Anda di halaman 1dari 3

Struktur Legenda Desa Kedungsari

Alur cerita:

1. Ki Soro adalah laki-laki ganteng yang lemah lembut, suka menolong, setia dan tidak
pernah ingkar janji. Kesetiaan janjinya kepada kekasihnya Pandansari telah terbukti.
Sampai usia yang senja Ki Soro tak pernah menikah lagi dengan siapa pun.
2. Ki Soro tidak pernah mengeluh meski seakan sulit menghadapi hidup ini karena hidup
seorang diri. Beliau memiliki kebiasaan berenang di sungai dengan seekor buaya
putih yang ternyata diduga bahwa Ki Soro merupakan jelmaan buaya putih.
3. Suatu hari, ada orang yang punya hajat menginginkan sebuah hiburan, tetapi warga
tidak sanggup menyewa karena tidak memiliki uang. Dengan keyakinan dan
kepercayaan masyarakat bahwa Ki Soro dapat memberikan hiburan yaitu gong,
gending, dan peralatan lainnya.
4. Masyarakat atau warga sering meminjam alat hiburannya tanpa mengembalikan atau
bahkan menjualnya. Akhirnya Ki Soro marah dan orang yang punya hajat diambil Ki
Soro tanpa sepengetahuan warga yang lain (tamu) hingga tidak kembali diantara
warga.
5. Salah satu warga menderita penyakit hingga bertahun- tahun dan berobat juga belum
ada perubahan pada penyakit yang di deritanya. Kemudian salah satu tetangga
memberitahukan pada warga yang sakit itu untuk datang ke punden tempat Ki Soro
bertapa untuk bertawassul padanya dan disertai bancaan yang di hadiri semua warga
desa tersebut.
6. Setelah kejadian itu orang yang sakit akhirnya merasakan perubahan dari sakit yang
lama di deritanya, dan akhirnya sembuh hingga sekarang.
7. Warga desa meyakini bahwa Ki Soro merupakan salah seorang yang sakti dan
pembabah desa Kedungsoro
8. Seiring berkembangnya zaman desa Kedungsoro namanya diganti oleh pak lurah
pertama yaitu lurah wongso terimo sekitar tahun 40-an, dengan nama desa
Kedungsari.

Terem: a = Desa Kedungsari

a1 = Ki Soro

a2 = Pandansari

a3 = Buaya putih

b = masyarakat / warga desa

c = lurah wongso terimo


Fungsi: x = Keburukan

X1 = marah

X2 = sakit

X3 = jelmaan

X4 = tidak mengembalikan

X5 = mengganti

Y = kebaikan

Y1 = ganteng, lemah lembut

Y2 = suka menolong

Y3 = setia

Y4 = tak pernah menikah

Y5 = berenang

Y6 = meminjam

Y7 = bertapa

Y8 = sembuh

Y9 = yakin

Y10 = sakti

Kode khusus: N = Legenda Desa Kedungsari

Alur cerita dapat digambarkan sebagai berikut:

N = (a1)y1,2 : (a1)y3 : (a2) :: (a1)y4 : (a1)x3 : (a3) :: (a1)y5 : (a3)x3 : (b)y6 : (b)y4 :: (a1)x1 :
(b)x2 : (b)y7 :: (b)y8 : (b)y9 :: (a1)y10 : (c)x5 : (a)

Ki Soro adalah seorang yang ganteng, lemah lembut, dan suka menolong. Ki Soro
sangat setia kepada kepada Pandansari istrinya. Kesetiaan tersebut terbukti dengan Ki Soro
tak pernah menikah sepeninggal istrinya. Ki Soro diduga oleh masyarakat atau warga desa
sebagai jelmaan buaya putih karena beliau memiliki kebiasaan berenang dengan buaya putih.
Ki Soro memiliki alat hiburan seperti gong, gending, dan peralatan lainnya. Suatu hari warga
desa meminjam dan tidak mengembalikan sehingga membuat Ki Soro marah dan akhirnya
ada salah satu warga desa yang sakit. Kemudian warga desa memberitahukan untuk salah
satu warga yang sakit tersebut bertapa dan bancaan di punden Kedungsoro. Akhirnya tak
lama kemudian salah satu warga tersebut sembuh dari penyakitnya. Mulai sejak itu warga
desa meyakini bahwa Ki Soro merupakan seorang yang sakti. Seiring berkembangnya zaman,
lurah pertama yaitu lurah Wongso Terimo mengganti nama desa Kedungsoro menjadi
Kedungsari.

Jika dilihat dari segi tokohnya, maka alur cerita dapat digambarkan sebagai berikut:

N = (a1) : (a2) :: (a1) : (a3) :: (a1) : (a3) : (b) : (a1) : (b) :: (a1) : (b) : (b) :: (b) : (b) :: (a1) : (c)
: (a)

Ki Soro adalah orang yang sangat setia kepada Pandansari. Pandansari adalah istri
dari Ki Soro. Ki Soro diyakini oleh kebanyakan orang sebagai jelmaan buaya putih karena
semasa hidupnya ia gemar berenang dengan buaya putih. Ki Soro memiliki alat hiburan yang
sering dimainkan dahulu kala. Hingga masyarakat desa ada yang mengambil dan tak
dikembalikan bahkan ada yang dijual. Setelah kejadi tersebut ada warga desa yang sakit
bertahun-tahun dan tak kunjung sembuh ini dikarenakan Ki Soro. Ki Soro marah atas apa
yang telah diperbuat warga desa. Warga desa disuruh untuk bertapa di punden Kedungsoro
agar warga yang sakit tersebut dapat sembuh. Lurah pertama yaitu lurah Wongso Terimo
mengganti nama desa menjadi Kedungsari dengan harapan semoga dengan nama Kedungsari
masyarakat diberikan perubahan berkah yang memberikan manfaat.

Jika dilihat dari segi fungsi, maka alur cerita akan tampak sebagai berikut:

N = (y1) : (y2) : (y3) :: (y4) : (x3) :: (y5) : (x3) : (y6) : (y4) :: (x1) : (x2) : (y7) :: (y8) : (y9) ::
(y10) : (x5)

Fungsi kebaikan lebih besar dari pada fungsi keburukan:

N = (a1)y1 + (a1)y2 + (a1)y3 + (a1)y4 + (a1)y5 + (b)y6 + (b)y67 + (b)y8 + (b)y9 + (a1)y10 >
(a1)x1 + (b)x2 + (a1)x3 + (b)x4 + (c)x5

Kebaikan yang terdapat dalam cerita Legenda Desa Kedungsari diantaranya Ki Soro
adalah seorang yang ganteng, lemah lembut, dan suka menolong. Ki Soro sangat setia kepada
kepada Pandansari istrinya. Ki Soro tak pernah menikah. Ki Soro merupakan seorang yang
sakti karena mampu menyembuhkan penyakit yang bertahun-tahun tidak dapat disembuhkan.
Akhirnya lurah pertama yaitu lurah Wongso Terimo mengganti nama desa Kedungsoro
menjadi Kedungsari.

Keburukan yang terdapat dalam cerita Legenda Desa Kedungsari diantaranya Ki Soro
marah akibat ulah warga desa yang mengambil dan tak mengembalikan alat hiburan Ki Soro.
Akhirnya salah satu warga desa ada yang sakit bertahun-tahun tidak dapat disembuhkan.

Anda mungkin juga menyukai