Oleh:
36414123
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
Oleh :
LISTIAWAN DWI CAHYO
36414123
Depok, Juli 2017
Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing
I. JUDUL
MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PADA PT SURYARAYA
RUBBERINDO INDUSTRIES
II. PERSONALIA
2.1 PELAKSANA : LISTIAWAN DWI CAHYO
Mahasiswa semester 6 (enam) Jurusan Teknik
Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas
Gunadarma, Depok.
2.2 PEMBIMBING : Dr. Syarifuddin Nasution, S.Pi., MT
Staf pengajar pada Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Gunadarama, Depok.
Rubberindo Industries (SRI) memproduksi dua merek ban dan ban dalam, yaitu
merek FDR yang dijual bebas dan Federal yang merupakan ban original
equipment market (OEM). Perusahaan yang menerapkan sistem make to stock ini
dituntut untuk terus dapat menyelesaikan pekerjaan produk dengan waku yang
cepat serta kualitas yang baik sesuia dengan spesifikasi produk dari konsumennya.
Pentingnya peningkatan efektifitas dan efisiensi serta perbaikan yang terus-
menerus bagi PT Suryaraya Rubberindo Industries mengharuskan perusahaan
untuk mengidentifikasi waktu menganggur pada lintasan produsi yang disebabkan
adanya ketidakseimbangan waktu produksi diantara stasiun kerja. Harapan dari
proses pengidentifikasian waktu menganggur pada lintasan produksi diharapkan
dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses produksi produk ban di PT
Suryaraya Rubberindo Industries.
V. PEMBATASAN MASALAH
Kerja praktek dilaksanakan di PT SURYARAYA RUBBERINDO
INDUSTRIES Jl. Raya Narogong km 23,852, Cileungsi Bogor 16820 Jawa Barat.
Pengambilan data dilakukan dengan cara mengamati dan menganalisis lokasi
mesin serta proses produksi yang terjadi. Pengolahan data dilakukan dari bulan
Agustus 2017 sampai September 2017.
meminimumkan total harga idle time pada semua stasiun untuk tingkat output
tertentu, yang dalam penyeimbangan tugas ini, kebutuhan waktu per unit produk
yang di spesifikasikan untuk setiap tugas dan hubungan sekuensial harus
dipertimbangkan.
Assembly line adalah suatu pendekatan yang menempatkan fabricated
parts secara bersama pada serangkaian workstations yang digunakan dalam
lingkungan repetitive manufacturing atau dengan pengertian yang lain adalah
sekelompok orang dan mesin yang melakukan tugas-tugas sekuensial dalam
merakit suatu produk. Sedangkan idle time adalah waktu dimana operator/sumber-
sumber daya seperti mesin, tidak menghasilkan produk karena: setup, perawatan
(maintenance), kekurangan material, kekurangan perawatan, atau tidak
dijadwalkan.
Tujuan menyeimbangkan lintasan adalah untuk meminimalkan waktu
menganggur (idle time) pada lintasan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan
waktu produksi diantara stasiun kerja. Dalam jangka waktu yang cukup lama
,keseimbangan lini sangat penting karena akan menetukan aspek-aspek lain dalam
sistem produksi (Hadhianto, 2011).
Menurut Chang ada beberapa dasar metode yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah keseimbangan lintasan, yaitu metode heuristik, metode
analitis, metode probabilistik, metode empiris dan metode simulasi. Terdapat
beberapa macam metode heuristik yang dikenal, ranked positional weighted,
fewest followers, comosal, dan lain sebagainya. Ranked Positional Weight adalah
salah satu metode yang diusulkan oleh Helgeson dan Birnie sebagai pendekatan
untuk memecahkan permasalahan pada keseimbangan lintasan. Precedence
diagram merupakan gambar secara grafis yang memperlihatkan urutan suatu
proses pengerjaan dari keseluruhan operasi pengerjaan, dengan tujuan agar
memudahkan dalam pengawasan, evaluasi serta perencanaan aktivitas-aktivitas
yang terkait di dalamnya (Perwitasari, 2008).
Urutan langkah-langkah pada metode Ranked Positional Weight adalah sebagai
berikut
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
1. Lakukan penghitungan bobot posisi untuk setiap task. Bobot posisi setiap task
dihitung dari bobot suatu task ditambah dengan bobot task-task setelahnya.
