Instalasi Kabel Duct
Instalasi Kabel Duct
Kabel duct adalah semua jenis kabel yang konstruksinya dirancang khusus untuk dipasang
di bawah permukaan tanah dan pemasangannya harus diletakkan dalam pipa-pipa di bawah
permukaan tanah (sesuai STEL-K-008 dan STEL-K-009).
Kedalaman alur galian ditentukan oleh jumlah pipa duct yang ditanam secara vertical, gangguan
bila ada, dan jarak kedalaman duct dengan permukaan tanah yang minimum 80 cm, atau sesuai
dengan peraturan PEMDA setempat (misalnya di DKI 110 cm). Sejauh mungkin dasar dari alur
galian supaya mengikuti garis luar dari tanah untuk menghindari hambatan.
3) Material
a) Beton
Campuran beton untuk pengecoran duct harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh PT.
TELKOM dengan keterangan bahwa beton tersebut mempunyai kekuatan yang cukup untuk
menahan/memikul beban yang ditentukan. Campuran beton ditentukan dengan perbandingan
sebagai berikut :
Semen : Pasir : Batu pecahan
=1:3:5
Adukan beton dicampur dan diaduk dengan menggunakan mesin pengaduk beton molen dengan
urutan pencampuran kerikil, pasir, semen dan terakhir air. Lama pengadukan minimum 5 menit
dengan kecepatan putaran 6 12 rpm.
Jumlah beton yang diperlukan dalam pengecoran pipa duct dapat dihitung sebagai berikut :
100 meter dari astu pipa duct dibutuhkan 1,5 m 3 beton.
Bila panjang duct dari 20 pipa adalah 60 meter, maka kebutuhan beton dapat dihitung
sebagai berikut :
Panjang duct = 60 x 20 = 1200 meter.
1200
100
Jadi kebutuhan beton = x 1,5 m3
b) Penyekat
Penyekat yang dipakai terbaut dari besi palt, tebal 2 mm dengan ukuran 34,4 x 6,1 x 1,9 cm diberi
tiga lubang 1,25 cm untuk menempatkan pemancang, seperti terlihat pada gambar berikut
Penyekat tersebut dibuat untuk duct 2 pipa sedangkan untuk duct lebih dari 2 pipa bisa
disambung penyekatnya.
c) Pancang penguat
Pemancang penguat jarang dipakai, tetapi pemasangan pipa duct di tempat yang kondisi
tanahnya kurang baik dianjurkan pakai pancang penguat.
b) Bracket Penjepit;
Pipa besi panjang 30 cm dengan diameter dalam 3,2 cm diberi nok dengan draat untuk menjepit
pancang
.
5) Pemasang duct;
b) Penggalian;
Tempat penggalian tanah diusahakan terbatas pada lokasi yang tepat dari trace/jalur jaringan
duct kabel seperti yang direncakan dalam gambar desain. Lebar galian diusahakan selebar duct
kabel dengan memperhtiungkan yang diijinkan oleh PEMDA setempat;
Pada tanah yang lunak/lembek atau tanah basah, bila dipandang perlu dapat dibuat cetakan
(bekesting atau forming) yang dibuat dari papan kayu, agar profil penampang duct kabel yang
dibuat sesuai dengan yang direncanakan;
Khusus penggalian tanah pada bagian trace duct kabel yang melintasi/memotong jalan (jalan
umum atau jalan masuk rumah), galian wajib ditutup dengan pelat besi yang dapat menahan
beban kendaraan yang lewat diatasnya.
Pelaksanaan pekerjaan ini diusahakan secepatnya agar tidak mengganggu kelancaran arus lalu
lintas;
Pekerjaan penggalian tanah harus dilakukan dengan hati-hati, agar tidak merusak pipa-pipa (gas
dan air), kabel-kabel (listrik, telepon) dan saluran-saluran lain yang sudah ada sebelumnya;
Di lokasi pekerjaan galian harus dipasang rambu-rambu lalu lintas dengan jumlah cukup untuk
mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Tanah bekas galian dan batu yang mungkin masih tertinggal di alur galian harus dibuang,
sehingga alur galian betul-betul bersih.
