Karya Tulis
Diajukan untuk memenuhi tugas akhir dan syarat mengikuti tes semester
Mata pelajaran Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2016 / 2017
Di susun oleh :
Febby Tiara Listy
01016108
Karya tulis yang berjudul Cacing Tanah Sebagai Obat Thypus, ini berisi mengenai
hasil penelitian para ahli dalam mengkaji senyawa-senyawa herbal yang dapat digunakan sebagai
pengobatan alternatif untuk menunjang kesehatan manusia. Latar belakang karya tulis ini adalah
keadaan masyarakat yang kurang memahami dalam memanfaatkan lingkungan sekitar,
khususnya berupa komponen- komponen biotik seperti tanaman dan hewan. Karena dengan
mempelajari hal tersebut, penulis menjadi lebih mengetahui dan mengenal zat-zat yang akif
dalam proses penyembuhan suatu penyakit dengan nilai ekonomi yang mudah terjangkau.
Metode penelitian dalam karya tulis ini menggunakan metode literature (kepustakaan),
adapun data-data tersebut penulis peroleh dari buku- buku maupun sumber referensi lain yaitu
dengan menggunakan metode internet, sehingga penulis dalam membuat karya tulis mampu
mengetahui dan mencari informasi secara langsung melalui internet maupun berasal dari sumber
buku.
Hendaknya kita sebagai makhluk tuhan yang diberikan kesempunaan berupa akal pikiran,
dapat digunakan untuk selalu giat dalam mengkaji manfaat-manfaat dari komponen yang ada di
sekeliling kita. Demikian penjelasan singkat dari penulis, semoga bermanfaat bagi penulis dan
pembaca yang budiman.
PENGESAHAN
Karya Tulis yang berjudul Cacing Tanah Sebagai Obat Thypus ini telah disetujui serta
disyahkan oleh Dosen Bahasa Indonesia selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah.
Hari :
Tanggal:
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Bahasa Indonesia
Drs. H. Djuhana . M Pd
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Kunci keberhasilan adalah kedisiplinan dan kejujuran
2. Sederhana dalam ucapan, luar biasa dalam tindakan
3. Tidak perlu melakukan sesuatu hal yang ekstrim untuk mendapatkan hal yang baru, tetapi
mulailah dari perkara yang kecil
4. Sebaik-baik manusia adalah dia yang bermanfaat bagi orang lain
5. Where there is a will, there is a way
PERSEMBAHAN
Karya Tulis ini penulis persembahkan kepada;
2. Teman-teman kelas Reguler B di Sekolah Tinggi Farmasi Yayasan Pendidikan Imam Bonjol
(Cirebon)
3. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan karya tulis ini.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada ALLAH SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga karya tulis yang berjudul CACING TANAH SEBAGAI OBAT THYPUS ini,
dapat diselesaikan.
Karya tulis ini,disusun untuk melengkapi persyaratan guna memenuhi tugas semester
mata pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Tinggi Farmasi Yayasan Pendidikan Imam bonjol
Cirebon tahun pelajaran 2016/2017 serta menambah wawasan pembaca.
Penulisan karya tulis ini tidak akan pernah selesai tanpa dukungan dan bantuan dari
beberapa pihak.oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Drs. H.Djuhana .M.Pd selaku Dosen Bahasa Indonesia, yang telah memberikan dukungan dalam
penyusunan makalah ini.
2. Mmah tercinta.
3. Semua pihak yang telah membantu penyusunan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini belum sempurna.oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.Semoga karya tulis ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Cirebon,
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini penggunaan berbagai macam organisme baik hewan maupun tumbuhan banyak
digunakan oleh para ahli untuk penyembuhan berbagai macam penyakit. Penggunaan organisme
tersebut secara langsung ataupun tidak langsung mampu memberikan dampak penyembuhan
yang signifikan terhadap kondisi tubuh. Di era modern ini, dibutuhkan adanya penemuan-
penemuan baru untuk menunjang kesehatan manusia baik dari bahan-bahan alami maupun yang
Penggunaan teknologi yang serba canggih dan modern, cukup memaksa manusia untuk
mengikuti perkembangannya. Tidak terkecuali dalam dunia medis dan obat-obatan. Namun,
penggunaan obat herbal yaitu bahan-bahan atau organisme yang ada di sekeliling kita tidak
menutup kemungkinan untuk dijadikan jalan alternatif sebagai obat penyembuhan berbagai
macam penyakit.
