Anda di halaman 1dari 5

NO EKSISTING ANALISIS KETERANGAN

.
1. Pada eksisting sloof beton bertulang
yang ada dilapangan tidak sesuai dengan
standar pedoman yang telah diterbitkan
oleh Departemen Pekerjaan Umum
karena besi yang di gunakan pada
eksisting hanya 6 mm sedangkan
diameter yang dianjurkan minimal 10
mm.
Standar sloof menurut panduan
Pondasi dan sloof rumah tipe 36 Departemen Pekerjaan Umum

2. Denah bangunan Standar denah Bangunan ini tidak sesuai dengan


bangunan tanah standar karena penempatan dinding-
gempa. dinding penyekat dan lubang-lubang
pintu/jendela tidak simetris terhadap
sumbu-sumbu denah bangunan.

3. Pada pondasi menggunakan pondasi


menerus mengikuti panjang denah
bangunan dan sesuai dengan standar
bangunan tahan gempa.

NO EKSISTING ANALISIS KETERANGAN


.
Pada eksisting, sloof Besi batangan yang di pakai
4. dan kolom hanya pada kolom bangunan tidak
menggunakan besi sesuai dengan standar karena
batang berdiameter 6 hanya menggunakan besi 6 mm
mm saja. sedangkan pada standar 10 mm.

Pada eksisting, Tidak adanya besi penyiku pada


5. sambungan sloof sambungan sudut sloof pada
tidak ada bangunan dan tidak sesuai
penambahan besi dengan standar Departemen
yang menyiku. Pekerjaan Umum.

Pada eksisting jarak Jarak antar sengkang pada sloof


6. antar sengkang pada tidak sesuai dengan standar,
sloof sangat jauh. karena pada standar minimum
jarak antar sengkang 20 cm
sedangkan pada sloof dilapangan
mencapai lebih dari 50 cm.
NO. EKSISTING ANALISIS KETERANGAN
7. Pada eksisting, Kolom pada bangunan sangat
besi yang tidak sesuai dengan bangunan
digunakan pada tahan gempa dikarenakan
kolom adalah besi hanya menggunakan besi
yang berdiameter berdiameter 6 mm, sedangkan
6 mm. pada standar bangunan tahan
gempa seharusnya
menggunakan besi minimum
10 mm.

8. Pada eksisting, Kolom tidak sesuai standar


kolom bangunan bangunan tahan gempa karena
sama sekali tidak tidak menggunakan jangkar
menggunakan seng. Jangkar seng yang
jangkar seng. dipasang antara tembok
dengan kolom berfungsi
sebagai pengikat antara kolom
dan dinding.
9. Pada eksisting, Jarak antar sengkang pada
jarak sengkang kolom tidak sesuai dengan
pada kolom sangat bangunan tahan gempa,
jauh di atas 40 cm dimana pada bangunan tahan
dan besi sengkang gempa jarak antar sengkang
berdiameter 6 mm. maksimal 20 cm, sedangkan
pada eksisting bangunan
mencapai lebih dari 40 cm.

10. Berdasarkan bentuk dan cara


Pada eksisting pemasangan rangka atap pada
menggunakan bangunan sudah sesuai dengan
konstruksi baja standar bangunan tahan
ringan. gempa, selain itu bangunan
menggunakan struktur baja
ringan yang membantu
meringankan bobot bangunan.

KESIMPULAN :
Berdasarkan hasil analisis standar struktur bangunan tahan gempa pada Perumahan Gelapa Gading Square Palu, dapat disimpulkan
bahwa perumahan ini bukanlah perumahan bangunan tahan gempa, karena masih jauh dari standar bangunan tahan gempa menurut
pedoman standar Bangunan Tahan Gempa Departemen Pekerjaan Umum Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai