Modul Pelatihan Sms New PDF
Modul Pelatihan Sms New PDF
2015
Kata Pengantar
Alhamdulillahi rabbilalamin, segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan semua kenikmatan. Sholawat serta salam senantiasa kita
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberi kita teladan terbaik
untuk menjadi hidup.
Modul tutorial ini merupakan panduan untuk membuat model dan simulasi pada
Software SMS versi 11 yang ditulis berdasarkan pengalaman penulis selama
menggunakan software tersebut dengan mengikuti tutorial dan user manual yang
telah disediakan. Selain itu, juga dari buku tutorial SMS 8.1 yang telah dibuat oleh
pada senior, Mas Dain dan kawan kawan.
Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua yang menggunakan, serta mampu
kita bagikan ilmunya. Jika ada kekurangan dari modul ini, saya ucapkan
terimakasih. Saran dan Kritik dalam rangka penyempurnaan modul ini sangat kami
harapkan untuk disampaikan. Kritik dan saran dapat dikirimkan ke
baharudinfahmi@yahoo.co.id
Daftar Isi
BAB 1
Gambaran Umum
BAB 2
Pada saat pertama kita membuka SMS 11.1, maka akan muncul tampilan sebagai
berikut dari default tampilan SMS 11.1 yang di dalamnya terdapat banyaak menu
dan tools yang dapat membantu dalam melakukan pembuatan model. Gambar 1
dibawah ini adalah tampilan dari SMS 11.1 beserta nama masing masing bagian.
Menu
Edit Windows
File toolbar Dislpay toolbar
Project
Dynamic Tools
Status Bar
Modules
Marco Toolbar
Pada masing-masing bagian memiliki fungsi dan kegunaan yang nantinya akan kita
manfaatkan dalam pembuatan model serta memvalidasi hasil model yang telah
disimulasikan. Sebelum lebih jauh, maka kita harus mengenal bagian bagian
tersebut. Berikut adalah penjelasan dari masing masing dari layout SMS 11.1
a. Menu
Merupakan perintah perintah yang tergantung pada module apa yang
sedang bekerja, kecuali tiga menu utama (file, Edit, Display). Berisakan
perintah perintah yang akan terlihat apabila kita klik pada menu tersebut
atau kita tekan pada keyboard ALT dan huruf depan dari menu.
b. Edit window
Berisikan keterangan dari entitas yang berada dalam model, meliputi
koordinat x, y dan kedalaman (z).
c. File Toolbar
Merupakan shortcut dari menu file berisikan open, save model, print model,
dan delete. (gambar dibawah dari kiri ke kanan berurutan)
d. Display Toolbar
Merupakan shotcut dari beberapa perintah dalam menu display. refresh,
frame, display option, plan view (berurutan dari kiri ke kanan pada gambar
dibawah ini)
e. Project Explorer
Project explorer merupakan sebuah hirarki pohon yang merupakan
representasi dari seluruh pekerjaan yang tampil pada main window. Seperti
pada gambar dibwah ini. Semua data mulai dari peta kontur autocad yang
kita masukan hingga meshing dan hasil simulasi berada dalam project
explorer. Pada sisi kiri masing masing data terdapat kotak dan centang.
Hal itu digunakan sebagai pilihan bagi user, apabila ingin menampilkan
objek tersebut dalam main window, maka tinggal memberikan ccentang,
jika tidak tinggal menghilangkan.
f. Dynamic Tools
Dynamic tool sebenarnya adalah alat alat yang digunakan dalam rangka
membuat kelengkapan dan perbaikan objek sebelum dilakukan simulasi.
Sehingga pada setiap module memiliki dynamic tool yang berbeda beda.
Oleh sebab itulah dinamakan dynamic, karena berubah ubah sesuai
dengan module yang kita pilih.