2. Lakukan pengurutan task-task berdasarkan bobot posisi, yaitu dari bobot
posisi besar kebobot posisi kecil.
3. Tempatkan task dengan bobot terbesar kesebuah stasiun kerja sepanjang tidak
melanggar precedence constraint dan waktu stasiun kerja tidak melebihi
waktu siklus.
4. Lakukan langkah 3 hingga semua task telah ditempatkan kepada suatu stasiun
kerja.
Kilbridge Wester adalah metode yang dirancang oleh M.Kilbridge dan
L.Wester sebagai pendekatan lain untuk mengatasi permasalahan keseimbangan
lini. Pada metode ini, dilakukan pengelompokan task-task kedalam sejumlah
kelompok yang mempunyai tingkat keterhubungan yang sama. Langkah-langkah
yang digunakan metode Kilbridge Wester adalah sebagai berikut (Perwitasari,
2008).
1. Lakukan pengelompokan beberapa task kedalam kelompok yang sama.
Misalnya Kelompok ke-I berisi task-task yang tidak mempunyai task
pendahulu, Kelompok ke-i+1 berisi task-task yang mempunyai task
pendahulu di Kelompok ke-i, Kelompok ke-i+2 berisi task-task yang
mempunyai task pendahulu di Kelompok ke-i+1, dan sebagainya hingga
semua task telah dimasukkan kesuatu kelompok.
2. Lakukan penempatan task-task di suatu kelompok, dalam hal ini mula-mula
Kelompok 1, kedalam sebuah stasiun kerja yang sama, ambil hasil
penggabungan terbaik, yaitu waktu total semua task mendekati atau sama
dengan waktu siklus. Jika penempatan sebuah task kedalam stasiun kerja
menyebabkan waktu total semua task yang berada di stasiun kerja
bersangkutan melebihi waktu siklus, maka task tersebut ditempatkan di
stasiun kerja yang berikutnya. Hapus task-task yang telah ditempatkan dari
kelompok yang bersangkutan.
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
X. METODOLOGI
Metode penelitian yang digunakan dalam kerja praktek dan penyusunan
laporan kerja praktek adalah sebagai berikut.
1. Studi Lapangan
Studi lapangan mengenai kerja praktek meliputi pengamatan dan peninjauan
secara langsung proses produksi yang dilakukan serta wawancara pihak
terkait. Kemudian melakukan pembahasan dari pengamatan tersebut.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka yang meliputi pengambilan pengajuan laporan dan landasan
teori yang terdapat dari berbagai sumber referensi, buku perpustakaan,
perusahaan, jurnal, dan lainnya yang dapat menunjang teori dari laporan
tersebut.
XI. LAPORAN
Laporan yang akan diproses yaitu penyusunan dari pengambilan data
proses produksi selama kerja praktek berlangsung. Kemudian, akan dibimbing
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
oleh dosen pembimbing yang akan menjadi syarat pada saat siding kerja praktek
nantinya.
XIII. PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat dengan sebenar-benarnya dengan
harapan bisa memberikan gambaran singkat dan jelas mengenai maksud dan
tujuan kami untuk dapat melaksanakan Kerja Praktek di PT Suryaraya
Rubberindo Industries, besar harapan kami permohonan ini dapat
dipertimbangkan dan dapat dilaksanakan sesuai dengan yang kami harapkan.
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kami menyadari bahwa dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini akan sedikit
mengganggu kegiatan perusahaan, untuk itu sebelumnya kami memohon maaf
yang sebesar-besarnya, dan oleh sebab itu besar harapan kami akan kerja sama
dan bantuan segenap direksi dan karyawan PT Suryaraya Rubberindo demi
kelancaran serta suksesnya pelaksaaan kerja praktek ini.
Semoga pelaksanaan kerja praktek ini dapat memberikan manfaat besar
baik bagi kami selaku mahasiswa, pihak Jurusan Teknik Industri, Universitas
Gunadarma, maupun bagi pihak PT Suryaraya Rubberindo.
Atas perhatian dan kerja samanya kami mengucapkan terima kasih.