PENDAHULUAN
a. Sklera, yang merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada
mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera
disebut cornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam bola
mata.
b. Jaringan uvea, yang merupakan jaringan vaskular, yang terdiri atas iris, badan siliar
dan koroid. Pada iris didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur
jumlah sinarmasuk ke dalam bola mata, yaitu otot dapat mengatur jumlah sinar masuk
ke dalam bola mata, yaitu otot dilatatur, sfingter iris dan otot siliar. Badan siliar yang
terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuos humor), yang
dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea dan
sklera.
c. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai
susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris yang
akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak.
1
Klasifikasi endoftalmitis2:
a. Endoftalmitis Purulen (Supuratif)
Yang memberikan gambaran abses di dalam badan kaca.
c. Endoftalmitis Fakoanafilatik
2
BAB II
ENDOFTALMITIS
2.1. Definisi
Endoftalmitis adalah peradangan berat yang terjadi pada seluruh jaringan
intraocular, yang mengenai dua dinding bola mata, yaitu retina dan koroid tanpa
melibatkan sklera dan kapsula tenon, yang biasanya terjadi akibat adanya infeksi1.
2.2. Epidemiologi
Angka kejadian endoftalmitis, setelah operasi terbuka bola mata di Amerika
adalah 5-14% dari semua kasus endoftalmitis1. Sedangkan endoftalmitis yang disebabkan
oleh trauma sekitar 10-30%, dan endoftalmitis yang disebabkan oleh reaksi antibody
terhadap pemasangan lensa yang dianggap sebagai benda asing oleh tubuh adalah 7-
31%3.
2.3. Etiologi
Penyebab endoftalmitis dapat dibagi menjadi dua, yaitu endoftalmitis yang
disebabkan oleh infeksi dan endoftalmitis yang disebabkan oleh imunologis atau auto
imun (non infeksi)1,3:
3
b. Eksogen
Endoftalmitis eksogen dapat terjadi akibat trauma tembus atau infeksi sekunder /
komplikasi yang terjadi pada tindakan pembedahan yang membuka bola mata,
reaksi terhadap benda asing dan trauma tembus bola mata1,3. Bakteri gram positive
menyebabkan 56-90% dari seluruh kasus endoftalmitis3. Beberapa kuman
penyebabnya dalah staphylococcus epidermidis, staphylococcus aureus, dan
spesies streptococcus. Bakteri gram negatif seperti pseudomonas, escherichia coli
dan enterococcus dapat ditemukan dari trauma tembus bola mata3.
4
Adanya riwayat tindakan bedah mata, trauma tembus bola mata disertai
dengan atau tanpa adanya penetrasi benda asing perlu diperhatikan karena adanya
kemungkinan penyebab eksogen. Mengenai penyebab endogen maka penderita perlu
di anamnesis mengenai ada atau tidaknya riwayat penyakit sistemik yang dideritanya.
Penyakit yang merupakan predisposisi terjadinya endoftalmitis di antaranya adalah
diabetes melitus, AIDS dan SLE yang dapat dihubungkan dengan imunitas yang
rendah. Sedangkan beberapa penyakit infeksi yang dapat menyebabkan endoftalmitis
endogen akibat penyebarannya secara hematogen adalah meningitis, endokorditis,
infeksi saluran kemih, infeksi paru-paru dan pielonefritis3. untuk endoftalmitis
fakoanafilaktik, dapat ditanyakan tentang adanya riwayat segala subjektif katarak
yang diderita pasien sebelumnya.
b. Objektif
Kelainan fisik yang ditemukan berhubungan dengan struktur bola mata yang
terkena dan derajat infeksi/peradangan2. Pemeriksaan yang dilakukan adalah
pemeriksaan luar, slit lamp dan funduskopi kelainan fisik yang dapat ditemukan dapat
berupa3:
- Udem Palpebra Superior
- reaksi konjungtiva berupa hiperemis dan kemosis
- Injeksi siliar dan injeksi konjungtiva
- Udem Kornea
- Kornea keruh
- keratik presipitat
- Bilik mata depan keruh
- Hipopion
- Kekeruhan vitreus
- Penurunan refleks fundus dengan gambaran warna yang agak pucat ataupun hilang
sama sekali.