Berikut ini adalah dynamic tool yang ada pada module mesh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
4
1. Select node digunakan untuk memlih node
2. Create node digunakan untuk membuat node
3. Select Nodestring digunakan untuk membuat nodestring sebagai
boundary condition
4. Create Nodestring digunakan untuk memilih nodestring dan
mendefinisikan sebagai type boundary conditionnya
5. Select mesh area digunakan untuk memilih area meshing dan kita dapat
ketahui luas are meshing tersebut pada status bar
6. Crate linear tri
7. Create linear quad
8. Create Quadratic tri
9. Create Quadratic quad
10. Swap Edge digunakan untuk memperbaiki bentuk kualitas meshing
yang telah terbentuk sesuai mesh quality (pada FESWMS)
11. Split marge digunakan untuk memperbaiki kualitas meshing yang telah
terbentuk sesuai indicator mesh quality (RMA 2, CG wave)
12. Add contour label jika kita ingin mengetahui label (angka) pada kontur
di suatu titil. Tinggal kita klik pada model akan keluar angka dimana
kita meng-klik
13. Create control structure jika kita ingin menambah struktur pada
daerah kita misal jembatan atau box culvert
14. Create linear line
15. Create quadratic line
1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1. Select Node
2. Create node
3. Select vertex
4. Create vertex
5. Select feature arc
6. Create feature arc
7. Select feature arc group
8. Select feature polygon
9. Create 1-D grid frame
10. Select 1-D grid frame
11. Create 2 D grid frame
12. Select 2 D grid frame
13. Select Compass plot
g. Main Windows
Merupakan kertas kerja user dalam membuat model dan menampilkan
hasil simulasi dari model yang telah selesai
h. Module
i. Status Bar
Berisikan dua bagian, pada sisi kiri adalah penujuk koordinat dan
kedalaman dari gerakan mouse diatas objek saat plan view (tampilan
normal). Sedangkan sisi kanan berisikan entitas dari objek yang dipilih dari
model.
j. Marco Toolbar
Get module info digunakan untuk mendapatkan info dari modul yang
dijalankan
Plot wizard digunakan dalam rangka mendapatkan plot hasil dari suatu
titik atau garis tertentu yang ada dalam model.
k. Data Toolbar
Digunakan untuk memperoleh data dari model secara langsung tanpa ada
kotak dialog
measure tool digunakan untuk melihat ukuran/ jarak pada daerh model
yang ada.
get data tool untuk mendapat data pada daerah yang diinginkan secera
online
l. Static Tool
Merupakan alat yang dapat aktif dalam setiap modul yang ada, digunakan
untuk memindah, memperbesar atau memutar objek yang sedang kita
kerjakan.
pan : digunakan untuk menggeser, memindah objek kerja yang ada pada
main windows
Cartesian Grid
Di dalam Surface water Modeling System V 11.1 terdapat beberapa modul yang
dapat digunakan untuk membantu pemodelan numeris pada daerah sungai, estuary
dan pantai (near shore), antara lain:
Pemodelan Gelombang
CMS Wave
BOUSS2D
CG Wave
ST Wave
BAB 3
PENGENALAN DASAR DASAR PEMODELAN SMS 11.1
Dari setiap modul yang ada mempunyai jenis obyek yang berbeda. Akan tetapi
mempunyai karakter yang sama dari setiap tool, yaitu ada menu create dan select.
Dalam subbab ini menjelaskan tentang penjelasan dari obyek yang ada di SMS dari
masing masing modul.
a. Scatter modul
- Scatter point
Scatter point merupakan suatu titik yang di buat dalam modul scatter. Scatter point
mempunyai warna default merah. Titik scatter (scatter point) sangat penting karena
dalam titik scatter ini disimpan data koordinat dan elevasi. Untuk membuat
sebuah kontur bathimeteri dalam SMS sebagai titik acuan kedalaman tiap posisi
adalah scatter point data titik scatter akan membentuk suatu elemen mesh triangle
setelah dilakukan meshing elemen
- Triangle
Triangle sebuah elemen, yaitu suatu luasan yang dibentuk dari 3 scatter point. Dari
sebaran data scatter point akan dihubungkan dengan triangle untuk melakukan
analisis finit elemen sehingga bentuk model kontur akan sesuai dengan data
yang ada. Dengan semakin rapatnya scatter point akan membentuk suatu elemen
triangle yang kecil sehingga model kontur akan lebih detail.
b. Map modul
- Feature Point
Feature point merupakan komponen titik yang terdapat dalam Map module.
Feature point ini juga bisa disebut sebagai node, karena ada menu yaitu menu
feature object yang menyebutnya sebagai node. Feature point bisa berdiri sendiri
atau menjadi bagian dari sebuah garis (yang nantinya disebut sebagai feature arc).
