Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAPATAN NASIONAL

A. PENGERTIAN DAN MANFAAT PENDAPATAN NASIONAL

Pendapatan Nasional (National Income) adalah keseluruhan barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu negara dalam waktu satu tahun. Istilah yang sering digunakan
dalam pendapatan nasional adalah Produk Dostik Bruto (PDB) atau Gross Domestic
Product (GDP) dan Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP).
Bila kita lihat kembali pada materi pokok tentang arus lingkaran kegiatan ekonomi,
rumah tangga konsumsi menyerahkan jasa faktor produksi kepada perusahaan dan
mereka akan menerima pendapatan berupa sewa sebagai balas jasa tanah, upah dan gaji
sebagai balas jasa tenaga, bunga sebagai balas jasa modal, dan laba usaha atau
keuntungan sebagai balas jasa pengusaha. Jadi semua pendapatan sebagai balas jasa atas
 penyerahan faktor produksi
prod uksi disebut pendapatan
pen dapatan nasional.
Sedangkan manfaat perhitungan pendapatan nasional diantaranya :
1. Untuk mengetahui struktur perekonomian suatu negara, apakah agraris, industri dan
sebagainya.
2. Untuk mengetahui kemajuan ekonomi atau perkembangan perekonomian dari tahun
ke tahun, apakah mengalami kemajuan, kemunduran atau tetap.
3. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran masyarakat setelah dibandingkan dengan
 jumlah penduduk, yaitu tentang
t entang pendapatan perkapitanya.
pe rkapitanya.
4. Untuk membandingkan perekonomian antar negara di dunia.
5. Sebagai pedoman bagi pemerintah untuk mengambil kebijaksanaan yang berkaitan
dengan perencanaan pembangunan ekonomi nasional.
6. Untuk mengetahui penggunaan pendapatan masyarakat
7. sebagai pedoman untuk melaksanakan pembangunan

B. KOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL


Dalam perhitungan pendapatan nasional suatu negara dikenal beberapa komponen
 pendapatan nasional,
nasiona l, yaitu :
1. GDP (Gross Domestic Product = Produk Domestik Bruto)   adalah jumlah seluruh
 produksi yang dihasilkan masyarakat, baik masyarakat asing yang berada di dalam
negeri, maupun masyarakat nasional dalam waktu satu tahun.
PDB = Nilai barang/jasa yang dihasilkan DN + Barang/jasa yang dihasilkan
warga Asing di DN atau PDB = PNB  –   Pendapatan Faktor Produksi Netto dari
Luar Negeri
2. NDP (Nett Domestic Product = Produk Domestik Bersih) adalah GDP setelah
dikurangi dengan penyusutan dan perbaikan barang modal
3. GNP (Gross National Product = Produk Nasional Bruto)   adalah jumlah seluruh
 produk yang dihasilkan
diha silkan oleh masyarakat
mas yarakat suatu negara tanpa menghitung produk yang
dihasilkan oleh masyarakat asing di dalam negeri dalam waktu satu tahun.
PNB = Nilai barang dan dan jasa yang dihasilkan
dihasilkan DN + Barang/jasa yang
yang dihasilkan
warga DN di Luar Negeri atau PNB = PDB + Pendapatan Faktor Produksi Netto
dari Luar Negeri.
Untuk negara berkembang besarnya PDB > PNB dan untuk negara maju PNB > PDB
4. NNP (Nett National Product = Produk Nasional Bersih)   adalah GNP setelah
dikurangi dengan penyusutan dan perbaikan barang modal.
5. NNI (Nett National Income = Pendapatan Nasional Bersih)   adalah NNP setelah
dikurangi dengan pajak tidak langsung, yang merupakan pendapatan nasional yang
dihitung berdasarkan balas jasa yang diterima para pemilik faktor produksi.
6. PI (Personal Income = Pendapatan Perseorangan)   adalah NNI dikurangi dengan
dana sosial, pajak perusahaan, laba yang ditahan dan ditambah transfer payment
 pemerintah, yang merupakan pandapatan yang diterima oleh masyarakat atau rumah
tangga.
7. DI (Disposible Income = Pendapatan yang siap dibelanjakan)   adalah pendapatan
yang benar-benar diterima oleh masyarakat dan siap untuk dibelanjakan. Besarnya DI
yaitu PI setelah dikurangi dengan pajak langsung/pajak personal/pajak perseorangan.
DI dipergunakan untuk dua sektor, yaitu :Saving (tabungan) Compsumtion
(konsumsi)
Untuk memberikan gambaran tentang perhitungan pendapatan nasional, di bawah ini
diberikan contoh cara menghitung pendapatan nasional dalam suatu negara. Angka
 berikut hanya merupakan contoh saja, agar memudahkan cara berpikir. (Dalam milyar
Rupiah)

