Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN TENTANG PEMBENTUKAN ALAM RAYA

Oleh:
Bambang Riyanto, Eny Yulianti, Nopiyanti

1. PENDAHULUAN

Alam semesta atau jagad raya didefinisikan sebagai ruang-waktu dimana semua
energi dan materi berkumpul. Massa dan energi yang berada di alam semesta terdiri atas
73% energi gelap, 23% materi gelap dingin dan 4% atom. Alam semesta mungkin
mempunyai 1011 galaksi dimana tiap-tiap galaksi mempunyai 1011 bintang yang tersebar
dengan masing-masing bintang memiliki 1057 atom hidrogen.
Alam raya = mayapada = alam semesta
Dalam perjalanan pembentukan alam raya munculnya manusia di bumi secara nisbi
masih sangat baru. Oleh karena itu walaupun manusia dengan tekun mencari-cari
bagaimana caranya alam raya tercipta sering terhalang karena keterbatasan pandangannya,
yang mengira bahwa bumi tempat ia berpijak itulah alam raya.
Oleh sebab itu kita tidak boleh heran bahwa sejak zaman purbakalah hingga
sekarang manusia dari berbagai peradaban mencoba menemukan model terbentuknya bumi
sesuai dengan tingkat perkembangan pengetahuan dan kecendekiaannya.
Perkembangan citra manusia mengenai alam raya seringkali terikat sangat erat pada
pengetahuan apriori yang diturunkan kepadanya melalui otoritas. Hal ini menyebabkan
bahwa pandangan tentang alam raya sulit diuji kebenarannya melalui pengalaman.
Bagaimana konsepsi para ilmuwan tentang peciptaan jagad raya dan pemikiran apa
yang melandasinya? konsepsi itu berubah-ubah sepanjang sejarah, bergantung pada tingkat
kecanggihan alat-alat observasinya, dan bergantung pada tingkat kemajuan fisika itu
sendiri. Konsepsi yang mereka kemukakan bahwa jagad raya ini tidak terbatas dan
besarnya tidak terhingga, konsepsi ini berasal dari Newton. Konsepsi mereka yang lain
adalah bahwa alam ini tidak berubah keadaannya sejak waktu tak terhingga lamanya
sampai masa yang akan datang.
Dalam ringkasan ini penulis akan mencoba membahas tentang perkembangan
pemikiran tentang pembentukan alam raya ditinjau dari pandangan dan teori dari beberapa
peradaban, juga pandangan Islam yaitu menurut Alquran.

1
2. PEMBAHASAN

2.1 Pandangan Tentang Pembentukan Alam Raya dari Berbagai Peradaban

Pandangan dari bangsa Mesir Purba tentang alam raya, mereka percaya bahwa alam raya
ini dikuasai dikuasai Dewi Langit Nut yang tubuhnya bertaburan bintang, memayungi
alam raya sambil menopang langit agar tidak runtuh menekan bumi. Setiap malam Dia
menelan matahari dan memuntahkannya di pagi hari. Di antara pagi dan malam hari
matahari berlayar di langit dengan menggunakan perahu. Selain dewi Nut di bawahnya
berkuasa Dewa Udara Syu, di bawah lagi ada Dewa bumi Geb.
Menurut pandangan bangsa Babilonia, mereka percaya bahwa bumi merupakan
pusat alam semesta dan mereka beranggapan bumi sebagai suatu gunung yang berongga di
bawahnya dan ditopang oleh suatu samudera. Angkasa melengkung di atas bumi , berdiri
tegak di antara perairan abawah dan perairan atas samudra, yang kadang-kadang turun ke
bumi berupa hujan.
Sewaktu ilmu pengetahuan modern mulai berkembang setelah Eropa kembali ke
zaman Kabangkitan pada abad ke 17, pandangan orang mengenai asal usul kehidupan
dibentuk oleah ajaran yang tearcantum dalam Perjanjian Lama pada Kitab Genesis.Dalam
kitab ini memuat ajaran tentang bumi yang mirip dengan pandangan orang Babilonia.
Bedanya bahwa di atas angkasa di langit ada suatu tempat yang disebut Surga yaitu tempat
Tuhan Y ang Maha Esa bertakhta, sedangkan dibawah bumi terdapat suatu tempat yang
disebut Neraka seperti gambar berikut ( Konsep Bumi berdasarkan kitab kejadian ).

