Anda di halaman 1dari 8

KAJIAN LAJU ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI WAMPU

Arta Olihen Boangmanalu1, Ivan Indrawan2


1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1Kampus USU Medan

Email:artaolihenboangmanalu@yahoo.com
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1Kampus USU Medan

ivanindrawan@gmail.com

ABSTRAK

Sungai merupakan sarana yang sangat penting dalam proses pengangkutan sedimen. Sungai berfungsi untuk
mengalirkan sedimen-sedimen dari hasil erosi yang nantinya akan diteruskan ke laut. Sedimentasi adalah proses
pengendapan material yang terangkut oleh aliran dari bagian hulu. Proses sedimentasi meliputi proses erosi,
transportasi (angkutan), pengendapan (deposition) dan pemadatan (compaction) dari sedimentasi itu sendiri.
Sungai-sungai membawa sedimen dalam setiap alirannya. Sedimen dapat berada di berbagai lokasi dalam aliran,
tergantung pada keseimbangan antara kecepatan ke atas pada partikel dan kecepatan pengendapan partikel. Untuk
menghitung laju angkutan sedimen banyak metode yang bisa digunakan. Diantaranya yaitu metode Yangs,
Engelund and Hansen, Shen and Hung. Dalam penggunaan metode-metode tersebut diperlukan ukuran kedalaman
penampang sungai. Dan untuk menghitung kedalaman sungai digunakan metode pendekatan Einstein. Dari hasil
perhitungan yang dilakukan, dengan metode Yangs didapat hasil sedimen 2.293.477 ton, dengan metode
Engelund and Hansen didapat hasil sedimen 14.359.167 ton, dengan metode Shen and Hung didapat hasil sedimen
311.639,5 ton (untuk tahun 2008). Maka dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa metode angkutan sedimen
yang dipakai untuk perhitungan muatan sedimen sungai adalah metode Engelund and Hansen karena hasilnya
lebih memungkinkan dan jumlah muatan sedimen yang dihasilkan lebih besar daripada metode lainnya.

Kata kunci :angkutan sedimen

ABSTRACT

The river is a very important tool in the process of sediment transport. Serves to drain the river sediments from
erosion that results will be forwarded to the sea. Sedimentation is the deposition of material transported by the
flow from the upstream. Sedimentation processes include the processes of erosion, transport (freight), deposition
(deposition) and compaction (compaction) of the sediment itself. The rivers carry sediment in each stream.
Sediment can be in various locations in the flow, depending on the balance between speed up the particles and
particle settling velocity. To calculate the rate of sediment transport are many methods that can be used. Among
the methods of Yang's, Engelund and Hansen, Shen and Hung. In the use of these methods needed measures depth
cross the river. And used to calculate the depth of the river Einstein approach. From the results of calculations
performed, with Yang's method 2.293.477 tons of sediment obtained results, the method of Engelund and Hansen
sediment results obtained 14.359.167 tons, with the method of Shen and Hung obtained 311.639,5 tons of
sediment yield (for 2008). So from the above results it can be concluded that the sediment transport method used
for the calculation of river sediment load is Engelund and Hansen method because the results are more possible
and the amount of sediment load is greater than the other methods.

Keywords: sediment transport


1. Pendahuluan

Latar Belakang
Sungai merupakan sumber air yang menampung dan mengalirkan air serta material bahan yang
dibawanya dari bagian hulu. Aliran sungai mengalir dari daerah tinggi ke daerah yang lebih rendah dan pada
akhirnya akan bermuara ke laut.

Dengan adanya aliran air di dalam sungai akan mengakibatkan adanya angkutan sedimen, yang berupa
angkutan muatan dasar (bed load) dan angkutan muatan layang (suspended load). Sedimentasi tersebut
menimbulkan pendangkalan badan perairan seperti sungai, waduk, bendungan atau pintu air dan daerah sepanjang
sungai, yang dapat menimbulkan banjir. Oleh karena itu perlunya suatu usaha mengkaji sedimentasi yang
dihasilkan oleh aliran sungai pada periode tertentu.

Metode untuk menentukan berapa besarnya angkutan sedimen telah banyak, metode-metode ini
berdasarkan uji laboratorium dan analisa data lapangan sehingga rumus-rumus ini bersifat lokal sehingga metode
ini tidak dapat dipakai pada setiap sungai. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian beberapa metode untuk
mengetahui metode mana saja yang paling sesuai untk sungai Wampu.

Perumusan Masalah

Salah satu cara untuk mengetahui pola dan laju perubahan morfologi sungai yang mencakup perubahan
kemiringan dasar, elevasi dasar sungai, luas penampang melintang, serta perubahan kapasitas tampung (volume)
yang terjadi pada penggal sungai terpilih akibat proses sedimentasi yaitu dengan menggunakan data lapangan di
beberapa titik kontrol sungai Wampu. Dari beberapa persamaan angkutan sedimen yang ada, dicoba menjelaskan
proses yang terjadi melalui analisis penerapan persamaan transpor sedimen untuk memahami fenomena perubahan
morfologi sungai Wampu.