Dekat dengan manhole jarak pemisah dari pipa-pipa duct menjadi lebih lebar sehingga
pengecoran beton lebih sempurna. Jarak Pemisah horisontal yang diatur oleh tongkat
pemancang tidak berubah tapi jarak vertical menjadi 4 cm dengan menggunakan
spacer/penyekat double, seperti gambar di bawah ini.
(4) Pengecoran;
Campuran beton harus dicor sekaligus dan tidak dibenarkan mengecor sedikit demi sedikit.
Agar rongga pipa PVC dapat segera terisi dengan campuran beton, campuran beton harus
dituangkan dengan merata dan jangan menumpuk (terkonsentrasi) di satu tempat saja.
Pada waktu pengecoran perlu diadakan pemadatan dengan batang perojok (tongkat besi)
supaya beton tersebut betul-betul masuk pada sela-sela pipa. Setelah pengecoran selesai maka
bagian atas dari susunan pipa teratas yang sudah jadi (tidak ditambah lagi) harus ditutup
(diselimuti) beton setebal 5 cm, kemudian permukaannya diratakan. Apabila lapisan pipa PC
tersebut masih akan ditambah lagi, lapisan penutup tidak perlu sampai setebal 5 cm.
(5) Penarikan stick/tongkat pemancang;
Setelah pekerjaan pengecoran selesai dan sebelum cor-coran beton mengeras semua tongkat
pemancang diambil dengan jalan menarik sambil diputar. Pada duct yang masih akan ditambah
pipa, tongkat pemancang ditarik ke atas sampai tongkat pemancang tersebut tinggal 30 cm dalam
beton.
(6) Pembersihan dan perbaikan bekas galian
Setelah semua tongkat pemancang diambil, bersihkan semua peralatan dari bekas campuran
beton dan bekas galian tanahnya dikembalikan seperti keadaan semula.
(7) Pengurugan kembali dan pemadatannya, baru setelah 48 jam pengecoran adukan beton
pada bagian bersangkutan.
1) Kondisi, dimana cara pembetonan lapis demi lapis lebih menguntungkan dari cara
standar adalah :
a) Apabila hanya dapat digali alur duct yang pendek seperti pada daerah perdagangan yang
sangat padat;
b) Daerah yang tidak mungkin diadakan pengecoran sekaligus dalam jumlah yang banyak;
c) Daerah batu karan;
d) Daerah yang apabila diadakan penggalian alur duct yang panjang perlu dipasang lapis per
lapis karena kondisi tanahnya sangat lemah.
5) Pemasangan
Pemasangan pipa duct dengan cara pembetonan lapis demi lapis adalah sebagai berikut :
a) Penggalian alur duct sesuai yang ditentukan;
b) Pasang lapisan beton setelabl 5 cm diatas dasar alur galian;
c) Tempatkan pipa-pipa pada lapisan beton dan pasangkan penyekat sepanjang alur, lihat
gambar di bawah ini;
d)
e) Corkan beton pada pipa-pipa duct, dipadatkan dan diratakan, sehingga masuk di antara pipa-
pipa sampai setinggi 5 cm yang akan merupakan dasar dari lapisan pipa duct yang kedua;
f) Ulangi pemasangan pipa dan pengecoran seperti tersebut di atas sampai susunan pipa duct
yang dikehendaki selesai;
g) Setelah selesai, penyekat kayu diambil dan dibersihkan;
h) Penimbunan route duct seperti semula.
Tikungan duct;
Manhole dibuat sesederhana mungkin, dengan keterangan sejuah mungkin manhole tersebut
hanya mempunyai 2 jalan/jurusan, sehingga apabila ada pencabangan ke-2 atau lebih
arah/jurusan akan diatur dengan tikungan pipa duct
.