Akan tetapi dalam meshing elemen nantinya tidak boleh ada feature point yang
berdiri sendiri akan tetapi harus menjaadi bagian dari garis. Ciri feature point
mempunyai bentuk lingkaran buat sempurna yang relatif besar dengan warna hitam
(default).
- Vertices(Vertex)
Vertice juga merupakan komponen titik, akan tetapi tidak bisa berdiri sendiri.
Vertice harus menjadi bagian dari suatu garis (feature arc). Ciri dari vertix
mempunyai bentuk segi empat diamon menyerupai titik dan terletak di sebuah garis
(feature arc).
- Feature Arc
Feature arc adalah sebuah komponen berbentuk garis dalam map module.
Sebuah feature arc mempunyai ciri diawali dan diakhiri sebuah node feature point
(node). Jika ada sebuah garis feature arc kemudian kita buat sebuah feature
point(node) diantaranya tepat pada feature arc tersebut, maka feature arc akan
terbelah menjadi dua bagian. Diantara dua buah feature point tersebut dapat
ditambah beberapa vertex untuk membagi menjadi beberapa elemen.
- Feature Polygon
Feature polygon adalah suatu area yang dibatasi oleh feature arc. Area ini harus
tertutup.
c. Mesh modul
- Mesh Node
Merupakan komponen titik yang terdapat dalam mesh modul. Mesh node ini
terdapat di tiap ujung suatu elemen mesh untuk elemen linear dan berada di tiap
ujung dan di titik tengah tiap garis elemen jika berbentuk elemen quadratik.
Dalam mesh node ini terdapat koordinat posisi dan kedalaman dari kontur.
- Node String
Merupakan sebuah komponen garis yang terdapat dalam mesh modul. Node string
dibuat untuk menempatkan suatu data input misalnya pasang surut (head) dan
debit(flow)
- Element
Map Modul on
3. Sebelum anda memasukan data batimerti dan garis pantai dari autocad,
sebaiknya anda melakukan setting koordinat dan satuan yang ada sesuai
dengan data yang akan anda masukan.
Pilih pada menu edit | Projection
Untuk Horizontal dan vertical, pilih Unit satuan yang diinginkan.
#Jika ingin overlay pada google earth, pada Horizontal bisa dipilih Global
projection dan akan muncul dialog box seperti di bawah ini..
Pada Projection pilih UTM
Pada Zone pilih UTM zone daerah model anda
Pada Datum pilih WGS 84.
Jika pada data pemetaan anda menggunakan koordinat acuan local atau
datum local, maka anda bisa membuat acuan sendiri pada add datum
dengan memasukan kooordinat acuan pemetaan.
#langkah ini bisa dilakukan diakhir juga
Jika Pembuatan Batimetri dari gambar JPEG yang di-import-kan, maka sebaiknya
harus degenerate terlebih dahulu. Caranya adalah sebagai berikut:
1. Siap peta batimetri dengan format JPEG dan tentukan tiga titik koordinat
yang nantinya menjadi acuan. Ketiga titik tersebut harus membentuk huruf
L atau jika diteruskan ke titik empat membertuk persegi. Tulis koordinat x
dan y nya dalam koordinat Easting dan Northing (UTM)
2. Klik File Open atau icon open pada file tool
3. Pilih peta batimetrinya, akan muncul dialog box seperti dibawah ini
Pada Select file type : cari type JPEG
Kemudian Klik OK dan muncul dialog box untuk memasukan tiga titik
koordinat acuan yang tadi telah dicatat. Masukan titik acuan sesuai urutan
yang telah ditetapkan oleh SMS 11.1, setelah itu selesai kemudian klik OK.
Kemudian siap untuk membuat kontuk batimetrinya.
4. Setelah itu, Masukan peta batimetri yang telah anda buat di auto cad dengan
type file .dxf. langkahnya sebagai berikut
Pilih pada menu, File | Open atau pilih icon open file
Setelah itu pilih pada directori mana anda menyimpan file tersebut.
