Anda di halaman 1dari 16

LATAR BELAKANG

Secara normal, manusia memiliki dua ginjal ( ginjal kanan dan kiri )
setiap ginjal memiliki panjang 12 cm, lebar 7 cm, dan tebal maksimum 2,5 cm,
dan terletak pada bagian belakang abdomen, posterior terhadap peritoneum,
pada cekungan yang berjalan di sepanjang sisi corpus vertebrae. Ginjal adalah
sepasang organ yang retroperitoneal yang integral dengan homeostasis tubuh
dalam mempertahankan keseimbangan, termasuk keseimbangan fisika dan
kimia. Gagal ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali
dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan
cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau
produksi urin. Dalam dunia kedokteran dikenal 2 macam jenis gagal ginjal
yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis (Wilson, 2005).

Berdasarkan estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), secara global


lebih dari 500 juta orang mengalami penyakit gagal ginjal kronik. Sekitar 1,5
juta orang harus menjalani hidup bergantung pada cuci darah (hemodialisis).
Di Indonesia, berdasarkan Pusat Data dan Informasi Perhimpunan Rumah
Sakit Seluruh Indonesia, jumlah pasien gagal ginjal kronik diperkirakan
sekitar 50 orang per satu juta penduduk, 60% nya adalah usia dewasa dan usia
lanjut. Penyakit ginjal kronik menurut Fakhrudin (2013) merupakan salah satu
masalah utama kesehatan di dunia. Pravalensi Penyakit ginjal kronik selama
sepuluh tahun terakhir semakin meningkat. Menurut hasil Riset Kesehatan
Masyarakat pada tahun 2013, prevalensi penyakit gagal ginjal kronis
berdasarkan wawancara yang didiagnosis dokter meningkat seiring dengan
bertambahnya umur, meningkat tajam pada kelompok umur 35-44 tahun
(0,3%), diikuti umur 45-54 tahun (0,4%), dan umur 55-74 tahun (0,5%),
tertinggi pada kelompok umur 75 tahun (0,6%). Prevalensi pada laki-laki
(0,3%) lebih tinggi dari perempuan (0,2%), prevalensi lebih tinggi pada
masyarakat perdesaan (0,3%), tidak bersekolah (0,4%), pekerjaan wiraswasta,
petani/nelayan/buruh (0,3%), dan kuintil indeks kepemilikan terbawah dan
menengah bawah masing-masing 0,3 persen. Prevalensi penyakit gagal ginjal
kronik pada umur 15 tahun di Indonesia tahun 2013 di Provinsi Bali sendiri
meningkat yaitu sekitar 0,2%.

Penyakit gagal ginjal kronis bersifat progresif dan irreversible dimana


terjadi uremia karena kegagalan tubuh untuk mempertahankan metabolisme
dan keseimbangan cairan serta elektrolit ( Smeltzer C, Suzanne, 2002). Gagal
ginjal kronis ini merupakan penyakit ginjal tahap akhir. Penyebab gagal ginjal
tidak selalu sama diberbagai negara dan juga polanya berubah sesuai dengan
kondisi tiap negara. Glomerulonefrtis merupakan etiologi yang utama
diseluruh dunia , tetapi di Indonesia dan beberapa negara berkembang tidak
selalu glomerulonefritis menjadi penyebab terbesar. Adapun sebab sebab
gagal ginjal kronik yang sering ditemukan yaitu penyakit glomerulus primer,
penyakit tubulus primer, penyakit vaskuler, infeksi, obstruksi, penyakit auto
imun, dan penyakit metabolik. (D.H. Fritiwi, 2010)

Apabila ginjal tidak mampu mepertahankan fungsinya sebagai


pengendali keseimbangan air dan kimia tubuh, maka tubuh tidak akan mampu
untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit.
Kegagalan ginjal kronis terjadi bila ginjal sudah tidak mampu
mempertahankan lingkungan internal yang konsisten dengan kehidupan dan
pemulihan fungsi tidak dimulai. Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses
patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi
ginjal yang progresif dan umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Pada
kebanyakan individu transisi dari sehat ke status kronis atau penyakit yang
menetap sangat lamban dan menunggu beberapa tahun (Barbara C Long,
1996). Bila seseorang mengalami penyakit ginjal kronik sampai pada stadium
5 atau telah mengalami penyakit ginjal kronik dimana laju filtrasi glomerulus
15 ml/menit sehingga ginjal tidak mampu lagi menjalankan seluruh fungsinya
dengan baik maka dibutuhkan terapi untuk menggantikan fungsi ginjal. Begitu
banyaknya sistem tubuh yang terganggu pada saat menderita gagal ginjal
kronik.Tanda-tanda yang bisa diperoleh jika seseorang telah menderita gagal
ginjal kronik dibagi berdasarkan sistem yaitu sistem pencernaan, sistem
hematologi, gangguan pada kulit, gangguan pada sistem saraf dan otot,
gangguan pada jantung dan sistem pembuluh darah (kardiovaskuler), dan
gangguan sistem endokrin (hormonal). Gagal ginjal kronis atau penyakit renal
tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia
(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner & Suddarth,
2001).