Pada tikungan dengan radius 11 meter pipa dapat dilengkungkan melalui tongkat pemancang,
dengan keterangan bahwa untk penarikan kabel dibutuhkan tikungan yang mempunyai radius
selebar mungkin.
Kemiringan Duct
Dalam sistem duct, route harus didesain dan dibangun sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian route duct diantara mainhole yang melengkung/rendah.
Bila hal tersebut terjadi, maka pada bagian route duct yang melengkungakan berkumpul air kotor,
lumpur, kotoran-kotoran lainnya pada bagian tersebut. Lama kelamaan kotoran/Lumpur tersebut
akan mengeras dan menyumbat pipa PVC, sehingga nantinya menyulitkan penarikan kabel.
Sumbatan pada pipa PVC tersebut di atas merupakan salah satu dari istilah duct block yang
dikenal dalam pengoperasian system duct. Agar kondisi demikian dapat dihindarkan, maka route
duct harus dibuat dengan kemiringan tertentu, dengan tujuan agar air, kotoran dan lumpur tidak
tergenang dalam pipa PVC, melainkan akan mengalir ke dalam Menhole.
Kemiringan =
Misal jarak antara manhole A & B = 180 meter, maka kemiringan yang dibutuhkan = 180 / 300 =
0,6
Artinya :
Bila kedalaman Manhole A = 1,10 meter (spesifikasi PT. TELKOM), maka kedalaman Manhole B
= 1,10 m + 0,60 m
= 1,70 m
Dengan catatan permukaan tanah antara Manhole A & Manhole B datar
.
Gambar 5.13. Kemiringan duct pada jarak antar manhole < 200 m
Formula di atas berdasarkan ketentuan yang berlaku di Australia, bahwa kemiringan duct 1 meter
untuk jarak 300 meter (penurunan 1 meter dalam 300 meter).
Bila jarak antar Manhole > 200 meter maka kemiringan pipa duct dibuat pada jarak 15 m
(tergantung kondisi dalam tanah) sebelum dan sesudah Manhole
Manhole B diperdalam atau; jarak C dan D (jarak dimulai kemiringan) diatur sedemikian rupa
sehingga jarak pipa terbawah dari dasar manholr = d cm.
Berkaitan dengan pembuangan air, maka dalam system duct, manhole terendah harus dilengkapi
dengan pipa pembuangan air. Pipa harus dihubungkan ke roil atau sungai terdekat. sehingga
dengan system ini diharapkan air tidak akan tergenang dalam salah satu manhole, melainkan
mengalir ke Manhole terendah.
Lintasan duct di atas sungai ini lebih sering dikenal dengan nama jembatan kabel duct. Standar
type jembatan kabel duct ini adalah terbuat dari profil IWF atau INP seperti terlihat pada gambar
di bawah ini
.
Mengingat jembatan duct harus seijin dan memenuhi persyaratan dari PU/PEMDA setempat
serta kondisi lapangan yang berbeda-beda, maka pelaksanaannya sering dijumpai bentuk
jembatan yang tidak standar seperti
a) Jembatan duct dengan sistem penggantung;
b) Jembatan duct dengan sistem rangka beton;
c) Jembatan duct dengan system IWF/INP tetapi profilnya dinaikkan di bagian tengah agar peil
bawah jembatan duct sama dengan peil bawah jembatan jalan atau disesuaikan dengan syarat-
syarat dari PU;
d) Jembatan duct dengan system beton bertulang
Cable Crossing
Dalam pembangunan jarkab tidak dapat dihindari antara rute kabel yang harus menyeberang
jalan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, tergantung pada kondisi dan situasi jalan yang
di seberang kabel tersebut.
