MODUL
PENYUSUNAN
RPJMDes PARTISIPATIF
Di susun oleh :
MUSTIKA AJI
HP : 081 391 016 316
Modul ini merupakan salah satu dari seri penguatan kapasitas masyarakat dan
pemerintahan desa dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan desa yang
baik. Salah satu agenda desa dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik
adalah dengan membangun sistem perencanaan yang baik dan berpihak pada
masyarakat miskin yang dilakukan secara partisipatif. Karena dengan adanya
perencanaan yang baik cita-cita untuk mensejahterakan masyarakat dapat
dilakukan secara terencana dan terukur.
Namun demikian modul ini belumlah menjadi modul yang sempurna sehingga
dalam penggunaan modul ini masih harus disesuaikan dengan kondisi
masyarakat dan peraturan-peraturan daerah yang ada.
Kata Pengantar
Lampiran
SILABUS PELATIHAN
PENYUSUNAN RPJMDes PARTISIPATIF
No Pokok Bahasan / Tujuan Pembelajaran Methode Waktu
Sub Pokok Pembelajaran
Bahasan
I Pengantar
Perencanaan Desa
Partisipaif
1.1 1. Pengantar Setelah proses pembelajaran Methode 45Menit
Perencanaan peserta diharapkam Ceramah, Curah
Partispatif memahami Pendapat
1. Pengertian Partisipasi Alat
2. Dasar hukum partisasi Kertas plano, spidol,
3. Prinsip partispasi Meta plan, LCD
4. Perencanaan Bahan Bacaan
Pembangunan Pengantar Perencanaan
Partisipatif Partispatif
1. Pengorganisasian Pelatihan
a. Peserta Pelatihan
Peserta pelatihan penyusunan RKP Desa Partispatif sebaiknya
teridiri dari
Unsur Pemerintah Desa
Unsur BPD
Unsur Lembaga Masyarakat Desa
Unsur Kader Pemberdayaan Masyarakat
Unsur Tokoh Masyarakat
b. Fasilitator Pelatihan
Fasilitator pelatihan hendaknya personel yang mempunyai
persyaratan sebagai berikut :
Mempunyai kemampuan fasilitasi yang partisipatif
Memahami perencanaan partispatif di tingkat desa
Memahami pemerintahan desa
Mempunyai pengalaman mendampingi masyarakat desa
c. Tempat Pelatihan
Tempat pelatihan idealnya dilaksankan di desa dan dihindari
pada tempat-tempat yang mewah
d. Penyelenggaran Pelatihan
Penyelenggara pelatihan bisa dari pemerintah daerah, LSM
yang bergerak pada bidang pengembangan pedesaaan lebih
baik apa bila penyenggara pelatihan adalah pemerintah desa.
2. Penggunaan Modul
Sebelum menggunakan modul hendaknya dilakukan beberapa hal
sebagai berikut :
a. Mempelajari kondisi masyarakat desa yang akan menerima
pelatihan.
b. Menyiapkan bahan bahan penunjang pelatihan yang sesuai
dengan dengan kondisi dan situasi yang ada
c. Modul ini bukanlah modul baku sehingga materi dan tata uruta
materi dapat disempurnkan sesuai dengan kebutuhan
ORIENTASI
PELATIHAN
TUJUAN PELATIHAN
HARAPAN PESERTA
KONTRAK BELAJAR
MODUL 1
PENGANTAR
PERENCANAAN
DESA
PENGANTAR
PERENCANAAN
PARTISIPATIF
PENGERTIAN
Partisipasi adalah gerakan masyarakat untuk terlibat
dalam proses pembuatan keputusan, pelaksanaan
kegiatan, ikut menikmati hasil dari kegiatan tersebut dan
ikut serta dalam mengevaluasinya
(Uphoff,1992)
KEBIJAKAN PUBLIK
Adalah segala sesuatu yang bersangkut paut
dengan kepentingan masyrakat
(Perda No 53 Tahun 2004 Tentang Partisipasi
Masyarakat dalam kebjakan )
ASAS PARTISIPASI
MASYARAKAT
Kebebasan berpendapat, menyampaikan pikiran
maupun tulisan, rasional, tepat guna, tepat sasaran
serta taat hukum,
Keterbukaan dalam penyengaraan pemerintah, yang
mampu menumbuhkan partisipasi masyarakat
dilakukan atas dasar prinsip keseimbangan antara
hak, kewajiban dan pertangungjawaban.
TUJUAN PARTISIPASI
MASYARAKAT DALAM KEBIJAKAN
PUBLIK
Mewujudkan sinergi kemtraan untuk membangun
sisitem pemerintahan yang transparan, partisipaif,
dan akuntabel,
Meningkatkan kesadaran publik akan peran dan
tangung jawab dalam penyelenggaran
pemerintahan.
Mendorong terwujudnya tata pemerintahan yang
baik
KEAWAJIBAN
Masyarakat
mendukung pelaksanaan kebijakan publik
yang telah ditetapkan dan mempunyai
kekuatan hukum
Lembaga publik
a. Memngumumkan tentang
rencana waktu dan rancangan
kebijakan publik kepada masyarakat
b. Memelihara dan mengembangkan
budaya transparasi sebagai
perwujudan akuntabilitas demi
terwujudnya tata pemerintahan yang
baik
PENTINGNYA PARTISIPASI
MASYARAKAT
Partisipasi sangat diperlukan dalam rangka
demokrasi, bahkan beberapa dekade lalu
Berelson (1950) pernah mengatakan bahwa
partisipasi adalah syarat mutlak untuk suatu
kehidupan demokrasi.
Untuk Indonesia yang sudah menerima ideologi
demokrasi, maka partisipasi mau tidak mau
harus diterima dan dipraktekkan dalam sistem
politik, administrasi pemerintahan dan dalam
proses pengambilan keputusan publik.
Partisipasi harus menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari proses kepemerintahan.
KELEBIHAN PARTISIPASI
MENUMBUHKAN MENINGKATKAN
MENINGKATKAN KEMITRAAN KAPASITAS
EFEKTIFITAS
MENINGKATKAN MEMPERLUAS
PARTISIPASI RUANG LINGKUP
EFESIENSI
MEMBERDAYAKAN MENJAMIN
KLP MARJINAL MENINGKATKAN KEBERLANJUTAN
AKUNTABILATAS
TINGKATAN
PARTISIPASI
Manipulatif
Mobilisasi
Konsultatif
Membangun kesepakatan
Pengambilan keputusan
Kemitraan
HAMBATAN PARTISIPASI
Minimnya transparasi
Tidak adanya kemauan politik dari penguasa
( eksekutif / Legeslatif )
Minimnya rasa saling percaya
Adanya perbedaan kepentingan
Adanya perbedaan persepsi
Perbedaan posisi tawar
Lemahnya pengorganisasian partisipasi
PRINSIP PARTISIPASI
Ada transparansi
Ajakan untuk berpartisipasi disosialisasikan
seluas mungkin
Tujuan partipasi harus disepakati dari awal
Adanya kesetaraan
Adanya sumber daya dan waktu yang
memadai
Adanya evaulasi yang terus menerus
Perencanaan
Perencanaan adalah pemilihan dan
menghubungkan fakta-fakta, membuatserta
menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan
dengan masa dating dengan menggambarkan dan
merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang
diyakinidiperlukan untuk mencapai suatu hasil
tertentu (Terry, 1975 dalam Kusmiadi,1995).
Perencanaan adalah suatu proses yang terus-
menerus yang melibatkankeputusan-keputusan atau
pilihan-pilihan penggunaan sumber daya yang ada
dengan sasaran untuk mencapat tujuan-tujuan
tertentu di masa yang akandatang ( Diana Conyers
dan Peter Hills, dalam LAN-DSE, 1999)
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
Perencanaan adalah suatu proses untuk
menentukan tindakan masa depan yang
tepat, melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan sumber daya yang
tersedia
DASAR HUKUM
UU NO 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL
UU No 32 TAHUN 2004 TENTANG
PEMERINTAHAN DAERAH
UU NO 17 TAHUN 2003 TENTANG
KEUANGAN NEGARA
TUJUAN
Mendukung antar pelaku pembangunan
Menjamin adanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi
Menjamin keterkaitan dan konsistensi, antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan
Mengoptimalkan partisipasi masyarakat
Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya
secara efesien, efektif, berkeadilan dan
berkelanjutan
FORUM RENJA
SKPD SKPD
Lokarya Musyawarah PERDES
Musdes BPD RPJMD
desa
SEKALA DESA MUSREN
RKPD
KAB
PENGELOMPOKAN Lokakarya Kep. Kades
SEJARAH DESA
desa Musdes RKP Desa
VISI MISI KU APBD
ANALISIS Penyusunan draf APB Desa
SKORING
SIDANG PPA S
Musyawarah Evaluasi Bupati DPRD II
Musyawarah Anggaran BPD
RAPBD
LKPJ Perhitungan Perubahan
APB Desa
KADES APB Desa APB Desa
PERDA
PELAKSANAAN APB Desa APBD II
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
DALAM PP 72 TAHUN 2005
PASAL 63
(1) Dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan Desa disusun perencanaan
pembangunan desa sebagai satu kesatuan
dalam sistem perencanaan pembangunan
daerah kabupaten / kota
(2) Perencanaan pembangunan sebagaimana
dimaksud ayat (1) disusun secara partispatif
oleh pemerintah Desa sesui dengan kewenanganya
PASAL 64
(1) Perencanaan pembangunan desa sebagaimana
dimaksud pasal 63 ayat (2) disusun secara
berjangka meliputi :
a. Rencana pembangunan jangka
menengah desa yang selanjutnya
disebut RPJMD untuk jangka waktu
lima tahun
b. Rencana Kerja pembangunan desa,
selanjutnya disebut RKP desa merupakan
penjabaran dari RPJMD untuk
jangka waktu 1 ( satu ) tahun
(2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a ditetapkan dengan Peraturan Desa dan
RKP desa ditetapkan dalam Keputusan kepala
desa
Maksud Penyusunan Rencana
Pembangunan Desa
Menjamin konsistensi antara
perencanan , penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan
( Pasal 4 ayat (1) Permendagri No 66 Th 2007 )
Pemberdayaan Selektif
Partisipatif Efesien
Berpihak pada Keberlanjutan
masyarakat Cermat
Terbuka Proses berulang
Akuntable Penggalian
informasi
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
BERBASIS HAK DASAR
Pembangunan:
Pembangunan distribusi sumberdaya dan
akses pada komoditi dan pelayanan seperti kesehatan,
pendidikan, kesejahteraan sosial, pengentasan kemiskinan dan peningkatan
pendapatan
Kewajiban melindungi
Negara wajib melakukan tindakan guna melindungi hak
asasi dari potensi pelanggaran oleh aktor-aktor di luar
Negara kewajiban positif.
Misal:
Melarang sekolah menerapkan kebijakan mengeluarkan anak
yg hamil.
Melarang penggunaan penyiksaan dalam pemeriksaan
tersangka pelaku tindak pidana dan menghukum pelaku
penyiksaan.
Menghukum orang yg menghalangi hak orang lain atas
kebebasan berekspresi.
Kewajiban memenuhi/
memajukan
Negara wajib melakukan tindakan untuk
merealisasikan hak asasi kewajiban positif.
Misal:
Membangun gedung-gedung sekolah di tingkat
pendidikan dasar.
Mengadakan pendidikan bagi aparat penegak hukum
ttg teknik-teknik interogasi yg bebas penyiksaan.
Menjamin & melindungi kebebasan berekspresi.
HAK DASAR
HAK HIDUP
HAK PENGHIDUPAN YANG LAYAK
HAK MEMPEROLEH LAYANAN KESEHATAN
HAK MEMPEROLEH LAYANAN PENDIDIKAN
HAK ATAS KESEMPATAN KERJA DAN BERUSAHA
HAK ATAS LAYANAN PERUMAHAN / TEMPAT TINGGAL
HAK MENDAPATKAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BAIK DAN
SEHAT
HAK ATAS PARTISIPASI
TUJUAN MDGs
Deklarasi PBB Tentang Tujuan Pembangunan 2015
INDIKATOR MDGs
I. PEMBERANTASAN KEMISKINAN DAN KELAPARAN
Target (1)
tinggal 50 persen proporsi penduduk dengan penghasilan dibawah 1 dolar sehari.
Indikator:
1. Proporsi penduduk dibawah 1 dollar sehari
2. Ratio kesenjangan kemiskinan
3. Persebaran kuantil orang miskin dalam konsumsi nasional
Target (2)
Antara tahun 19902015 proporsi penduduk kelaparan tinggal separuhnya.
Indikator:
1. Prevalensi balita kurang berat badan
2. Proporsi penduduk dibawah garis kemiskinan konsumsi.
Target (9):
mengintegrasikan prinsip-prinsip pengembangan lingkungan berkelanjutan ke
dalam kebijakan dan program negara dan mencegah kerusakan sumber-sumber
alam.
Indikator :
1. Proporsi luas hutan
2. Wilayah cagar alam
3. Efisiensi penggunaan energi
4. Emisi karbondioksida.
Target (10):
pada tahun 2015 proporsi penduduk yang tidak mempunyai akses terhadap air minum
sehat menurun 50 persen.
Indikator :
1. Proporsi penduduk yang mempunyai akses berlanjut terhadap sumber
air yang memadai.
Target (11):
pada tahun 2020, 100 juta penghuni daerah kumuh mengalami peningkatan taraf
hidup yang bermakna.
Indikator :
1. Proporsi penduduk yang mempunyai akses terhadap sanitasi yang memadai.
2. Proporsi penduduk yang mempunyai akses terhadap pemukiman
Target (12):
Pengembangan sistem perdagangan bebas, berdasar aturan, dapat diramalkan serta tidak
diskriminatif dan sistem keuangan, termasuk kesepakatan mengenai pemerintahan yang bersih,
pembangunan dan pengentasan kemiskinan baik nasional maupun internasional.
Target (13):
perhatian kepada kebutuhan negara-negara berkembang di kepulauan, termasuk tarif dan akses
terhadap kuota ekpor negara berkembang dan miskin.
Target (14):
memperhatikan kebutuhan khusus negara landlocked dan negara kepulauan
Target (15):
kesepakatan terhadap masalah hutang negara berkembang melalui standard nasional dan
internasional untuk ditangguhkan masa pengembaliannya.
Indikator:
1. Subsidi pertanian domestik dan ekport di negara
Target (16):
kerjasama dengan negara berkembang dan negara maju untuk menciptakan lapangan kerja bagi para
pemuda.
Indikator:
1. Tingkat pengangguran kelompok umur 15-24 tahun
Target (17):
Kerjasama dengan perusahaan farmasi untuk memenuhi kebutuhan bahan baku obat bagi negara
sedang berkembang.
Indikator:
1. Proporsi penduduk yang mempunyai akses terhadap obat yang dibutuhkan secara berkesinambungan
Target (18):
Kerjasama dengan pihak swasta untuk mengembangkan teknologi baru terutama informasi dan komunikasi.
Indikator:
1. Saluran telepon per 1000 penduduk
2. Komputer per 1000 penduduk
MODUL 2
PENYUSUNAN
RPJMDES
PENYUSUNAN
RPJMDes
RPJM Desa
RPJM Desa adalah dokumen perencanaan
strategis / jangka menengah desa yang
berjangka waktu 5 tahun dan di tetapkan
dengan Peraturan Desa
TUJUAN DISUNUNYA RPJMDes
( Pasal 6 Permendagri No 66 Th 2007 )
Mewujudkan perencanaan pembangunan desa
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
keadaan setempat
Menciptakan rasa memiliki dan tanggungjawab
masyarakat terhadap program pembangunan
desa
Memelihara dan mengembangkan hasilphasil
pembangunan di desa
Menumbuhkembangkan dan mendorong peran
serta masyarakat dalam pembangunan di desa
REFLEKSI
RPJMD / 5 TAHUN
TI T II T III T IV TV
RENCANA TAHUNAN
RKP Desa
Penjaringan
musdus musdus Masalah dan
Potensi
PENGELOMPOKAN
SEJARAH DESA
VISI MISI
MEMPRIORITAS MASALAH
ALTERNATIF TINDAKAN
KEBIJAKAN KEUANGAN
MODUL 2.1
MUSYAWARAH
DUSUN
MUSYAWARAH
DUSUN
PENGERTIAN
KELUARAN
TAHAP PERSIAPAN
MUSYAWARAH DUSUN
a. Pokja perencanaan Desa menetapkan
jadwal, tempat, peserta, dan agenda
musdus.
b. Pokja perencanaan Desa menyiapkan
peralatan serta format format yang
dibutuhkan, ( spidol, kertas palano, daftar
hadir, berita acara serta format-format F1,
F2 dan F 3 ).