Sebagian besar bangsa Yunani Kuno percaya bahwa bumi adalah pusat alam raya,
Pada sekitar tahun 140 M muncul teori Ptolemaios tentang sistem tata surya di alam
semesta yang didasari oleh konsep geosentrisme. Ia beranggapan bahwa bumi tetap pada
tempatnya sedangkan bulan, merkurius, venus matahari, saturnus dan yupiter mengelilingi
bumi dalam gerakan yang melingkar. Teori ini bertahan sampai akhir abad ke- 18, walau
demikian sebelum abad ke-18 yaitu tahun 1543 telah muncul teori Heliosentrisme yang

2
dikemukakan oleh Copernicus, Ia beranggapan bahwa matahari sebagai pusat tata surya
yang dikelilingi oleh enam planet yang ketika itu baru diketahui yaitu merkurius, venus,
bumi, mars, yupiter dan saturnus . Menurutnya ke enam planet tersebut mengitari matahari
melewati lintasan berbentuk lingkaran. Namun terakhir berdasarkan hasil penelitian
Johannes Kepler memperkuat teori Heliosentrisme dengan mengubah bentuk lintasan
planet dari lingkaran menjadi elips.
Dengan majunya teknologi pembuatan teleskop, pada abad ke-18 astronom Inggris
Sir William Herschel dapat melihat bentuk gugus bintang Bima Sakti serta mengamati
bentuk-bentuk menyerupai awan yang terang di angkasa yang dinamakan Nebula. Pada
tahun 1981 astronom Amerika Serikat Edwin Powell Hubble menyatakan bahwa Nebula
yang diamati oleh Herschel adalah galaksi juga yang letaknya lebih jauh dari galaksi Bima
Sakti.
Sekarang telah diketahui lebih dari seratus juta galaksi, yang masing-masing
galaksi terdiri atas berjuta-juta bintang, masing-masing serupa dengan mmatahari. Dari
galaksi Bima Sakti sendiri diketahui bahwa bintang-bintang yang terdapat di dalamnya
termasuk matahari sekitar 100 milyard yang bertebaran dalam bentuk cakram, yang
berdiameter 100 ribu tahun cahaya dan tebalnya 5 ribu tahun cahaya ( 1 tahun

12
cahaya = 9,46 x 10 km. Matahari kita salah satu anggota galaksi yang letaknya 50

ribu tahun cahaya dari pusat galaksi Bima Sakti, jadi Matahari bukan pusat alam raya juga
bukan pusat galaksi Bima sakti. Letak tata surya kita bahkan hampir ditepi galaksi Bima
sakti, sehingga dulu orang menyangka bahwa Bima Sakti itu lepas dari sistem tatasurya.
Dalam kenyataannya tatasurya kita sebagai anggota galaksi Bima Sakti ikut berputar
disekitar pusat cakram galaksi Bima Sakti dengan satu putaran penuh 250 juta tahun.