Lubang di sisi jalan digunakan sebagai tempat peralatan bor dan petugas pengebor. Sedangkan
lubang di seberang jalan digunakan untuk memeriksa apakah mata bor telah mencapai
ujung satunya lagi dengan benar. Selama pengeboran berlangsung, disemprotkan air
dengan tekanan tinggi ke dalam lubang pengeboran.
Bila diameter lubang terowongan kabel besar (lebih dari satu pipa PVC), maka pada
awal pengeboran digunakan mata bor dengan diameter kecil.
Kemudian bertahap menggunakan mata bor yang lebih besar sampai diameter lubang
sesuai dengan jumlah pipa PVC yang akan dimasukkan.
Sesudah pengeboran selesai dan lubang terowongan terbentuk, kemudian pipa PVC
dimasukkan, jumlah pipa PVC yang dipasang harus sesuai dengan jumlah kabel
yang akan ditarik ditambah cadangan sesuai dengan ketentuan.
Apabila jumlah pipa PVC yang dimasukkan lebih dari satu pipa, ruangan antara pipa
dengan pipa lainnya serta antara pipa dengan lubang terowongan diisi dengan
campuran beton dengan cara dipompakan ke dalam sela-sela (ruang antara) tersebut.
Mengingat peralan yang digunakan berukuran besar, dan membutuhkan ruang kerja yang
luas, maka itu untuk jalan-jalan protokol di kota-kota besar pihak PEMDA sangat
berhati-hati dalam memberi ijin borring tersebut.
Bila tidak diijinkan oleh PEMDA, biasanya meminta agar dibuat terowongan kabel ukuran
besar (tunnel) yang dapat mengakomodasikan kebutuhan instansi lain yang
mempunyai jaringan bawah tanah selain PT. TELKOM.
Gambar 5.20. Urutan kerja pengeboran dengan ACE MOLE MODEL 301
Terowongan kabel sampai saat ini, digunakan sebagai sarana bawah tanah untuk melakukan
jaringan kabel melintasi suatu jalan raya.
Pada saat kota-kota besar khususnya kota Jakarta terowongan kabel dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat mengakomodasikan bukan saja jaringan kabel PT. TELKOM tetapi juga jaringan
bawah tanah milik instansi lain seperti PLN, PAM, gas dan lain-lain.
Ada gagasan, agar terowongan tersebut tidak digunakan untuk crossing jalan, tetapi juga
dibangun untuk sarana kabel dan uitilitas lain sepanjang jalan.
Gagasan tersebut timbul mengingat adanya hal-hal sbb :
a) PT. TELKOM. PLN, PAM, GAS harus menggali tanah di pinggir jalan untuk menanam
kabel/membangun system duct dan pipa bagi distribusi kepada para langganan;
b) Belum adanya koordinasi terpadu diantara instansi pemilik jaringan bawah tanah dalam hal :
Waktu pelaksanaan
Dropping anggaran
Akibat hal tersebut di atas, penggalian tanah sepanjang jalan akan terus-menerus dilakukan,
sehingga mengurangi keindahan kota dan kelancaran lalu lintas.
Bentuk terowongan tersebut, pernah diusulkan oleh PT> TELKOM pada panel diskusi dalam
seminar Telekomunikasi di APRJ tahun 1990 sebagai berikut
:
Keuntungan :
Hal-hal yang penting untuk diperhatikan dalam mendesain manhole adalah sebagai berikut :
a) Tipe dan ukuran dari kable yang hendak dipasang dalam manhole;
b) Radius lengkungan dari kabel yang akan dipasang;
c) System penyambungan yang akan dipasang;
d) Jalan masuk dan ruangan yang cukup bagi petugas yang bekerja berikut peralatannya.