TAHAP PELAKSANAAN
MUSYAWARAH DUSUN
a. Pendaftaran peserta musdus oleh pokja
perencanaan desa.
b. Pokja perencanaan Desa memaparkan tujuan,
methode serta keluaran musyawarah dusun.
c. Pokja perencanaan Desa memfasilitasi
penggalian masalah dan potensi dusun dengan
mengunakan tiga alat kajian ( Sketsa Desa,
Kalender Musim dan diagaram kelembagaan ).
d. Pokja perencanaan Desa mendokumentasikan
proses dan hasil muayawah dusun.
e. Menetapkan delegasi dusun untuk mengikuti
lokakarya desa dan Musrenbang jangka
menengah desa. Dalam komposisi delegasi
tersebut terdapat perwakilan perempuan
PENGERTIAN
HUTAN
PENGERTIAN
MASALAH
Adalah perbedaan antara yang seharusnya dengan yang
sesungguhnya
KEBUTUHAN
Kebutuhan adalah sesutu jika tidak dipenuhi akan menimbulkan
masalah yang berkaitan dengan kelangsungan hidup
KEINGINAN
Kebutuhan adalah sesuatu jika tidak dipenuhi tidak menimbulkan
masalah
POTENSI
Adalah sumber daya yang tersedia yang mungkin dapat digunakan
untuk mengatasi masalah
BENTUK POTENSI
FORMAT 1
KAJIAN SKETSA DESA
NO MASALAH POTENSI
1 2 3
1 Tanggul sungai jebol di RW 01 Rt 02 Batu
sepanjang 50 Meter Tenaga
2 5 Anak balita di Rw 01 menderita gisi Posyandu
buruk Bidang Desa
3 15 Anak Usia Dini di Rw 01 belum Komite sekolah
mendapatakan pelayanan pendidikan GuruTk
4 Jalan Desa sepanjang 700 meter di Pasir
RW 01 banyak berlubang dan becek Batu
Tenaga
5 TPQ AL Hidayah tidak berjalan aktif Guru
Gedung
6 Lahan sawah seluas 5 H di Rw 01 Rt Kelompok Tani
01 sering gagal panen kerena
serangan hama
PENJARINGAN MASALAH
DAN POTENSI DENGAN
KALENDER MUSIM
PENGERTIAN
KEGIATAN Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mart Apr Mei Juni Juli
BANJIR * *** *
PACEKLIK * **
BANYAK
KONDANMGAN * ** * ***
HAMA TANAMAN * ** *
NO MASALAH POTENSI
1 Pada musim penghujan di Rw 01 / Batu
Rt 03 sering tergenang banjir yang Pasir
mengakibatkan 30 rumah terendam Tenaga
2 Pada musim pancaroba terdapat 12 Posyandu
warga Rw 1 Rt 02 terserang Bidang Desa
penyakit diare
PENGERTIAN
Diagram Kelembagaan adalah
gambaran keadaan lembaga yang ada
serta peran dan pola hubungan
dengan masyarakat
Diagram kelembagaan adalah alat
untuk mengkaji masalah dan potensi
berkait dengan kelembagaan
TUJUAN
FORMAL
Lembaga yang mempunyai Badan Hukum
Contoh : Pemerintah Desa, BPD, LKMD, PKK, NU,
Muhammadiyah, kelompok tani, dll
NON FORMAL
Lembaga yang tidak mempunyai Badan Hukum
Contoh : Kelompok arisan, Paguyuban tukang
becak, kelompok yasinan, dll.
TAHAPAN PENGGUNAAN TEKNIK
DIAGRAM KELEMBAGAAN
PERSIAPAN
Persiapkan Tempat yang memadai
Siapkan alat yang akan digunakan ( Spidol, Plano, Kertas manila, gunting
dan isolatif )
Siapkanlah Format masalah Diagram kelembagaan
Jelaskan tujuan kajian dengan Diagram kelembagaan
Membagi tugas ( Fasilitator dan Pencatat )
PEMDES PEMDES
LKMD LKMD
PKK
PKK
KELOMPOK TANI
LANGKAH-LANGKA
KEGIATAN
Buat sketsa desa ( hanya batas desa/ dusunnya
saja ) tuliskan kata masyarakat ditengahnya )
Tanyakan Kepada peserta lembaga-lembaga
mana yang paling sering berhubungan dengan
masyarakat.
Tempelkan bulatan yang telah ditulis nama
lembaga pada seketsa desa
Jika sering berhubungan tempelkan dekat dengan
kata masyarakat jika tidak sering berhubungan
tempelkan jauh dari kata masyarakat
Lakukan hal demikian sampai semua bulatan
tertempel pada sketsa desa
PEMDES
PKK
LKMD
Pagu
MASYARAKAT yuban
BPD Yasinan
RT
KELOMPOK
TANI
MENGGALI MASALAH DAN
POTENSI
FORMAT 2
DIAGRAM KELEMBAGAAN
PENGERTIAN
KELUARAN
1. Pengelompokan masalah dan
potensi.
2. Sejarah desa
3. Draf visi dan misi desa
4. Prioritas masalah
5. Alternatif tindakan yang layak.
6. Draf matrik kegiatan RPJMDes.
7. Berita Acara Lokakarya Desa.
PESERTA
Delegasi dusun
Perwakilan kelompok ekonomi di tingkat
desa
Unsur Warga miskin
Unsur perempuan
Unsur Lembaga Kemasyarakatan desa
Anggota BPD dari perwakilan dusun
tersebut
Pemerintah Desa.
TAHAP PERSIAPAN
LOKAKARYA DESA
a. Pokja perencanaan Desa menetapkan
jadwal, tempat, peserta, dan agenda
Lokakarya Desa.
b. Pokja perencanaan Desa menyiapkan
peralatan serta format format yang
dibutuhkan, ( spidol, kertas palano,
daftar hadir, berita acara serta
format-format F4, F5, F6 dan F 7 ).
TAHAP PELAKSANAAN
LOKAKARYA DESA
a. Pendaftaran peserta Lokakarya Desa
oleh pokja perencanaan desa.
b. Pokja perencanaan Desa memaparkan
tujuan, methode serta keluaran
Lokakarya Desa.
c. Pokja perencanaan Desa memfasilitasi
Lokakarya Desa
d. Pokja perencanaan Desa
mendokumentasikan proses dan hasil
Lokakarya Desa.
PENGELOMPOKAN MASALAH
PENGERTIAN
Pengelompokan masalah adalah
suatu kegiatan untuk menghimpun/
mendaftar, memeriksa kebenaran,
menggabungkan dan mengelompokan
masalah dalam bidang dan sektor
TUJUAN
Memperoleh data masalah dan potensi
yang akurat dari hasil tiga alat kajian di
tingkat dusun
Menggabungkan dan mengelompokkan
masalah dari hasil kajian di tingkat
dusun kedalam sektor dan bidang dan
sektor( Pengembangan Wilayah,
Ekonomi dan Sosial Budaya )
PERSIAPAN
Persiapkan Tempat yang memadai
Siapkan alat yang akan digunakan
( Spidol, Plano, isolatif )
Siapkan Format Pengelompokan Masalah
Siapkan data dari hasil kajian di tingkat
dusun ( tiga alat kajian)
Membagi tugas ( Fasilitator dan Pencatat )
No Masalah Potensi
1 2 3
I BIDANG PENGEMBANGAN WILAYAH
1971
1972
1973
1975
1976
1977
1978
1979
DST
PENGERTIAN
VISI
Adalah adalah suatu gambaran
menantang tentang masa depan yang
berisikan cita cita yang ingin
diwujudkan oleh sebuah institusi
CIRI VISI YANG BAIK
Merupakan hasil komitmen dan bisa
memberikan inspirasi bagi para pelaksana
Merupakan jembatan antara masa lalu
dengan masa depan
Memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan
masyarakat serta manfaat yang luas
Mengandung tujuan yang jelas sehingga
memberikan keyakinan bagi para pelaksana
Memungkinkan untuk pelaksanaan yang
fleksibel dan kreatif
Langkah-Langkah
menyusun visi desa
Ajaklah peserta mengingat kembali tentang sejarah desa
dan hasil pengelompokan masalah dan potensi
Bagikan meta plan ( guntingan kertas ) kepada peserta,
masing masing peserta mendapat satu meta plan.
( pada tahap ini bisa dilakukan dengan cara
fasilitator/pokja desa meminta kepada masing-masing
peserta lokakarya untuk menyampaikan aspirasinya
( tanpa menulis), kemudian hasil aspirasi tersebut ditulis
di kertas plano.