2.2 Teori-teori tentang Pembentukan Alam Raya

A. Teori Kabut
Teori kabut dikemukakan oleh dua orang ilmuwan yaitu Imanuel Kant (1724-1804)
seorang ahli filsafat bangsa Jerman dan Piere Simon LaPlace (1749-1827) ahli astronomi
bangsa Perancis. Kant mengemukakan teorinya tahun 1755, sedangkan LaPlace
mengemukakan pada tahun 1796 dengan nama Nebular Hypothes
Menurut Kant , pada awalnya alam raya merupakan gumpalan kabut ( nebula) yang
mengandung debu dan gas, terutama gas helium dan hidrogen. Kabut bergerak dan
berputar dengan kecepatan yang sangat lambat sehingga lama kelamaan suhunya menurun
dan massanya terkonsentrasi. Kemudian perputaran nya menjadi lebih cepat sehingga
membentuk sebuah cakram dengan massa terpusat di tengah-tengah cakram. Perputaran
yang semakin cepat menyebabkan terbentuk cincin atau gelang-gelang gas yang
memisahkan diri dari bagian luar cakram sehingga terbentuk suatu cakram yang
Menurut LaPlace, tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin membentuk
bola besar. Kemudian terjadi proses pendinginan dan pengkerutan sehingga bola mengecil
membentuk cakram yang berputar makin cepat. Selanjutnya sebagian massa gas pada
bagian luar cakram menjauh dari gumpalan intinya dan membentuk cincin-cincin. Cincin
ini kemudian membentuk gumpalan padat sehingga terbentuklah planet-plenet dan satelit,
sedangkan bagian massa gas yang ditinggalkan di bagian pusat piringan pada inti
membentuk matahari.
mengandung sedikit kabut di bagian tengah dan beberapa lapis cincin di sekelilingnya.
Cincin-cincin kemudian memadat dan membeku sehingga terbentuk planet-planet,

3
sedangkan massa pada bagian pusat membeku membentuk matahari. (Penggambaran teori
kabut menurut Kant)

Pada akhir abad ke-19 teori kabut disanggah oleh beberapa ahli seperti James
Clerk-Maxwell yang memberikan kesimpulan bahwa, bila bahan pembentuk planet
terdistribusi di sekitar matahari membentuk suatu cakram atau suatu piringan, maka gaya
yang

disebabkan oleh perbedaan perputaran (kecepatan anguler) akan mencegah terjadinya


pembekuan planet.Pada abad ke-20 percobaan dilakukan untuk membuktikan terbentuknya
cincin-cincin LaPlace, menunjukkan bahwa meadan magneat dan meadan listrik matahari
telah merusak proses pembekuan batu-batuan. Jadi tidak ada alasan yang kuat untuk
menyatakan bahwa cincin gas dapat mmeambeku membentuk planet.

4
B. Teori Bintang Kembar
Menurut teori bintang kembar, awalnya ada dua buah bintang yang berdekatan
(bintang kembar), salah satu bintang tersebut meledak dan berkeping-keping. Akibat
pengaruh gravitasi dari bintang kedua, maka keping-keping ini bergerak mengelilingi
bintang tersebut dan berubah menjadi plnet-planet. Sedangkan bintang yang tidak meledak
adalah matahari. Teori ini mempunyai kelemahan karena berdasarkan analisis matematis
yang dilakukan oleh para ahli menunjukan bahwa momentum anguler dalam sistem
tatasurya yang ada sekarang ini tidak mugkin dihasilkan oleh peristiwa tabrakan dua buah
bintang.

C. Teori Ledakan Maha Dahsyat ( Big Bang)

Pendapat kaum materialis yang berlaku selama beberapa abad hingga awal abad ke
-20 menyatakan, bahwa alam semesta memiliki dimensi tak terbatas, tidak memiliki awal,
dan akan tetap ada untuk selamanya. Menurut pandangan ini yang disebut model alam
semesta yang statis, alam semesta tidak memiliki awal maupun akhir.
Dengan memberikan dasar bagi filosofi materialis, pandangan ini menyangkal
adanya Sang Pencipta, dengan menyatakan bahwa alam semesta ini adalah kumpulan
materi yang kostan, stabil , dan tidak berubah-ubah. Namun perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi abad ke-20 menghancurkan konsep-konsep primitif seperti
model-model alam yang stasis.
Pada awal abad ke-21 melalui sejumlah percobaan, pengamatan, dan perhitungan,
fisika modern telah mencapai kesimpulan bahwa keseluruhan alam semesta, beserta
dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa
yang terjadi dalam sekejap. Peristiwa ini dikenal dengan Ledakan Maha Dahsyat Big
Bang, membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun yang lalu. Jagat raya
tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal.Pada awalnya
alam semesta ini berupa satu massa mahapadat. Massa mahapadat ini dapat dianggap satu
atom mahapadat dengan ukuran maha kecil yang kemudian mengalami reaksi radioaktif
dan akhirnya menghasilkan ledakan maha dahsyat .Kalangan ilmuwan modern menyetujui
bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat
dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul
menjadi ada. Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi
ketiadaan, di mana materi , energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu
diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi dan waktu.