5. Setelah file dari autocad masuk, makan akan muncul pada project explorer.
kemudian klik kanan CAD pada project explorer dan pilih file CAD |
convert | CAD MAP. Seperti gambar dibawah ini
6. Setalah diubah menjadi MAP maka secara otomatis sudah terbaca sebagai
arc. Banyak node (titik hitam besar) yang kurang teraturut. Sedikit informasi
tambahan, bahwa Node (titik hitam Besar) menandakan bahwa itu satu arc,
sebab node adalah ujung dari arc. Sedangkan yang berada diantara dua Node
dalam satu arc disebut vertice (titik yang kecil)
Karena kurang teraturnya node dan vertice, maka perlu diatur agar rapi.
Untuk langkah pengaturannya sebagai berikut:
Untuk memilih garis atau arc, klik select Feature arc
Klik acr atau garisnya Klik kanan Redistribute Vertice
Atau klik garis kemudian pilih pada menu Feature Object | Redistribute
Vertice.
Akan muncul dialog box, kemudian isi spacing sesuai yang diinginkan.
Jika anda ingin sekaligus semua garis diatur, blok semua garis secara
bersamaan dengan cara pilih select feature arc tekan shift dan klik serta
geser pada model, kemudian ulangi langkah redistibuse vertice diatas.
Pada Spacing ini merupakan jarak antar vertice nantinya, sehingga pilih
sesuai kebutuhan.
7. Cek elevasi.
Terkadang elevasi sudah otomatis langsung masuk dari autocad, namun
kadang juga harus memasukan secara manual pada SMS. Untuk mengecek,
silahkan klik salah satu garis yang menunjukan batimetri. Kemudian lihat
pada edit windows. Misal, Jika nilai Z masih 0 padahal dikedalaman 10.
Maka tuliskan nilai kedalaman dengan ada tanda negative (-10)
Jika berhasil, maka pada feature arc yang telah dipindah ke scatter akan
berwarna merah
9. Hapus semua garis feature arc dan scatter yang menunjukan batimetri
kecuali garis pantai.
- Caranya blok semua garis pilih select feature arc tekan shift dan klik
serta geser pada model
- tekan Delete pada key board
11. Simpan dulu pekerjaan agar tidak mengulangi dari awal lagi.
Pilih menu file | save as | berikan nama file | OK
Jika ingin menyimpan teroverlay dengan Google earth, pastikan pada
projection sudah tepat dengan global projection dan saat menyimpan pilih
googleearth raster KMZ file (.kmz) pada save as type
Catatan
Sampai langkah ini, sangat dianjurkan untuk menyimpan filenya terlebih dahulu sebelum
memindahkan ke model lain agar tidak mengulangi lagi dari awal ketika membuat model
baru. sebab, langkah langkah diatas adalah dasar untuk awal pemodelan, semua model
melewati langkah tersebut
Kecuali, pada model CMS Flow. Sebab pada model CMS Flow, kedalaman dituliskan
dengan angka positif, bukan dengan angka negative.
BAB 4
3.1 Pendahuluan
Sistem persamaan yang digunakan dalam RMA2 terdiri dari dua persamaan gerak
dalam persamaan Cartesian (King,2009)
Persamaan kontinuitas untuk fluida incompressible adalah sebagai berikut
Dimana :
h = kedalaman air
t = waktu
= densitas fluida
g = percepatan gravitasi
Va = kecepatan angin
= arah angin
Klik kanan CAD pada Map data di Project explorer | Type | Models | CG Wave.
Jika benar, maka warna garis pantai akan menjadi warna cokelat dan dan ada tanda
panah. Tanda panah tersebut menunjukan arah mulai titik tersebut dari mana. Ini
nanti berguna dalam kita membuat domain model.
Sebelum melakukan pemodelan deangan RMA 2, yang perlu kita lakukan adalah
menentukan boundary condition atau batasan daerah model, open boundary dan
close boundary.
select polygon . Klik tool tersebut dan klik/ double klik pada tengah
daerah domain.
- Meshing Quality
Tab Weather .
Jika ada data angina dapat dimasukan
- Masukan nilai batas pada boundary condition.
