kimia.
G. PERTUMBUHAN EKONOMI
Keterangan :
∆ GNP : perubahan, yang diperoleh dari (GNP tahun ini – GNP tahun lalu)
GNPto : GNP sebelum berubah (GNP tahun lalu)
Contoh :
GNP tahun 2012 sebesar Rp 800,00 Trilyun dan GNP tahun 2013 sebesar Rp 900,00
trilyun, maka besarnya pertumbuhan ekonomi tahun 2013 adalah :
900 800
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi tahun 2013 = x 100% = 12,5%
800
Sementara itu, tolok ukur yang paling baik untuk menunjukkan adanya perkembangan
ekonomi suatu negara adalah Pendapatan Nasional Bruto Riil (PNB Riil) yang dapat
dihitung dengan rumus:
IH to IH to = Indeks harga pada tahun sebelumnya
PNB Riil t n = ---------- x PNB tn PNB Riil tn = PNB Riil pada tahun n
IH tn IH tn = Indeks harga pada tahun n
PNB tn = PNB pada tahun n
Contoh :
Pada tahun 2012 PNB suatu Negara Rp 794 trilyun dan pada tahun 2013 PNB
menjadi Rp 904 trilyun. Sedangkan Indeks harga tahun 2012 140 dan Indeks harga
tahun 2013 175. Tentukan besarnya PNB Riil tahun 2013.
Jawab :
PNB Riil tahun 2013 = 140 x Rp 904 trilyun = Rp 723,2 trilyun
175
Tugas Mandiri :
Carilah pembahasan melalui internet tentang Permasalahan pembangunan Ekonomi Indonesia
dan Cara mencapai keberahsilan pembangunan ekonomi Indonesia atau Kebijakan
Pembangunan Ekonomi Indonesia
Tugas Kelompok :
Carilah pembahasan melalui internet tentang Permasalahan pembangunan Ekonomi salah
satu Negara Maju dan Cara mencapai keberahsilan pembangunan ekonomi salah satu Negara
maju tersebut atau Kebijakan Pembangunan Ekonomi salah satu Negara maju tersebut
SOAL PERTEMUAN II
Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!
4. Jelaskan pengertian pertumbuhan ekonomi !
5. Identifikasikan faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi!
6. Jelaskan perbedaan antara pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi !
7. Perhatikan data berikut dan isilah besarnya pertumbuhan ekonomi dan besarnya
pendapatan perkapita dari tahun 2008 sampai dengan 2013
Jumlah Pertumbuhan Pendapatan
No. Tahun PDB / GNP
Penduduk Ekonomi Perkapita
1. 2008 Rp 400 150 juta jiwa ............... ...............
Trilyun
2. 2009 Rp 500 160 juta jiwa ............... ...............
Trilyun
3. 2010 Rp 600 170 juta jiwa ............... ...............
Trilyun
4. 2011 Rp 700 180 juta jiwa ............... ...............
Trilyun
5. 2012 Rp 800 190 juta jiwa ............... ...............
Trilyun
6. 2013 Rp 1.000 200 juta jiwa ............... ...............
Trilyun
Tugas Mandiri :
Carilah data melalui internet pertumbuhan ekonomi Indonesia 5 tahun terakhir dan
bagaimana cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia
SOAL PERTEMUAN III
Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!
1. Bagaimana teori partumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh aliran merkatilisme!
2. Bagaimana teori partumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh aliran klasik!
3. Bagaimana teori partumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh aliran neoklasik Harrod-
Domar!
4. Bagaimana teori partumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh Friederich List!
5. Bagaimana teori partumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh WW Rostow!
Tugas Kelompok :
Carilah data melalui internet pertumbuhan ekonomi salah satu Negara maju 5 tahun terakhir
dan bagaimana cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi salah satu Negara maju tesrebut
BAB III
KETENAGAKERJAAN
3. Sistem upah
a. Upah Buruh adalah pendapatan yang diterima buruh dalam bentuk uang yang
mencakup bukan hanya komponen upah / gaji, tetapi juga lembur dan tunjangan-
tunjangan yang diterima secara rutin / regular (tunjangan transport, uang makan dan
tunjangan lainnya sejauh diterima dalam bentuk uang), tidak termasuk Tunjangan
Hari Raya (THR), tunjangan bersifat tahunan, kuartalan, tunjangan-tunjangan lain
yang bersifat tidak rutin dan tunjangan dalam bentuk natura.