Ajaklah peserta menuliskan / menyampaikan paling
banyak 3-4 buah kata yang merupakan cita cita
( Visi ) masa depan desa
Tempelkanlah semua meta plan yang merupakan visi
individu pada tempat yang mudah dilihat seluruh peserta
Susun dan gabungkanlah visi individu tersebut sehingga
menjadi Visi Desa
VISI
INDIVIDU /
KELOMPOK VISI
INDIVIDU /
VISI KELOMPOK
INDIVIDU /
KELOMPOK
VISI VISI
DESA BERSAMA
VISI
INDIVIDU / VISI
KELOMPOK VISI INDIVIDU /
INDIVIDU / KELOMPOK
KELOMPOK
PENGERTIAN
MISI
adalah sesuatu yang harus diemban
atau dilaksanakan oleh institusi/
organisasi agar tujuan dapat
terlaksana dan berhasil dengan baik.
Misi merupakan penjabaran dari Visi
yang telah ditetapkan dan disepakati.
PERNYATAAN
MISI YANG BAIK
Misi hendaknya bersifat spesifik
Misi hendaknya mengandung makna
yang memotifasi/ mendorong
Misi hendaknya masuk akal ( rasional )
dan operasional (mudah dilaksanakan)
Misi hendaknya mudah dipahami oleh
pihak-pihak terkait
Pernyataan Misi hendaknya cukup
singkat
Biasanya menggunakan kata kerja
MERUMUSKAN
MISI
Proses penyusunan misi yang partisipatif,
sama dengan proses penyusunan visi.
Biasanya proses penyusunan visi
bersamaan atau dirangkai dengan proses
penyusunan misi
CONTOH
VISI DAN MISI DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN KEBUMEN
VISI
TERWUJUDNYA PENDIDIKAN YANG BERMUTU DAN TERJANGKAU
MELALUI OPTIMALISASI LAYANAN.
MISI
1. Menciptakan pelayanan pendidikan yang, merata,
berkeadilan, terjangkau dari aspek lokasi, biaya dan
kesempatan
2. Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu
sesuai dengan standar operasional, Standar Pelayanan
Pendidikan dan berorientasi pada standar nasional pendidikan
3. Meningkatkan managemen dinas pendidikan dan kebudayaan
kabupaten, Unit Pelaksana Teknis dan sekolah
4. Memberikan pelayanan Pendidikan Formal, non formal dan in
forlmal
5. Membeikan pembinaan dan pengembangan kreatifitas bidang
seni, budaya, pemuda dan olah raga
PENENTUAN PERINGKAT
MASALAH
PENGERTIAN
Menentukan Peringkat Masalah
adalah suatu kegiatan mengkaji berat
ringannya masalah yang sedang
dihadapi dengan methode dan teknik
tertentu
TUJUAN
Untuk mengetahui bobot masing
masing masalah
Menentukan urutan masalah secara
tepat berdasar bobot
Menentukan urut urutan ( priritas)
masalah yang harus segera diselasaikan
PEMBOBOTAN MASALAH
Sepakati bobot dan nilai untuk 3. Pengaruh terhadap Kemiskinan :
setiap indikator - Sangat berpengaruh
Misal - Cukup berpengaruh
1. Tingkat kerusakan SKOR - Berpengaruh
- Sangat parah 76 s/d 100 - kurang berpengaruh
- Cukup parah 51 s/d 75
- Parah 26 s/d 50 4. Pengaruh terhadap pemenuhan hak
- Kurang parah 1 s/d 25 dasar :
- Sangat berpengaruh
2. Dampak - Cukup berpengaruh
- Dirasakan satu Desa atau lebih - Berpengaruh
- Dirasakan satu RW - kurang berpengaruh
- Dirasakan satu RT
- Dirasakan individu 5. Menghambat peningkatan pendapatan :
- sangat menghambat
- cukup menghambat
- menghambat
- kurang menghambat
CONTOH
FORMAT 5
SKORING MASALAH
Bidang : Pengembangan Wilayah
1 2 3 4 5 6 7
I BIDANG
PENGEMBANGAN
WILAYAH
1.1 Pekerjaan Umum
1.1. Jalan Desa sepanjang 60 95 50 205 II
1 700 meter di RW 01
banyak berlubang dan
becek
1.2 Sumber Daya Air
1.2. Tanggul sungai jebol 90 85 40 125 I
1 di RW 01 Rt 02
sepanjang 50 Meter
FORMAT 5
SKORING MASALAH
Bidang : Ekonomi
1 2 3 4 5 6 7
II BIDANG EKONOMI
2.1 Pertanian
2.1. Lahan sawah seluas 30 40 50 120 I
1 5 H di Rw 01 Rt 01
sering gagal panen
kerena serangan
hama
2.1.
2
2.2 Peternakan
2.2.
1
2.3 Perdagangan
FORMAT 5
SKORING MASALAH
Bidang : Sosial Budaya
1 2 3 4 5 6 7
PENGERTIAN
Persiapan
Persiapkan Tempat yang memadai
Siapkan alat yang akan digunakan
( Spidol, Plano, Kertas manila, dan
isolatif )
Menyiapkan Format Alternatif
Tindakan Pemecahan Masalah
( Format 6 )
Membagi tugas ( Fasilitator dan
Pencatat )
Langkah-Langkah
Isilah kolom masalah ( kolom 2 format 6 ) dengan
cara menuliskan kembali masalah sesuai bidang/
sektor dan prioritas peringkat masalah yang telah
dihasilkan pada kolom 7 format 5
Kajilah penyebab mendasar dari setiap masalah dan
hasilnya tuliskan pada kolom 3
Tuliskan kembali pada kolom 4 potensi yang dapat
menyelesaikan masalah dan penyebabnya pada setiap
masalah
Rumuskanlah alternatif tindakan pemecahan masalah
dengan mendasarkan pada penyebabnya dan
memperhitungkan potensi yang ada, hasilnya ditulis
pada kolom 5 format 6
CONTOH
FORMAT 6
ALTERNATIF TINDAKAN PEMECAHAN MASALAH
I PENGEMBANGAN
WILAYAH
1.1 Pekerjaan Umum
1.1.1 Jalan Desa sepanjang Tidak ada Tenaga Pembangunan
700 meter di RW 01 drainase / saluran Drainasi jalan
banyak berlubang dan pembuangan sepanjang 700 M
becek untukmembuang
air yang naik
kejalan
jalan masih pengerasan jalan
berupa
tanah
1.2 Sumber Daya Air
1.2.1 Tanggul sungai jebol di Tanah tanggul Tenaga Pembangunan Talud
RW 01 Rt 02 sangat labil Sungai sepanjang 50
sepanjang 50 Meter Meter
FORMAT 6
ALTERNATIF TINDAKAN PEMECAHAN MASALAH
1 2 3 4 5
II BIDANG EKONOMI
2.1 Pertanian
2.1.1 Hasil panen di lahan Lahan kurang subur Kelompok Gerakan pengomposan
persawahan Block silumbu Tani lahan
seluas 10 Ha menurun
sampai 25%
Pada musim tanam 1. Normalisasi irigasi
kemarau sulit 2. Normalisasi
mendapatkan air dan drainase
pada musim hujan
banjir
2.2 Peternakan
2.2.1 Setiap tahun terjadi serangan Terkena virus thelo Tindakan vaksinasi secara
penyakit ayam thelo yang dini
mengakibatkan lebih dari 100
ayam mati di semua wilayah
dusun
FORMAT 6
ALTERNATIF TINDAKAN PEMECAHAN MASALAH
1 anak SMP drop out Tidak bisa membayar BOS Kebijakan biaya sekolah
uang gedung dan uang DAS gratis bagi orang miskin
ujian DPK dan
Dinas terkait
3.2. Kesehatan
3.2.1. Pada tahun 2007 sebanyak 10 tindakan pertolongan pendirian Pustu yang
orang meninggal karena pertama tidak mampu dilengkapi fasilitas
penyakit demam berdarah
menanggulangi memadahi
Menyusun Arah Kebijakan
Keuangan Desa
Pengertian
Arah Kebijakan Keuangan Desa
adalah kebijakan penyusunan
program dan indikasi kegiatannya
pada pengelolaan pendapatan dan
belanja Desa secara efektif dan
efisien
Ruang Lingkup
Arah Kebijakan Keuangan Desa
Arah Kebijakan Pendapatan Desa
1. Sumber pendapatan desa
2. Kebijakan pengelolaan pendapatan desa