Salah satu jenis organisme yang digunakan adalah cacing tanah yang dikenal dengan nama
ilmiah Lumbricus rubellus. Menurut kacamata manusia, cacing tanah termasuk hewan yang
menjijikkan. Tetapi, di balik itu cacing tanah menyimpan khasiat yang sangat besar bagi tubuh
Cacing tanah dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit thypus yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella thyposa dan penyakit-penyakit lainnya seperti penyakit tekanan darah rendah,
tekanan darah tinggi, kencing manis, reumatik dan penyakit kronis lainnya.
Maka dari itu penulis mengangkat judul Cacing Tanah sebagai Obat Thypus yang bertujuan
masyarakat lebih mengetahui akan manfaat dari daging cacing tanah (Lumbricus rubellus).
Dalam melakukan penelitian ini, penulis telah menemukan berbagai masalah mengenai
pemanfaatan cacing tanah sebagai obat thypus. Adapun permasalahan yang penulis temukan
sebagai berikut:
3. Apakah zat yang terdapat dalam daging cacing tanah sehingga dapat menyembuhkan penyakit
thypus?
4. Bagaimana cara pengolahan cacing tanah sehingga dapat menjadi obat yang siap dikonsumsi
1. Guna memenuhi tugas semester mata pelajaran bahasa Indonesia tahun pelajaran 2016/2017.
3. Meneliti bagaimana proses pengolahan cacing tanah (Lumbricus rubellus) sebagai obat thypus.
4. Mengetahui kandungan nutrisi dan zat dalam daging cacing tanah yang berguna bagi kesehatan
manusia.
5. Sebagai salah satu obat alternatif yang dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit thypus.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan yang dapat kita ambil dari kegiatan penulisan karya tulis ini antara
lain:
3. Untuk mengetahui zat dalam daging cacing tanah (Lumbricus rubellus) dalam proses
4. Masyarakat dapat mengetahui akan adanya obat herbal alami atau obat tradisional yang
Dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan metode kepustakaan (literatur).
Metode literatur adalah teknik pengumpulan data dengan cara penulis membaca, menganalisa,
mengolah dan menulis buku-buku sebagai sumber referensi. Dengan demikian penulis mampu
untuk menganalisa manfaat cacing tanah tersebut dengan baik dan sistematis.
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,
Terdiri dari : klasifikasi cacing tanah secara ilmiah, pengertian cacing, struktur tubuh cacing
Terdiri dari : manfaat cacing tanah, kandungan nutrisi cacing tanah, zat yang terkandung dalam
cacing tanah sebagai obat thypus serta bagaimana cara pengolahan cacing tanah.
BAB IV PENUTUP
LANDASAN TEORI
Kerajaan : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Clitellata
Ordo : Haplotaxida
Upaordo : Lumbricina
Families : Acanthodrilidae
Criodrilidae
Eudrilidae
Glossoscolecidae
Lumbricidae
Megascolecidae
Dalam kehidupan sehari-hari, cacing diartikan sebagai hewan kecil, bertubuh memanjang,
lunak, tidak berangka, dan tidak mempunyai kaki. Setiap tubuh cacing dapat dibedakan atas
ujung depan (anterior), ujung belakang (posterior), permukaan punggung (dorsal), dan
permukaan perut (ventral). Tubuh cacing bersifat simetris bilateral, artinya pada tubuh terdapat
satu bidang simetris yang terletak di pusat memanjang, membagi tubuh menjadi bagian kanan
Cacing atau vermes diklasifikasikan dalam filum annelida. Annelida (Yunani, annelus:
cincin), dapat diartikan sebagai cacing yang tubuhnya bersegmen-segmen menyerupai cincin
atau gelang.