Pilih select node string | klik pada boundary mana yang akan kita isi |
RMA 2 | assign BC (missal untuk sungai)
4. Akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini, pada feature object type pilih
point
Pada Measurement
Name : isikan nama
Active : klik agar keluar centang
Module : Mesh 2D
Data set : pilih data set hasil simulasi
Pada Observetion
Name : beri nama observasi
kolom x, y : isikan koordinat titik yang akan ditinjau
color : pilih warna titik tinjau
Langkah observasi hasil pemodelan diatas sama untuk semua module yang
ada pada buku tutorial ini. Namun mungkin yang membedakan adalah saat
memilih module. Untuk yang menggunakan meshing maka pilih Mesh 2D.
jika menggunakan Cartesian grid maka pilih Cartesian grid 2D.
Untuk data set, biasanya hasil simulasi adalah surface elevation dan
current velocity. Sehingga saya sarankan untuk membuat observation
sendiri untuk keduanya. Agar jangan dicampur, supaya tidak
membingungkan.
5.2. Membuat Video Output Hasil Simulasi
Setelah selesai proses simulasi dan validasi selesai, maka kita dapat membuat file
video dari hasil simulasi sebanyak jumlah time step waktu yang kita lakukan.
Output video ini dapat kita gunakan untuk presentasi sebab lebih efisien dari pada
harus membuka software ketika presentasi untuk menunjukan hasilnya. Berikut ini
adalah langkah langkah membuat output video dari hasil simulasi;
1. Menu Data | Film Loop
RMA 4
Pendahuluan
RMA 4 adalah pemodelan numeric untuk transport kualitas air dengan metode finite
element yang didesain untuk simulasi pada rata rata kedalaman secara adveksi/
difeksi pada lingkungan perairan. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengetahu
proses perpindahan atau percampuran dari subtansi yang dapat larut pada di
reservoir, teluk, sungai dan pantai.
Max Time :
Pada Tab File
RMA 4 input file RMA 2 solution File pilih file hasil simulasi RMA 2 dengan
ekstensi file .sol
Hotstart input bisa diisi dari hasil pencatatan Hotstart pada RMA 2 dengan dile
ekstensi .hot
Write RMA 4 Solution File : catatan hasil dari simulasi RMA 4 dari awal sampai
dengan akhir
Write specific time range : untuk mencatat hasil simulasi pada range waktu yang
kita inginkan dari keseluruhan hasil simulasi
Pada Tab Constituents
Jika data konsentrasi secara perjam, maka dapat dipilih Transient jika tidak pilih
constant
- Klik pilihan select polygon polygon pada tool box . Klik atau
double klik pada tengah model
- Setelah itu akan muncul dialog box untuk membuat meshing.
Atur attribut poligon
Mesh type : paving (elemen segitiga)
Bathimetry type : Scatter set (elevasi akan mengacu pada data scatter)
Kemudian pastikan pada scatter option kalau interpolasi mengacu pad
a elevasi.
Klik preview mesh untuk melihat meshing yang akan dibuat
2. Membuat Meshing dan memperbaiki kualitas Meshing
- Hilangkan centang pada Scatter Map di Project Explorer
- Selanjutnya klik di luar polygon untuk unselect polygon. Kemudian dil
akukan
meshing poligon.
Feature Object | Map > 2D Mesh atau pada CAD di Project
explorer klik kanan | convert Map 2D Mesh. Klik diluar daerah
meshing untuk melihat meshing yang sudah jadi.
- Meshing Quality
BC ini nantinya digunakan untuk menenpatkan data seperti pasang surut atau
debit. Untuk membuat BC digunakan tool node string. Pilih create node string,
kemudian select node awal tekan ctrl+shift dan double klik node akhir. Node awal
dan akhir di tentukan dengan aturan putaran searah jarum jam. Contoh, Jika BC
terletak di sisi atas model, maka node awal adalah yang sebelah kiri dan node akhir
di sebelah kanan. Jika BC terletak disisi bawah model maka node awal disebelah
kanan dan node akhir di sebelah kiri.
Langkah langkah sebagai berikut
TAB Parameter
Pada Water Surface elevation : pilih nilai diatas angka yang ditunjukan pada
watersurface elevation di open ocean model. Lihat kembali model.
Untuk tab sediment control
Klik parameter untuk memasukan parameter sediment dan klik bad control untuk
kekasaran dasar.