b. Upah pekerja dan kebutuhan fisik minimum, maksudnya bahwa penetapan tingkat
upah dan gaji bagi pekerja merupakan kebijakan yang sangat penting untuk
peningkatan taraf hidup perkerja dan keluarganya, yang merupakan kebutuhan
fisiknya.
c. Produktivitas tenaga kerja adalah nilai output (hasil produksi) yang dikerjakan oleh
sejumlah tenaga kerja
d. Ada dua macam upah, yaitu:
1) Upah/pendapatan nominal, yaitu jumlah upah yang diterima buruh dalam bentuk
uang
2) Upah/pendapatan riil, yaitu jumlah barang/jasa yang dapat dibeli dengan upah
nominal
e. Di Indonesia, sistem upah yang diberlakukan adalah dengan menggunakan dasar upah
minimum regional (UMR) atau upah minimum propinsi (UMP), artinya pengusaha
harus memberi upah tenaga kerja minimal sebesar UMR/UMP tersebut. UMR/UMP
tidak sama besarnya untuk tiap-tiap daerah. Salah satu penyebabnya adalah
kemahalan di setiap daerah tidak sama.
f. Macam-macam cara pemberian upah, antara lain:
1) Upah waktu/jangka, artinya upah dihitung berdasarkan lamanya bekerja
(jam/hari/minggu/bulan)
2) Upah borongan, artinya upah dihitung berdasarkan kesepakatan bersama untuk
menyelesaikan suatu proyek tertentu
3) Upah satuan, artinya upah dihitung berdasarkan banyaknya barang yang
dihasilkan
4) Upah skala berubah, artinya upah buruh tergantung hasil penjualan perusahaan
dengan terlebih dahulu ditentukan upah minimalnya
5) Upah indeks, artinya upah ditentukan oleh indeks hidup buruh dan keluarganya
6) Upah partisipasi, artinya buruh mendapat upah tertentu dan bagian laba
7) Upah co partnership, artinya buruh mendapat upah tertentu dan bagian laba
berupa saham
4. Pengangguran
a. Pengertian dan Jenis pengangguran
Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan
atau mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan
karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan atau penduduk yang tidak
mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja / mempunyai pekerjaan tetapi belum
mulai bekerja.
Tingkat pengangguran dihitung dengan rumus :
Jumlah Pengangguran
Tingkat Pengangguran = x 100%
Jumlah Angkatan Kerja
TUGAS MANDIRI
Carilah data melalui internet tentang jumlah penduduk Indonesia, jumlag penduduk usia
kerja, jumlah angkatan kerja, jumlah penduduk yang bekerja dan pengangguran pada tahun
2012 dan 2013 dan grafiknya!
SOAL PERTEMUAN II
Tugas Mandiri :
Carilah data melalui internet tentang banyaknya pengangguran di Indonesia 5 tahun terakhir
dan bagaimana cara mengatasi pengangguran di Indonesia
Tugas Kelompok :
Carilah data melalui internet tentang banyaknya pengangguran salah satu Negara maju 5
tahun terakhir dan bagaimana cara mengatasi pengangguran di salah satu Negara maju
tersebut
BAB IV
INDEKS HARGA DAN INFLASI
3) Metode Paasche
Angka indeks Paasche adalah angka indeks yang tertimbang dengan faktor
penimbang kuantitas tahun n (tahun yang dihitung angka indeksnya) atau Qn
Rumus: Dimana:
(Pn . Qn ) IP = Angka Indeks Paasche
IP x 100%
(Po . Qn ) Pn = Harga tahun yang dihitung angka indeksnya
Po = Harga pada tahun dasar
Qn = Kuantitas tahun yang dihitung angka
indeksnya
4) Metode Drobisch and Bowley
Rumus:
IL IP
Dimana:
ID ID = Angka indeks Drosbich
2
IL = Angka indeks Laspeyres
IP = Angka indeks Paasche
5) Metode Irving Fisher
Penghitungan angka indeks dengan Metode Irving Fisher merupakan angka
indeks yang ideal. Irving Fisher menghitung indeks kompromi dengan cara
mencari rata-rata ukur dari indeks Laspeyres dan indeks Paasche.
Rumus:
Dimana:
IF = Angka indeks Irving Fisher
IL = Angka indeks Laspeyres
IP = Angka indeks Paasche
6) Metode Marshal Edgewarth
Menurut metode ini, angka indeks ditimbang dihitung dengan cara
menggabungkan kuantitas tahun dasar dan kuantitas tahun n, kemudian
mengalikannya dengan harga pada tahun dasar atau harga pada tahun n.