GDP (Gross Domestic Product) Rp 156.000,00


Produk yang dihasilkan masy. Asing di dalam negeri Rp 26.000,00
-
Rp 130.000,00
Produk yang dihasilkan masy. Nasional di luar negeri Rp 10.000,00
+
GNP (Gross National Product) Rp 140.000,00
Penyusutan dan penggantian barang modal Rp 15.000,00
-
 NNP (Nett National Product) Rp 125.000,00
Pajak tidak langsung Rp 22.000,00
-
 NNI (Nett National Income) atau NI (National Income) Rp 103.000,00
Dana sosial Rp 3.000,00
Laba yang ditahan Rp 6.000,00
Pajak perusahaan/perseroan
perusahaan/perser oan Rp 12.000,00
+
Rp 21.000,00 -
Rp 82.000,00
Transfer pemerintah (Pembayaran pindahan pemerintah) Rp 8.000,00 +
PI (Personal Income) Rp 90.000,00
Pajak langsung Rp 4.000,00 -
DI (Disposible Income) Rp 86.000,00
Tabungan (saving) Rp 15.000,00 -
Pengeluaran konsumsi perseorangan Rp 71.000,00

C. METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

Terdapat 3 Metode Perhitungan Pendapatan Nasional


a. Metode Produksi atau Pendekatan Produksi (Produck Approach)
Perhitungan pendapatan nasional dengan metode produksi adalah dengan
menjumlahkan nilai tambah semua barang-barang dan jasa-jasa tersebut
dijumlahkan.
Rumus :
PN = (P1Q1) + (P2Q2) + ... + (PnQn)
Jadi komponen pendapatan nasional dari sisi produksi, yaitu : macam produk,
 jumlah produk yang terjual
terju al dari berbagai macam produk,
pro duk, dan harga jual produk.
prod uk.
Sehingga untuk lebih singkatnya dirumuskan sebagai berikut :

dimana : PN = Pendapatan Nasional


PN  PnQn Pn = Harga jual suatu produk
Qn = Hasil produksi

Metode produksi dapat digunakan untuk menghindari penghitungan ganda


(double counting) di dalam menghitung pendapatan nasional

b. Metode Pengeluaran atau Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)


Dari sisi pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan
 pengeluaran atau expenditure dari masing-masing sektor dalam perekonomian,
yaitu :
1) Pengeluaran konsumsi (C), meliputi semua pengeluaran rumah tangga
keluarga dan perseorangan serta lembaga swasta bukan perusahaan untuk
membeli barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan.
2) Pengeluaran Investasi (I) meliputi semua pengeluaran domestik (dalam
negeri) yang dilakukan oleh swasta untuk mendirikan bangunan, mesin-mesin,
 perlengkapan dan jumlah
juml ah persediaan perusahaan.
perus ahaan.
3) Pengeluaran pembelian pemerintah (G), meliputi pembayaran pensiun, bea
siswa, subsidi dalam berbagai bentuk, dan transfer pemerintah.
4) Expor netto (X-M), meliputi keseluruhan jumlah barang dan jasa yang
diekspor dan diimpor. Jika ekspor lebih besar dari impor maka ekspor netto
 bertanda positif (+) dan sebaliknya bila ekspor lebih kecil dari impor, maka
ekspor netto bertanda negatif (-).
Bila komponen-komponen tersebut dituliskan dalam bentuk persamaan, maka
akan nampak sebagai berikut :

PN = C + I + G + (X - M)

c. Metode Pendapatan atau Pendekatan


Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
Dari sisi pendapatan, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan
 pendapatan yang diterima oleh faktor produksi, yang terdiri dari sewa, upah dan
gaji, bunga, dan laba.
Jadi komponen pendapatan nasional dari sisi pendapatan adalah :
1) Sewa (Rent income) atau disingkat r
2) Upah dan gaji (Wage and Salary income)  atau disingkat w
3) Bunga (Interest income) atau disingkat i
4) Laba usaha (Profit income) atau disingkat p
Sehingga dalam bentuk persamaan dapat dirumuskan :
PN = r + w + i + p
D. PENDAPATAN PERKAPITA

Penyajian Produk Domestik Bruto (PDB) dan Produk Nasional Bruto (PNB) dari
 berbagai sektor dirinci
di rinci menurut nilai
ni lai tambah dari seluruh
s eluruh sector ekonomi,
eko nomi, yang mencakup
sektor Pertanian, Pertambangan, Industri, Listrik, gas dan air, Konstruksi, Perdagangan,
Pengangkutan, Lembaga keuangan, Dan jasa-jasa. Sedangkan Sedangkan PDB dan PNB menurut
 penggunaan dirinci menurut
menu rut komponen pengeluaran
pengelu aran konsumsi rumah tangga,
tan gga, pengeluaran
konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok dan ekspor netto.
PDB dan PNB sangat diperlukan untuk menentukan besarnya pendapatan perkapita
(Per Capita Income). Pendapatan Perkapita adalah Pendapatan yang diterima oleh
setiap penduduk dalam suatu Negara selama kurun waktu 1 tahun, atau ditentukan oleh
 besarnya pendapatan nasional
n asional dan jumlah penduduk.
p enduduk.
Pendapatan perkapita dapat dihitung sebagai berikut :
PDB tahun t
PDB per kapita =
Jumlah penduduk tahun t