2.3 Pandangan Islam Tentang Pembentukan Alam Raya

Sangat menarik untuk membandingkan konsep pembentukan alam raya


berdasarkan Islam dengan teori yang dikemukakan para ahli kosmologi akhir-akhir ini
Allah menurunkan Al Quran kepada manusia empat belas abad yang lalu. Beberapa
fakta yang baru dapat diungkap dengan teknologi abad ke-21 ternyata telah dinyatakan
Allah dalam Al Quran empat belas abad yang lalu.
Dalam Al Quran, terdapat banyak bukti yang memberikan informasi dasar
mengenai beberapa hal seperti penciptaan alam semesta. Kenyataan bahwa dalam Al Quran
tersebut sesuai dengan temuan terbaru ilmu pengetahuan modern adalah hal penting,
karena keasesuaian ini menegaskan bahwa Al Quran adalah firman Allah.

5
Al Quran surat Fussilat (41:11) yang artinya: Kemudian Dia menuju
langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada
bumi: Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.
Keduanya menjawab: Kami datang dengan suka hati. Kata asap dalam ayat tersebut
menurut para ahli tafsir adalah merupakan kumpulan dari gas-gas dan partikel-partikel
halus baik dalam bentuk padat maupun cair pada tempratur yang tinggi maupun rendah
dalam suatu campuran yang lebih atau kurang stabil.
Salah satu teori mengenai terciptanya alam semesta ( teori Big Bang), disebutkan
bahwa alam semesta tercipta dari sebuah ledakan kosmis sekitar 10-20 milyar tahun yang
lalu mengakibatkan adanya ekspansi (pengembangan) alam semesta.Sebelum terjadinya
ledakan kosmis tersebut, seluruh ruang materi dan energi terkumpul dalam sebuah titik.
Sekarang , mungkin ada di antara kita yang ingin tahu bagaimana Al Quran menjelaskan
tentang terbentuknya alam semesta ini. Dalam Al Quran surat Al-Anbiya (21:30)
disebutkan Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu (sebingkah penuh), kemudian Kami pisahkan
antara keduanya.Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman? . Berdasarkan terjemahan dan tafsir Bachtiar
Surin (1978:692) ditafsirkannya bahwa matahari adalah benda angkasa yang menyala-
nyala yang telah berputar keliling sumbuhnya sejak berjuta-juta tahun. Dalam proses
perputarannya dengan kecepatan tinggi itu, maka terpelantinglah bingkah-bingkahan yang
akhirnya menjadi bumi dan beberapa benda angkasa lainnya dari bingkahan matahari itu.
Masing-masing bingkah beredar menurut garis tengah lingkaran matahari, semangkin lama
semangkin bertambah jauh juga, hingga masing-masingnya menempati garis edarnya yang
sekarang. Dan seterusnya akan tetap beredar dengan teratur sampai batas waktu yang
hanya diketahui oleh Allah S.W.T

