Anda di halaman 1dari 1

Nama : Adi Nur Setyawan

Alamat : Ds. Geta’an


No Absen : 1
Kelas : VII D
Asal Mula Desa Getakan dan Makam Nyai Sasi

Pada jaman dahulu kala di kota Pati terdapat sebuah desa yang dikenal dengan Desa
Getakan. Desa Getakan adalah sebuah desa yang makmur, tenteram, damai dan sejahtera.
Sebagian penduduk desa itu bermatapencaharian sebagai pembuat barang-barang dapur.
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan peralatan sederhana. Tanah liat sebagai bahan baku dan
gethak sebagai pembentuk tanah liat yang akan dibuat bentuk apa.

Waktu itu Desa Getakan belum ada namanya dan orang lebih mengenal dengan
sebutan “Desa Getakan”. Getakan berasal dari kata “gethak”, alat untuk membuat barang-
barang dapur.

Pada jaman kolonial Belanda masyarakat desa diharuskan membayar pajak yang
sangat tinggi. Penjajah tidak memikirkan desa Getakan yang hidup pas-pasan sebagai
penjual barang-barang kerajinan dari tanah liat. Pada saat terjepit itu, datanglah seorang
penolong yang selalu memikirkan nasib rakyat. Orang tersebut terkenal dengan nama Mbah
Nyai Sasi. Mbah Sasi bersama kepala desa dan masyarakat dengan lantang menentang
kesewenang-wenangan penjajah kolonial Belanda. Di desa Getakan terdapat sebuah parit
kecil tetapi panjang dan tidak ada airnya. Di situlah masyarakat dukuh bersembunyi bila ada
penjajah menyerang. Anehnya, parit yang kecil itu mampu memuat begitu banyak rakyat
dukuh Getakan. Pensembunyian itu tidak terlihat oleh kapal terbang penjajah, karena ditepi
persembunyian terdapat pohon bambu yang rimbun.

Perjuangan rakyat tidak padam begitu saja, anak-anak dukuh yang telah dewasa
diajari bertempur untuk melawan penjajah. Di bawah pimpinan Mbah Nyai Sasi dan kepala
desa, mereka mengadakan perlawanan secara gerilya. Bila mereka kalah, mereka lari ke
persembunyian. Dan akhirnya pada suatu pertempuran, para pemuda mengalami
kemenangan, lalu mereka pulang ke rumah masing-masing.

Beberapa tahun kemudian, Mbah Nyai Sasi meninggal dunia. Beliau dimakamkan di
desa getakan. Ia tidak dibungkus dengan kain mori tetapi dengan kain lawung. Di atas
makam terdapat pohon lelayu yang tumbuh subur.

Setelah sepeninggalnya Mbah Nyai Sasi yang terkenal sebagai pahlawan itu, penjajah
datang dan dengan mudah menguasai desa Getakan. Kepala desa tertangkap dan disiksa di
dekat makam Mbah Nyai Sasi, tetapi anehnya orang yang menyiksa malah mati. Dengan
terjadinya peristiwa itu maka orang-orang percaya bahwa Mbah Nyai Sasi masih bersama
mereka. Menurut kepercayaan mereka, Mbah Nyai Sasi masih menemui mereka bila akan
terjadi wabah penyakit.

Berulang kali masih banyak orang yang bertapa di makam tersebut untuk mencari
sebuah keris pusaka. Aka tetapi tak ada seorangpun yang mendapatkan keris pusaka.
Menurut cerita orang yang pernah bertapa, Mbah Nyai Sasi berkata bahwa tidak ada orang
yang bisa mendapatkan keris tersebut, kecuali, orang tersebut berasal dari Madura dan
Banten. Tetapi, jika orang itu mengadakan pertapaan dan malamnya tidak diberi izin, maka
mustahil orang itu berhasil.
Di makam Mbah Nyai Sasi sering diadakan suatu pertunjukan selamatan, dan orang
yang akan punya kerja.

Anda mungkin juga menyukai