2. Proyeksi pendapatan desa
Arah Kebijakan Belanja Desa
1. Jenis belanja desa
2. Kebijakan pengelolaan belanja desa
3. Proyeksi belanja desa
Proyeksi PendapatanDesa:
Tujuan
Memberi arah belanja desa sesuai
dengan visi dan misi desa
Proyeksi Belanja Desa
TAHUN
Uraian Belanja 2009 2010 2011 2012 2013
Belanja Desa
Belanja Langsung
1. Belanja Operasional
Pemerintahan Desa
2. Belanja Bidanf
Pengembangan wilayah
3. Belanja Bidanf
Ekonomi
3. Belanja Bidanf Sosial
budaya
Belanja Tidak Langsung
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Subsidi
3. Belanja Hibah
4. Belanja Bantuan sosial
5. Belanja Bantuan Keuangan
6. Belanja tak terduga
MEMBUAT MATRIK
PROGRAM DAN KEGIATAN
RPJMDes
PENGERTIAN
2. APB Desa
Apabila kegiatan tersebut :
1.1. Kewenangan Desa
1.2. Biayanya terjangkau oleh anggaran Desa
1.3. Desa mempunyai kapasitas teknis untuk melaksanakannya
3. Lainya:
Berasal dari selain sumber diatas, misal:
a. Bantuan dari organisasi non pemerintah
b. perusahaan dan
c. Bantuan Program ( misal : P2KP, PPK, dll )
d. Pihak ketiga lainnya ( warga perantauan,
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
I PENGEMBANGAN
WILAYAH
1.1 Pekerjaan Umum
2.1 Pertanian
3.1 Pendidikan
PENGERTIAN
KELUARAN
Persiapan Musyawarah
RPJMDes
Menyusun Jadwal dan agenda
Mengumumkan secara terbuka
kepada masyarakat mengenai agenda
musrenbang RPJMDes
Membuka pendaftaran / mengundang
calon peserta
Membagikan bahan musrenbang
RPJMDes
Menyiakan lokasi dan peralatan
Pelaksanaan Musyawarah
RPJMDes
1. Siapkan daftar hadir musrenbang
2. Sebelum musrenbang dimulai bacakanlah tatatertib
musrenbang
3. Pemaparan kepala desa yang berisi ( Evaulasi
pembangunan lima tahun sebelumnya, Informasi
tentang perkiraan pendanaan desa lima tahun
kedepan
4. Kordinator musrenbang yaitu ketua LKMD
membacakan pokok-pokok hasil kesepakatan
lokakarya desa ( Visi, Misi, Program dan Kegiatan )
5. Berilah kesempatan warga untuk memberikan
tanggapan
6. Bahas dan musyawarahkan setiap tanggapan dari
warga
7. Buatlah berita acara musrenbang RPJMDes
Berita Acara
Musrenbang RPJMDes Tahun 2007-2012
Pada hari ini Kamis tanggal 31 Juli Tahun 20076 bertempat di Gedung pertemuan / Balai Desa Selancar Kecamatan Awang-Awang Kabupaten
Kebelet yang dihadiri oleh beberapa unsur sebagaimana daftar hadir terlampir dalam rangka melaksanakan musyawarah rencana pembangunan
desa ( Musrenbangdes ).
Musrenbangdes dimaksud membahas Rancangan Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Desa (RPJMDes) tahun 2007-2012 Desa Selancar
kecamatan Awang-Awang.
A. Materi
1. Draf Rancangan Visi dan Misi Desa
2. Draf Rancangan Program dan kegiatan indikatif tahun 2006 - 2011
B. Pimpinan Rapat
Pemimpin Rapat : Suto Dikromo
Notulen : Ciplek Wulansih
C. Nara Sumber :
- Drs. Galih Purwo : Kasi PMD Kecamatan Awang-awang
- Ir. Suryo Ndadari : Dinas Pertanian
- Murakabi, MM : anggota DPRD Perwakilan DP 10
Setelah diadakan pembahasan melalui musyawarah mufakat, maka forum Musrenbangdes menghasilkan kesepakatan dan kesepahaman hal-hal
sebagai berikut :
Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya, kemudian untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
( ) ( )
Mengetahui
Kepala Desa Selancar,
( )
MODUL 2.4
REGULASI DAN
SISITEMATIKA
RPJM DESA
TEKNIK PENYUSUNAN PERDES
DAN SISTEMATIKA RPJMDes
PENGERTIAN PERDES
Penamaan / Judul
Setiap Peraturan Desa, Peraturan Kepala Desa dan
Keputusan Kepala Desa mempunyai penamaan/judul.
Penamaan/judul Peraturan Desa, Peraturan Kepala Desa
dan Keputusan Kepala Desa memuat keterangan
mengenai jenis, nomor, tahun dan tentang nama
peraturan atau keputusan yang diatur.
Nama Peraturan Desa, Peraturan Kepala Desa dan
Keputusan Kepala Desa dibuat singkat dan
mencerminkan isi Peraturan Desa, Peraturan Kepala
Desa dan Keputusan Kepala Desa.
Judul ditulis dengan huruf kapital tanpa diakhiri tanda
baca.
CONTOH
PERATURAN DESA CIMANGGIS
NOMOR 13 TAHUN 2006
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA ( RPJMDes )
TAHUN 2008 - 2012
Pembukaan
Pembukaan pada Peraturan Desa
terdiri dari :
1. Frasa " Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa";
2. Jabatan pembentuk Peraturan Desa.
3. Konsiderans;
4. Dasar Hukum;
5. Frasa "Dengan persetujuan bersama Badan
Permusyawaratan Desa dan Kepala Desa";
6. Memutuskan; dan
7. Menetapkan
Dasar Hukum
Contoh penulisan
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004
tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
4389);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2005 tentang Desa (Lembaran Negani
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
158. Tamtahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4546);
3. Peraturan Menteri ... Nomor... Tahun
... tentang
4. Peraturan Daerah ... Nomor ... Tahun
... tentang ... (Lembaran Daerah Tahun
... Nomor ... , Tambahan Lembaran
Daerah Nomor ...)
PERATURAN DESA CIMANGGIS
NOMOR 13 TAHUN 2006
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (
RPJMDes )
TAHUN 2008 - 2012
Menimbang : a. ;
b. ;
c. ..dst;
Mengingat : 1. ;
2. ;
3. ..dst;
MEMUTUSKAN:
Batang Tubuh
Batang Tubuh memuat semua materi yang
dirumuskan dalam pasal-pasal atau
diktum-diktum. Batang tubuh yang
dirumuskan dalam pasal-pasal adalah jenis
Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa
yang bersifat mengatur (Regelling),
sedangkan jenis Keputusan Kepala Desa
yang bersifat penetapan (Besehikking),
batang tubuhnya dirumuskan dalam
diktum-diktum
Batang Tubuh Peraturan Desa
Ketentuan Umum;
Materi yang diatur;
Ketentuan Peralihan (kalau ada);
dan
Ketentuan Penutup.
Contoh :
Bagian Kedua
( Judul Bagian )
Paragraf Kesatu
(Judul Paragraf)
Pasal adalah satuan aturan yang memuat satu norma dan
dirumuskan dalam satu kalimat. Materi Peraturan Desa lebih baik
dirumuskan dalam banyak pasal yang singkat dan jelas dari pada
dalam beberapa pasal yang panjang dan memuat beberapa ayat,
kecuali jika materi yang menjadi isi pasal itu merupakan satu
serangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Pasal diberi nomor unit
dengan angka arab, dan huruf awal kata pasal ditulis dengan huruf
kapital.
Contoh :
Pasal 5
Contoh :
Pasal 21
(1) .
(2) .
(3) .