Perbedaan utama antara annelida dan filum cacing lainnya adalah tubuhnya yang
bersegmen-segmen. Setiap segmen menyerupai cincin atau ruas-ruas yang disebut somit.
Segmentasi ini terjadi tidak hanya pada struktur luarnya, tetapi sampai ke struktur alat dalamnya.
Ciri-ciri Annelida:
b. Telah memiliki rongga tubuh yang sesungguhnya dan di dalamnya terdapat alat-alat dalam.
i. Sistem saraf berupa sepasang ganglion otak yang dihubungkan dengan tali saraf longitudinal.
j. Bersifat hermafrodit.
Dinding tubuh Annelida terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan ektoderm, mesoderm dan
endoderm.
Rongga tubuh Annelida terjadi karena adanya lipatan mesoderm pada masa diferensiasi
embrio. Lipatan mesoderm menyebabkan ada bagian mesoderm yang melekat pada endoderm
disebut lapisan splanknik. Lapisan ini membentuk dinding otot dan saluran pencernaan.
Sedangkan bagian yang menempel pada ektoderm disebut lapisan somatik yang merupakan
tubuh embrionya berlapis tiga dan telah mempunyai rongga tubuh sesungguhnya.
Klasifikasi Annelida
Bentuk tubuh cacing tanah bulat panjang, dengan segmen tubuh berjumlah 15 sampai 200
buah. Setiap segmen (somit) mempunyai alat ekskresi, otot-otot dan pembuluh sendiri. Susunan
Pada somit ke-32 sampai 37 dari Lumbricus dan somit ke-10 sampai 11 dari Pheretima
terdapat penebalan kulit dan lebih cerah, disebut Klitelum atau Sadel. Klitelum berfungsi untuk
Dua cacing yang kawin saling menempelkan tubuhnya dengan ujung kepala berlawanan.
Mula-mula, alat kelamin jantan mengeluarkan sperma dan diterima oleh klitelum cacing
pasangannya. Setelah itu, segera dibentuk kokon. Selanjutnya, di sebelah luar kokon terbentuk
tabung lendir. Sementara itu, sperma pada klitelum bergerak ke alat reproduksi betina dan
disimpan dalam seminal reseptakel. Pada saat ovum dikeluarkan dari ovarium dan melewati
seminal reseptakel, ovum akan dibuahi. Ovum yang telah dibuahi masuk ke dalam kokon.
Setelah itu, telur bersama kokon akan lepas dari tubuh cacing. Telur menetas di dalam kokon dan
2.5 Thypus
Penyakit types atau thypus disebabkan oleh bakteri Salmonella thyposa. Penyakit types atau
thypus dikarenakan infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah.
Gejala awal dari penyakit ini adalah demam tinggi dan tidak turun, warna lidah penderita
keabu-abuan, perut bagian bawah terasa sakit, nafsu makan berkurang karena lidah selalu
merasakan pahit.
BAB III
PEMBAHASAN
Daging cacing tanah (Lumbricus rubellus) merupakan salah satu organisme hidup yang dapat
digunakan sebagai alternatif pengobatan bagi kehidupan manusia. Banyak khasiat daging cacing
tanah bagi kesehatan manusia. Lumbricus rubellus dapat menjadi obat yang manjur untuk
menyembuhkan berbagai penyakit. Di antaranya ialah penyakit tekanan darah rendah, tekanan
darah tinggi, kecing manis, penyakit thypus, reumatik, disentri, maagh, muntaber, asma dan
Berbagai hasil penelitian pun telah menguak multimanfaat cacing tanah. Hewan ini
mengandung barbagai enzim penghasil antibiotik dan asam arhidonat yang berkhasiat
menurunkan demam. Sejak tahun 1990 di Amerika Serikat cacing ini dimanfaatkan sebagai
penghambat pertumbuhan kanker. Di Jepang dan Australia, cacing tanah dijadikan sebagai bahan
Pengetahuan Unpad Bandung tahun 1996 menunjukkan bahwa ekstrak cacing rubellus mampu
Menurut Bambang Sudiarto, peneliti dari Lembaga Ekologi Universitas Padjajaran Bandung,
cacing adalah sumber protein sangat tinggi, sekitar 76 %. Itu berarti lebih tinggi dibanding yang
hanya 65 %, dan kacang kedelai yang hanya 45 %. Cacing tanah juga mengandung 15 jenis asam
amino esensial dengan kadar yang sangat tinggi. Zat ini biasa digunakan untuk menyempitkan
dimakan, penyembuhan dengan memanfaatkan daging cacing dilakukan pada saat kita sehat.