Menurut Depkes RI (2009) pada peringatan Hari Ginjal Sedunia,


menyatakan bahwa hingga saat ini terdapat sekitar 70 ribu orang pasien gagal
ginjal kronik yang memerlukan penanganan terapi cuci darah. Tetapi hanya
7.000 pasien gagal ginjal kronik atau 10% yang dapat melakukan cuci darah
yang dibiayai program Gakin dan Askeskin (Setiawan, 2012). Mengutip data
7th Report of Indonesian Renal Registry, urutan penyebab gagal ginjal pasien
yang mendapatkan haemodialisis berdasarkan data tahun 2014, karena
hipertensi (37%), penyakit dibetes mellitus atau Nefropati Diabetika (27%),
kelainan bawaan atau Glomerulopati Primer (10%), gangguan penyumbatan
saluran kemih atau Nefropati Obstruksi (7%), karena Asam Urat (1%),
Penyakit Lupus (1%) dan penyebab lain lain-lain (18%).

Gagal ginjal kronik menduduki peringkat ke-6 dari sepuluh besar


penyakit pada pasien rawat inap di RSUD di Provinsi Bali dengan jumlah
1.319 penderita (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2014). Berdasarkan data
rekam medis, jumlah penderita gagal ginjal di Rawat Inat Penyakit Dalam
RSUP Sanglah tahun 2007 tercatat 357 orang dan yang meninggal dunia
sebanyak 37 orang (10,36%). Pada tahun 2006 tercatat 416 orang dan
meninggal dunia sebanyak 47 orang (10,13%). Dari urutan 10 penyakit
terbanyak, gagal ginjal kronis menempati urutan ke-2 setelah diabetes
mellitus.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

1. Pokok Bahasan : Gagal Ginjal Kronik


2. Sub Pokok Bahasan :
Pengertian penyakit gagal ginjal kronik
Penyebab penyakit gagal ginjal kronik
Tanda dan gejala penyakit gagal ginjal kronik
Cara pencegahan gagal ginjal kronik
Penatalaksanaan gagal ginjal kronik
3. Sasaran : Keluarga pasien yang menderita gagal
ginjal kronik
4. Waktu : 40 menit
5. Tempat : Ruang Mawar RSUP Sanglah
6. Hari/Tanggal : 22 Oktober 2016
7. Tujuan Penyuluhan :
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan warga Banjar Jawa
dapat mengetahui tentang pengertian gagal ginjal kronik,
penyebab gagal ginjal kronik, tanda dan gejala dari gagal ginjal
kronik, cara pencegahan dan penatalaksanaan penyakit gagal
ginjal kronik
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 40 menit, diharapkan
warga Banjar Jawa mampu:
Menjelaskan apa itu penyakit gagal ginjal kronik.
Menjelaskan faktor yang menyebabkan penyakit gagal
ginjal kronik.
Menjelaskan manifestasi klinik dari gagal ginjal kronik.
Menjelaskan bagaimana cara pencegahan dan
penatalaksanaan penyakit gagal ginjal kronik.
8. Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Demonstrasi
9. Media : Leaflet, Poster, Laptop, dan Video
10. Materi : Terlampir
11. Setting Tempat