Batasan Masalah

Untuk mencapai hasil optimal dalam analisis dengan penerapan beberapa persamaan transpor sedimen pada sungai
Wampu sehubungan dengan masalah sedimentasi, perlu ditetapkan batasan dan asumsi. Batasan dan asumsi yang
digunakan dalam studi ini adalah:

1. Kajian berbasis data pengukuran yang ada, terbatas pada titik/ruas terpilih ataupun lokasi yang ditinjau.
2. Perhitungan angkutan sedimen didasarkan pada data debit harian yang terjadi.
3. Kajian dilakukan dengan mencermati hal-hal dominan yang telah terjadi dalam kurun waktu pelaksanaan
pengukuran.
4. Dalam penelitian ini tidak membahas masalah erosi.

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan atau mencari
persamaan yang dapat dipakai untuk menghitung angkutan sedimen pada sungai Wampu serta menganalisis
beberapa faktor/parameter yang tercakup ataupun di luar persamaan angkutan sedimen, yang memberikan
pengaruh terhadap besaran angkutan sedimen.
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses pengendapan material yang terangkut oleh aliran dari bagian hulu akibat dari
erosi. Sungai-sungai membawa sedimen dalam setiap alirannya. Sedimen dapat berada di berbagai lokasi dalam
aliran, tergantung pada keseimbangan antara kecepatan ke atas pada partikel (gaya tarik dan gaya angkat) dan
kecepatan pengendapan partikel (Asdak, 2004).

Ada 3 (tiga) macam pergerakan angkutan sedimen yaitu:

1. Bed load transport


Partikel kasar yang bergerak di sepanjang dasar sungai secara keseluruhan disebut dengan bed load.
Adanya bed load ditunjukkan oleh gerakan partikel di dasar sungai yang ukurannya besar, gerakan itu
dapat bergeser, menggelinding atau meloncat-loncat, akan tetapi tidak pernah lepas dari dasar sungai.
2. Was load transport
Wash load adalah angkutan partikel halus yang dapat berupa lempung (silk) dan debu (dust), yang
terbawa oleh aliran sungai. Partikel ini akan terbawa aliran sampai ke laut, atau dapat juga mengendap
pada aliran yang tenang atau pada air yang tergenang.
3. Suspended load transport
Suspended load adalah material dasar sungai (bed material) yang melayang di dalam aliran dan terutama
terdiri dari butir pasir halus yang senantiasa mengambang di atas dasar sungai, karena selalu didorong
oleh turbulensi aliran. Suspended load itu sendiri umumnya bergantung pada kecepatan jatuh atau lebih
dikenal dengan fall velocity.

Pada kenyataan pada tiap satu satuan waktu pergerakan angkutan sedimen yang dapat diamati hanyalah
Bed Load Transport dan Suspended Load Transport.

2.2. Angkutan Sedimen

Rumus-rumus yang dipakai dalam perhitungan angkutan sedimen adalah persamaan-persamaan Yangs, Engelund
and Hansen, dan Shen and Hung.

a. Persamaan Yangs (1973)

Data-data yang dipergunakan dalam pembuatan persamaan Yangs adalah :

Data sedimen
Geometri saluran
Kecepatan aliran

Analisa perhitungan

Log C1 = 5.435 0.286 log - 0.457 log

+ log .(1)

Gw = ....(2)

Qs = Ct*Gw ....(3)

Dimana :
Ct = konsentrasi sedimen total
d50 = diameter sedimen 50% dari material dasar (mm)
= kecepatan jatuh (m/s)
V = kecepatan aliran (m/s)
Vcr = kecepatan kritis (m/s)
S = kemiringan sungai
U* = kecepatan geser (m/s)
W = lebar sungai (m)
D = kedalaman sungai (m)
Qs = muatan sedimen (kg/s)

b. Persamaan Engelund and Hansen (1967)


Persamaan Engelund and Hansen didasarkan pada pendekatan tegangan geser. Persamaannya dapat ditulis sebagai
berikut:

qs = 0.05 .(3)

Qs = W * q s .(4)

Dimana : ...(5)
tegangan geser (kg/m2)
Qs = muatan sedimen (kg/s)

c. Persamaan Shen and Hungs

Shen and Hung mengemukakan bahwa ransportasi sedimen adalah begitu kompleks sehingga tidak menggunakan
bilangan Reynolds dan bilangan Froude. Persamaan Shen and Hung dapat ditulis sebagai sebagai berikut:

Log Ct = - 107404.459 + 324214.747* Y 326309.589*Y2 + 109503.872*Y3 .(6)

Gw = ..(7)

Qs = Ct*Gw ..(8)

Dimana : Y = ....(9)
Ct = konsentrasi sedimen total
V = kecepatan aliran (m/s)
= kecepatan jatuh (m/s)
S = kemiringan sungai

3. Metodologi Penelitian

Lokasi Penelitian

Gambar 1. Lokasi Penelitian DAS Wampu

Lokasi penelitian berada di Daerah Aliran Sungai Wampu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Lebar
sungai adalah 125 m. Lokasi yang di survey berada di bagian hulu jembatan Wampu.
Bagan Alir Penelitian Kajian Laju Angkutan Sedimen Pada Sungai Wampu