Penyembuhan itu harus melalui proses jauh sebelum sakit itu tiba, mereka yang sering menderita
thypus, demam, batuk, flu dan lain-lain perlu banyak mengkonsumsi cacing agar memiliki
ketahanan.
Memang tak ada informasi yang jelas, kapan cacing dianggap berkhasiat. Tapi, Lumbricus
punya manfaat medis. Sudah diteliti para ilmuwan Amerika. Dari sanalah ditemukan bahwa
Lumbricus punya kemampuan mengubah omega-6 menjadi omega-3. Omega-3 ini dapat
mencegah terjadinya pengerasan pembuluh darah yang diakibatkan oleh lemak. Dalam penelitian
itu juga dilakukan percobaan dengan mengisolasi bahan kimia yang ada pada tubuh Lumbricus
rubellus. Kemudian menumbuhkannhya ke sel tubuh manusia. Ternyata bahan kimia itu dapat
kadar protein sangat tinggi, yaitu sekitar 76 %. Kadar ini lebih tinggi dibandingkan dengan
daging mamalia 65 % atau ikan 50 %. Begitu juga dengan asam-asam amino esensialnya. Selain
itu bahan tersebut diketahui pula mengandunng alfa tokoferol atau vitamin f yang berfungsi
sebagai antioksidan.
Selain itu menurut Laverach (1963) kandungan nutrisi daging Lumbricus rubellus terdiri dari
16 % protein, 17 % karbohidrat, 45 % lemak dan abu 1,5 %. Sedangkan kadar bahan keringnya
16,38 %, kandungan protein 53,5-71,5 % dimiliki Lumoricus terrestris dengan kadar bahan
antara 15-20 %. Hewan-hewan ini juga mengandung protein asam amino berkadar tinggi yang
Demam merupakan gejala awal berbagai penyakit manusia. Penyebab demam bisa berbagai
macam, tetapi umumnya gejala peningkatan suhu tubuh harus segera diatasi karena dapat
Demam dapat terjadi karena peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus. Jika sel tubuh
terluka oleh rangsangan pirogen seperti bakteri, virus, atau parasit, membran sel yang tersusun
Salah satu komponen asam lemak fosfolipid, yaitu asam arakidonat, akan terputus dari ikatan
molekul fosfolipid dibantu oleh enzim fosfolipase. Asam arakidonat akan membentuk
hipotalamus untuk meningkatkan suhu tubuh. Gejala demam dapat diatasi dengan obat yang
mengandung zat antipiretik. Ketika gejala demam muncul, umumnya orang akan menggunakan
Parasetamol memang obat antipiretik umum. Harganya terjangkau dan mudah didapat. Hanya
saja, obat ini juga cukup banyak efek sampingnya. Selain itu, parasetamol hanya mengurangi
Pemanfaatan cacing tanah untuk antipiretik lebih aman karena tidak menimbulkan efek toksik
bagi manusia sehingga aman dikonsumsi. Satu-satunya efek toksik cacing tanah adalah cacing
tanah dapat mengakumulasi logam berat yang ada pada tanah dalam tubuhnya. Cacing tanah
dapat menoleransi logam berat dalam konsentrasi yang cukup tinggi. Namun, hal ini dapat
diatasi dengan vermikultur, yaitu membuat media tumbuh yang baik bagi cacing tanah.