Penutup
Rumusan tempat dan tanggal penetapan,
diletakkan di sebelah kanan;
Nama jabatan ditulis dengan huruf kapital,
dan pada akhir kata diberi tanda baca
koma;
Nama lengkap pejabat yang
menandatangani, ditulis dengan huruf
kapital tanpa gelar dan pangkat;
Penetapan Peraturan Desa, Peraturan
Kepala Desa atau Keputusan Kepala Desa
ditandatangani oleh Kepala Desa
SISTEMATIKA NASKAH
RPJM Desa
BAB 1 : PENDAHULUAN
a. Latar Belakang / Pendahuluan
b. Landasan Hukum
c. Tujuan
BAB 2 : PROFIL DESA
a. Sejarah Desa
b. Kondisi Umum Desa
c. SOTK Desa
c. Masalah Mendasar
BAB 3 : PROSES PENYUSUNAN RPJMDes
a. Musdus
c. Lokakarya Desa
d. Musrenbangdes RPJMDes
BAB 4 : VISI, MISI, PROGRAM DAN KEGIATAN
a. Visi dan Misi
b. Program dan Kegiatan Indikatif
BAB 5 : PENUTUP
LAMPIRAN :
1. Matrik Program dan Kegiatan
2. Proses Penyusunan Program ( F 1 S/D F 6 )
3. Berita acara musyawarah ( Musdus, Lokdes, Musrenbangdes )
4. Daftar Hadir Musyawarah (Musdus, Lokdes, Musrenbangdes )
5. Peta Desa
MODUL 4
PENGAWALAN DAN
PELAKSANAAN
PERENCANAAN
DESA
PENGAWALAN
PERENCANAAN DESA
Pengawalan
Perencanaan Desa
Tahapan pengawalan Perencanaan Desa
Sosialisasi perencanaan desa
MEDIA SOSIALISASI
Pemerintah Desa
BPD
Pokja Perencanaan
Masyarakat
Sosialisasi Perencanaan Desa
Kepada Supra Desa atau Pihak Ketiga lainya
dilakkan dalam bentuk
Penyampaian dokumen Perdes tentang
RPJMDes
Sasaran Sosialisasi
Pemeintah
1. Kecamatan
2. BAPEDA
3. SKPD terkait
DPRD
1. Komisi DPRD terkait
2. Anggota DPRD dari perwakilan Daerah
pemilihan bersangkutan
Swasta
Pengawalan Perencanaan Desa
di tingkat desa
Adalah serangkaian kegiatan / aktifitas
dalam rangka mengawal usulan
program dan kegiatan dari hasil
perencanaan RPJMDes terakomodasi
dalam RKP Desa dan Belanja Desa (
APB Desa )
Tujuan
Pemerintah Desa
BPD
Pokja Perencanaan
Perwakilan Dususun
Kelompok-kelompok kepentingan
Arena Pengawalan
Musrenbang RKP Desa
Dalam arena ini pengawalan dilakukan
untuk memastikan Program dan Kegiatan
dalam RPJMDes terakomdasi dalam RKP
Desa
Musyawarah angaran Desa
Dalam arena ini pengawalan dilakukan
untuk memastikan Program dan Kegiatan
dalam RKP Desa terakomdasi dalam APB
Desa
Arena Pengawalan
Musrenbang RKP Desa
Dalam arena ini pengawalan dilakukan
untuk memastikan Program dan Kegiatan
dalam RPJMDes terakomdasi dalam RKP
Desa
Musyawarah angaran Desa
Dalam arena ini pengawalan dilakukan
untuk memastikan Program dan Kegiatan
dalam RKP Desa terakomdasi dalam APB
Desa
CONTOH
PERATURAN DESA
TENTANG
DESA SELANCAR
KECAMATAN SELANCAR
KABUPATEN ATAS ANGIN
PEMERINTAHAN KABUPATEN ATAS ANGIN
KECAMATAN SELANCAR
DESA SELANCAR
Jln. Mangga .Nomor 37 Telp (028) 888 897 .Kode Pos 557 432
TENTANG
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
SISTEMATIKA PENYUSUNAN RPJMDes
Pasal 2
(1) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa SELANCAR Tahun 2008 2012
disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PROFIL DESA
BAB III : PROSES TAHAPAN PENYUSUSNAN RPJMDes
BAB IV : VISI, MISI, PROGRAM & KEGIATAN INDIKATIF
BAB V : RUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DESA
LAMPIRAN
(2) Sistematika sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) merupakan landasan dan pedoman
bagi pemerintah desa untuk menyusun RPJMDes dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan Peraturan Desa ini.
Pasal 3
Berdasarkan Peraturan Desa ini disusun Rencana Kerja Pembangunan Desa ( RPK Desa )
yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Desa dan merupakan penjabaran kegiatan dari
RPJMDes yang selanjutnya disusun dalam APB Desa.
Pasal 5
RKP Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 4 merupakan landasan dan pedoman bagi
pemerintah desa dalam menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ( APB Desa ).
Pasal 6
Pasal 7
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini sepanjang mengenai tehnis
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dalam Keputusan Kepala Desa.
Pasal 8
Ditetapkan di Selancar
Pada tanggal 9 Desember 2007
MAHMUD
Lampiran 1 Peraturan desa : SELANCAR
Nomor : 03 Tahun 2007
Tanggal : 9 Desember 2007
NASKAH
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
a. Latar Belakang / Pendahuluan
b. Landasan Hukum
c. Tujuan
BAB 2 PROFIL DESA
a. Sejarah Desa
b. Kondisi Umum Desa
c. SOTK Desa
c. Masalah /dan isu strategis yang dihadapi Desa
BAB 3 PROSES PENYUSUNAN RPJMDes
a. Musdus
c. Lokakarya Desa
d. Musrenbang RPJMDes
BAB 4 VISI, MISI, PROGRAM DAN KEGIATAN
a. Visi dan Misi
b. Program dan Kegiatan Indikatif
c. Arah Kebijakan Keuangan Desa
BAB 5 PENUTUP
a. Penutup
LAMPIRAN
1. Matrik Program kegiatan
2. Proses Penyusunan Program ( F 1 S/D F 7 )
3. Berita acara musyawarah ( Musdus, Lokakrya, Musrenbangdes )
4. Daftar Hadir Musyawarah (Musdus, Lokakrya, Musrenbangdes )
5. Peta Desa
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Suatu perencanaan pembangunan akan tepat mengenai sasaran terlaksana
dengan baik, dan bermanfaatkan hasilnya apabila perencanaan tersebut benar-benar
memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Untuk memungkinkan hal itu terjadi di
Desa, maka masyarakat perlu dilibatkan langsung dalam penyusunan rencana.
Penyusunan rencana ini dimulai dari pengkajian keadaan desa pengelompokan dan
penentuan peringkat masalah, penentuan tindakan berupa pengkajian keadaan desa.
Pengelompokan dan penentuan peringkat masalah, penentuan tindakan berupa
pengkajian tindakan pemecahan masalah dan penentuan peringkat tindakan, dan
perumusan rencana mengenai kegiatan proyek yang akan dilaksanakan.
Untuk lebih memastikan bahwa masyarakat yang menyusun rencana, maka di
Kabupaten Atas Angin telah dibentuk dan dilaksanakan pelatihan Pokja Perencanaan
dan Penyusunan RPJMDes melalui Program Perencanaan dan Penganggaran Berbasis
Masyarakat Desa. Dengan pelatihan tersebut diharapkan lembaga pemerintah desa
bersama Tim Pokja Perencanaan mampu menyusun dan merencanakan pembangunan
desa lima tahun. Yang kemudian disusun program Rencana Kerja Pembanguna Desa (
RKP Desa ) partisipatif.
Pendekatan dan metode untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dalam
proses pembangunan dan yang dapat memberi ruang bagi kepentingan dan inisiatif
pembangunan yang bersumber dari masyarakat perlu dikembangkan dan dibina
terusmenerus.
Dengan penerapan RKP Desa partisipatif ini dimungkinkan dapat membuka
cakrawala pikiran masyarakat / pelaku pembangunan desa untuk menemukan masalah
yang dihadapi serta potensi yang dimiliki sehingga akan tumbuh kemampuan dalam
merumuskan dan merencanakan pembangunan sesuai dengan kondisi desa serta
mendokumentasikan perencanaan pembangunan desa ke dalam Dokumen RPJMDes.
Dokumen RPJMDes tersebut dapat digunakan sebagai landasan perencanaan
operasional Pemerintah Daerah Kabupaten Atas Angin dan merupakan bahan reverensi
bagi Dinas/Instansi maupun swasta.
B. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan Rencana Kerja
Pembangunan Desa Partisipatif ini adalah :
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Tengah jo Peranturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 1950
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389 );
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ) sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Penggati Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-
Undang ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548 );
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438 );
A. Sejarah Desa
1. Legenda Desa Selancar
Mengingat Sejarah Desa Selancar adalah Identik dengan kehidupan seorang tokoh
( Suwargi MBAH DIKTA LEKSANA ) pelarian pada waktu jaman Belanda.