Kemudian Surat Adz Dzaariyaat (51:47) Dan langit, dengan kekuasaan


Kami,Kami bangun dan Kami akan memuaikannya selebar-lebarnya
Teori Ledakan Maha Dahsyat ( Big Bang ) juga mengatakan adanya pemuaian alam
semesta secara terus menerus dengan kecepatan maha dahsyat yang di umpamakan
mengembangnya permukaan balon yang sedang ditiup ,yang mengisyaratkan bahwa

galaksi akan hancur kembali. Isyarat ini sudah dijelaskan dalam surat Al-Anbiya (21:104)
(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran - lembaran kertas.
Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan
mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang
akan melaksanakannya
Dalam surat At-Talaq (65:12) yang artinya: Allah lah yang menciptakan tujuh
langit dan seperti itu pulah bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui
bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmunya
benar-benar meliputi segala sesuatu Ayat ini mengisyaratkan bahwa ruang angkasa
terdiri dari 7 lapis
Dalam surat Al-Sajda (32:4) yang artinya : Allah lah yang menciptakan langit dan
bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa... . Uraian penciptaan
langit dan bumi dan apa-apa yang ada antara keduanya, terdapat dalam surat Fush-Shilat
ayat 9,10 dan 12. yang perincian tafsirannya sebagai berikut: Tahapan pertama penciptaan
bumi 2 rangkaian waktu, tahapan kedia penyempurnaan aparat bumi....2 rangkaian waktu,

6
tahap ketiga penciptaan (angkasa raya) dan planet-planetnya 2 rangkaian waktu. Jadi
terbentuknya alam raya ini terjadi dalam 6 rangkaian waktu atau 6 masa.

Proses Penciptaan Alam Semesta dalam Enam Masa

Pembentukan alam semesta dalam enam masa, sebagaimana disebutkan Al-Quran


atau kitab lainnya, sering menimbulkan permasalahan. Sebab, enam masa tersebut
ditafsirkan berbeda-beda, mulai dari enam hari, enam periode, hingga enam tahapan. Oleh
karena itu, pembahasan berikut mencoba menjelaskan maksud enam masa tersebut dari
sudut pandang keilmuan, dengan mengacu pada beberapa ayat Al-Quran.
Dari sejumlah ayat Al-Quran yang berkaitan dengan enam masa, Surat An-Naziat
ayat 27-33 di atas tampaknya dapat menjelaskan tahapan enam masa secara kronologis.
Urutan masa tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, sehingga kira-kira dapat diuraikan
sebagai berikut:

Masa I (ayat 27): penciptaan langit pertama kali

Pada Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut big
bang, kira-kira 13.7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik
di angkasa dan juga dari meteorit.
Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut (gambar 1a), terdiri dari
hidrogen. Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi
sambil berputar dan memadat. Ketika temperatur dukhan mencapai 20 juta derajat celcius,
terbentuklah helium dari reaksi inti sebagian atom hidrogen. Sebagian hidrogen yang lain
berubah menjadi energi berupa pancaran sinar infra-red. Perubahan wujud hidrogen ini
mengikuti persamaan E=mc2, besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan massa
atom hidrogen yang berubah.
Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar dan
menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang tersisa berupa
piringan, yang kemudian membentuk galaksi (gambar 1b dan c). Bintang-bintang dan gas
terbentuk dan mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen (lembaran) dan
void (rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian
yang kosong dan bagian yang terisi (gambar 1d).

Gambar 1a) awan debu (dukhan) yang terbentuk akibat big bang

7
Gambar 1b) hembusan angin bintang dari kedua kutubnya

Gambar 1c) galaksi yang terbentuk dari piringan bintang-bintang dan gas-gas
pembentuknya

Gambar 1d) struktur filamen dari alam semesta yang bagaikan kapas

Masa II (ayat 28): pengembangan dan penyempurnaan

Dalam ayat 28 di atas terdapat kata meninggikan bangunan dan


menyempurnakan. Kata meninggikan bangunan dianalogikan dengan alam semesta
yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin
tinggi. Ibaratnya sebuah roti kismis yang semakin mengembang, dimana kismis tersebut
dianggap sebagai galaksi. Jika roti tersebut mengembang maka kismis tersebut pun akan
semakin menjauh (gambar 2).