2) :
a) Jumlah kabel berikut sambungannya yang akan ditempatkan di dalam manhole tersebut;
b) Tipe dari rak/penyangga kabel yang akan dipakai dan cara pemasangannya;
Jenis Manhole :
1) Manhole dengan pipa duct dipusatkan
Manhole ini dipakai dalam jaringan lokal untuk kabel-kabel primer dan sekunder. Untuk
memudahkan penarikan kabel pada kedua ujung dipasang lobang penarik (manhole dengan
kuping)
Keuntungan mempergunakan manhole dengan pipa duct dipusatkan adalah :
a) Pada waktu penarikan kabel, letak lurus di tengah-tengah manhole, sehingga mengakibatkan
tarikan menjadi lebih ringan;
b) Oleh karena letak kabel berada di tengah-tengah manhole, maka ruang gerak untuk penarikan
lebih leluasa;
Penyaluran air
1) Untuk mendapatkan kondisi yang kering di dalam manhole, perlu disediakan sarana untuk
menyalurkan air dari manhole. Jumlah saluran air dari manhole dan metode apa yang akan
dipakai tergantung dari beberapa faktor, seeprti tipe lapangan (rata, turun, naik), jumlah pipa yang
dipasang, jenis dan kepentingan kabel pada route duct tersebut serta jenis tanah yang dilalui.
2) Sebagai pegangan diberikan ketentuan-ketentuan mengenai penyaluran air dari manhole
sebagai berikut :
a) Semua manhole harus dikeringkan dari air dimana keadaan memungkinkan dengan
pengertian bahwa manhole dimana terdapat kabel-kabel penting yang harus diprioritaskan;
b) Apabila mengeringkan semua manhole tidak mungkin, maka perlu diusahakan pengeringan
tipe manhole sebagai berikut :
(1) Manhole-manhole pada route duct yang mempunyai 4 pipa atau lebih;
(2) Manhole untuk Rumah Kabel (RK);
(3) Manhole yang terdapat loading coil dan Repeater;
(4) Manhole yang digunakan untuk pengomsetan;
(5) Manhole yang berada di bawah tempat yang becek;
(6) Manhole di muka STO yang di dalamnya terdapat kabel-kabel yang akan masuk STO.
Gambar 5. :34 Sistem penyaluran air pada manhole untuk tanah kering
2) Manhole dekat sungai;
Di dalam manhole dipasang penyangga kabel (cable bearer) yang terbuat dari besi profil
yang digalvanisir dengan Zink setebal 90 mikron;
Di dalam manhole juga dipasang angker penarik kabel dari besi bulat diameter 1 inchi yang
digalvanisir dengan zink setebal 90 mikron
Banyak angker penarik kabel ini adalah 2 (dua) buah untuk setiap manhole
Kerugian :
a) Untuk kapasitas sedang/besar memerlukan alat angkut (semi trailer) dan crane untuk
mengankut dan menurunkan Manhole di lokasi;
b) Pada jalan-jalan ukuran kecil, lalu-lintas dapat terganggu pada saat menurunkan Manhole dan
trailer ke lubang galian;
c) Tidak dapat menyesuaikan dengan kondisi lubang galian, bila terdapat batu-batuan, pipa
PAM/gas, saluran air dan halangan lainnya.
d) Untuk jenis Manhole ini, diperlukan dasar galian yang ebtul-betul rata, padat dan bebas
halangan;
e) Sambungan antara pipa duct dengan Manhole harus benar-benar rapat dan kedap air. Kondisi
ini sangat sulit terutama bila pada lubang galian banyak terdapat air;
f) Untuk Manhole kapasitas besar, pemasangan dan penyambungan antar segmen dilakukan di
tempat. Dalam melakukan pekerjaan tersebut diperlukan dasar lubang yang padat dan rata, serta
kecermatan dalam menyambung segmen-segmen manhole.
Lama Instalasi
Dengan mengambil contoh di Negara Australia serta asumsi bahwa hambatan tidak ada.