Rumus:
Dimana:
IM = Angka indeks Marshal Edgewarth
Qo = Jumlah pada tahun dasar
Qn = Jumlah tahun yang dihitung angka indeksnya
Po = Harga pada tahun dasar
Pn = Harga tahun yang dihitung angka indeksnya
2. Teori Inflasi
Secara garis besar ada 3 kelompok teori mengenai inflasi, masing-masing menyoroti
aspek-aspek tertentu dari proses inflasi dan masing-masing bukan teori inflasi yang
lengkap yang mencakup semua aspek penting dari proses kenaikan harga barang.
Ketiga teori ini adalah :
Teori Kuantitas, teori Keynes dan teori Strukturalis
a. Teori Kuantitas
Teori kuantitas adalah suatu teori yang mengemukakan bahwa terjadinya inflasi
itu sebenarnya hanya disebabkan oleh satu factor, yaitu kenaikan jumlah uang
yang beredar (JUB).
b. Teori Keynes
Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan pada teori makronya. Menurut teori
Keynes inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas
kemampuan ekonominya. Selanjutnya Keynes berpendapat bahwa kenaikan
harga tidak hanya ditentukan oleh kenaikan jumlah uang yang beredar saja,
tetapi juga ditentukan oleh kenaikan dalam ongkos produksi.
c. Teori Strukturalis
Teori strukturalis adalah teori inflasi jangka panjang karena menyoroti sebab-
sebab inflasi yang berasal dari kekakuan (inleksibilitas) struktur ekonomi suatu
Negara. Menurut teori ini ada 2 ketegaran (kekakuan) utama dalam perekonomian
Negara sedang berkembang yang dapat menimbulkan inflasi, yaitu : Ketegaran
suplai bahan makanan dan barang-barang ekspor.
1. Jenis-jenis inflasi
a. Dilihat dari laju kecepatannya, inflasi dibagi menjadi :
8) inflasi lunak (mild inflation), inflasi yang kecepatannya kurang dari 5%
pertahun.
9) inflasi cepat (Galloping inflation), inflasi yang kecepatannya 5% atau lebih
pertahun
10) inflasi meroket (Sky Rocketing Inflation) atau hiperinflasi, yaitu inflasi yang
kecepatannya lebih dari 10% per tahun.
b. Dilihat dari parah tidaknya, inflasi dibagi menjadi :
5) Inflasi ringan, inflasi di bawah 10% per tahun (belum mengganggu kegiatan
perekonomian suatu Negara dan masih dapat dengan mudah untuk
dikendalikan)
6) Inflasi sedang, inflasi atnara 10% - 30% per tahun (Belum membahayakan,
tetapi sudah menurunkan kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan tetap)
7) Inflasi berat, inflasi antara 30% - 100% per tahun (Sudah mengacaukan
perekonomian karena orang cenderung enggan menabung dan lebih senang
menyimpan barang)
8) Inflasi sangat berat atau hierpinflasi, inflasi di atas 100% per tahun
(Mengacaukan kegiatan perekonomian suatu Negara dan sulit untuk
dikendalikan / diatasi)
c. Dilihat dari sumbernya, inflasi dibagi menjadi :
1) Inflasi dari dalam negeri (domestic inflation) artinya inflasi karena penciptaan
uang baru dan adanya kebijakan anggaran deficit
2) Inflasi dari Luar negeri (imported inflation) artinya inflasi terjadi karena suatu
Negara mengimpor barang / jasa dari Negara lain yang sedang terjadi inflasi
Contoh :
Indeks harga pada bulan Juli 2012 110% dan inflasi bulan Agustus 2012 112%, maka
laju inflasi dapat dihitung sebagai berikut :
112 110
Laju Inflasi Agustus tahun 2012: x100% = 1,82%
110
b. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiscal adalah kebijakan untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran
Negara.
Kebijakan fiscal yang ditempuh untuk mengatasi inflasi diantaranya :
1) Mengurangi pengeluaran negara
2) Penghematan pengeluaran pemerintah (disesuaikan dengan rencana)
3) Pengurangan utang luar negeri
4) Menaikkan atau mengefektifkan pajak
c. Kebijakan non moneter dan non fiskal
Kebijakan non moneter dan non fiskal artinya kebiajakan untuk mengatasi inflasi
dengan tidak mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan tidak mempengaruhi
pendapatan dan pengeluaran negara.