Selanjutnya adalah
Modeling BOUSS 2D
I. Pendahuluan
BOUSS - 2D adalah model numerik yang komprehensif untuk mensimulasikan
propagasi dan transformasi gelombang di wilayah pesisir dan pelabuhan
berdasarkan solusi waktu - domain dari jenis persamaan Boussinesq. Persamaan
yang mengatur seragam berlaku dari dalam air dangkal dan dapat mensimulasikan
sebagian besar fenomena yang menarik di zona dekat pantai dan cekungan
pelabuhan termasuk shoaling / pembiasan atas topografi variabel , refleksi /
difraksi dekat struktur , disipasi energi karena gelombang pecah dan gesekan
bawah , perpindahan energi lintas - spektral karena nonlinier interaksi gelombang
- gelombang , interaksi gelombang - gelombang saat ini dan interaksi dengan
struktur berpori . Banyak proses di inlet dan pelabuhan dapat dipelajari dengan
menggunakan BOUSS - 2D.
II. Step by Step Modeling BOUSS 2D
Langkah awal pada pemodelan ini hampir sama dengan pemodelan
pemodelan pada modul lain yang telah dijelaskan diatas. Jika anda masih
menyimpan data batimetri dalam bentuk feature arc yang belum di convert ke
scatter. Jika anda belum kita mulai dari langkah pertama
Saat ini anda sudah masuk pada map module . Kemudian setelah
- Setelah semua kita masukan nilai batimetri dengan nilai positif, maka
selanjutnya adalah mengkonvert MAP Data ini sudah ke dalam scatter data
kecuali pada garis pantai.
- Klik CAD pada MAP Data | Klik kanan | Convert | MAP Scatter
Akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini.
Jika benar, maka garis garis yang sudah dikonvert akan menjadi warna merah.
Setelah itu, hapus semua garis batimetri yang sudah menjadi scatter (warna
merah) kecuali garis pantai. Akan tampil seperti dibawah ini,
- Selanjutnya adalah membuat daerah daratan. Caranya adalah dengan membuat
kotak tertutup mulai dari garis pantai. Seperti dibawah ini.
- Pindahkan model ke BOUSS 2D
Klik CAD pada map data | Klik kanan | Model | Type | Bouss 2D
Setelah itu bisa dihapus garis yang menutup atau tetap biarkan saja.
2 1
Pada cell size akan muncul ukuran yang sesuai dengan periode yang kita
masukan dan jangan ubah ukuran cell-nya. Akan menyebabkan error.
- Pada cellstring yang lain (sisi kanan dan kiri) bisa dipilih dengan damping atau
porosity
- Selanjutnya dalah memasukan model control
Pilih menu BOUSS 2D | Model control
Akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini
Time control : Duration isi sesuai recomendasi atau di bawahnya
Time step : isi sesuai recomendasi agar nilai courant 0,6 atau sekitarnya untuk
menjaga kestabilan.
Output Option
Pada Time independent berikan centang sesuai dengan keinginan.
Pada Animation output
Centang pada output WSE dan override default
Begin output : untuk waktu awal yang akan tercatat di output
End output : waktu terakhir dari output.
(jika waktu duration 700 s, kemudian kita isikan begin output 50 dan end output
200. Maka yang akan tercatat di output adalah detik 50 200 meskipun running
sampai 750)
- Model BOUSS 2D | model check untuk mengecek ada tidaknya kesalahan pada
model
- Pilih menu File | save project
- Pilih menu BOUSS 2D | Run BOUSS 2D
OUTPUT PROSES
- Jika running sudah selesai maka akan muncul output time pada samping project
explorer seperti dibawah ini
- Untuk melihat animasi hasil output. Dapat digunakan pada display output
Pilih menu Display | Display option
Hilangkan semua centang kecuali pada functional surface dan contour
Klik pada option akan muncul dialog seperti dibawah ini.
Data set : use defened dataset WSE Animation
Pada Display option dialog pilih general. Z magnification isi dengan nilai 20 atau
30.
Pada Tab lighting | centang pada eneble light dan pilih S_E_Spec_Smooth_Shiny
Pilih rotate , kemudian silahkan posisi untuk melihat hasil animasinya.