5
Gambar 1. Endoftalmitis
6
Pada endoftalmitis yang disebabkan jamur, di dalam badan kaca ditemukan
masa putih abu-abu, hipopion ringan, bentuk abses satelit di dalam badan kaca,
dengan proyeksi sinar yang baik1.
Metode kultur merupakan langkah yang sangat diperlukan karena bersifat spesifik
untuk mendeteksi mikroorganisme penyebab. Teknik kultur memerlukan waktu 48 jam
14 hari. Bahan-bahan yang dikultur diambil dari3,4:
o Cairan dari COA dan corpus viterous
Pada endoftalmitis, biasanya terjadi kekeruhan pada corpus viterous. Oleh sebab
itu, bila dengan pemeriksaan oftalmoskop, fundus tidak terlihat, maka dapat dilakukan
pemeriksaan USG mata.
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan apakah ada benda asing dalam bola
mata, menilai densitas dari vitreitis yang terjadi dan mengetahui apakah infeksi telah
mencapai retina3.
7
2.6. Diagnosis
Dengan mengetahui gejala subjektif dan gejala objektif yang didapatkan dari
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, maka diagnosis endoftalmitis sudah dapat
ditegakkan.
2.8. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi jika proses peradangan mengenai ketiga lapisan
mata (retina, koroid dan sklera) dan badan kaca maka akan mengakibatkan panoftalmitis.
Panoftalmitis merupakan peradangan pada seluruh bola mata termasuk sklera dan kapsula
tenon1.
Endoftalmitis Panoftalmitis
Radang Intraokular Intraokular, intraorbita
Demam Tidak nyata Nyata
Sakit bola mata Ada Berat
Pergerakan bola mata Masih dapat Sakit tidak bergerak
Eksoftalmos Tidak ada Mata menonjol
Bedah Enukleasi Eviserasi bulbi
8
2.9. Penatalaksanaan
Antibiotik yang sesuai dengan organisme penyebab.
Steroid secara topikal, konjungtiva, intravitreal, atau secara sistematik, yang
digunakan untuk pengobatan semua jenis endoftalmitis.
Sikloplegia tetes dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri, stabilisasi aliran darah
pada mata dan mencegah terjadinya sinekia.
Tindakan Vitrektomi.
9
Tabel Dosis Antibiotik Okular
Subkonjungtiva Intravitreal
Antibiotik Sistemik (mg) Topikal (%)
(mg) (mg)
PENICILIN
Ampicilin 150-200mg/kg/hr IV - 100 5
Carbenicillin 400-600mg/kg/hr IV 10 100 0.5-2.0
Dicloxacilin 0.124-0.5g/6j PO/IM - - -
Metchicilin 1-2g/4j IV/IM 10 100 2
Nafcilin 1-2g/4j IV/IM - - -
Oxacilin 1-2g/4j IV/IM 6.6 100 0.5
Penicilin G 2-4jtU/4-6j IV 0.1 50,000-1 jt IU -
Piperacilin 200-500m/kg/hr IV/IM 5-10 - 1.5
Ticarcilin 250-300mg/kg/hr 5-10 100-150 3
CEPHALOSPORIN
Cefamandole 0.5g/6j-2g/4j IM/IV - 12.5 -
Cefazoline 0.25g/8jam-2g/4j IM/IV 5-10 50-100 0.5-2
Cefatoxime 1g/8j-2g/4j IM/IV 5-10 100 0.4
Cefsulodin 1-1.5g/6j IV - 100 -
Ceftazidime 1-2g/8-12j IM/IV - 125 2
Ceftriaxone 1-2G/12-24J IM/IV - 100 2
Chepalothin 0.5g/6-2j IM/IV 5 50-125 2
Moxalactam 1g/8j-2g/4j IM/IV 10 100 1.25-2
AMINOGLIKSODA
Amikacin 15mg/hrjarak 8-12j IM/IV 0.5-1.5 25 0.4
Gentamicin 3-5mg/hrjarak8j IM/IV 0.3-1.5 10-40 0.2
Netilmicin 4-6.5mg/hrjarak 8j IM/IV - - 0.25
Tobramycin 3-5mg/hr jarak 8j IM/IV 0.3-1.5 20-40 0.2
Neomycin - 0.3-3.3 - -
MICELLANEOUS -
Aztreonam 1g/8j-2g/j IV - 0.1 -
Bacitracin - 10,000 U/ml - -
Ciprofloxasin 250-750mg/12 j PO - 1 -