Kebijakan tersebut diantaranya :
1) Peningkatan produksi dan peningkatan jumlah barang di pasaran
2) Kebijakan upah dengan menaikkan upah riil yang sudah memperhitungkan
inflasi
3) Pengendalian dan pengawasan harga, misalnya pemerintah menetapkan
kebijakan harga maksimum
4. Deflasi
Deflasi merupakan suatu keadaan di mana tingkat harga secara umum mengalami
penurunan. Keadaan harga barang dapat mengalami kenaikan dan penurunan, dimana
ternyata dari hasil perhitungan diketahui bahwa sebagian besar barang mengalami
penurunan harga dan sebagian yang lain mengalami kenaikan, maka terjadi deflasi.
Deflasi akan sangat menguntungkan bagi konsumen, maka terjadi deflasi. Deflasi
akan sangat menguntungkan bagi konsumen, karena harga barang yang akan
dibelinya menjadi murah, sehingga dapat terjangkau oleh konsumen yang
berpendapatan tetap dan kecil.
TUGAS MANDIRI :
Carilah data melalui internet tentang peranan indeks harga di Indonesia dan
bagaimana pengaruhnya terhadap kondisi perekonomian Indonesia dengan adanya
hasil perhitungan indeks harga tersebut
SOAL PERTEMUAN II
1. Dalam penyusunan angka indeks perlu ditentukan periode dasar atau tahun dasar. Apakah
yang dimaksud dengan periode dasar atau tahun dasar? Sebutkan ketentuan dalam
pemilihan tahun dasar !
2. Berdasarkan metode perhitungan indeks harga, di Indonesia menggunakan metode yang
mana dalam perhitungannya ?
3. Berikut ini data harga dan kuantitas barang tahun 2008 dan 2009 :
No. Nama Barang Harga (2008) Harga (2009) Kuantitas Kuantitas
(2008) (2009)
1. Besi Rp 40.000,00 Rp 45.000,00 500 unit 600 unit
2. Lantai Keramik Rp 50.000,00 Rp 60.000,00 400 box 500 box
3. Semen Rp 35.000,00 Rp 30.000,00 300 sak 400 sak
4. Pasir Rp Rp 50 rit 60 rit
400.000,00 450.000,00
5. Batu bata Rp Rp 50 rit 60 rit
300.000,00 250.000,00
Hitunglah besarnya indeks berikut ini :
a. Indeks kuantitas dengan metode sederhana
b. Indeks harga dengan metode sederhana
c. Indeks Laspeyres
d. Indeks Paasche
e. Indeks Drobisch dan Bowley
TUGAS MANDIRI
1. Isilah perhitungan laju inflasi berikut ini !
No. Tahun Indeks Harga Besar Inflasi Laju inflasi
a. 2005 120 ………………… …………………
b. 2006 140 ………………… …………………
c. 2007 150 ………………… …………………
d. 2008 180 ………………… …………………
e. 2009 200 ………………… …………………
2. Kebijakan pemerintah Indonesia akhir-akhir ini adalah menaikkan harga BBM yang akan
sangat berpengaruh terhadap kondisi perekonomian secara umum. Coba diskusikan
dengan teman-teman anda, apa akibatnya dengan adanya kebijakan menaikkan harga
BBM terhadap harga yang berlaku di pasar dan harga barang secara umum !
SOAL PERTEMUAN IV
Tugas Mandiri
Isilah perhitungan jumlah uang yang beredar terait dengan politik cash ratio !
Jumlah uang yang Kredit yang dapat
No. Cadangan kas Alat likuid
beredar diberikan
1. 20% Rp 200.000.000,00 Rp Rp
…………………. ………………….
2. 12,5% Rp 400.000.000,00 Rp Rp
…………………. ………………….
3. 8% Rp 800.000.000,00 Rp Rp
…………………. ………………….
4. 25% Rp 500.000.000,00 Rp Rp
…………………. ………………….
5. 15% Rp 600.000.000,00 Rp Rp
…………………. ………………….