Sebagai seorang yang patuh dan taat pada ajaran agama islam beliau juga sangat gigih
dalam berkarya dan bekerja, beliaulah yang pertama membuka hutan dan semak belukar
menjadi grumbul-grumbul untuk pemukiman dan areal pesawahan yang cukup luas
meliputi beberapa Grumbul diantaranya 1. Grumbul Pagebangan yang sebelumnya
tumbuh pohon Gebang dan selanjutnya diberi nama Dukuh / Desa Pagebangan pada
tahun + tahun 1915 dikepalai oleh seorang Lurah bernama Rana Diwriya sampai
dengan tahun 1922 ( menjabat 1 tahun ); pada tahun yang sama ( tahun 1922 )
diganti oleh Mangun Taruna asal desa Rowokele , 2 Grumbul Gemilir Kidul dan
Grumbul Gemilir Lor dilurahi oleh H. Ikhsan diganti oleh Hardjo Widjaya, + 8 tahun
kedepan diganti oleh bapaknya Panudju, 3 Grumbul/Dukuh Blader yang sebelumnya
diberi nama Dukuh Bumirejo, 4 Grumbul/Dukuh Kalibulu Konon ceritanya banyak
tumbuh pohon Bulu dukuh tersebut dilurahi oleh Tjitra Wiredja selanjutnya antara
Grumbul Blader dan Grumbul Kalibulu diberi nama Desa Kalibulu dan yang terakhir
adalah Grumbul Karang Cengis.
Pada sekitar tahun 1923 dari tiga desa tersebut diblengket menjadi satu desa yang
diberi nama Desa Selancar dan dikepalai oleh Lurah H. Yusup; yang slanjutnya pada
tahun 1930 s/d tahun 1936 diganti oleh Ratal al. Atma Sendjaya; tahun 1937 s/d tahun
1945 dilurahi oleh Madkarta; tahun 1946 diadakan pemilihan Kades, dengan 4 Cakades
namun ada 2 Calon bermasalah yakni : 1 Sangandulah gugur diganti Hardjo Panuju, 2
Mustama gugur diganti oleh Gama Widjaya. Pilkades dilaksanakan dengan 4 Cakades
yaitu : 1. Sukarta al. Sanrodji, 2. Bau Karso, 3. Hardjo Panudju dan yang ke 4 Gama
Wijaya, yang terpilih dan ditetapkan menjadi Lurah adal;ah Gama Widjaya. tahun 1951
s/d tahun 1980 dipimpin oleh seorang Kepala Desa yaitu Sanrodji; tahun 1981 s/d tahun
1989 dipimpin oleh Koesen; tahun 1991 s/d tahun 1998 dipimpin oleh Sanmurdja;
tahun 1999 s/d Bulan Mei tahun 2007 dipimpin oleh Lasmi dan muali bulan Juli 2007
sampai dengan sekarang dipimpin oleh Mahmud.
Legenda Desa
1. Pada zaman dahulu sebagian besar masyarakat Selancar mempunyai adat istiadat
kepercayaan yaitu pada bulan-bulan tertentu mempercayai tidak diperkenankan
punya hajat ( Pernikahan dan Khitanan ) terutama bulan syura kalau dilanggar akan
membewa mala petaka.
2. Pada menjelang musim tanam dan panen padi di setiap sudut pematang sawah diberi
sesaji berupa kembang telon, dan menjelang panen dibuatkan Tumpeng Jabel (
Mogana ) dikendurikan di sawah dengan harapan akan mendatangkan berkah.
3. Pada setiap bulan Syura mengadakan Syuran ! dengan menyembelih Kambing
kepalanya ditanam diperempatan jalan, dagingnya dimasak becek, sebagian kecil
organ kambing diambil ditambah obo rampe komaran untuk sesaji, sore harinya
diadakan kenduri.
4. Pada setiap Grumbul sedesa Selancar mengadakan Baritan ( Sedekah Bumi /
Sadranan ), Wayangan dan Tayuban; Dan sekarang adat tersebut diadakan ditingkat
desa untuk menghemat waktu dan biaya.
5. Kepercayaan penduduk Selancar disetiap menjelang Khajatan baik Pernikahan
maupun Sunatan calon penganten diharuskan ziaroh ( Resik ) kubur dan tempat-
tempat yang dikeramatakan. Sehari sebelum Khajatan dilaksanakan tuan rumah
harus memasang sesaji ( kucingan ) baik dirumah, pojok tarub, sumur dan tempat-
tempat keramat, tuan rumah juga mempercayakan sesepuh sebagai Goni ( Orang
yang dianggap ampuh ) kalau tidak dilaksakan dikhawatirkan akan mendatangkan
mala petaka.
6. Setiap ada orang meninggal sebelum dibawa kepemakaman sanak saudara
almarhum supaya nylusup ( berjalan keliling 3 kali dibawah mayat yang sedang
dipikul ) dipercayai agar tidak membayangi kehidupan mereka
c. Hidrologi
Sesuasi dengan Topografi wilSelancar Desa Selancar, terdapat sungai-sungai dari
arah utara; Kedungweru, Desa Mangunweni, Desa Demangsari, Desa Candirenggo,
Desa Jatijajar dan bahkan dari Desa Bayawulung ( Kab. Banyumas ) semua
bermuara di sungai desa Selancar, sehingga menjadi tumpuhan banjir yang tidak
mampu diatasi oleh masyarakat desa Selancar tanpa ada bantuan dari pihak
pemerintah.
d. Kwalitas Medan
Dengan wilSelancar Topografi yang kurang menguntungkan sehingga jalur
Regional menjadi jalur utama dan sangat mempengaruhi terhadap niali budaya serta
ekonomi masyarakat desa Selancar.
e. Produktifitas Tanah
Sebagian besar pencaharian penduduk desa Selancar adalah Petani, namun dengan
Topografi yang kurang menguntungkan sehingga lahan pertanian kurang produktif
dan belum tersentuh pembangunan, hanya kemampuan masyarakat yang terbatas
belum mampu menanggulangi masalah lahan pertasnian ( kalau musim kemarau
kekeringan bahkan air asin masuk dan kalau musim penghujan banjir
f. Musim
Di desa Selancar ada 2 musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan.
i. Tempat Peribadatan
Lokasi
No. Tempat Peribadatan Jumlah
Rw. 01 Rw. 02 Rw. 03
1. Masjid 1 1 2
2 Mushola 3 4 4 11
j. Tempat Usaha
No. Jenis Usaha Rw. 01 Rw. 02 Rw. 03 Jumlah
1. Warung 7 6 5 18
2. Toko 3 1 4
3. Bengkel 2 1 3
4. Pertukangan 2 1 2 5
5. Penggilingan Padi 1 1 2
6. Pengrajin 1 1
k. Jenjang Pendidikan
1. Play Group : 7 Siswa
2. Taman Kanak- Kanak : 25 Siswa
3. Sekolah Dasar : 243 Siswa
4. SLTP. : 106 Siswa
5. SLTA : 43 Siswa
6. Perguruan Tinggi : 11 Maha Siswa
l. Jumlah Penduduk
Laki laki : 1.167 Jiwa
Perempuan : 1.149 Jiwa
Jumlah : 2.316 Jiwa
m. Mata Pencaharian
No. Mata Pencaharian Jumlah Prosentase
1. Petani 1.623 Orang 75 %
2. Buruh Tani 207 Orang 7 %
3. Kuli 41 Orang 1,5 %
4. Pedagang 38 Orang 1,2 %
5. Pengrajin 46 Orang 2 %
6. Tukang Kayu 49 Orang 2 %
7. Tukang Batu 28 Orang 1 %
8. PNS 11 Orang o,4 %
9. Pensiunan 3 Orang 0,01 %
10. Guru Tidak Tetap 8 Orang 0,09 %
11. Lain-lain 272 Orang 9,8 %
J umlah 2.316 Orang 100 %
C. SOTK Desa
STRUKTUR ORGANISASI TATA KEPEMERINTAHAN DESA
( SOTK Desa ) POLA MAKSIMAL
KADES BPD
Saring
SEKDES
Paiman
KAUR UMUM KAUR PEMT KAUR KEU KAUR PEMB. KAUR KESRA
WIDI SUYOTO SURACHMAN SUGENG FUHADI DULAH KODERI
PEMBANTU PEMBANTU
KAUR KEU KAUR KESRA
SUPARMI KASMAN
PEMBANTU
KAUR KESRA
SUPARMAN
D. MASALAH YANG DIHADAPI DESA
Berdasarkan Penjaringan masalah yang dilakukangan disetiap dusun didapati masalah
sebagai berikut :
I BIDANG PENGEMBANGAN WILSELANCAR
1.1 Sektor Pekerjaan Umum
1.1.1 Jalan DPU sepanjang 1500m aspalnya rusak dan badan jalan terkikis.
1.1.2 Jalan Desa menuju Desa Demangsari sepanjang 800m rusak aspalnya dan badan
jalanya terkikis
1.1.3 Jalan Lingkungan di Rw.01 dan Rw. 02 sepanjang 1400m rusak
1.1.4 Jalan Desa Penghubung Gemilir kidul dan Gemilir lor sepanjang 800m ambles dan
terkikis
1.2 Sektor Sumber Daya Air dan Energi
1.2.1 Areal Pesawahan seluas 100 ha terlambat tanam
1.2.2 Tanggul drainase di Rw. 03 sepanjang 2400m rusak
1.2.3 Sebagian Pemukiman penduduk desa Selancar rawan air bersih
1.2.4 1500m Sungai Kalibulu Dangkal
1.2.5 Sebagian masyarakat di wilSelancar Rw. 01 dan Rw. 02 belum menikmati listrk
secara utuh
1.2.6 Pada malam hari jalan DPU sepanjang 1500m rawan keamanan dan kecelakaan Lalu-
lintas.