atau
PNB tahun t
PNB per kapita =
Jumlah penduduk tahun t

Tinggi rendahnya PDB atau PNB dan Pendapatan perkapita suatu Negara oleh Bank
Dunia dikelompokkan ke dalam 4 kelompok berdasarkan pendapatan perkapita pada
tahun 2003, yaitu :
a. Kelompok Negara berpendapatan rendah (low income economies), yaitu Negara-
negara yang memiliki PNB perkapita sekitar $ 675 atau kurang
 b. Kelompok Negara berpendapatan menengah bawah (lower middle income
economies), yaitu Negara-negara yang mempunyai PNB perkapita sekitar $ 675
sampai dengan $ 2.695
c. Kelompok Negara berpendapatan menengah tinggi (upper middle income economies),
yaitu Negara-negara yang mempunyai PNB perkapita sekitar $ 2.696 sampai dengan $
8.335
d. Kelompok Negara berpendapatan tinggi (hight income economies), yaitu Negara-
negara yang mempunyai PNB perkapita sekitar $ 8.335 atau lebih
Pendapatan per kapita suatu negara dinyatakan dengan nilai tukar uang luar negeri atau
dinyatakan dalam dollar Amerika Serikat, sehingga dapat membandingkan dengan negara
lain, terutama negara-negara sekitar yang dekat, misalnya ASEAN. Perbandingan dengan
negara lain akan memberikan gambaran kedudukan Indonesia. Umumnya negara yang
masih berkembang (misal Indonesia) mempunyai pendapatan per kapita yang rendah.
Rendahnya pendapatan per kapita pada negara yang sedang berkembang dikarenakan :
1. Tingkat pendidikan yang rendah, sehingga pengetahuan yang di peroleh sedikit.
2. Ketrampilan dan kecakapan yang rendah, sehingga kekurangan tenaga ahli.
3. Modal yang dimiliki relatif sedikit.
4. Kekurangan akan sumber alam.
5. Kemalasan dan ketidak disiplinan seseorang.
6. Sikap yang tidak mendorong berproduksi
E. DISTRIBUSI PENDAPA
PENDAPATAN
TAN
Distribusi pendapatan nasional merupakan unsur penting untuk mengetahui tingi
rendahnya kesejahteraan atau kemakmuran suatu Negara. Distribusi pendapatan yang
merata kepada masyarakat akan mampu menciptakan perubahan dan perbaikan suatu
 Negara seperti
sepert i peningkatan
penin gkatan pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, mengurangi
 pengangguran dan sebagainya. Sebaliknya distribusi pendapatan yang tidak merata
 perubahan atau perbaikan suatu Negara tidak akan tercapai, hal seperti inilah yang akan
menunjukkan adanya ketimpangan distribusi pendapatan.
Untuk mengetahui tingkat pemerataan distribusi pendapatan suatu Negara dapat
diketahui dari grafik yang dinamakan Kurva Lorenz, artinya kurva yang
menggambarkan hubungan antara distribusi jumlah penduduk dengan distribusi
 pendapatan. Sedangkan indicator untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi
 pendapatan adalah Koefisien Gini atau Indeks Gini.  Semakin tinggi atau besar indeks
gini, semakin tinggi tingkat ketidakmerataannya (distribusi pendapatannya tidak merata)
dan semakin kecil indeks gini semakin rendah tingkat ketidakmerataannya (distribusi
 pendapatannya semakin merata).
Untuk lebih jelasnya perhatikan kurva Lorenz berikut ini.
E  A 

Keterangan :
1. Semakin besar indeks gini, semakin timpang ( tidak
n merata) distribusi pendapatannya
at
a
p
a
2. Semakin kecil indeks gini, semakin merata
d distribusi pendapatannya
n
e B
P 3. Kurva Lorenz ditunjukkan garis lengkung OA
% C 4. OA merupakan garis kemerataan sempurna
5. Indeks Gini / Koefisien Gini dirumuskan :
Luas Daerah B
IG =
0 D Luas Segitiga OAD
% Penduduk 

Kriteria nilai Indeks Gini atau Koefisien Gini sebagai berikut :


1. Kurang dari 0,4 atau 40%, tingkat ketimpangannya rendah
2. Antara 0,4 (40%) sampai dengan 0,5 (50%), tingkat ketimpangannya sedang
3. Lebih besar dari 0,5 atau 50%, tingkat ketimpangannya tinggi
SOAL PERTEMUAN I

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


1. Jelaskan pengertian pendapatan nasional !
2. Identifikasikan manfaat perhitungan pendapatan nasional!
3. Jelaskan perbedaan GDP, GNP, NNP, NNI, PI dan DI !
4. Jelaskan mengapa umumnya negara berkembang lebih besar GDP dari pada GNP !
5. Diketahui data tentang pendapatan suatu negata tahun 2012 !
GDP (Gross Domestic Product) Rp 800.000,00
Produk yang dihasilkan masy. Asing di dalam negeri Rp 50.000,00
Produk yang dihasilkan masy. Nasional di luar negeri Rp 40.000,00
Penyusutan dan penggantian barang modal Rp 20.000,00
Pajak tidak langsung Rp 40.000,00
Laba yang ditahan Rp 30.000,00
Pajak perusahaan/perseroan Rp 20.000,00
Transfer pemerintah (Pembayaran pindahan pemerintah) Rp 18.000,00
Pajak langsung Rp 6.000,00
Buatlah suatu urutan perhitungan pendapatan nasional sehingga menunjukkan besarnya
Disposible Income negara tersebut !