Mulai

Perumusan Masalah

Tujuan
Mengetahui jumlah muatan sedimen yang terjadi dengan persamaan angkutan sedimen

Pengambilan data

Primer Sekunder

Sampel Sedimen Peta topografi


Survey Lokasi Data penampang memanjang &
melintang sungai

Uji Laboratorium

Perhitungan Kemiringan Dasar Sungai

Mendapatkan
karakteristik butiran
sedimen Perhitungan Kedalaman rerata ruas sungai
Kecepatan jatuh ( )

Perhitungan Muatan Sedimen

Kesimpulan & Saran


4. Hasil dan Pembahasan
4.1. Metode Perhitungan dan Karakteristiknya

METODE PARAMETER PERHITUNGAN


Yangs - Temperatur air
- Kecepatan jatuh sedimen
- adalah fall velocity
- Konsentrasi sedimen

METODE PARAMETER PERHITUNGAN


Engelund and Hansen - Koefisien 0.05
- Parameter qs
- Tegangan geser ( )
- Lebar sungai

METODE PARAMETER PERHITUNGAN


She and Hungs - Parameter Y
- adalah fall velocity
- Konsentrasi sedimen

4.2. Hasil Perhitungan

Setelah proses penelitian, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel hasil perhitungan angkutan sedimen sungai Wampu dengan ketiga metode sebagai berikut :

Tahun Total Sedimen (ton)


Yangs Engelund and Hansen Shen and Hung
2001 526081.6 2759446 37818.96
2002 614554.5 3292560 44863.44
2003 154386.6 829330.1 11046.74
2004 421113.2 2109765 28905.91
2005 494977.7 2466817 37513
2006 216865 965970.6 12724.88
2007 725124.9 3778121 53846.31
2008 2293477 14359167 311639.5
2009 685281.7 3421686 55558.45
2010 476398.4 2509892 37248.97
Grafik perbandingan angkutan sedimen dengan metode Yangs, Engelund and Hansen dan Shen and Hung

Perbandingan Total Sedimen dalam 3 Metode


16000000
Jumlah Sedimen (ton/thn)

14000000
12000000
10000000
8000000 Yangs
6000000 Eng & Han
4000000 Shen & Hung
2000000
0
Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa sebaran angkutan sedimen pada metode Engelund and Hansen jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan metode Yangs dan Shen and Hung. Dari ketiga metode tersebut, muatan sedimen
yang paling tinggi berada pada tahun 2008 dan yang paling terendah berada pada tahun 2003.

5. Kesimpulan dan Saran.

5.1. Kesimpulan

1. Dari penelitian untuk sungai Wampu didapat hasil muatan sedimen yang paling tinggi berada pada tahun
2008 yaitu 14.359.167 ton (metode Engelund and Hansen), ini disebabkan karena debit sungai pada tahun
2008 adalah yang paling besar diantara tahun-tahun lainnya.
2. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan untuk perhitungan muatan sedimen
sungai adalah metode Engelund and Hansen.
3. Berdasarkan hasil analisa yang menyebabkan metode Engelund and Hansen lebih baik dari metode
lainnya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang membedakan perhitungan metode
Engelund and Hansen dengan metode lainnya adalah bahwa dalam perhitungannya metode Engelund and
Hansen menggunakan tegangan geser 0 dan parameter qs, yaitu muatan sedimen per meter lebar sungai.
4. Banyak faktor yang menyebabkan laju angkutan sedimen tiap tahunnya tidak stabil (mengalami kenaikan
dan penurunan), salah satu faktor yang paling mempengaruhi adalah debit sungai.

5.2. Saran

1. Pada penelitian ini hanya digunakan 1 (satu) data sungai di Sumatera Utara yaitu sungai Wampu, untuk
penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah data sungai lain yang ada sehingga variasi data lebih
banyak dan akan didapat hasil yang lebih baik.
2. Dalam penelitian ini hanya menggunakan 3 metode perhitungan angkutan sedimen, untuk penelitian lebih
lanjut disarankan menambah metode lain, sehingga dengan penambahan metode dapat dilihat
perbandingan hasil perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA

Antonius, Drs. 2004. Petunjuk Praktis Menyusun Karya Tulis Ilmiah. Penerbit Yrama Widya. Bandung

Asdak, Chay. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.

Hossain, M. Monowar dan M. Lutfor Rahman. 1998. Sediment Transport and Their Evaluation. IAHS Publishing.
Vienna.

Kodoatie, J. Rober dan Ir. Sugiyanto. 2002. Banjir Beberapa Penyebab dan Metode Pengendaliannya dalam
Perspektif Lingkungan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Loebis, Joesron. 1993. Hidrologi Sungai. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.

M. Das, Braja. 1988. Mekanika Tanah Jilid I. Erlangga. Jakarta.

Rahim, Supli Effendi, 2000. Pengendalian Erosi Tanah. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta

Soemarto, C. D. 1995. Hidrologi Teknik. Erlangga. Jakarta.

Yang, Chi Ted. 2003. Sediment Transport. Krieger Publishing Company. Florida.

Anda mungkin juga menyukai