II BIDANG EKONOMI
2.1 Sektor Pertanian
2.1.1 Pertanian di desa Selancar hanya panen padi sekali dalam 1 tahun
2.1.2 Stok Pangan menipis pada musim Panca roba
2.1.3 Areal Pesawahan seluas 56 ha tidak bisa panen padi
2.1.4 Pada panen raya harga gabah merosot
2.1.5 Pada musim tanam harga Saprodi mahal
2.2 Sektor Perindustrian
2.2.1 Penduduk desa Selancar masih banyak pengangguran
2.3 Sektor Perdagangan
2.4 Sektor Peternakan
2.4.1 Setiap tahun di desa Selancar ternak unggas (ayam) mati lebih dari 100 ekor
2.5 Sektor Tenaga Kerja
2.5.1 Di desa Selancar ada 16 KK 42 Jiwa Rawan pangan
2.6 Sektor Perumahan
2.6.1 Di desa Selancar ada 18 rumah penduduk tidak layak huni
III BIDANG SOSIAL BUDAYA
3.1 Sektor Pendidikan
3.1.1 Di desa Selancar ada 10 anak usia dini putus sekolah
3.1.2 Pada bulan Juni, Juli dan Agustus biaya sekolah tinggi
3.1.3 Kenakalan Remaja cenderung meningkat
3.1.4 Mushola di Rt. 01 / Rw. 02 tidak nyaman
3.2. Sektor Kesehatan
3.2.1 Penyakit Diare dan Penyakit Kulit menjangkit pada musim hujan
Sebagian Pemukiman Penduduk tidak sehat
3.2.2 Petugas Pelayanan Posyandu di Rw. 02 mengeluh
3.3 Setor Pemerintah
3.3.1 Pelayanan Pemerintah Desa belum optimal
3.3.2 Pemdes, BPD, LKMD, PKK dan Kelompok Tani SDM rendah
3.3.3 BPD belum bisa membawa aspirasi rakyat
3.3.4 Pengurus LKMD dan Ketua Rw. / Rt belum dapat tunjangan gaji
3.3.5 LKMD belum melibatkan masyarakat dalam menentukan anggaran pada proyek
3.3.6 PKK secara utuh belum bisa mandiri
3.3.7 Karang Taruna belum ada Kegiatan nyata
3.3.8 Kepengurusan Karang Taruna Fakum
3.3.9 Kelompok Tani belum bisa menjadi sumber aspirasi petani
3.3.10 Kelompok Tani di Rw. 03 Fakum
3.3.11 Rw. / Rt. Belum difungsikan oleh Pemdes dalam biokrasi kepemerintahannya dan
belum ada anggaran dari Pemerintah
3.4 Sektor Kesenian
3.4.1 Kesenian tradisional hampir punah dan belum mampu mengangkat social budaya
masyarakat
BAB III
PROSES PENYUSUNAN RPJM Desa
Penyusunan RPJMDes, diawali dengan Penjaringan masalah yang dilakukan secara
partisipatif mulai dari tingkat RT dan RW dan dusun. Dari kegiatan ini menghasilkan data
dan informasi dari tingkat komunitas, selanjutnya Pokja Desa menyelenggarakan
Lokakarya untuk mengkompilasikan data hasil Penjaringan masalah. Secara Lebih Detail
Runtutan Proses kegiatan dalam penyusunan RPJMDes desa Selancar adalah sebagai
berikut :
a. Pembentukan dan pembekalan Pokja Desa Perencanaan Partisipatif
Pembentukan Pokja Desa Perencanaan Partisipatif dilaksanakan melalui musyawarah
desa yang dilakukan secara terbuka dan demokratis
TAHUN
NO URAIAN
2008 2009 2010 2011 2012
1 Pendapatan 25.000.000 26.000.000 27.000.000 28.000.000 30.000.000
Asli Desa
2 Bagi Hasil 500.000 600.000 700.000 800.000 1.000.000
Restribusi
Daerah
3 Bagi Hasil 30.000 400.000 500.000 600.000 700.000
Pajak
4 Bagaian Dana 102.000.000 112.000.000 121.000.000 131.000.000 140.000.000
Perimbangan
Yang di
terima
Kabupaten
5 Bantuan 60.000.000 65.000.000 70.000.000 75.000.000 79.000.000
Pemerintah
6 Hibah
7 Sumbangan 1.500.000 2.500.000 4.000.000 5.000.000 7.000.000
Pihak Ketiga
JUMLAH 189.300.000 206.500.000 223.300.000 240.400.000 257.7000
2. Arah Kebijakan Belanja Desa
a. Arah Kebijakan Belanja Desa
Berdasarkan masalah yaang dihadapi desa sera program prioritas tahun 2008 -
2012 maka arah kebijakan belanja desa adalah sebagai berikut
a.1. Efesiensi angaran pada belanja tidak langasung
a.2. Memperbesar alokasi belanja langsung dan belanja bantuan sosial dalam
mempercpat pengurangan emiskinan
b. Proyeksi belanja desa 2008 - 2012
TAHUN
NO URAIAN
2008 2009 2010 2011 2012
2.1 Belanja Langsung 102000000 112000000 121000000 131000000 140000000
MAHMUD
Lampiran 3 Peraturan Desa : Selancar
Kecamatan : Selancar
Kabupaten : Kebumen
Nomor : 03 Tahun /2007
Tentang : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa ( RPJMDes )
Tahun 2008-2012
II BIDANG EKONOMI
2. 1 Pengadaan sumur pantek 12 12 Buah Desa V V V Pertanian di desa
tempat Selancar Selancar mampu
panen padi lebih dari
sekali dalam 1 tahun
2.2 Pengadaan mesin pompa air 12 12 Unit Desa V V V Pertanian di desa
unit Selancar Selancar mampu
panen padi lebih dari
sekali dalam 1 tahun
2.3 Pengadaan mesin Diesel 3 unit 3 unit Desa V V V Pertanian di desa
Selancar Selancar mampu
panen padi lebih dari
sekali dalam 1 tahun
2.4 Bantuan Beras untuk Rumah 16 KK Desa V V V V V V Stok Pangan
Tangga Mikin ( RTM ) Selancar tercukupi pada
musim panca roba
2.5 Pelatiham Ketrampilan anyaman 3 Klp. Desa V V V V V V 16 KK (42 jiwa)
Bambu Selancar rawan pangan Di
desa Selancar
memiliki pekerjaan
2.6 Pembentukan BUMDes untuk 1 Desa V V Adanya Badan
Standarisasi harga gabah Lembaga Selancar Usaha milik desa
melayani kebutuhan Saprotan yang melayani
bagi petani kebutuhan sarana
produksi dan modal
serta pasar yang
berpihak pada petani
2.7 Pembentukan Gapoktan 1 Desa V V Kelompok Tani /
Lembaga Selancar Gapoktan
berkembang
2.8 Optimalisasi Penyuluhan kepada 5 Klp. Desa V V V V V V PPL rutin
petani agar masuk menjadi Selancar mendampingi
anggota Kelompok Tani Kelompok Tani ?
Gapoktan
2.9 Vaksinasi masal setiap 4 bulan 5 Klp. Desa V V V V V V Meminimalisir
sekali Tani Selancar kematian ternak
Ternak unggas (ayam) di
desa Selancar
SARIN