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
 Nilai akhir :
2,5

TUGAS MANDIRI
1. Carilah data melalui internet tentang besarnya GDP dan GNP Negara Indonesai dan salahs
atu Negara maju selama 5 tahun terakhir. Dan identifikasikan unsure-unsur dalam
 penentuan GDP atau GNP tersebut!
2. Buatlah laporan analisisnya kemudian kumpulkan kepada guru untuk mendapat nilai!
SOAL PERTEMUAN II
Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!
1. Identifikasikan dan Jelaskan metode perhitungan pendapatan nasional!
2. Jelaskan komponen perhitungan pendapatan nasional dengan metode pengeluaran
3. Suatu Negara memiliki data tentang pendapatan sebagai berikut :
Sewa Rp 800 milyar
Upah Rp 1.000 milyar
Bunga Rp 400 milyar
Laba Rp 400 milyar
Konsumsi RT Rp 1.200 milyar
Investasi Rp 600 milyar
Hitunglah besarnya pendapatan nasional dari sisi pendapatan !

4. Data yang diperlukan dalam perhitungan Pendapatan Nasional (dalam miliar)


(1) Upah tenaga kerja Rp 2.000
(2) Sewa tanah Rp 5.000
(3) Investasi Rp 1.500
(4) Laba usaha Rp 300
(5) Export Rp 1.300
(6) Import Rp 1.250
(7) Bunga modal Rp 1.000
(8) Konsumsi masyarakat Rp 2.600
(9) Belanja pemerintah Rp 1.200
Hitunglah Besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran

5. Diketahui harga benang Rp 6.000,00, kain Rp 12.000,00, pakaian jadi Rp 20.000,00, kapas
Rp 2.000,00 dan penyusutan aktiva Rp 500,00. Hitunglah besarnya pendapatan nasional
dengan metode produksi

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
 Nilai akhir :
2,5

Tugas Kelompok :
1. Carilah data melalui internet tentang Metode atau Cara perhitungan pendapatan
nasional di Indonesia dan salahs atu Negara maju, kemudian didiskusikan kelebihan
dan kekurangan menggunakan metode perhitungan pendapatan nasional tersebut!
2. Buatlah laporan analisisnya kemudian kumpulkan kepada guru untuk mendapat nilai!
SOAL PERTEMUAN III
Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!
1. Jelaskan pengertian pendapatan perkapita!
2. Identifikasikan penyebab rendahnya pendapatan perkapita di Negara berkembang!
3. Untuk Negara berkembang, lebih besar mana antara PDB dengan PNB? Jelaskan!
4. Diketahui data pendapatan nasional dan jumlah penduduk berikut ini !
Jumlah
 No. Tahun PDB / GNP
Penduduk 

1. 2008 Rp 500 Trilyun 150 juta jiwa

2. 2009 Rp 600 Trilyun 160 juta jiwa

3. 2010 Rp 700 Trilyun 170 juta jiwa

4. 2011 Rp 800 Trilyun 180 juta jiwa

5. 2012 Rp 900 Trilyun 190 juta jiwa

6. 2013 Rp 1.000 200 juta jiwa


Trilyun

Tentukan besarnya pendapatan perkapita dari tahun 2008 sampai dengan 2013 dan
 besarnya kenaikan pendapatan perkapita setiap tahun!
5. Identifikasikan tinggi rendahnya pendapatan perkapita menurut Bank Dunia!

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
 Nilai akhir :
2,5

TUGAS KELOMPOK :
1. Carilah data melalui internet tentang pendapatan perkapita Negara Indonesia
selama 5 tahun terakhir dan perbandingan pendapatan perkapita beberapa Negara
maju. Kemudian diskusikan dengan kelompokmu tentang cara meningkatkan
pendapatan perkapita suatu Negara, baik Negara maju maupun Negara
berkembang!
2. Buatlah laporan analisisnya kemudian kumpulkan kepada guru untuk mendapat nilai!
mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja / mempunyai pekerjaan tetapi belum
mulai bekerja.
Tingkat pengangguran dihitung dengan rumus :