LCD

Keterangan
: Moderator

: Penyaji

: Peserta

: Sound system

12. Kegiatan :
No Langkah- Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
Langkah
1. Pendahuluan 10 Memberi salam Menjawab
Memperkenalkan diri salam
Menjelaskan maksud Menjawab
dan tujuan pertanyaan
Memberikan pre test
2. Apersepsi 5 Menampilkan video Melihat dan
mengenai penyakit mendengarkan
gagal ginjal kronik secara seksama
3. Penyajian 15 Menjelaskan tentang Mendengarkan
pengertian gagal secara seksama
ginjal kronik
Menjelaskan
mengenai etiologi dari
gagal ginjal kronik
Menjelaskan
mengenai manifestasi
dari gagal ginjal
kronik
Menjelaskan tentang
cara pencegahan dari
gagal ginjal kronik
Menjelaskan tentang
penatalaksanaan gagal
ginjal kronik
3. Evaluasi 5 Tanya jawab Partisipasi aktif
Post test
4. Penutup 5 Meminta/memberikan Memberikan
pesan dan kesan pesan dan
Memberi salam kesan
Menjawab
salam
13. Evaluasi :
1. Evaluasi Struktur
Media dan alat yang digunakan dalam penyuluhan kesehatan
semua lengkap atau dalam kondidi baik dan bisa digunakan saat
ceramah dan tanya jawab.
a. Alat
- Meja
- Kursi
- LCD
- Layar
- Microphone
- Laptop
- Sound system
b. Media
- Slide
- Leaflet
- Poster
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
c. Kehadiran minimal 80% mengingat pentingnya pemahaman
terhadap gagal ginjal kronik dikalangan masyarakat
d. Minimal 60% peserta aktif mendengarkan materi yang
disampaikan
e. Didalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi dan
timbal balik antara penyuluh dan peserta
f. Peserta yang hadir diharapkan tidak ada yang meninggalkan
tempat penyuluhan
g. Minimal 20% peserta mengajukan pertanyaan mengenai materi
yang diberikan
3. Evaluasi Hasil
a. Jangka Pendek
Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit, peserta mampu:
a. Keluarga pasien gagal ginjal kronik di Ruang Mawar RSUP
Sanglah mengerti tentang pengertian penyakit gagal ginjal
kronik
b. Keluarga pasien gagal ginjal kronik di Ruang Mawar RSUP
Sanglah dapat menyebutkan lima dari enam faktor yang
menyebabkan penyakit gagal ginjal kronik
c. Keluarga pasien gagal ginjal kronik di Ruang Mawar RSUP
Sanglah dapat menyebutkan delapan dari sepuluh tanda dan
gejala penyakit gagal ginjal kronik.
d. Keluarga pasien gagal ginjal kronik di Ruang Mawar RSUP
Sanglah dapat menyebutkan empat dari lima cara
pencegahan dari penyakit gagal ginjal kronik
e. Keluarga pasien gagal ginjal kronik di Ruang Mawar RSUP
Sanglah dapat menyebutkan menjelaskan mengenai
penatalaksanaan dari penyakit gagal ginjal kronik
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai gagal
ginjal kronik dan cara pencegahan serta penatalaksanaan dari
penyakit gagal ginjal kronik sehingga meningkatkan taraf
hidup masyarakat.
14. Daftar Pustaka :
Baradero, Mary. 2009. Klien Gangguan Ginjal: Seri Asuhan
Keperawatan. Jakarta: EGC
I Made Sukarja, dkk. 2008. Harga Diri dan Koping pada Pasien Gagal
Ginjal Kronis di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2007.
Denpasar: Jurnal Skala Husada, Vol. 5 No. 2
Kementerian Kesehatan Indonesia. 2016. Cegah Nefropati Sejak Dini.
http://www.depkes.go.id/article/print/16031000001/hari-ginjal-
sedunia-2016-cegah-nefropati-sejak-dini.html (diakses tanggal
10 Oktober 2016)
BPDANP Kesehatan. 2013. Hasil RISKESDAS 2013.
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20
Riskesdas%202013.pdf (diakses tanggal 10 Oktober 2016)
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2014. Profil Kesehatan Provinsi Bali
tahun 2014.
http://www.diskes.baliprov.go.id/files/subdomain/diskes/Info%
20Jibang/Profil%20Kesehatan/Profil%20Kesehatan%202014.p
df (diakses tanggal 10 Oktober 2016)
Vika Maris Nurani dan Sulis Mariyanti. 2013. Gambaran Makna
Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani
Hemodialisa. http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-
Journal-4423-158-468-1-SM.pdf (diakses tanggal 10 Oktober
2016)
Fritiwi, DH. 2010. Konsep Gagal Ginjal Kronik.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24823/4/Chapter
%20II.pdf (diakses tanggal 10 Oktober 2016)
Lampiran Materi