Gambar 2) model roti kismis untuk menggambarkan mengembangnya alam semesta


Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang. Jadi, pada
dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang, melainkan proses pengembangan alam
semesta. Dengan menggunakan perhitungan efek doppler sederhana, dapat diperkirakan
berapa lama alam ini telah mengembang, yaitu sekitar 13.7 miliar tahun.

8
Sedangkan kata menyempurnakan, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta
terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya kelahiran dan
kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus mengembang, atau
kemungkinan lainnya akan mengerut.

Masa III (ayat 29): pembentukan tata surya termasuk Bumi

Gambar 3) reaksi nuklir yang menjadi sumber energi bintang seperti Matahari
Surat An-Naziayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap gulita
dan siang yang terang benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai penciptaan
matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga terjadi siang dan
malam. Pembentukan tata surya diperkirakan seperti pembentukan bintang yang relatif
kecil, kira-kira sebesar orbit Neptunus. Prosesnya sama seperti pembentukan galaksi
seperti di atas, hanya ukurannya lebih kecil.
Seperti halnya matahari, sumber panas dan semua unsur yang ada di Bumi berasal dari
reaksi nuklir dalam inti besinya (gambar 3). Lain halnya dengan Bulan. Bulan tidak
mempunyai inti besi. Unsur kimianya pun mirip dengan kerak bumi. Berdasarkan fakta-
fakta tersebut, disimpulkan bahwa Bulan adalah bagian Bumi yang terlontar ketika Bumi
masih lunak. Lontaran ini terjadi karena Bumi bertumbukan dengan suatu benda angkasa
yang berukuran sangat besar (sekitar 1/3 ukuran Bumi). Jadi, unsur-unsur di Bulan berasal
dari Bumi, bukan akibat reaksi nuklir pada Bulan itu sendiri.

Masa IV (ayat 30): awal mula daratan di Bumi

Penghamparan yang disebutkan dalam ayat 30, dapat diartikan sebagai pembentukan
superkontinen Pangaea di permukaan Bumi.
Masa III hingga Masa IV ini juga bersesuaian dengan Surat Fushshilat ayat 9 yang artinya,
Katakanlah: Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam
dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itu adalah
Rabb semesta alam.

Gambar 4) daratan Pangaea yang merupakan asal mula semua daratan di Bumi

Masa V (ayat 31): pengiriman air ke Bumi melalui komet

9
Gambar 5) ilustrasi komet yang membawa unsur hidrogen sebagai pembentuk air di
Bumi
Dari ayat 31 di atas, dapat diartikan bahwa di Bumi belum terdapat air ketika mula-mula
terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi dari tidak ada air menjadi ada air.
Jadi, darimana datangnya air? Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi
ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian
bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun
sebagai hujan yang pertama. Bukti bahwa air berasal dari komet, adalah rasio Deuterium
dan Hidrogen pada air laut, yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur
Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya.
Karena semua kehidupan berasal dari air, maka setelah air terbentuk, kehidupan pertama
berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.

Masa VI (ayat 32-33): proses geologis serta lahirnya hewan dan


manusia

Gambar 6) gunung sebagai pasak Bumi

Dalam ayat 32 di atas, disebutkan


gunung-gunung dipancangkan dengan
teguh. Artinya, gunung-gunung terbentuk
setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-
gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai
terpecah. Proses detail terbentuknya gunung dapat dilihat pada artikel sebelumnya yang
ditulis oleh Dr.Eng. Ir. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc tentang fungsi gunung sebagai pasak
bumi.
Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk, terciptalah hewan dan akhirnya manusia
sebagaimana disebutkan dalam ayat 33 di atas. Jadi, usia manusia relatif masih sangat
muda dalam skala waktu geologi.
Jika diurutkan dari Masa III hingga Masa VI, maka empat masa tersebut dapat
dikorelasikan dengan empat masa dalam Surat Fushshilat ayat 10 yang berbunyi, Dan dia
menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan
Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa.
(Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
Selain surat-surat tersebut di atas masih banyak lagi yang menjelaskan tentang
terbentuknya alam raya ini, namun dari yang telah kami sajikan dalam ringkasan ini
terlihat bahwa secara umum proses terciptanya alam raya ini berlangsung dalam 6 masa
dimana tahapan dalam proses tersebut saling berkaitan. Disebutkan juga bahwa terciptanya
alam raya ini terjadi melalui proses pemisahan massa yang tadinya satu .