Tingkat Pengangguran = x 100%

Pengangguran yang terjadi pada suatu negara, disebabkan oleh beberapa


 jenis,diantaranya :
1. Pengangguran Ketidakcakapan adalah pengangguran yang terjadi karena seseorang
mempunyai cacat fisik atau jasmani, sehingga dalam dunia perusahaan mereka sulit
untuk diterima menjadi pekerja/karyawan.
2. Pengangguran Musiman adalah pengangguran yang biasa terjadi pada sektor
 pertanian, misalnya pada musim paceklik. Pada musim ini banyak pekerja atau
 petani yang menganggur, karena musimnya yang tidak menguntungkan bagi
 petani.
2. Pengangguran Friksional (peralihan) adalah pengangguran yang terjadi karena
 penawaran tenaga kerja lebih banyak dari pada permintaan tenaga kerja atau tenaga
kerja yang sudah bekerja tetapi menginginkan pindah pekerjaan lain, sehingga
 belum mendapatkan tempat pekerjaan yang baru. Kelebihan tersebut menimbulkan
adanya pengangguran.
3. Pengangguran karena upah terlalu tinggi artinya pengangguran yang terjadi karena
 para pekerja atau pencari kerja menginginkan adanya upah atau gaji terlalu tinggi,
sehingga para pengusaha tidak mampu untuk memenuhi keinginan tersebut,
sehingga menimbulkan adanya pengangguran.
4. Pengangguran Struktural adalah pengangguran yang terjadi karena terdapat
kelebihan faktor produksi, khususnya faktor produksi tenaga kerja. Bila suatu
 perusahaan atau pengusaha terjadi kelebihan semacam ini, maka akan terdapat
 pengangguran faktor produksi tersebut, sehingga menimbulkan adanya
 pengangguran.
5. Pengangguran Voluntary adalah pengangguran karena seseorang secara sukarela
tidak mau bekerja.
6. Pengangguran Tehnologi adalah pengangguran karena adanya pergantian tenaga
manusia dengan tenaga mesin
b. Cara-Cara Mengatasi Pengangguran
Adapun cara-cara untuk mengatasi pegangguran antara lain :
a. Memperluas kesempatan kerja, dengan membuka lapangan kerja baru, baik
dibidang pertanian, bidang industri, bidang perdagangan maupun bidang jasa.
 b. Meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga para lulusan sudah siap pakai untuk
menjadi tenaga yang trampil.
c. Meningkatkan kualitas tenaga kerja, dengan memberikan pendidikan ketrampilan
melalui pendidikan formal dan non formal.
d. Memberikan kesempatan kerja ke luar negeri, melalui penyaluran Tenaga Kerja
Indonesia (TKI).
e. Mendorong tumbuh berkembangnya usaha-usaha atau industri rumah tangga.
f. Memberikan peranan KB untuk menekan laju pertumbuhan penduduk.
Berdasarkan sebab-sebab terjadinya pengangguran, maka cara mengatasinya dapat
diuraikan sebagai berikut :
 No. Jenis Pengangguran Cara Mengatasi Pengangguran
1. Ketidakcakapan Memberikan ketrampilan sesuai dengan konidi
fisiknya
2. Musiman Pemberian informasi yang jelas tentang adanya
lowongan kerja pada bidang lain dan melatih
seseorang pada masa menunggu musim tertentu
3. Friksional Mengusahakan informasi yang lengkap tentang
 permintaan dan penawaran tenaga kerja, sehingga
mempermudah dalam pengambilan keputusan
4. Upah terlalu tinggi Memberikan pemahaman tentang kondisi ekonomi
suatu usaha atau perusahaan, sehingga tidak terlalu
menimbulkan tuntutan
5. Struktural Memindahkan tenaga kerja dari tempat yang tidak
membutuhkan ke tempat yang membutuhkan,
meningkatkan mobilitas tenaga kerja, dan mendirikan
industri padat karya
6. Tehnologi Meningkatkan pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
agar memiliki pengetahuan sesuai yang diinginkan,
serta meningkatkan pengatahuan tentang
 perkembangan tehnologi
7. Siklis / Konjungtur Peningkatan daya beli masyarakat, mengadakan
 proyek umum seperti membangun jalan, jembatan,
irigasi dan kegiatan lainnya
SOAL PERTEMUAN I

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


6. Jelaskan pengertian Ketenagakerjaan pengangguran!
7. Jelaskan perbedaan antara kesempatan kerja, bekerja dan angkatan kerja
8. Bagaimana hubungan antara kesempatan kerja, angkatan kerja, bekerja dan
 pengangguran!
9. Jika diketahui jumlah angkatan kerja 400 juta jiwa, penduduk usia kerja 500 juta jiwa dan
 jumlah penduduk suatu negara 750 juta jiwa, hitunglah besarnya tingkat partisipasi
angkatan kerja (TPAK)!
10. Identifikasikan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja !

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
 Nilai akhir :
5

TUGAS MANDIRI
Carilah data melalui internet tentang jumlah penduduk Indonesia, jumlag penduduk usia
kerja, jumlah angkatan kerja, jumlah penduduk yang bekerja dan pengangguran pada tahun
2012 dan 2013 dan grafiknya!
Undang-undang ini berisi dua bab, yaitu :
1. Bab I Tentang Pengertian dasar yang berkaitan dengan Pajak dan
Perhitungan pajak.
2. Bab II Tentang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Nomor Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak, Surat Pemberitahuan dan Tata Cara Pembayaran
Pajak.
b. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.
Pengertian
Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak
atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.
Sedangkan penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima, baik berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia, yang dapat
menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan.
Besarnya Pajak Penghasilan dihitung berdasarkan PKP (Penghasilan Kena
Pajak) dan PKP = Penghasilan persih pertahun –   Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP)
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Berdasarkan Pasal 7 UU Nomor 36 tahun 2008, besarnya Penghasilan Tidak
Kena Pajak, yaitu:
a. Rp24.300.000,00 (dua puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah) untuk diri
Wajib Pajak orang pribadi;
 b. Rp2.025.000,00 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tambahan untuk
Wajib Pajak yang kawin;
c. Rp24.300.000,00 (dua puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah) tambahan
untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan
suami sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1); dan
d. Rp2.025.000,00 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tambahan untuk
setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis
keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya,
 paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2014
Tarif Pajak Penghasilan
Menurut UU Nomor 36 tahun 2008 Pasal 17, Tarif Pajak yang ditetapkan atas
 penghasilan sebagai berikut :
a. wajib pajak orang pribadi dalam negeri adalah :
Lapisan Penghasilan Kena Pa jak  Tarif Pa jak 
sampai dengan Rp50.000.000,00 (limapuluh juta 5%
rupiah) (lima persen)
di atas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) 15%
sampai dengan Rp250.000.000,00(dua ratus lima (lima belas persen)
puluh juta rupiah)