GAGAL GINJAL KRONIK

1. Pengertian Gagal Ginjal


Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ
ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja
sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga
keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium
didalam darah atau produksi urin. Penyakit gagal ginjal berkembang secara
perlahan kearah yang semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi
mampu bekerja sebagaimana fungsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal 2
macam jenis gagal ginjal yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis
(Wilson, 2005).
Menurut Brunner & Suddarth (2001), gagal ginjal kronis atau
penyakit renal tahap akhir merupakan gangguan fungsi renal yang
progresif dan irreversibel. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,
menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah)
Menurut The Kidney Disease Outcomes Quality Initiative
(K/DOQI) of the National Kidney Foundation (NKF) pada tahun 2009,
mendefenisikan gagal ginjal kronis sebagai suatu kerusakan ginjal dimana
nilai dari GFR nya kurang dari 60 mL/min/1.73 m2 selama tiga bulan atau
lebih. Dimana yang mendasari etiologi yaitu kerusakan massa ginjal
dengan sklerosa yang irreversibel dan hilangnya nephrons ke arah suatu
kemunduran nilai dari GFR.
Tahapan penyakit gagal ginjal kronis berlangsung secara terus-
menerus dari waktu ke waktu. The Kidney Disease Outcomes Quality
Initiative (K/DOQI) mengklasifikasikan gagal ginjal kronis sebagai
berikut:
1. Stadium 1: kerusakan masih normal (GFR >90 mL/min/1.73 m2 )
2. Stadium 2: ringan (GFR 60-89 mL/min/1.73 m2 )
3. Stadium 3: sedang (GFR 30-59 mL/min/1.73 m2 )
4. Stadium 4: gagal berat (GFR 15-29 mL/min/1.73 m2 )
5. Stadium 5: gagal ginjal terminal (GFR<15 mL/min/1.73 m2)
Pada gagal ginjal kronis tahap 1 dan 2 tidak menunjukkan tanda-
tanda kerusakan ginjal termasuk komposisi darah yang abnormal atau urin
yang abnormal (Arora, 2009).
2. Penyebab Gagal Ginjal Kronik
1. Kurang minum
Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh manusia yang
berperan sebagai filtrasi cairan, di mana zat yang berguna akan diserap
oleh tubuh melalui peredaran darah dan zat yang tidak berguna dan
bersifat racun akan dibuang keluar tubuh melalui urine. Proses filtrasi
di dalam ginjal sangat membutuhkan air agar bekerja dengan baik. Jika
mengalami kekurangan cairan maka ginjal akan bekerja lebih keras dan
kotoran atau zat-zat beracun tidak dapat dikeluarkan secara sempurna
keluar tubuh.
Hal tersebut tentunya sangat membahayakan tubuh kita. Jika ginjal
dipaksa untuk bekerja ekstra keras secara terus-menerus maka ginjal
akan cepat rusak/aus. Penumpukan zat racun berbahaya dalam tubuh
kita akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan yang dapat
mengancam nyawa seseorang.
Jika proses filtrasi dalam ginjal terganggu maka seseorang rentan
mengalami penyakit batu ginjal, infeksi bakteri di dalam ginjal, bahkan
dalam jangka waktu yang lama dapat memperbesar risiko seseorang
mengalami gagal ginjal baik akut maupun kronis. Selain pada ginjal,
jika kekurangan asupan air putih juga dapat memicu infeksi pada
saluran kecing. Kondisi ini biasanya ditandai dengan nyeri ketika
buang air kecil, air kencing keruh dan bahkan bercampur darah, sakit
pinggang, dan mengalami demam.
2. Minuman beralkohol
Minuman beralkohol ini memiliki beberapa tingkatan pada kadar
alkoholnya. Ada yang normal, sedang, dan tinggi. Apapun tingkatan
pada kadar alkoholnya, minuman ini sebaiknya tidak boleh dikonsumsi
secara berlebihan karena akan merusak ginjal.
3. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Tekanan darah yang tinggi dan tidak terkontrol dalam jangka waktu
yang panjang akan mengakibatkan penebalan pembuluh darah ginjal
sehingga fungsi ginjal terganggu.
4. Diabetes mellitus
Kadar gula darah yang tidak terkontrol dalam jangka waktu yang