10
3. Penutup
Dari pembahasan tentang perkembangan pemikiran tentang terbentuknya alam
raya, yang diungkapkan melalui pendapat/ pemikiran dari berbagai peradaban bangsa,
teori-teori yang dikemukakan dari beberapa ilmuwan serta dari pandangan Islam
berdasarkan Al Quran , maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan pemikiran tentang
terbentuknya alam semesta sudah sejak lama telah menjadi bagian pemikiran manusia,
begitu banyak pendapat-pendapat dari berbagai peradaban bangsa, begitu banyak teori-
teori yang muncul tentang terbentuknya alam raya ini.
Dari sekian banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan ternyata
ilmuwan modern menyetujui bahwa Teori Ledakan Maha Dahsyat (Teori Big Bang)
merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal
mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada. Namun perlu kita
sadari bahwa jauh sebelum para ahli mengemukakan teori Big Bang , ayat- ayat Al Quran
telah secara jelas menceritakan bagaimana alam semesta ini terbentuk dalam 6 masa.

4. Daftar Pustaka
Alim Syahirul, dkk, 1995. Islam Untuk Disiplin Ilmu Pengetahuan Alam danTeknologi,
Jakarta:Depag

Bakri Oemar, 1983. Tafsir Rahmat : Jakarta: Mutiara


Djamaluddin, T. 2008. Proses Penciptaan Alam Semesta dalam Enam Masa. (online)
http://misykatulanwar.wordpress.com/2008/06/10/proses-penciptaan-alam-semesta-
dalam-enam-masa/ (diakses 2 Desember 2008)

Harun Yahya Internasional 2004, Info@harunyahya.Com


Labbaik: edisi: No. 18/th.02/Shaban-Ramadhan/1426H/2005M
Nasution, A H, 1999. Pengantar ke Filsafat Sains, Bogor: Litera Antar Nusa
Surin Bachtiar , 1978 .Terjemah & Tafsir Al Quran, Bandung: Sumatra
Umar Efrizon, 2004, Fisika, Jakarta:Ganeca Exact

teori bigbang d terima karena penampilan alam semesta sekarang seperti balon
maksudnya setelah meledak kelanjutan dari ledakan adalah alam semesta masih
mengembang hingga ilmuwan astronom Edwin Hubble mendistribusikan alam semesta
seperti balon.

dengan dibuktikan adax radiasi latar belakang yaitu pada bagian alam semesta yang
menjadi kemungkinan batas alam semesta terdapat batasan yang disebut latar belakang.
radiasinya dilihat pinggir alam semesta itu punya sudut kelengkungan yang kurang dari 1,5
derajat ( membuktikan adanya bagian bulat)

juga dari ada tiada menjadi ada (bukti bahwa alam semesta dari ada menjadi ada hanya dari

11
ledakan)

dilihat juga penyebaran galaksi dan bentuk awal galaksi yang semula kecil hanya terdiri
dari unsur helium saja dan atau hidrogen saja mengembang dari himpitan antar atom pada
keadaan vakum hingga menjadi ledakan pada beberapa galaksi dan galaksi muda yang
berbentuk masih bulat(bentuk awal)

serta peluruhan atom utama pada bintang yang berpijar masih terdapat unsur helium pada
hasil peluruhan, oksigen yang ada ketika ada asteroid dan hidrogen pada tenaga peraksi
energi bintang.

12
13

Anda mungkin juga menyukai