di atas Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta 25%


rupiah) sampai denganRp500.000.000,00(lima ratus (dua puluh lima persen)
 juta rupiah)
di atas Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) 30%
(tiga puluh persen)

Contoh 1 :
Penghitungan pajak yang terutang untuk Wajib Pajak orang pribadi, Jumlah
Penghasilan Kena Pajak Rp600.000.000,00. Maka Pajak Penghasilan yang
terutang:
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00
15% x Rp 200.000.000,00 = Rp 30.000.000,00
25% x Rp 250.000.000,00 = Rp 62.500.000,00
30% x Rp 100.000.000,00 = Rp 30.000.000,00 (+)
Rp125.000.000,00
Contoh 2 :
Pak Chandra sebagai karyawan Primagama, penghasilan neto setiap bulannya
Rp 10.000.000,00. Pak Chandra sudah beristeri tidak bekerja dan mempunyai
4 anak.
Berapakah pajak terutang setiap bulannya ?
Jawab:
Penghasilan neto 12 bulan x Rp 10.000.000,00 = Rp
120.000.000,00
PTKP - wajib pajak Rp 24.300.000,00
- isteri Rp 2.025.000,00
- anak (maks 3)
3 x Rp 2.025.000,00 Rp 6.075.000,00 +

= Rp
32.400.000,00 -
Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp
87.600.000,00

================
Jadi, PPh terutang
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00
15% x Rp 37.600.000,00 = Rp 5.640.000,00 +
= Rp 8.140.000,00 per tahun
==========
Pajak penghasilan perbulan = Rp 8.140.000,00 : 12 = Rp 678.333,33

 b. Wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah : 28% (dua
 puluh delapan persen) pada tahun 2009 dan 25% (dua puluh lima persen)
yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2010
Contoh penghitungan pajak yang terutang untuk Wajib Pajak badan dalam
negeri dan bentuk usaha tetap:
Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp1.250.000.000,00 pada tahun 2012
Maka Pajak Penghasilan yang terutang: 25% x Rp1.250.000.000,00 =
Rp312.500.000,00
c. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.
Tarif PPN dan PPn BM
Menurut Pasal 7 UU nomor 42 tahun 2009, tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
adalah :
(1) Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen).
(2) Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas:
e. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
f. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; dan
g. ekspor Jasa Kena Pajak.
(3) Tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diubah menjadi paling
rendah 5% (lima persen) dan paling tinggi 15% (lima belas persen) yang
 perubahan tarifnya diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Sedangkan Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPn BM), menurut Pasal
8, adalah:
(1) Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah serendah-rendahnya 10% (sepuluh
 persen) dan setinggi-tingginya 200% (dua ratus persen).
(2) Ekspor barang kena pajak yang tergolong mewah dikenai pajak dengan tarif
0% (nol persen).
(3) Ketentuan mengenai kelompok Barang Kena Pajak yang tergolong mewah
yang dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
(4) Ketentuan mengenai jenis barang yang dikenai Pajak Penjualan atas Barang
Mewah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.
d. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan.
Pengertian
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak yang dikenakan atas kepemilikan
atau pemanfaatan tanah dan bangunan. Mulai tanggal 1 Januari 2014 PBB
Pedesaan dan Perkotaan merupakan Pajak Daerah. Untuk PBB Perkebunan,
Pertambangan masih tetap merupakan Pajak Pusat.
Objek pajak PBB adalah bumi dan bangunan menurut nilai jualnya
Objek pajak yang tidak dikenakan PBB adalah:
a. objek pajak yang digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum
(masjid, gereja, wihara, rumah sakit, pesantren/madrasah, panti asuhan,
museum, candi)
 b. objek pajak yang digunakan kuburan, peninggalan purbakala, hutan lindung,
hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah desa
c. objek pajak untuk perwakilan diplomatik, konsulat
d. objek pajak yang digunakan oleh badan perwakilan organisasi internasional
(PBB, ASEAN, dan lain-lain)