panjang akan mengakibatkan penebalan pembuluh darah ginjal
sehingga protein bocor kedalam air.
5. Infeksi penyakit ginjal
Infeksi ginjal tidak dapat dilepaskan dari infeksi saluran kemih.
Umumnya saluran yang menyerang ginjal berasal dari luar tubuh,
masuk lewat saluran kencing bawah (uretra), merambat lewat dinding
kandung kemih, lalu ke ureter dan ke ginjal. Yang membuat kuman
lebih mudah menyerang yaitu jika terdapat sumbatan atau hambatan
pada aliran air seni pada saluran kemih. 85% infeksi saluran kemih
disebabkan oleh kuman tinja bernama Escherichia coli.
6. Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan
Zat kimia ataupun obat-obatan yang masuk kedalam tubuh dalam
jumlah yang abnormal dapat mengganggu fungsi ginjal kita. Zat racun
atau toksin perusak ginjal dapat masuk kedalam darah lewat makanan,
udara pernafasan, suntikan , ataupun diserap lewat kulit.
7. Batu saluran kencing
Salah satu penyebab mengendapnya batu pada saluran kencing
adalah terlalu pekatnya kadar garam dalam air seni, pengaruh faktor
bawaan tubuh dimana air seninya lebih mudah mengendapkan batu
karena didalam air seninya mengandung zat kapur lebih banyak dari
orang normal, keadaan ini disebut hiperkalsiuria.
3. Tanda dan Gejala Gagal Ginjal Kronik
Tanda dan Gejala Dini :
1. Lemah
Kelemahan umum mungkin karena anemia , suatu penurunan jumlah
sel darah merah, disebabkan karena rendahnya erythropoietin yang
dihasilkan oleh ginjal, sehingga tidak cukup merangsang sumsum
tulang. Penurunan sel darah merah sama dengan penurunan kapasitas
oksigen yang dibawa oleh darah, sehingga pengiriman oksigen ke sel-
sel tubuh menurun. Selain itu, dengan kurangnya oksigen, sel-sel lebih
lebih cendrung melakukan metabolisme anaerobic menyebabkan
peningkatan jumlah produksi asam yang tidak dapat ditangani oleh
ginjal yang sudah gagal.
2. Sakit kepala
Sakit kepala merupakan salah satu gejala dari gagal ginjal. Sakit kepala
tentu akan semakin parah apabila tidak ditangani dengan cepat. Tetapi
penggunaan obat-obatan tentu tidak baik terlalu sering karena fungsi
ginjal sendiri sudah menurun.
3. Lelah
Orang yang mengalami gagal ginjal sangat tidak dianjurkan untuk
kelelahan sebab fisiknya mudah lemah. Tidak hanya itu saja, mudah
lelah pun menjadi tand bahwa orang tersebut mengalami gagal ginjal.
4. Nyeri pinggang
Ciri umum dari gejala gagal ginjal adalah nyeri pada bagian pinggang.
Nyeri pada pinggang yaitu di bagian belakang bisa berada pada bagian
kiri maupun bagian kanan belakang.
5. Sering buang air kecil
Salah satu tanda ginjal telah mengalami kerusakan yaitu terjadinya
pengingkatan frekuensi buang air kecil terutama pada malam hari.
Tanda dan Gejala Lanjut :
1. Nafsu makan menurun
Tanda tanda gagal ginjal yang terjadi pada saat ginjal rusak bisa
menurunkan nafsu makan. Akan sangat jelas apabila hal ini dialami
oleh seseorang yang memang memiliki nafsu makan besar setiap
harinya. karena tidak nafsu makan maka secara perlahan juga nafsu
makan menurun.
2. Berat badan menurun
Penderita gagal ginjal akan merasakan rasa busuk pada mulutnya. Hal
tersebut diakibatkan oleh uremia. Penderita gagal ginjal kronis yang
sudah mengalami uremia dia akan mudah sekali merasakan mual
bahkan juga muntah. Semua makanan yang masuk ke dalam mulutnya
semua berasa busuk dan terasa busuk. Hal tersebut akan menyebabkan
penderita mual dan muntah sehingga berat badan akan menurun.
3. Sesak nafas baik di waktu ada kegiatan atau tidak
Gangguan pada pernapasan bisa terjadi juga apabila ginjal tidak bisa
berfungsi dengan baik, oleh sebab itu sesak napas termasuk tanda tanda
gagal ginjal juga
4. Bengkak yang disertai lekukan
Jika salah satu atau kedua ginjal tidak berfungsi dengan baik atau
mengalami kerusakan bisa menyebabkan penumpukan cairan yang
memang seharusnya di buang oleh ginjal ke luar tubuh. Penumpukan
