Boraks Dan Formalin
Boraks Dan Formalin
PAKAI formalin nggak, Mang, tahunya?" tanya seorang ibu. "Kalau mau tahu yang
bebas formalin gampang kok, Bu, pilih saja yang dilaletin," sahut ibu yang satu lagi.
Seperti biasa, celoteh sejumlah ibu saat merubungi tukang sayur keliling selalu menghiasi
suasana pagi di suatu kompleks perumahan. Namun, sejak Tabloid GHS memberitakan
tentang pengawet mayat (formalin), boraks (antiseptik), juga pewarna tekstil (Rhodamin
B) yang dipakai untuk mengawetkan makanan, dan kemudian dilanjutkan oleh berbagai
media massa, banyak orang menjadi lebih berhati-hati.
Selain lebih cerewet tanya ini-itu kepada penjualnya, tiap orang juga mencari kiat mudah
untuk mencirikan makanan yang aman. Seperti ibu tadi. Menurutnya, makanan
berformalin akan dijauhi lalat. Lalu, makanan seperti bakso yang mengandung boraks,
tak bakal disentuh kucing. "Binatang saja ndak doyan, masa iya manusia mesti
memakannya," ujarnya.
Sampel dan pengujian laboratorium Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
akan adanya pengawet berbahaya itu awal Desember lalu memang hanya mencakup
wilayah Bandar Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Mataram,
dan Makassar. Namun, ada baiknya seluruh rakyat Indonesia saat ini mewaspadai
kenyataan itu.
Sebetulnya penggunaan pengawet yang dapat memicu penyakit itu telah digunakan sejak
belasan tahun lalu. Mungkin saja bahan makanan lain yang tidak masuk pengujian
BPOM juga telah terkontaminasi zat-zat kimia itu.
Produk makanan atau sampel yang diuji meliputi tahu, mi basah, dan ikan yang secara
keseluruhan berjumlah 761 sampel.
Kondisi kronis tampak setelah dalam jangka lama dan berulang bahan ini masuk ke
dalam tubuh. Gejalanya iritasi parah, mata berair, juga gangguan pencernaan, hati, ginjal,
pankreas, sistem saraf pusat, menstruasi, dan memicu kanker.
Sering mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak,
dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak
terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis,
sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian.
Bakso
- Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks.
- Bila digigit akan kembali ke bentuk semula.
- Tahan lama atau awet beberapa hari.
- Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di
semua bagian, baik di pinggir maupun tengah.
- Bau terasa tidak alami. Ada bau lain yang muncul.
- Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel.
Gula Merah
- Sangat keras dan susah dibelah.
- Terlihat butiran-butiran mengkilap di bagian dalam.
Formalin adalah berupa cairan dalam suhu ruangan, tidak berwarna, bau sangat
menyengat, mudah larut
dalam air dan alkohol.Penggunaan formalin sebagai desinfektan, cairan pembalsem,
pengawet jaringan, pembasmi serangga dan digunakan di indutri tekstil dan kayu lapis.
Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika
digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa gejala
diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada akhirnya akan
mempengaruhi organ tubuh lainnya, serta gejala lainnya.
Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan
a. Jika terhirup
Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala,
kanker paru-paru.
b. Jika terkena kulit
Kemerahan, gatal, kulit terbakar
c. Jika terkena mata
Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan
d. Jika tertelan
Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati,
kerusakan saraf, kulit
membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian.
Mendeteksi Formalin secara phisik
- Ayam potong berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk
- Bakso yang tidak rusak sampai 5 hari pada suhu kamar dan memiliki tekstur yang
sangat
kenyal
- Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua
dan tidak cemerlang, bau menyengat khas formalin.
- Ikan asin yang tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar, warna ikan
bersih
dan cerah, namun tidak berbau khas ikan asin.
- Tahu yang biasanya berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih
dari
3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, bau menyengat khas formalin.
- Mie Basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius), bau
menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.
B. BORAKS
Boraks adalah serbuk kristal putih, tidak berbau, larut dalam air, tidak larut dalam
alkohol, PH : 9,5.
Penggunaan :
Boraks dipakai sebagai pengawet kayu, anti septik kayu dan pengontrol kecoa.
Bahaya Boraks terhadap kesehatan diserap melalui usus, kulit yang rusak dan selaput
lendir.
Efek toksik : kumulatif selama penggunaan berulang ulang. Pengaruh terhadap
kesehatan :
a. Tanda dan gejala akut :
Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
b. Tanda dan gejala kronis
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker.
Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga
menghasilkan rupa yang bagus,
Detail Formalin
Berdasarkan hasil pemantauan BB-POM di Surabaya, dari 91 contoh pangan olahan yang
dijual di pasaran, sebanyak 24 di antaranya positif mengandung formalin. Selain mi
basah, makanan lain yang mengandung banyak formalin adalah tahu, ikan asin, dan ikan
segar. Laporan Badan POM tahun 2002 menunjukkan bahwa dari 29 sampel mi basah
yang dijual di pasar dan supermarket Jawa Barat, ditemukan 2 sampel (6,9 persen)
mengandung boraks, 1 sampel (3,45 persen) mengandung formalin, sedangkan 22
sampel (75,8 persen) mengandung formalin dan boraks. Hanya empat sampel yang
dinyatakan aman dari formalin dan borak. Menurut beberapa produsen, penggunaan
boraks pada pembuatan mi akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal. Sementara itu,
penggunaan formalin akan menghasilkan mi yang lebih awet, yaitu dapat disimpan
hingga 4 hari.
Formalin adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan kadar 30-40
persen. Di pasaran, formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan, yaitu
dengan kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 persen serta dalam bentuk tablet yang
beratnya masing-masing sekitar 5 gram.
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam
formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan metanol
hingga 15% sebagai pengawet.
Formol
Morbicid
Methanal
Formic aldehyde
Methyl oxide
Oxymethylene
Methylene aldehyde
Oxomethane
Formoform
Formalith
Karsan
Methylene glycol
Paraforin
Polyoxymethylene glycols
Superlysoform
Tetraoxymethylene
Trioxane
Formalin dan metahnyl yellow merupakan bahan tambahan pangan (BTP) yang
dilarang penggunaannya dalam makanan menurut peraturan Menteri Kesehatan (Menkes)
Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi
Pangan
Akut : efek pada kesehatan manusia langsung terlihat : seperti iritasi, alergi, kemerahan,
mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing
Kronik : efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka waktu yang
lama dan berulang : iritasi kemungkin parah, mata berair, gangguan pada pencernaan,
hati, ginjal, pankreas, system saraf pusat, menstruasi dan pada hewan percobaan dapat
menyebabkan kanker sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan
kanker). Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung formalin, efek sampingnya
terlihat setelah jangka panjang, karena terjadi akumulasi formalin dalam tubuh.
jika dikonsumsi manusia
Formalin bisa menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, mengganggu fungsi hati,
ginjal, dan sistem reproduksi Menurut Winarno dan Rahayu (1994), pemakaian formalin
pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia. Gejala yang biasa
timbut antara lain sukar menelan, sakit perut akut disertai muntah-muntah, mencret
berdarah, timbulnya depresi susunan saraf, atau gangguan peredaran darah.
Mendeteksinya ?
Deteksi formalin dan boraks secara akurat hanya dapat dilakukan di laboratorium dengan
menggunakan bahan-bahan kimia, yaitu melalui uji formalin dan uji boraks.
Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet beberapa hari dan
tidak mudah busuk. Mie basah yang awet beberapa hari dan tidak mudah basi
dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin. Ayam potong yang berwarna
putih bersih, awet dan tidak mudah busuk. Ikan basah yang warnanya putih bersih,
kenyal, insangnya berwarna merah tua bukan merah segar, awet sampai beberapa hari dan
tidak mudah busuk.
Semakin tinggi kandungan formalin, maka tercium bau obat yang semakin
menyengat; sedangkan
tahu tidak berformalin akan tercium bau protein kedelai yang khas;
Tahu yang berformalin mempunyai sifat membal (jika ditekan terasa sangat
kenyal), sedangkan tahu tak berformalin jika ditekan akan hancur;
Tahu berformalin akan tahan lama, sedangkan yang tak berformalin paling hanya
tahan satu dua hari.
Tahu yang memakai pewarna buatan dapat ditandai dengan cara melihat
penampakannya. Jika tahu memakai pewarna buatan, warnanya sangat
homogen/seragam dan penampakan mengilap.
Sedangkan jika memakai pewarna kunyit, warnanya cenderung lebih buram (tidak
cerah). Jika kita potong tahunya, maka akan kelihatan bagian dalamnya warnanya
tidak homogen/seragam. Bahkan, ada sebagian masih berwarna putih.
