Dalam banyak kasus, air larian (air permukaan) yang berasal dari kandang atau hasil
penyiramannya membanjiri lahan sekitarnya dan mengakibatkan pencemaran terhadap badan air.
Selain itu juga mengakibatkan pencemaran udara karena hasil penguraian bahan organik limbah
ternak yang dibuang dengan cara hanya ditumpuk dan menggunung disuatu tempat tanpa
penanganan yang benar dapat menghasilkan gas yang berbau dan berbahaya bagi kesehatan
manusia. Keadaan tersebut berpengaruh terhadap upaya masyarakat untuk mengatasi masalah
yang ditimbulkan, yaitu dengan cara menciptakan metode untuk tujuan penanganan,
penyimpanan dan pengolahan limbah ternak. Dengan metode ini dapat memfasilitasi para
pelajar, teknokrat, pengusaha ternak, pemerintah daerah dan pemegang kebijakan untuk
melakukan upaya penyelesaian masalah yang ditimbulkan oleh limbah peternakan.
Pada prinsipnya,tujuan utama para produsen adalah diperolehnya keuntungan usaha dan
pada saat yang sama kualitas lingkungan air dan udara dapat mendukung kegiatan usaha tersebut.
Hal ini diperlukan keseimbangan yang harmonis antara produksi, keuntungan dan kualitas
lingkungan.
Sistem yang dipilih secara teknis dapat dilakukan dan secara ekonomis memberikan
kontribusi terhadap nilai tambah pendapatan serta sesuai dengan upaya pemeliharaan kualitas
lingkungan. Walaupun tidak ada seorangpun yang bisa meramalkan perubahan yang terjadi di
masa yang akan datang, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
sistem pengelolaan limbah yang paling memungkinkan. Untuk itu ada beberapa faktor yang
harus diperhatikan, antara lain :
Pola pertumbuhan penduduk
Kebijakan pemerintah
Perkembangan ekonomi
Scraping :
Free-Fall :
Sceened floors.
Lantai kandang sistem ini dapat dibuat menggunakan kawat
kasa atau besi gril yang berukuran mes lebih besar dan rata. Mes
kawat kasa yang digunakan biasanya berukuran 1,6 cm 2 (0,025 in2)
untuk anak ayam sampai 6,45 cm2 (1in2) untuk ayam dewasa.
Kawat dapat dipasang dengan direntangkan seluas lantai kandang
agar limbah langsung jatuh ke lantai atau tempat penampungan.
Selain itu, juga dapat digunakan pada kandang batere (cage) yang
bentuknya diatur agar limbah langsung jatuh ke lantai kandang atau
tempat penampungan. Penggunaan plat besi yang berbentuk gril dan
ukurannya lebih besar dan rata diperuntukkan hewan yang lebih
besar seperti babi dan pedet. Penggunaan kawat kasa sangat
memungkinkan untuk tempat pijakan hewan yang ada di dalamnya
dan memudahkan limbah dapat dikeluarkan.
Slotled floors.
Slotled floor merupakan salah satu bentuk lantai bersekat
(jeruji) yang dipasang dengan jarak yang teratur dan rata sehingga
ukuran dan jumlahnya mencukupi untuk keluarnya limbah dari
lantai. Selain itu juga mudah dibersihkan dari kemungkinan
menempelnya limbah pada lantai. Lubang di bawah lantai
merupakan tempat untuk pengumpulan dan penampungan sementara
untuk kemudian limbah diolah dan atau digunakan. Slotled floor
dapat dibuat dari bermacam bahan, seperti kayu, beton atau besi
plat.
Kayu yang digunakan sebaiknya jenis yang keras karena
dapat bertahan 2 5 tahun. Sekat yang berasal dari kayu biasanya
dibuat dengan ukuran lebar bagian atas 8 cm dan bagian bawah 6cm,
ketebalan 9 cm. Jarak antara sekat biasanya 2 cm.
Apabila menggunakan bahan beton sekat dibuat dengan
ukuran lebar bagian atas 12,7 cm dan bagian bawah 7,5 cm dengan
ketebalan 10 cm, agar tidak mudah patah. Jarak antara sekat dibuat
sesuai dengan panjang kandang dan ukuran ternak yang dipelihara.
Sekat dari logam biasanya buatan pabrik yang telah dilapisi
stainles atau aluminium untuk mencegah terjadinya karat.
Penggunaan sekat logam lebih mudah untuk penanganan limbah,
pemasangannya praktis dan mudah dipindahkan dibandingkan
dengan sekat beton.
Penggunaan lantai sistem sekat dapat meningkatkan sanitasi
dan mengurangi tenaga kerja untuk membersihkan kandang.
Penggunaan sekat juga memisahkan ternak dari limbahnya sehingga
lingkungan menjadi bersih. Keuntungan lain dari penggunaan sekat
ini adalah mengurangi biaya gabungan antara pengadaan dan
penanganan alas kandang (litter).
Flushing :
Desain parit :
Desain parit merupakan faktor penting dalam pengelolaan
limbah peternakan. Panjang parit yang efektif untuk flushing
didasarkan pada asumsi bahwa bila kedalaman aliran kurang dari
1,27 cm (0,5 in) dan kecepatan aliran kurang dari 0,46 m/detik, maka
limbah tidak dapat terangkut.
Berdasarkan hasil perhitungan matematis (Nye dan John,
1975) disimpulkan bahwa desain parit yang memenuhi syarat adalah
sebagai berikut :
Parit pembersih dapat dibuat dari bahan tembok dengan ukuran
kemiringan 0.005m/m, kedalaman 7,5 10 cm dan panjang parit
kurang dari 24 m.
Untuk panjang parit maksimal, 60 m lebih, gunakan kemiringan
yang bervariasi atau parit yang mengecil di bagian ujung.
Gunakan durasi yang tinggi dan kecepatan aliran yang tinggi pula
agar pembersihan lebih efektif pada saluran yang panjangnya lebih
dari 30 m.
Perlengkapan flushing :
Ada 3 perlengkapan yang umumnya digunakan untuk
flushing, yaitu : (1) penutup tangki penampung, (2) tangki
penampung limbah dan (3) pipa untuk membantu memindahkan
limbah dalam parit.
Perlengkapan flushing harus memenuhi syarat, antara lain
kuat, sederhana, mudah dioperasikan dan tahan karat. Selain itu,
akan lebih baik bila perlengkapan tersebut mudah pemasangannya
pada bangunan, tidak memakan tempat dan harus dapat dipakai juga
untuk mengangkut air pada kapasitas tertentu untuk setiap durasi
flushing.
Konveyor :
Ada beberapa macam konveyor yang digunakan di bidang
pertanian, diantaranya belt conveyor, chain conveyor, apron
conveyor, pneumatic conveyor, dsb. Untuk tujuan pengangkutan
limbah peternakan pada umumnya menggunakan chain conveyor.
Konveyor ini sangat cocok untuk limbah peternakan karena selain
biayanya murah juga sederhana, mudah dibuat, dan sangat
operasional untuk berbagai kondisi. Bentuk spesifik konveyor untuk
penanganan limbah ternak adalah scraper conveyor. Alat jenis ini
sering digunakan untuk membersihkan parit dan alley kandang.
Pompa penyedot :
Tipe aliran.
Bentuk Saluran