cairan bisa di bagian mana pun termasuk di bagian jantung, sehingga
ada pembengkakan dan rasa sakit di dada pada tanda-tanda gagal
ginjal.
5. Gatal-gatal pada kulit
Tanda tanda gagal ginjal di awal terjadi memang tidak bisa langsung
diketahui karena gejalanya hanya menyebabkan kulit gatal yang bisa
terjadi juga karena penyakit kulit.
4. Cara Pencegahan Gagal Ginjal Kronik
Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
penyakit gagal ginjal kronik, yaitu:
1. Perbanyak minum air
Untuk menjaga ginjal agar tetap berfungsi dengan baik, salah satunya
dengan memperbanyak minum air. Karena itu, kita dianjurkan minum
air sebanyak 10 gelas (kurang lebih 2000 ml) per hari. Gunanya agar
ketersediaan air dalam tubuh terpenuhi, sehingga volume darah dalam
tubuh cukup. Jika volume darah cukup, maka aliran darah ginjal
menjadi baik. Dan jika aliran darah ginjal baik, maka kerja ginjalpun
juga akan baik. Selain itu, pasokan air yang cukup akan membantu
menjaga terpeliharanya laju penyaringan (filtrasi) ginjal. Hal ini akan
menghalangi penumpukan kristal kristal yang dapat berpotensi
membentuk batu ginjal serta akan memperbesar tekanan alir, sehingga
akan memperlancar pembuangan racun racun (zat zat tidak
berguna) dalam tubuh.
2. Kurangi makanan dan berlemak dan beralih ke menu makanan yang
seimbang
membiasakan menjalankan pola makan seimbang. Artinya, dalam
kengkonsumsi menu makanan setiap hari harus memperhatikan
keseimbangan antara gizi, vitamin, protein maupun mineral yang
dibutuhkan oleh tubuh. Kelebihan kadar protein justru akan menambah
beban bagi ginjal untuk mengeluarkan sisa sisa olahannya.
Sedangkan variasi menu makanan sehari hari, justeru akan membantu
menghindari timbunan sisa olahan (sisa metabolisme) dalam unit
terkecil saringan ginjal.
3. Olahraga teratur
Membiasakan diri berolah raga secara teratur akan membuat sirkulasi
darah menjadi lancar, sehingga jantung menjadi sehat. Jika jantung kita
sehat, maka aliran darah ke ginjal juga menjadi baik, dan ginjalpun
berfungsi normal. Untuk itu lakukanlah olah raga ringan seperti
jogging, jalan kaki, bersepeda, berenang atau lainnya secara rutin,
paling tidak 3 sampai 5 kali dalam seminggu, masing masing selama
kurang lebih 30 menit.
4. Berhati-hati dalam pemakaian obat-obatan
Pemakaian obat diluar anjuran bisa jadi justeru merugikan kesehatan
itu sendiri. Karena setiap obat, khususnya obat obatan kimia, pada
umumnya memiliki efek samping. Jadi bukannya menjadikan
penyembuh, tetapi malah sebaliknya, akan menjadi racun bagi tubuh.
Untuk itu mintalah nasihat dokter atau ahli pengobatan medis lainnya,
jika ingin menggunakan obat obatan kimiawi. Disamping itu juga
disarankan agar waspada terhadap pemberitaan pemberitaan tentang
manfaat herba, khususnya obat obatan herba yang belum dikenal
secara luas memiliki khasiat khasiat tertentu. Karena biasanya obat
obatan jenis ini tidak mencantumkan kandungan zat dalam kemasan
obat itu sendiri. Kecuali obat obatan yang telah terbukti serta dikenal
luas manfaatnya bagi kesehatan, seperti madu, jintan hitam, temu
lawak, daun sambiloto dan sebagainya.
5. Kontrol kesehatan secara rutin
Sebagai langkah antisipasi maupun pemeriksaan lanjutan, pemeriksaan
kesehatan secara berkala perlu dilakukan sebagai contoh mengontrol
kadar gula darah dan tekanan darah. Baik itu general chek up
(pemeriksaan keseluruhan), maupun pemeriksaan ke laboratorium,
khususnya pemeriksaan terhadap urine maupun darah agar dapat
diketahui kadar kreatinin dalam darah maupun racun racun tubuh
lainnya. Sehingga kita bisa mengantisipasi bila ada hal hal yang perlu
segera ditangani.
5. Penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronik
Penatalaksanaan pada pasien dengan gangguan gagal ginjal kronik, yaitu:
1. Cuci darah (hemodialisis)
2. Kurangi minum
3. Operasi (transplantasi ginjal)
4. Diet rendah protein tinggi karbohidrat

Anda mungkin juga menyukai