Email : handayani@ai.astra.co.id
A. FORMALIN
Formalin adalah berupa cairan dalam suhu ruangan, tidak berwarna, bau sangat
menyengat, mudah larut dalam air dan alkohol.Penggunaan formalin sebagai desinfektan,
cairan pembalsem, pengawet jaringan, pembasmi serangga dan digunakan di indutri
tekstil dan kayu lapis. Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk
pangan. Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan
menyebabkan beberapa gejala diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker
yang pada akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya, serta gejala lainnya.
B. BORAKS
Boraks adalah serbuk kristal putih, tidak berbau, larut dalam air, tidak larut dalam
alkohol, PH : 9,5.
Penggunaan :
Boraks dipakai sebagai pengawet kayu, anti septik kayu dan pengontrol kecoa.
Bahaya Boraks terhadap kesehatan diserap melalui usus, kulit yang rusak dan selaput
lendir.
Efek toksik : kumulatif selama penggunaan berulang ulang. Pengaruh terhadap
kesehatan :
a. Tanda dan gejala akut :
Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
b. Tanda dan gejala kronis
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker
Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia
karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan
mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak tahu seberapa besar kadar konsentrat
formalin dan boraks yang dianggap membahayakan. Oleh karena itu lebih baik hindari
makanan yang mengandung formalin dan boraks. Jauhkan anak anak kita dari makanan
yang mengandung boraks dan formalin. Formalin dan boraks tidak boleh digunakan
dalam makanan.
Zat Pengganti Formalin dan Boraks Sudah Lama Ada
Bandung, Kompas - Zat pengawet yang lebih aman sebagai pengganti formalin dan boraks
sudah lama ditemukan. Sejak tahun 1988 penggunaan formalin dan boraks sudah dilarang di
Indonesia. Akan tetapi, hampir setiap tahun dua jenis pengawet dan pengenyal makanan tersebut
ditemukan dalam berbagai jenis makanan.
Itu dikatakan Embit Kartadarma, Peneliti Keamanan Pangan dan Cemaran Kuman pada
Makanan dari Departemen Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Teknologi Bandung, Kamis (12/1).
Salah satu pengganti formalin, yaitu natrium benzoat. Adapun untuk mengganti boraks sebagai
pengenyal dan pengawet makanan bisa digunakan kalsium klorida.
Natrium benzoat populer digunakan pada minuman ringan dan sirup. Pada industri makanan,
seperti tahu dan mi, zat kimia ini aman digunakan dalam takaran yang tidak berlebihan.
Natrium benzoat untuk pengawet makanan maksimal 1 gram per satu kilogram atau satu liter air.
Jika berlebihan bisa mengundang alergi pada penderita asma dan menyebabkan hiperaktif pada
anak yang mengonsumsi. Jika sesuai takaran tidak berefek.
Takaran dari kalsium klorida (CaCl) sebagai pengenyal dan pengawet makanan berkisar 1-5
gram per satu kilogram atau satu liter air. Tak ada efek samping, jika berlebihan terasa pahit.
Sosialisasi pengawet makanan yang aman sudah dilakukan sejak lama. Saya selalu
menyosialisasikannya sejak tahun 1992 hingga sekarang pada produsen makanan di Kota
Bandung, namun memang kesadarannya mungkin masih kurang, kata Embit.
Namun, katanya, karena pemerintah tidak gencar melakukan sosialisasi, maka setiap tahun
masih saja ditemukan makanan yang mengandung formalin dan boraks serta zat kimia
berbahaya lain di pasar.
Dari penelitian Embit dan mahasiswa Farmasi diketahui, produsen makanan tidak tahu ada
pilihan lain pengawet makanan yang aman. Ada juga produsen yang tahu ada pengawet yang
aman, namun tak tahu di mana membelinya.
Menurut Embit, pengawet makanan, seperti natrium benzoat dan kalsium klorida, bisa dibeli di
pedagang besar farmasi dengan harga nyaris sama murahnya dengan formalin. Di toko farmasi
ada apoteker yang mengawasi sehingga pembeli bisa berkonsultasi. Adapun boraks dan formalin
dijual di toko kimia tanpa pengawasan apoteker.
Meski hanya sedikit menggunakan, boraks dan formalin bisa menyebabkan kanker yang muncul
4-5 tahun kemudian. (ynt)
Efek samping
Formalin bersifat iritan bagi mata, hidung, saluran pernapasan, dapat
menyebabkan bersin, disphagia, konstraksi laring, bronchitis dan
pneumonia. Hal yang lebih buruk adalah pada paparan berulang kali dapat
menyebabkan asma. Larutan pekat yang mengenai kulit menyebabkan
pemutihan dan pengerasan. Dermatitis kontak dan reaksi sensitifitas terjadi
setelah penggunaan konsentrasi konvensional atau setelah kontak dengan
sisa formalin pada resin.
