Anda di halaman 1dari 5

MANIFESTASI KLINIS

Psoriasis vulgaris merupakan psoriasis yang sering didapat di klinis kira-kira sekitar
90%. Kelainan kulit pada penderita psoriasis berupa plak atau macula eritema, berbatas tegas,
lesi sedikit meninggi dengan skuama tebal berwarna putih di pemukaannya. Ukuran lesi
bervariasi dari papul pinpoint sampai yang berbentuk plak yang besar.1,2,3

Kulit berwarna eritem homogen mengkilap pada bagian skuama, titik-titik perdarahan
tamak saat skuama dilepas, karena terjadi trauma pada pembuluh kapiler yang mengalami
dilatasi di bagian bawahnya (dikenal sebagai Auspitz sign). Lesi psoriasis cenderung simetris,
ini dapat membantu dalam menegakkan diagnosis walaupun kadang ditemukan lesi psoriasis
yang unilateral.1,2,3

Fenomena koebner (dikenal dengan isomorphic response) merupakan trauma yang


dapat menyebabkan timbulnya lesi psoriasis pada kulit yang sebelumnya tidak mempunyai
lesi. Reaksi koebner biasanya muncul 14 hari pascatrauma. Fenomena koebner tidak spesifik
pada psoriasis, namun sangat membantu menegakkan diagnosis.1,2

Fenomena koebner

Psoriasis vulgaris mempunyai lesi khas berupa plak kemerahan, tertutup skuama tebal
dengan distribusi lesi simetris terutama pada bagian ekstensor dari ekstremitas, khususnya
siku dan lutut, sepanjang garis perbatasan kulit kepala biasanya pada retroauricular,
lumbosacral bagian bawah, pantat dan area genital. Lesi - lesi kecil tunggal dapat menyatu
membentuk plak dengan batas tegas menyerupai peta (psoriasis geografika) lesi bisa
berkembang ke arah lateral menjadi bentuk sirsiner karena beberapa plak bergabung menjadi
satu (psoriasis gyrate), bisa juga dapat terjadi central healing pada lesi menyerupai cincin
(psoriasis anularis).1,2

a) b) c)

Gambar : a) psoriasis geografika b) psoriasis gyrate c) psoriasis anular

Selain pada kulit, psoriasis vulgaris juga dapat ditemukan pada kuku,lidah dan sendi.
Kelainan kuku berupa pitting nail lebih sering didapatkan pada kuku jari tangan daripada
kuku jari kaki, onikodistrofi, hyperkeratosis subungual, onikolisis dan anokia. Kelainan pada
lidah berupa geographic tounge yaitu suatu kelainan inflamasi idiopatik yang mengakibatkan
hilangnya papilla filiformis setempat pada lidah, tampak sebagai bercak kemerahan
asimptomatik dengan tepi serpingiosa, membentuk suatu gambaran seperti peta. Artritis
psoriatic merupakan manifestasi klinis di sendi didapatkan 40% penderita psoriasis, dan
diduga berhubungan erat dengan adanya faktor genetik.1

Gambaran histopatologi

Lesi psoriasis yang sudah matang, paling bagus dilihat pada tepi pelebaran plak. Gambaran
histopatologi yang khas ditandai dengan : a) akantosis dengan pemanjangan rete ridges yang
teratur dengan penebalan pada bagian bawahnya b) penipisan epidermis suprapapila yang
kadang terdapat pustule spongiform kecil. c) lapisan bagian atas epidermis tampak pucat; d)
berkurangnya hingga hilangnya lapisan granulosum; e) parakeratosis yang menyatu; f)adanya
mikroabses munro; g)pemanjangan dan edema papilla dermis dan; h)kapiler dilatasi yang
berkelok-kelok. Mikroabses munro dan pustule spongiform Kogoj merupakan diagnostis
histopatologi pasti dari psoriasis.3
Gambaran histopatologi psoriasis (tampak hyper dan parakeratosis, akantosis,papillomatosis dan
infiltrasi inflamasi)

DIAGNOSIS BANDING

Psoriasis dapat di diagnosis banding dengan beberapa penyakit lain yang diantaranya ada
yang juga tergolong dermatosis eritroskuamosa, yaitu :

1. Dermatosis seboroik
Gambaran klinis yang khas pada dermatitis seboroik ialah skuama yang berminyak
dan kekuningan dan berlokasi di tempat-tempat yang seboroik. Psoriasis berbeda dengan
dermatitis seboroik karena terdapat skuama yang berlapis-lapis berwarna putih disertai tanda
tetesan lilin dan Auspitz. Tempat predileksinya juga berbeda. Dermatitis seboroik pada orang
dewasa, cenderung untuk terjadi kronis dan lesi terlihat muncul di muka pada alis, sudut
nasolabial, telinga, daerah sternum dan fleksor dengan prominen simetris. Sedangkan
psoriasis banyak terdapat pada daerah-daerah ekstensor, yaitu siku, lutut dan scalp. Pada
seboroik dermatitis infantile utamanya mengenai kulit kepala dan area intertriginosa dengan
skuama berminyak dan krusta. Area kepala yang terkena adalah bagin vertex dan parietal
tertutup krusta yang sangat berminyak, tebal sering nampak berpecah-pecah disebut cradle
cap, milk crust atau crusta lacteal.1,2,3

Gambar. Dermatitis Seboroik pada wajah.


Tampak makula eritema dengan dengan skuama kekuningan.
2. Tinea korporis
Kelainan yang dilihat dari Tinea korporis dalam klinik merupakan lesi bulat atau
lonjong seperti gambaran ring-worm , berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama.
Daerah tengahnya biasanya lebih tenang, sementara yang di tepi lebih aktif ( tanda
peradangan lebih jelas ) yang sering disebut dengan central healing. Kadang-kadang
terlihat erosi dan krusta akibat garukan. Lesi-lesi pada umumnya merupakan bercak
bercak terpisah satu dengan yang lain. Kelainan kulit dapat pula terlihat sebagai lesi-
lesi dengan pinggir yang polisiklik atau bentuk psoriasis.1,2

Gambar: a) gambaran seperti klassik anular atau ring worm dengan


peningkatan pinggir eritem dan bersisik b) polisiklik. Tinea
korporis dengan gambaran multiple polisiklik dengan plak eritem
merah berbatas jelas

3. Nummular eczema
Ekzim numularis merupakan suatu lesi berbentuk mata uang (coin), berbatas
tegas, dengan efloresensi berupa papulovesikel, biasanya mudah pecah sehingga
menjadi basah (oozing). Kadang didapatkan gambaran krista yang menutupi seluruh
permukaan lesi yang pecah. Ukuran plak biasanya sekitar 1-3cm dan sekitar kulit
biasanya didapatkan dalam keadaan normal tetapi kadang bisa xerotik. Pruritus
bervariasi dari ringan ke berat. Pada nummular dermatitis bisa terjadi resolusi sentral
yang dapat berbentuk seperti anular. Plak yang kronik memberi gambaran lesi kulit
yang kering,bersisik dan likenifikasi.1,2

a) Single plak menunjukkan erosi pinpoint: b) plak krusta


Daftar pustaka

1. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS,Leffell DJ.
Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York: Mac Graw
Hill Medicine; 2012.
2. Sterry W. Psoriasis: Diagnosis anad Management.1st ed. New York. John
Wiley & sons Ltd.
3. Astindari, Sawitri & Sandhika W. Perbedaan Dermatitis Seboroik dan
Psoriasis Vulgaris Berdasarkan Manifestasi Klini dan Histopatologi.2014.
26(1).

Anda mungkin juga menyukai