Specify number of frame isi dengan berapa banyak yang akan kita buat. Pilih
Next
Frame per second : tampilan frame tiap detik. Semakin kecil semakin lama
gerakan gelombangnya
Clock option : pilih untuk menampilkan animasi jam video yang berjalan
Finish
BAB 8
Model CG Wave
Map Modul
3. Sebelum anda memasukan data batimerti dan garis pantai dari autocad,
sebaiknya anda melakukan setting koordinat dan satuan yang ada sesuai dengan
data yang akan anda masukan.
Pilih pada menu | edit current coordinat
Untuk Horizontal dan vertical, pilih Unit satuan yang diinginkan.
Pada Horizontal System, pilih system koordinat UTM model anda.
Pada UTM zone, pilih letak UTM daerah yang akan anda model kan.
4. Setelah itu, Masukan peta batimetri yang telah anda buat di auto cad dengan
type file .dxf. langkahnya sebagai berikut
Pilih pada menu, File | Open atau pilih icon open file
Setelah itu pilih pada directori mana anda menyimpan file tersebut.
5. Setelah file dari autocad masuk, kemudian klik kanan CAD pada project
explorer dan pilih CAD MAP. Seperti gambar dibawah ini
6. Setalah diubah menjadi MAP maka secara otomatis sudah terbaca sebagai arc.
Banyak node (titik hitam besar) yang kurang teraturut. Sedikit informasi
tambahan, bahwa Node (titik hitam Besar) menandakan bahwa itu satu arc,
sebab node adalah ujung dari arc. Sedangkan yang berada diantara dua Node
dalam satu arc disebut vertice (titik yang kecil)
Karena kurang teraturnya node dan vertice, maka perlu diatur agar rapi. Untuk
langkah pengaturannya sebagai berikut:
Jika anda ingin sekaligus semua garis diatur , blok semua garis kemudian
ulangi langkah diatas
Pada Spacing ini merupakan jarak antar vertice nantinya, sehingga pilih sesuai
kebutuhan.
Catatan : semakin banyak vertice akan membuat semakin kecil meshing yang
anda lakukan, sehingga banyak eleman. Hal ini sangat bagus untuk
ketelitian hasil, namun mengakibatkan running program semakin lama.
Tambahan
Jika dalah satu garis namun di tengah terdapat Node, maka hal tersebut harus
dihilangkan agar tidak terputus dan tetap dalam satu garis arc. Langkahnya
sebagai berikut;
Klik select node pada Tool Box , kemudian klik kanan pada node pilih
convert to vertex. Atau lewat menu Feature Object | vertice <-> Node
7. Cek elevasi.
Terkadang elevasi sudah otomatis langsung masuk dari autocad, namun kadang
juga harus memasukan secara manual pada SMS. Untuk mengecek, silahkan
klik salah satu garis yang menunjukan batimetri. Kemudian lihat pada edit
windows. Misal, Jika nilai Z masih 0 padahal dikedalaman 10. Maka tuliskan
nilai kedalaman dengan ada tanpa tanda negative (10). Khusus pada CG wave,
batimetri positif
9. Kemudian Blok semua garis tadi kecuali garis pantai. Hapus semua garis yang
menunjukan batimetri kecuali garis pantai.
-Caranya blok semua garis tekan Shift dan tahan serta klik garis pantai.
-tekan Delete pada key board
18. Renumbering
Select the Select Nodestring tool from the Toolbox.
- Select the blue ocean nodestring by clicking in the box on the nodestrings
- select Nodestrings | Renumber Nodestrings
19. Model Control
Menu CG Wave | Model control
Pada Incident Wave Condition isikan arah, periode dan amplitude gelombang
Open Boundary, Bondary condition pilih 3 semi 1D Two Lines
Solver Options Output Echo Frequecyis set to 1 and the Maximum Iterationsis
set to 500,000
1-D Domain Extension Parameter, extract depths pilih elevation
Klik OK dan tutup dialog Model control
21. Runnning
Menu CG Wave | Run CG Wave
3. Post processing
Functional Surface
- Select Display | Display Options. Select 2D Mesh.
- Matikan semua (hilangkan centang) kecuali pada Functional Surface.
Specify number of frame isi dengan berapa banyak yang akan kita buat. Pilih
Next
Frame per second : tampilan frame tiap detik. Semakin kecil semakin lama
gerakan gelombangnya
Clock option : pilih untuk menampilkan animasi jam video yang berjalan
Finish