Penyerapan
Formalin dapat dengan cepat dimetabolisir menjadi asam format dalam
jaringan tubuh, khususnya pada hati dan sel darah merah. Asam format
kemudian dapat diekskresikan dalam bentuk karbon dioksida dan air, atau
dapat juga dikeluarkan lewat urin sebagai format atau dimetabolisir menjadi
group metil yang labil.
Penggunaan
Larutan Formalin merupakan desinfektan yang efektif melawan bakteri
vegetatif, jamur dan beberapa virus, tapi hanya bekerja efektif secara
perlahan terhadap spora bakteri dan bakteri tahan asam. Formalin bereaksi
terhadap protein yang kemudian dapat mengurangi kemampuannya
melawan mikroorganisme. Efek sporisidal yang dimiliki formalin meningkat
signifikan seiring dengan peningkatan temperatur. Formalin juga memilki
kemampuan penetrasi, polimerisasi cepat serta pengendapan di permukaan.
Formalin memang secara umum iritan bagi mucus membran, namun telah
digunakan sebagai obat kumur/antiseptic dan sebagai zat pengeras gusi.
Dalam dunia kedokteran gigi telah digunakan sebagai pasta bersama dengan
timol, kresol, gliserol dan oksida zinc untuk melokalisasi jaringan pulpa
yang terinfeksi, sehingga jaringan yang tersisa tetap aman.. Dalam jumlah
yang sesuai, Formalin dapat digunakan pada kresol atau kreosot sebagai
pembersih saluran akar gigi.
Larutan Formalin tidak dapat merusak logam atau kain namun tidak boleh
digunakan untuk desinfeksi pada alat yang terbuat dari kedua bahan
tersebut, jika terdapat metode lain yang lebih teruji. Pada desinfeksi selimut
dan tempat tidur, digunakan dalam bentuk uap. Jumlah larutan Formalin
yang digunakan harus dalam kadar yang diperkenankan untuk penyerapan
bahan tersebut. Formalin juga digunakan sebagai larutan sebelum pencucian
laundry dan sebagai bagian dalam proses dry celaning. Larutan Formalin 10
% dalam garam digunakan sebagai pengawet spesimen-spesimen patologis.
Larutan ini tidak cocok untuk menyimpan urin pada pemeriksaan
subsequent.
sumber : depkes
dream lover
View Public Profile
Send a private message to dream lover
Find More Posts by dream lover
08-07-2008, 11:02 PM #2
dream lover
Verified Girl
Bukannya menakut-nakuti, tapi hal yang paling
mengkhawatirkan banyak orang - menyusul
penggunaan formalin pada bahan makanan -
formalin memang membawa dampak buruk pada
kesehatan.
Deteksi Alamiah
sumber : depkes
dream lover
View Public Profile
Send a private message to dream lover
Find More Posts by dream lover
08-07-2008, 11:22 PM #3
dream lover Boraks & Formalin : Lalat Saja Nggak
Verified Girl Doyan
Mi basah :
Tahu :
Ikan :
Bakso :
* Kenyal.
* Awet, setidaknya pada suhu kamar bisa tahan
sampai lima hari.
Ikan asin :
Ayam potong :
Bakso
Gula Merah
sumber : depkes
Oleh:
Franky (XC-19)
Kevin ( XC-20)
Patrick (XC-30)
Raditya (XC-33)
SMA KANISIUS
JAKARTA
2008
HALAMAN PENGESAHAN
Pembimbing
N. Widi Wahyono
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan sykur kepada Tuhan yang Maha Esa
yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan
fakta pada karya tulis ini.
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat
sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal
dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya
semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki
keterbatasan kemampuan.
Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga
kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami
akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat
memperbaiki karya tulis kami di masa datang. Sehingga semoga karya tulis berikutnya
dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat
dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat
mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan boraks dan formalin sebagai pengawet
pada makanan. Dengan begitu maka kesehatan akan lebih terjamin dan tidak ada lagi
muncul berbagai penyakit baru yang diakibatkan penggunaan bahan-bahan terlarang
sebagai bahan baku makanan. Kami juga mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas
serta efektif dari pihak pengawas makanan yang merupakan bagian dari kepemerintahan,
sehingga makanan yang dihasilkan dari Indonesia dapat lebih terjamin dan sehat.