Penampakan tubuh cacing tanah yang tercemar pun mudah dibedakan dengan yang normal.
menggunakan hewan coba tikus putih yang didemamkan dengan penyuntikan vaksin campak.
Suhu normal tikus putih sama dengan manusia, yaitu berkisar antara 35,9 hingga 37,5 derajat
celcius. Tikus putih yang sudah demam diobati dengan ekstrak cacing tanah dan parasetamol
sebagai kontrol. Setelah didemamkan, suhu tubuh tikus putih diukur dan diamati pergerakan
suhunya. Kelompok tikus putih yang tidak diberi pengobatan, meningkat suhunya sebesar 0,8
derajat celcius. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan suhu tikus putih yang didemamkan dapat
ditahan oleh ekstrak cacing tanah karena di dalamnya terdapat zat antipiretik.
Dari serangkaian pengujian kimia, diketahui bahwa senyawa aktif sebagai antipiretik
dari ekstrak cacing tanah adalah golongan senyawa alkaloid. Pengujian memang belum dapat
menentukan nama senyawanya secara tepat. Golongan senyawa alkaloid mempunyai ciri
mengandung atom nitrogen (bandingkan dengan struktur parasetamol yang juga memiliki atom
Contoh alkaloid yang paling terkenal adalah nikotin dari tembakau. Seperti senyawa aktif
lainnya, jika dikonsumsi berlebihan, dapat menjadi racun juga. Golongan alkaloid memang
sudah banyak ditemukan dari ekstrak tumbuhan maupun hewan dan sebagian besar di antaranya
adalah:
1. Ambil cacing tanah yang besar 3 atau 5 biji, cuci dengan air.
2. Ambil penggorengan (saya sarankan dari tanah liat agar tidak lengket), goring atau sangan
4. Ambil cacing tanah yang gosong tadi untuk dimakan bersama pisang.
B. Proses pengolahan kapsul cacing tanah yang dilakukan dengan sistem higroscopy, yaitu
2. Besihkan dan pastikan sudah tidak ada unsur tanah atau kotoran lain, sekedar untuk menjaga
hiegenisnya saja.
3. Tuangkan air kira-kira tiga gelas untuk ukuran diminum tiga kali sehari.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Daging cacing tanah (lumbricus rubellus) adalah salah satu organisme yang dapat dijadikan
sebagai obat herbal alternatif dalam upaya penyembuhan berbagai penyakit khususnya penyakit
thypus. Terbukti dengan adanya berbagai riset yang dilakukan oleh para ahli tentang uji khasiat
daging cacing tanah dan telah disimpukan bahwa dalam tubuh cacing tanah mengandung zat
antipiretik yang berguna bagi proses penyembuhan penyakit thypus serta tidak menimbulkan
Daging cacing tanah mengandung berbagai nutrisi yaitu terdiri dari senyawa protein,
karbohidrat, lemak dan abu yang sangat diperlukan untuk kekebalan tubuh dalam melawan
Pengolahan cacing tanah cukup mudah, sehingga bisa dilakukan sendiri sesuai dengan
petunjuk yang ada. Adapun cara pengolahannya, yaitu dengan proses sangan (menggoreng tanpa
minyak), menggunakan sistem hicroscopy (proses pengolahan dalam bentuk kapsul) dan air
rebusan cacing tanah. Sehingga bisa dikatakan cacing tanah mempunyai struktur tubuh yang
4.2 Saran
Di zaman sekarang banyak orang cenderung mengkonsumsi obat dokter dalam upaya
penyembuhan berbagai penyakit serta mengesampingkan hal-hal kecil yang justru dapat
dimanfaatkan sebagai obat. Sebagai penulis, saya berharap masyarakat bisa lebih mengkaji
manfaat-manfaat dari organisme di sekelilingnya yang cenderung lebih murah dan efisien serta
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. 2007. Sains Biologi 1 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara
http: //biologi.blogsome.com
http: //isharmanto.blogspot.com
http://kalemsblog.com
http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0105107-125417