1) Pekerjaan yang dilakukan meliputi :
a) Menggali lubang untuk Manhole;
b) Memasang Manhole berikut menyambung pipa duct ke Manhole;
c) Menimbun dan pengerasan tanah;
d) Pembesihan lapangan;
e) Waktu tidak efektif (transportasi dll)
2) Waktu yang diperlukan :
Contoh :
Untuk pekerjaan pemasangan manhole dengan 4 pipa
Keterangan :
1) Ukuran Manhole :
a) 2600 mm x 1240 mm x 1490 mm
(panjang) x (lebar) x (tinggi luar)
b) 2460 mm x 1100 mm x 1325 mm
(panjang) x (lebar) x (tinggi dalam);
2) Brake out slots (celah/lubang dengan lapisan tipis);
Bagian ini dapat dibongkar / dipecahkan agar memudahkan penempatan Manhole
pada pipa duct existing.
3) Knock out cables holes :
Lubang yang disiapkan untuk pipa duct baru
4) Lift hook, yaitu :
Besi tempat memasukkan pengait guna menaikkan / menurunkan Manhole dan besi ini
harus dipotong pada saat pemasangan selesai.
Bila diperlukan duct baru, maka break cout slots dipecah kemudian diisi dengan Filler
blacks, jumlahnya disesuaikan dengan kapasitas Manhole.
Untuk kota kecil yang nantinya berkembang, metoda pra prabikasi manhole sangat tepat untuk
diterapkan, mengingat jaringan existing masih belum kompleks dan perijinan relative mudah.
Handhole
Fungsi Handhole :
Handhole adalah ruangan bawah tanah berukuran kecil yang berfungsi untuk :
a) Tempat sambungan kabel sekunder;
b) Tempat Distribusi Point bawah tanah;
c) Tempat sambungan pembagi bawah tanah;
d) Memudahkan pemasangan kabel ke Rumah Kabel (RK)
Ukuran Handhole :
Handhole tersebut dapat dibuat terlebih dahulu (prefabricated) atau dapat juga dibuat
ditempat kerja/di lokasi dengan ukuran sebagai berikut :
1) Panjang = 0,6 m
2) Lebar = 0,4 m
3) Dalam = 0,4 m
Handhole yang dimaksud dibuat dari beton dengan perbandingan campuran cor beton
sebagai berikut :
Semen : Pasir : Kerikil diameter 2 cm = 1 : 3 : 5
Permukaan beton yang tidak rata harus secepatnya dieprbaiki agar tercapai satu kesatuan
(monolit) dengan beton muda (cor coran) sebelumnya.
Permukaan dalam manhole/handole harus rata dan kuat, diplester dengan ukuran 1 pc : 2
ps.
Pembuatan tutup lubang manhole/handhole ukurannya harus tetap (standar) agar sesuai
dengan ukuran dalam lubang.
Lubang manhole harus mencapai bidang permukaan tanah/jalan/trotoir.
Pengurugan tanah dapat dilaksanakan setelah beton berumur 12 hari. Pengurugan tanah
dilakukan dengan cara lapis demi lapis dan dipadatkan secara merata.
PEKERJAAN :
KABEL No. :
KAPASITAS KABEL :
RENCANA ROUTE No. :
Panjang
Panjan Jumlah Haspel Panjang Pada
Seksi Tambaha
g Panjang No. Haspel
n
2) Bila tidak digunakan pipa plastik maka dipergunakan alat Bantu penarik lain seperti terlihat
pada gambar berikut :
Rodding duct
Rodding duct dilakukan untuk pemasangan tali pemancing pada duct.