Penulis
HALAMAN MOTTO
Motto yang kami pegang dalam penulisan karya ilmiah ini adalah :
ORA ET LABORA
HALAMAN PERSEMBAHAN
Seluruh pembaca dan masyarakat Indonesia yang menginginkan kemajuan bangsa dan
kecerdasan bangsa.
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan 1
Kata Pengantar 2
Halaman Motto. 3
Halaman Persembahan. 4
Daftar Isi... 5
Abstraksi..... 6
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.. 7
1.2 Pembatasan Masalah... 7
1.3 Perumusan Masalah. 8
1.4 Tujuan Penulisan... 8
1.5 Metode Penelitian.. 9
1.6 Hipotesa..... 9
1.7 Manfaat...... 9
BAB II LANDASAN TEORI 11
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian. 14
3.2 Sumber Data . 14
3.3 Teknik Pengumpulan Data 14
3.4 Teknik Analisis Data . 15
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Boraks dan Formalin . 16
4.2 Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin Pada Makanan 16
4.3 Makanan yang Biasanya Mengandung Formalin atau Boraks 18
4.4 Peran pemerintah dalam memberantas boraks
dan formalin di Indonesia 21
BAB V PENUTUP... 23
BAB VI DAFTAR PUSTAKA 25
ABSTRAKSI
Karya tulis ini menjelaskan tentang bagaimana sekarang ini banyak kejadian penggunaan
boraks dan formalin sebagai bahan pengawet makanan. Di mana kedua bahan tersebut
sangat dilarang digunakan sebagai bahan baku makanan. Dan jika penggunaannya terus
dilakukan dan dikonsumsi dapat menyebabkan berbagai penyakit terutama kanker dan
bahkan kematian untuk tingkat yang lebih lanjut. Hal ini telah menjadi hal yang cukup
serius dan menjadi suatu masalah yang berusaha diselesaikan dengan baik oleh berbagai
pihak terutama pemerintah.
Sebagai pusat utama kelangsungan negara, pemerintah harus dapat dengan bijak
memutuskan dan bertindak bagaimana penanganan kasus tersebut. Terutama kasus pada
pembuatan bakso dengan bahan pengawet boraks dan berbagai makanan seperti ikan asin
serta tahu yang diawetkan dengan menggunakan formalin. Berbagai solusi kami tuliskan
di sini. Tetapi solusi tersebut tidaklah semuanya dapat dijalankan dengan hasil yang cepat
dan ada kemungkinan banyak faktor yang menyebabkan penyelesaian masalah ini tidak
dapat diselesaikan dengan baik. Karena masalah ini harus kembali lagi kepada
masyarakatnya yang terlibat langsung.
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, hipotesa dan manfaat.
Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan
diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan
efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan
kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam
pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal.
Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah satu
masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan
hal ini terus berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan. Oleh karena itu,
kami berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang
seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting.
Boraks adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet kayu, antiseptik kayu dan
pengontrol kecoa. Sedangkan formalin adalah bahan kimia yang digunakan sebagai
desinfektan, pembasmi serangga dan dalam industri tekstil serta kayu lapis.
Kedua bahan kimia tersebut memang berguna jika digunakan sesuai fungsinya, tetapi
menjadi sangat berbahaya bila digunakan dalam pembuatan pangan. Di mana pangan itu
merupakan segala sesuatu yang menjadi bahan makanan manusia. Dan akibat dari
penggunaan bahan-bahan kimia tersebut bisa jadi sangatlah fatal, dari kanker hingga
menyebabkan kematian.
Dalam karya tulis ini kami akan berusaha membahas pendeskripsian sedetail mungkin
dari boraks dan formalin itu sendiri serta bagaimana kedua bahan kimia tersebut dapat
digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan pangan. Begitu pula dengan
berbagai akibat dari penggunaan boraks dan formalin pada pangan tersebut serta
bagaimana solusi yang harus dilakukan demi membasmi hal ini dan mencegah terjadi
lagi.
1 Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau
formalin pada pangan yang diproduksinya?
2 Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada
proses pembuatannya?
3 Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau
formalin?
4 Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?
5 Bagaimana penanganan penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan ini
supaya dapat dibasmi secara tuntas?
Pada penulisan karya tulis ini kami menggunakan satu metode, yaitu dengan angket. Di
mana angket akan kami sebarkan dengan jumlah 40 lembar. Di mana angket itu berisi
pertanyaan-pertanyaan mengenai boraks dan formalin pada makanan mengacu pada
tujuan yang telah ada.