Tarif PBB
Tarif PBB yang dikenakan pada obyek pajak adalah 0,5% dari nilai jual obyek
kena pajak. Dan besarnya Nilai Jual Obyek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan
 paling rendah sebesar Rp. 6.000.000,00 dan paling tinggi Rp 12.000.000,00 untuk
setiap wajib pajak atau sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sedangkan Dasar pengenaan PBB antara lain :
1. Dasarnya adalah nilai jual obyek pajak.
2. Besarnya nilai jual obyek pajak ditetapkan 3 tahun sekali oleh Menteri
Keuangan, kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan setiap tahun sesuai dengan
 perkembangan daerahnya.
3. Dasar perhitungan pajak adalah Nilai Jual Obyek Pajak Kena Pajak (NJOPKP)
yang ditetapkan serendah-rendahnya 20% dan setinggi-tingginya 100% dari
 Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP).
4. Besarnya Nilai jual kena pajak ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
dengan memperhatikan kondisi ekonomi nasional.
5. Objek PBB yang NJOP lebih dari Rp 1 milyar, Dasar perhitungannya 40%
e. Peraturan pemerintah RI Nomor 24 tahun 2000 Tentang Bea Meterai
Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen, seperti
surat perjanjian, akta notaris, serta kuitansi pembayaran, surat berharga dan efek,
yang memuat jumlah uang atau nominal diatas jumlah tertentu sesuai dengan
ketentuan. Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut, besarnya bea meterai
sebagai berikut:
a. Surat perjanjian, akta notaris, akta PPAT, surat lamaran sebesar Rp 6.000,00
 b. Dokumen nominal Rp 250.000,00 – Rp 1.000.000,00 sebesar Rp 3.000,00
Lebih dari Rp 1.000.000,00 sebesar Rp 6.000,00
c. Cek dan bilyet giro sebesar Rp 3.000,00
13.Tantangan pemungutan pajak
Peran vital Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebagai instansi yang diamanahi tugas
 penghimpun penerimaan negara harus berhadapan dengan realita masih rendahnya
kesadaran partisipasi masyarakat mengenai perpajakan, artinya belum sebanding
antara besarnya jumlah penduduk dengan Wajib Pajak yang masih rendah. Padahal
 penerimaan pajak banyak dialokasikan untuk fasilitas umum yang banyak dinikmati
oleh seluruh jumlah penduduk.
Terkadang, masyarakat banyak yang belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) bukan karena mereka enggan berurusan dengan pajak, tapi justru karena
mereka belum paham dan kebingungan ihwal apa yang harus mereka lakukan terkait
kewajiban perpajakan. Dan ada banyak sekali masyarakat yang berpenghasilan diatas
Panghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Rp. 24,3 Juta/ Tahun yang dapat menjadi
target sosialisasi. Menilik kepada situasi ini, sosialiasi dari Direktorat Jenderal Pajak
(DJP) harus kian gencar dijalankan hingga ke jajaran yang terdekat dengan
masyarakat serta dengan melibatkan unsur pemerintahan lokal sebagai pendukung.
Sosialisasi secara umum dapat dibedakan menjadi sosialisasi langsung kepada sasaran
dan ada juga dengan cara yang koersif positif. Cara yang kedua ini adalah dengan
menjadikan NPWP sebagai unsur pokok setiap pemenuhan kewajiban administratif
 publik yang dilakukan masyarakat. Sehingga masyarakat akan tergerak untuk
mendaftarkan diri mendapatkan NPWP. Khususnya mereka yang berpenghasilan
 bersih di atas PTKP.

14.Simulasi fungsi dan manfaat pajak


Untuk menjadi bangsa yang mandiri, pajak mengajak peran serta rakyat Indonesia
untuk membiayai negaranya sendiri, untuk itulah pajak memiliki fungsi dan manfaat
yang sangat penting dalam pembangunan negara.
Terdapat aspek-aspek yang terkait dengan Perpajakan :
a. Aspek Ekonomi, artinya penerimaan negara yang digunakan untuk mengarahkan
kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan dengan melakukan pembangunan.
b. Aspek Sosial, artinya pemerataan pembangunan dan keadilan dalam membayar
 pajak.
c. Aspek Politik, artinya secara politis masyarakat/pembayar pajak mempunyai
 posisi yang semakin baik dalam melakukan "tawar menawar" dengan pemerintah.
d. Aspek Hukum, artinya Sebagai negara hukum semua pemungutan pajak yang
dilakukan berdasarkan hukum.
e. Aspek Agama, artinya Tuhan memerintahkan bahwa manusia, selain harus
 beribadat yaitu taat menjalankan perintah dan menjauhi larangan Tuhan juga harus
dapat berhubungan baik dengan sesamanya, saling berkomunikasi, bersilaturahmi
dan saling membantu.
SOAL PERTEMUAN I

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


1. Ciri-ciri apa saja yang terdapat pengertian Pajak ?
2. Identifikasikan fungsi pajak!
3. Identifikasikan peranan pajak yang dipungut oleh pemerintah !
4. Jelaskan pengertian istilah di bawah ini :
a. Retribusi c. Bea Masuk e. Sumbangan
 b. Cukai d. Bea Keluar