Cara pelaksanaannya ada beberapa macam :
Dengan Peniupan Parasut
a) Tali pemancing diiaktkan pada parasut di dalam pipa duct
b) Parasut dihembus dengan compressor udara hingga terdorong sampai pada ujung duct pada
manhole berikut
Dengan penghisapan
a) Tali nylon diletakkan di tempat manhole yang lebih tinggi dan mesin pengisap (reductor) pada
manhole yang lebih rendah.
b) Kemudian mesin dihidupkan serta jangan sampai bocor dan asap mesin jangan sampai
masuk ke manhole.
c) Ujung tali dimasukkan ke dalam pipa yang dihisap dan ujung satunya disambungkan dengan
tali/kawat penarik
Dengan stick
Apabila mesin tidak berhasil menyedot tali nylon, maka kita rodding duct mempergunakan
tongkat/stick dari PVC
a) Tempatkan sejumlah stick di manhole M1 sehingga cukup untuk jarak route duct sampai
dengan manhole M2
b) Secara berurutan menyambung stick sampai stick yang terakhir disertai mendorong serta
memutar stick ke arah putaran ke kanan.
c) Setelah stick terakhir tersambung dan ternyata stick yang pertama mencapai manhole M2,
maka pekerjaan selanjutnya mengikatkan tali penarik di manhole M1 pada stick terakhir tersebut.
d) Kemudian di manhole M2 stick yang pertama ditarik sambil diputar dan dilepas secara
berurutan, begitu pula stick berikutnya dilepas.
e) Akhirnya seluruh stick tersebut ditumpuk kembali di manhole M2, dengan demikian tambang
penarik akan terpasang di dalam pipa yang di rodding. Untuk jelasnya dapat dilihat dalam gambar
berikut ini
Gambar 5.46. Rodding duct dengan stick
Mandril
Mandril terbuat dari logam, dengan diameter sedikit lebih kecil dari diameter pipa duct (10 cm)
dan panjangnya 87,5 cm. Fungsinya untuk mengetes keadaan pipa duct apakah dalam
keadaan baik atau tidak, kemungkinan dalam pemasangan pipa duct ada pipa yang terjepit.
1) Ujung akhir tali penarik di manhole M1 secara berurutan disambung dengan sikat pembersih
kemudian mandril, serta pada ujung mandril satunya disambung lagi dengan tali penarik,
sehingga di dalam pipa tetap masih ada tali penarik.
2) Kemudian ujung tali penarik di manhole M2 ditarik sedemikian rupa sehingga akhirnya sikat
pembersih dan madril tadi dapat keluar dari pipa. Bila mandril dapat berhasil dan kotoran dapat
keluar berarti pekerjaan cleaning dan checking berhasil dan selesai.
3) Agar dapat bersih dengan sempurna, sikat pembersih dan mandril dapat dipasang kembali,
tetapi arahnya dibalik yaitu dari manhole M2 kembali ke manhole M1
Untuk lebih jelasnya, lihat gambar berikut ini
:
Gambar 5.47. Sikat baja dan mandril
Gambar 5.48. Membersihkan duct dengan sikat baja dan mandril
4) Tenaga Penarik;
Tenaga penarik di ujung manhole yang lain tergantung dari jarak route duct, kapasitas kabel
yang dipasang dimana dapat berupa.
a) Tenaga manusia seluruhnya;
Ukuran kapasittas kabel kecil, jarak manhole pendek.
b) Tenaga manusia dan alat bantu mekanik;
Tirfor atau tackie untul kabel berukuran sedang
Peralatan Winch truck
5) Bila penempatan haspel dan penempatan tenaga penarik sudah selesai, maka penarikan
kabel duct dapat dilaksanakan. Perlu diperhatikan untuk mempermudah jalannya kabel di
dalam pipa duct di manhole harus ada petugas yang selalu mengawasi jalannya kabel dan
memberi pelumas (misalnya : gemuk) pada kabelnya untuk membantu lancarnya kabel.
6) Pergunakan alat walky-talky untuk hubungan dari manhole satu ke manhole kedua, jadi
bila terjadi kemacetan pada haspel bisa diberitahukan dengan cepat supaya menghentikan
penarikan
7) Pekerjaan penarikan kabel duct harus dilaksanakan dengan hati-hati untuk mencegah
rusaknya alat ataupun terjadi kecelakaan terhadap pekerjaan atau masyarakat lain.