1.6 Hipotesa
1 Boraks dan formalin merupakan bahan pengawet yang umumnya digunakan untuk
industri tekstil, kayu, dsb. Dapat juga digunakan sebagai pembasmi serangga dan hal-hal
lain yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan makanan.
2 Jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses
pembuatannya adalah tahu, tempe, bakso dan ikan asin.
3 Akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan adalah berbagai
gangguan pada saluran pencernaan, hati, saraf, otak, serta pada organ-organ yang
berselaput yang terkena secara langsung. Dan bila terjadi secara terus menerus dapat
menyebabkan kanker bahkan kematian.
4 Sebenarnya pemerintah telah berperan dalam pemberantasan penggunaan boraks dan
formalin pada produk makanan. Tetapi tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah
kurang tegas dan tidak tepat mengenai sasaran. Sehingga hingga sekarang kita masih
sering melihat orang-orang yang keracunan atau terkena penyakit lainnya, disebabkan
memakan makanan yang mengandung boraks atau formalin.
1.7 Manfaat
Dapat mengetahui cirri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin sebagai
pengawet sehingga dapat menghindarinya.
Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalik pada produk
pangan.
Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari
penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.
Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin
dengan berbagai solusi yang telah dipikirkan.
BAB II
LANDASAN TEORI
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab 3 ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data dan teknik analisa data.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai apa itu boraks dan formalin, dampak penggunaan
boraks dan formalin pada makanan dan jenis-jenis makanan yang mengandung boraks
dan formalin yang kesemuanya itu dilengkapi dengan hasil angket sebelumnya.
1. Jawaban A : 45%
2. Jawaban B : 5%
3. Jawaban C :50%
Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden masih rancu
atau bingung tentang apa dampak boraks dan formalin bagi tubuh tersebut.
Lalu apa sebenarnya dampak boraks dan formalin dalam makanan bila dikonsumsi tubuh
kita?
a. Formalin
Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika
digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa gejala
diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada akhirnya akan
mempengaruhi organ tubuh lainnya,serta gejala lainnya.
Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan :
Jika terhirup
Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala,
kanker paru-paru.
Jika terkena kulit
Kemerahan, gatal, kulit terbakar
Jika terkena mata
Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan
Jika tertelan
Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati,
kerusakan saraf, kulit
membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian.
b. Boraks
Efek toksiknya akan terasa bila boraks dikonsumsi secara kumulatif dan penggunaannya
berulang-ulang. Pengaruh terhadap kesehatan :
Tanda dan gejala akut :
Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
Tanda dan gejala kronis
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker.
Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia
karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan
mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak tahu seberapa besar kadar konsentrat
formalin dan boraks yang dianggap membahayakan. Oleh karena ada baiknya kita hindari
makanan yang mengandung formalin dan boraks. Jauhkan anak-anak dari makanan yang
mengandung boraks dan formalin. Formalin dan boraks tidak boleh digunakan dalam
makanan.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab IV dapat disimpulkan bahwa:
a. Sebagian besar dari kita telah mengetahui tentang boraks dan formalin secara pasti,
tetapi ada juga sebagian kecil lainnya yang belum begitu mengetahui apa itu boraks dan
formalin.
b. Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak penggunaan
boraks dan formalin pada produk makanan, walaupun sebagian ada yang mengetahui
secara pasti.
c. Menurut responden tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering menjadi
sasaran penggunaan boraks dan formalin. Tetapi menurut penelitian BPOM pada tahun
2005, ikan adalah bahan makanan yang paling sering menjadi sasaran boraks dan
formalin.
d. Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah penggunaan
boraks dan formalin, sehingga masih banyak kasus mengenai hal ini terjadi.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan makalah ini kami ingin memberikan beberapa
saran sebagai berikut:
Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin,
pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai fungsinya.
Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti
mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat
undang-undang mengenai boraks dan formalin.
Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila
sepertinya mengandung bahan formalin maupun boraks.
Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan
penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada yang
berwajib jika melihat ada orang lain yang sengaja menggunakan boraks dan formalin
pada makanan yang dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan
formalin, tanpa mengetahui latar belakang pembeliannya.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
http://www.beritaindonesia.co.id
http://www.depkes.go.id
http://www.disnakkeswan-lampung.go.id
http://id.wikipedia.org
http://www.gizi.net