5. Jelaskan perbedaan antara pajak dan pungutan resmi lainnya !

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
 Nilai akhir :
2,5

TUGAS DISKUSI KELOMPOK


Lakukanlah diskusi tentang permasalaan berikut dengan rekan kelompokmu!
1. Carilah informasi mengenai besarnya Pajak perdagangan selama 5 tahun terakhir dan
 penjelasannya, sekaligus cara meningkatkan penerimaan pajaknya!
2. Informasi bisa diperoleh melalui media massa maupun internet.
3. Kumpulkanlah hasil pekerjaan kepada guru untuk memperoleh apresiasi!
SOAL PERTEMUAN II
Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!
11. Jelaskan perbedaan tarip pajak progresif, proporsional, degresif, regresif dan konstan !
12. Identifikasikan Menurut Lembaga Pemungutnya atau Cara Pemungutannya!
13. Berikan contoh pajak langsung dan pajak tidak langsung!
14. Dari tiga macam sistem pemungutan pajak yang ada, Indonesia menggunakan sistem
 pemungutan pajak yang mana? Jelaskan!
15. Bagaimana alur administrasi perpajakan di Indonesia?

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
 Nilai akhir :
2,5

Tugas Mandiri :
Carilah data melalui internet tentang Pajak apa saja yang tergolong menggunakan system
 pemungutan pajak berdasarkan pajak progresif, proporsional, degresif, regresif dan tafir pajak
konstan! Dan Kumpulkanlah hasil pekerjaan kepada guru untuk memperoleh apresiasi!
SOAL PERTEMUAN III
Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!
1. Hal-hal apa saja yang tercantum dalam ketentuan umum dan tata cara perpajakan seperti
yang terdapat dalam UU nomor 28 tahun 2007?
2. Wajib Pajak A mempunyai istri dan 4 orang anak. Hitunglah besarnya Pendapatan Tidak
Kena Pajak (PTKP) yang diberikan oleh Wajib Pajak A tersebut. Jika istrinya
mempunyai penghasilan yang digabung dengan suaminya, maka hitunglah besarnya
PTKP wajib pajak tersebut !
3. Seorang wajib pajak mempunyai Penghasilan Kena Pajak (PKP) sebesar Rp.
75.000.000,00. Hitunglah besarnya Pajak Penghasilan !
Dan jika besarnya Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp. 45.000.000,00 hitunglah besarnya
 pajak terutang !
4. Tuan Darmono mempunyai istri dan 3 orang anak. Penghasilan setiap bulan sebesar Rp.
2.500.000,00. Hitunglah pajak penghasilan yang harus dibayarkan untuk jangka waktu
 bulan tersebut !
5. Tuan Frida seorang pegawai perusahaan dengan gaji per bulan Rp. 4.000.000,00 dan
membayar iuran pensiun Rp. 150.000,00 per bulan, membayar iuran jaminan sosial Rp.
200.000,00 per bulan serta membayar iuran THT Rp. 50.000,00 per bulan. Tuan Frida
 belum menikah. Hitunglah PPh pasal 21 yang harus dipotongkan setiap bulannya dan
 buatlah jurnalnya !

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
 Nilai akhir :
2,5
TUGAS KELOMPOK
1. Carilah data melalui internet tentang Besarnya PPh Indonesia selama 5 tahun
terakhir!
2. Carilah pula data melalui internet tentang besarnya PPh salah satu Negara di
luar negeri selama 5 tahun terakhir
3. Diskusikan dengan kelompokmu bagaimana cara meningkatkan PPh
tersebut!
4. Buatlah laporan hasil diskusi untuk disampaikan kepada Gurumu!
SOAL PERTEMUAN IV
Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!
1. Jelaskan pengertian Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPN dan PPnBM)!
2. Bagaimana tarif Pajak Pertambahan Nilai dan bagaimana tarif Pajak Penjualan atas
Barang Mewah?
3. Sumadi mengimpor barang mewah dengan PPn BM 35 %. Jika harga barang senilai Rp.
400.000.000,00 maka jumlah yang dibayar oleh Sumadi sebesar berapa ?
4. Pada tahun 2013 Tuan Bagus memiliki sebidang tanah 1000 m2 dengan NJOP Rp.
300.000,00/m2, dan bangunan seluas 400 m2 dengan NJOP Rp. 350.000,00/m2. Taman
mewa 200 m2 dengan NJOP Rp. 50.000,00/m2 dan pagar mewa 240 m2 dengan NJOP
Rp. 175.000,00/m2. Hitunglah besarnya PBB yang terutang tahun 2013 !
5. Tantangan apa saja dalam pemungutan pajak di Indonesia

Score : Setiap soal memiliki nilai 5


Jumlah Nilai
 Nilai akhir :
2,5

TUGAS DISKUSI SISWA


1. Carilah data memalui internet tentang PBB yang diperoleh salah satu Kabupaten/Kota di
Indonesia selama 5 tahun terakhir!
2. Berikan penjelasan seperlunya data PBB tersebut!
3. Upaya apa saja yang dilakukan oleh Kabupaten/Kota tersebut dalam meningkatkan
 penerimaan PBBnya?
4. Diskusikan dengan kelompokmu
5. Buatlah laporan hasil diskusi untuk disampaikan kepada Gurumu!

Anda mungkin juga menyukai