BAB V
Contoh 1 :
Penghitungan pajak yang terutang untuk Wajib Pajak orang pribadi, Jumlah
Penghasilan Kena Pajak Rp600.000.000,00. Maka Pajak Penghasilan yang
terutang:
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00
15% x Rp 200.000.000,00 = Rp 30.000.000,00
25% x Rp 250.000.000,00 = Rp 62.500.000,00
30% x Rp 100.000.000,00 = Rp 30.000.000,00 (+)
Rp125.000.000,00
Contoh 2 :
Pak Chandra sebagai karyawan Primagama, penghasilan neto setiap bulannya
Rp 10.000.000,00. Pak Chandra sudah beristeri tidak bekerja dan mempunyai
4 anak.
Berapakah pajak terutang setiap bulannya ?
Jawab:
Penghasilan neto 12 bulan x Rp 10.000.000,00 = Rp
120.000.000,00
PTKP - wajib pajak Rp 24.300.000,00
- isteri Rp 2.025.000,00
- anak (maks 3)
3 x Rp 2.025.000,00 Rp 6.075.000,00 +
= Rp
32.400.000,00 -
Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp
87.600.000,00
================
Jadi, PPh terutang
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00
15% x Rp 37.600.000,00 = Rp 5.640.000,00 +
= Rp 8.140.000,00 per tahun
==========
Pajak penghasilan perbulan = Rp 8.140.000,00 : 12 = Rp 678.333,33
b. Wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah : 28% (dua
puluh delapan persen) pada tahun 2009 dan 25% (dua puluh lima persen)
yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2010
Contoh penghitungan pajak yang terutang untuk Wajib Pajak badan dalam
negeri dan bentuk usaha tetap:
Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp1.250.000.000,00 pada tahun 2012
Maka Pajak Penghasilan yang terutang: 25% x Rp1.250.000.000,00 =
Rp312.500.000,00
c. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.
Tarif PPN dan PPn BM
Menurut Pasal 7 UU nomor 42 tahun 2009, tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
adalah :
(1) Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen).
(2) Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas:
e. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
f. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; dan
g. ekspor Jasa Kena Pajak.
(3) Tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diubah menjadi paling
rendah 5% (lima persen) dan paling tinggi 15% (lima belas persen) yang
perubahan tarifnya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Sedangkan Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPn BM), menurut Pasal
8, adalah:
(1) Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah serendah-rendahnya 10% (sepuluh
persen) dan setinggi-tingginya 200% (dua ratus persen).
(2) Ekspor barang kena pajak yang tergolong mewah dikenai pajak dengan tarif
0% (nol persen).
(3) Ketentuan mengenai kelompok Barang Kena Pajak yang tergolong mewah
yang dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
(4) Ketentuan mengenai jenis barang yang dikenai Pajak Penjualan atas Barang
Mewah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.
d. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan.
Pengertian
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak yang dikenakan atas kepemilikan
atau pemanfaatan tanah dan bangunan. Mulai tanggal 1 Januari 2014 PBB
Pedesaan dan Perkotaan merupakan Pajak Daerah. Untuk PBB Perkebunan,
Pertambangan masih tetap merupakan Pajak Pusat.
Objek pajak PBB adalah bumi dan bangunan menurut nilai jualnya
Objek pajak yang tidak dikenakan PBB adalah:
a. objek pajak yang digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum
(masjid, gereja, wihara, rumah sakit, pesantren/madrasah, panti asuhan,
museum, candi)
b. objek pajak yang digunakan kuburan, peninggalan purbakala, hutan lindung,
hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah desa
c. objek pajak untuk perwakilan diplomatik, konsulat
d. objek pajak yang digunakan oleh badan perwakilan organisasi internasional
(PBB, ASEAN, dan lain-lain)
Tarif PBB
Tarif PBB yang dikenakan pada obyek pajak adalah 0,5% dari nilai jual obyek
kena pajak. Dan besarnya Nilai Jual Obyek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan
paling rendah sebesar Rp. 6.000.000,00 dan paling tinggi Rp 12.000.000,00 untuk
setiap wajib pajak atau sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sedangkan Dasar pengenaan PBB antara lain :
1. Dasarnya adalah nilai jual obyek pajak.
2. Besarnya nilai jual obyek pajak ditetapkan 3 tahun sekali oleh Menteri
Keuangan, kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan setiap tahun sesuai dengan
perkembangan daerahnya.
3. Dasar perhitungan pajak adalah Nilai Jual Obyek Pajak Kena Pajak (NJOPKP)
yang ditetapkan serendah-rendahnya 20% dan setinggi-tingginya 100% dari
Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP).
4. Besarnya Nilai jual kena pajak ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
dengan memperhatikan kondisi ekonomi nasional.