Clindamycin 150-450mg/6j PO 1-5 50-100 2
150-900mg/8j IV/IM
Chloramphenicol 0.25-0.75g/6j PO - - TMP1.6
50mg/kg/hr IM/IV
Cotrimoxazole 2.5-5mg/kg/6j IV TMP16SM280 - -
Asam Fusidic 500mg PO/IV - - 0.5
Imipenem 0.5-1.0g/6j IVAM - - -
Metronidazole 7.5mg/kg/6j IV - - -
Teicoplanin 200mg/hr IV/IM 5 67 0.75
Vancomycin 1g/12j/V - 25 1
10
Antibiotik tersebut dapat diberikan secara tunggal ataupun kombinasi. Kombinasi
yang dianjurkan adalah gabunan antara golongan aminoglikosida. Pilihan kombinasi
tersebut merupakan yang terbaik, karena:
Terapi steroid pada penyakit mata adalah untuk mengurangi inflamasi yang
disertai eksudet dan untuk mengurangi granulasi jaringan. Kedua efek ini penting untuk
endoftalmitis, karena dasar dari endoftalmitis adalah inflamasi, dimana prognosis
visusnya dipengaruhi oleh inflamasi yang terus berlanjut. Sampai saat ini pemberian
kortikosteroid pada endoftalmitis masih kontroversi walaupun sudah banyak penelitian
menunjukkan hasil yang memuaskan dari pemberian Dexamethason dalam menghambat
11
reaksi inflamasi dan reaksi imun abnormal yang dapat menimbulkan kerusakan luas pada
mata3. Dexamethason dapat diberikan secara intravitreal dengan dosis 400ug dan 1 mg
secara intraokular sebagai profilaksis3.
Pada kasus yang berat dapat dilakukan Vitrektomi Pars Plana, yang bertujuan
untuk mengeluarkan organisme beserta produk toksin dan enzim proteolitiknya yang
berada dalam vitreous, meningkatkan distribusi antibiotik dan mengeluarkan membran
siklitik yang terbentuk, yang potensial menimbulkan ablasi, serta mengembalikan
kejernihan vitreous4.
12
Gambar 3. Vitrektomi
2.10. Prognosis
Endoftalmitis endogen lebih buruk daripada endoftalmitis eksogen. Karena
berhubungan dengan tipe organisme yang berhubungan (tingkat virulensi, organisme,
daya tahan tubuh penderita dan keterlambatan diagnosis)
Endoftalmitis yang diterapi dengan vitrektomi 74% pasien mendapatkan perbaikan
visus sampai 6/30.
13
BAB III
KESIMPULAN
1. Endoftalmitis adalah peradangan berat yang terjadi pada seluruh jaringan intraokular,
yang mengenai dua dinding bola mata, yaitu retina dan koroid tanpa melibatkan
sklera, dan kapsula tenon.
3. Penyebab endoftalmitis dapat di kelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu infeksi
yang dapat bersifat endogen dan eksogen serta yang disebabkan oleh imunologis.
4. Gejala subjektif antara lain adalah nyeri pada bola mata, penurun tajam penglihatan,
nyeri kepala, mata terasa bengkak kelopak mata merah, bengkak kadang sulit dibuka.
Sedangkan dari pemeriksaan fisik didapatkan udem pada palpebra superior, reaksi
konjungtiva berupa: hiperemis dan kemosis, udem pada kornea.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, S.H. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Jakarta, Balai Penerbit FKUI, 2006. hal.
175-8.
3. Ilyas, S.H., Mailangkay, T.H. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter dan Mahasiswa
Kedokteran. Edisi ke-2, Jakarta, CV. Sagung Seto, 2002. hal. 98-101.
4. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta, Widya Medika, 2002. hal. 72.
5. Chaudry, A.N., Flynn. H.W. Ocular Trauma Principles and Practice. Page 293-300.
15