5. Objek PBB yang NJOP lebih dari Rp 1 milyar, Dasar perhitungannya 40%
e. Peraturan pemerintah RI Nomor 24 tahun 2000 Tentang Bea Meterai
Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen, seperti
surat perjanjian, akta notaris, serta kuitansi pembayaran, surat berharga dan efek,
yang memuat jumlah uang atau nominal diatas jumlah tertentu sesuai dengan
ketentuan. Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut, besarnya bea meterai
sebagai berikut:
a. Surat perjanjian, akta notaris, akta PPAT, surat lamaran sebesar Rp 6.000,00
b. Dokumen nominal Rp 250.000,00 – Rp 1.000.000,00 sebesar Rp 3.000,00
Lebih dari Rp 1.000.000,00 sebesar Rp 6.000,00
c. Cek dan bilyet giro sebesar Rp 3.000,00
13.Tantangan pemungutan pajak
Peran vital Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebagai instansi yang diamanahi tugas
penghimpun penerimaan negara harus berhadapan dengan realita masih rendahnya
kesadaran partisipasi masyarakat mengenai perpajakan, artinya belum sebanding
antara besarnya jumlah penduduk dengan Wajib Pajak yang masih rendah. Padahal
penerimaan pajak banyak dialokasikan untuk fasilitas umum yang banyak dinikmati
oleh seluruh jumlah penduduk.
Terkadang, masyarakat banyak yang belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) bukan karena mereka enggan berurusan dengan pajak, tapi justru karena
mereka belum paham dan kebingungan ihwal apa yang harus mereka lakukan terkait
kewajiban perpajakan. Dan ada banyak sekali masyarakat yang berpenghasilan diatas
Panghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Rp. 24,3 Juta/ Tahun yang dapat menjadi
target sosialisasi. Menilik kepada situasi ini, sosialiasi dari Direktorat Jenderal Pajak
(DJP) harus kian gencar dijalankan hingga ke jajaran yang terdekat dengan
masyarakat serta dengan melibatkan unsur pemerintahan lokal sebagai pendukung.
Sosialisasi secara umum dapat dibedakan menjadi sosialisasi langsung kepada sasaran
dan ada juga dengan cara yang koersif positif. Cara yang kedua ini adalah dengan
menjadikan NPWP sebagai unsur pokok setiap pemenuhan kewajiban administratif
publik yang dilakukan masyarakat. Sehingga masyarakat akan tergerak untuk
mendaftarkan diri mendapatkan NPWP. Khususnya mereka yang berpenghasilan
bersih di atas PTKP.
Tugas Mandiri :
Carilah data melalui internet tentang Pajak apa saja yang tergolong menggunakan system
pemungutan pajak berdasarkan pajak progresif, proporsional, degresif, regresif dan tafir pajak
konstan! Dan Kumpulkanlah hasil pekerjaan kepada guru untuk memperoleh apresiasi!
SOAL PERTEMUAN III
Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!
1. Hal-hal apa saja yang tercantum dalam ketentuan umum dan tata cara perpajakan seperti
yang terdapat dalam UU nomor 28 tahun 2007?
2. Wajib Pajak A mempunyai istri dan 4 orang anak. Hitunglah besarnya Pendapatan Tidak
Kena Pajak (PTKP) yang diberikan oleh Wajib Pajak A tersebut. Jika istrinya
mempunyai penghasilan yang digabung dengan suaminya, maka hitunglah besarnya
PTKP wajib pajak tersebut !
3. Seorang wajib pajak mempunyai Penghasilan Kena Pajak (PKP) sebesar Rp.
75.000.000,00. Hitunglah besarnya Pajak Penghasilan !
Dan jika besarnya Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp. 45.000.000,00 hitunglah besarnya
pajak terutang !
4. Tuan Darmono mempunyai istri dan 3 orang anak. Penghasilan setiap bulan sebesar Rp.
2.500.000,00. Hitunglah pajak penghasilan yang harus dibayarkan untuk jangka waktu
bulan tersebut !
5. Tuan Frida seorang pegawai perusahaan dengan gaji per bulan Rp. 4.000.000,00 dan
membayar iuran pensiun Rp. 150.000,00 per bulan, membayar iuran jaminan sosial Rp.
200.000,00 per bulan serta membayar iuran THT Rp. 50.000,00 per bulan. Tuan Frida
belum menikah. Hitunglah PPh pasal 21 yang harus dipotongkan setiap bulannya dan
buatlah jurnalnya !