Aplikasi Mikrobia dalam Bidang Pangan dan Industri
No. Produk Fermentor Produksi
1 Roti Ragi, Saccharomyces Fermentasi pada suhu 25OC cerevisiae dalam beberapa jam, ragi menghasilkan sedikit alcohol dan banyak CO2. CO2 membuat roti mengembang. 2 Yogurt Streptococcus Biasa disebut krim asam. thermophilus, Asam laktat 2-3% yang Lactobacillus bulcaricus dihasilkan pada proses fermentasi menyebabkan susu mengental. 3 Keju Brevibacterium linens, Bl dan Pc mengeluarkan enzim Penicillium camemberti, proteolitik, sedang Lipase pada Penicillium roquerforti, Pr melepaskan asam lemak Propionibacterium sp. berantai pendek seperti butirat, dll. kaproat, dan kaprilat yang membuat variasi rasa pada keju. Propionibacterium memproduksi asam propionat, asam asetat, dan CO2, membuat tekstur keju berlubang-lubang (keju swiss). 4 Cuka Acetobacter aceti Mengandung 4% asam asetat. 5 Sauerkraut Lactobacillus sp., Asinan kubis dan mentimun. dan Pickles Leuconostoc Dibutuhkan dalam pengawetan mesenteroides makanan. 6 Tempe Rhizopus oryzae, Hifa jamur melakukan Rhizopus olygosporus. penetrasi ke dalam biji untukselanjutnya terjadi fermentasi tempe. Nutrisi tempe lebih tinggi daripada kedelai biasa. 7 Kecap Aspergilus oryzae, Aspergilus oryzae Pediococcus soyae, memfermentasi zat tepung Torulopsis sp., Aspergilus menjadi glukosa. Glukosa rouxii diubah menjadi asam dan alcohol oleh mikrobia lainnya. Pertumbuhan populasi manusia yang pesat dimana dalam 40 tahun terakhir mencapai 2 kali lipat dari sebelumnya, mengharuskan tersedianya pemenuhan kebutuhan dasar pangan manusia dalam jumlah besar. Hasil murni pertanian, peternakan, ataupun perkebunan, dirasa tidak mencukupi kebutuhan nutrisi dan gizi manusia. Pengembangan dari teknologi pangan tepat guna adalah salah satu cara untuk mengatasi problematika di atas. Dalam hal ini peran mikrobia yang terkaji dalam lingkup mikrobiologi menjadi sangat penting mengingat abilitas fermentasinya untuk mengubah bahan makanan biasa menjadi bahan pangan yang sarat nutrisi. Berikut akan dijelaskan keterkaitan antara pengembangan produksi makanan dan minuman dengan mikrobia yang menguntungkan pada ranah Industri. B.1. Produksi Makanan Penggunaan mikrobia dalam dunia pangan antara lain tampak dalam produksi: roti, olahan susu, cuka, sauerkraut, olahan kedelai, dll. Tabel 3.1 menunjukkan produk yang dihasilkan menggunakan bantuan mikroba, beserta jenis mikrobanya. Tabel 2.1. Beberapa Hasil Produk Fermentasi Beserta Mikrobia B.2. Industri Bir, Wine, dan Spirit Secara umum, minuman keras seperti bir, wine, whiskey, dll dibuat dari fermentasi biji atau buah. Wine terbuat dari anggur, bir dari biji-bijian sereal, misalnya barley. Agen fermentasinya adalah Saccharomyces sp. Setelah proses fermentasi selesai dan dihasilkan berbagai macam jenis alcohol, maka bir didistilasi untuk memisahkan antara alcohol dengan materi lain yang tidak dipergunakan.
Gambar 2.3. Proses Fermentasi Bir.
Sumber : Jacquelyn G Black. Microbiology: Principles and Exploration 8th Edition
B.2. Industri Penting Lainnya
Ruang lingkup mikrobiologi dalam bidang industri memang sangat luas. Mikroorganisme dapat digunakan sebagai agen sebagai agen pemroduksi bahan- bahan berguna bagi manusia seperti bahan bakar (biofuels), bahkan digunakan sebagai pengekstrak logam dan mineral seperti tembaga, besi, uranium, arsenic, timah, seng, kobalt, dan nikel. C. Bidang Kesehatan C.1. Antibiotik Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi untuk menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada di sekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh dari jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu. Pembuatan antibiotik dilakukan dengan fermentasi. Proses fermentasi penisilin didahului oleh tahapan seleksi strain Penicillium chrysogenum pada media agar dan perbanyakan. Penicillium chrysogenum yang dihasilkan dapat mencapai konversi yield maksimum sebesar 13 29 %. Hasil tersebut difermentasi ke dalam fermentol pada suasana asam (pH 5,5). Selama proses fermentasi berlangsung dilakukan pengadukan, sementara udara steril dikeluarkan kedalam fermentol. Temperatur operasi dijaga konstan selama fermentasi penisilin berlangsung dengan cara mensirkulasikan air pendingin. Kapang aerobik dibiarkan tumbuh selama 5 6 hari saat gas CO2 mulai terbentuk. Ketika penisilin ini dihasilkan jumlahnya telah maksimum, maka cairan hasil fermentasi tersebut didinginkan hingga 28oF (2oC), dan dimasukkan kedalam rotari vacum filter untuk memisahkan miselia dan penisilin. Miselia akan dibuang, sehingga diperoleh filtrat berupa cairan jernih yang mengandung penisilin. Tahap ekstraksi dan Kristalisasi dilakukan untuk mendapatkan penisilin yang siap dikonsumsi. Jamur Penicillium notatum dan Penicillium crysogenum mengeluarkan zat penisilin yang dapat mematikan bakteri yang hidup disekitarnya. Karena kemampuannya zat penisilin dibuat sebagai antibiotik. C.2. Vaksin Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme lain. Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb). Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif (kanker). Contoh vaksin yang mudah dikembangkan adalah pembuatan virus polio inaktif. Mikroorganisme yang digunakan adalah Poliovirus yang merupakan virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda. Proses produksi vaksin inaktif polio secara umum melalui penyiapan medium (sel vero) untuk pengembangbiakan virus, penanaman atau inokulasi virus, pemanenan virus, pemurnian virus dan inaktivasi virus. Gambar 2.4. Proses Pembuatan Vaksin C.3. Hormon Insulin Rekayasa DNA dapat digunakan untuk memproduksi hormon. Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon pertumbuhan, kortison, dan testosteron. Contohnya adalah hormon insulin manusia yang dihasilkan dengan bantuan Escherechia coli. Produksi insulin dapat dilakukan dengan cara mentransplantasikan gen-gen pengendali hormon tersebut ke plasmid bakteri. Keberhasilan memindahkan gen insulin manusia ke dalam bakteri sudah dapat diperoleh, yaitu melalui bakteri-bakteri yang tumbuh dengan metode fermentasi. Teknik Plasmid bertujuan untuk membuat hormone dan antibodi. Misal untuk membuat hormon insulin dengan teknik plasmid. Gen atau DNA dipotong dengan Enzim Endonuklease Restriksi Gen atau DNA disambung dengan Enzim Ligase. Langkah dalam pembuatan insulin yaitu mengisolasi plasmid dari E. coli. Plasmid merupakan salah satu bahan genetik bakteri yang berupa untaian DNA berbentuk lingkaran kecil. Pemotongan segmen plasmid menggunakan enzim restriksi endonuklease, sementara itu DNA yang di isolasi dari sel pankreas dipotong pada suatu segmen untuk mengambil segmen pengkode insulin. Pemotongan dilakukan dengan enzim yang sama. DNA kode insulin tersebut disambungkan pada plasmid menggunakan bantuan enzim DNA ligase. Hasilnya adalah kombinasi DNA kode insulin dengan plasmid bakteri yang disebut DNA rekombinan. DNA rekombinan yang terbentuk disisipkan kembali ke sel bakteri. Bakteri E. coli berkembangbiak, maka akan dihasilkan koloni bakteri yang memiliki DNA rekombinan. Setelah tumbuh membentuk koloni, bakteri yang mengandung DNA rekombinan diidentifikasi menggunakan probe. Probe adalah rantai RNA atau rantai tunggal DNA yang diberi label bahan radioaktif atau bahan fluorescent dan dapat berpasangan dengan basa nitrogen tertentu dari DNA rekombinan. Pada langkah pembuatan insulin ini probe yang digunakan adalah ARNd dari gen pengkode insulin pankreas manusia. Memilih koloni bakteri mana yang mengandung DNA rekombinan, caranya adalah menempatkan bakteri pada kertas filter lalu disinari dengan ultraviolet. Bakteri yang memiliki DNA rekombinan dan telah diberi probe akan tampak bersinar. Bakteri yang bersinar inilah yang kemudian diisolasi untuk membuat strain murni DNA rekombinan. Dalam metabolismenya, bakteri ini akan memproduksi hormon insulin.
Gambar 2.5. Proses Pembuatan Insulin
D. Bidang Bioteknologi Bioteknologi merupakan ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip biologi yang memanfaatkan jasad hidup untuk meningkatkan potensi makhluk agar menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat. Penerapan bioteknologi biasanya menggunakan mikroorganisme. Mikroorganisme memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan bioteknologi di berbagai bidang kehidupan. Aplikasi mikroorganisme dalam bioteknologi diantaranya sebagai berikut: D.1. Rekayasa Genetika Rekayasa Genetika merupakan teknik biologi modern saat ini. Rekayasa genetika melibatkan pemindahan gen atau lebih dikenal dengan Transgen, yaitu menyisipkan/ mengintroduksikan gen asing yang ada pada organisme tertentu kedalam organisme lain sehingga mampu mengekspresikan gen asing tersebut. Transgenik pada Tumbuhan Berbagai peneliti dari ilmuwan pertanian sekarang mampu memberikan gen- gen pengkode sifat-sifat yang bermanfaat pada sejumlah tanaman pangan, misalnya sifat penundaan pematangan buah peningkatan nilai gizi serta resistensi terhadap pembusukan dan penyakit. Gen ini dapat ditransfer dari tumbuhan yang lain dengan menggunakan sebuah vector ( pembawa DNA) berupa plasmid. Vektor yang paling umum digunakan untuk mengintroduksikan tanaman adalah sebuah plasmid, disebut plasmid Ti ( Ti plasmid) dari bakteri tanah Agrobacterium tumefaciens. Plasmid ini mengintegrasikan salah satu DNA nya, dikenal dengan DNA T, kedalam DNA kromosom sel tanaman inangnya. Plasmid Ti rekombinan ini selanjutnya diintroduksikan kedalam kultur sel melalui metode elektroporasi, yaitu sel tanaman yang akan menerima gen asing harus mengalami pelepasan dinding sel hingga menjadi protoplas (sel yang kehilangan dinding sel. Selanjutnya sel diberi kejutan listrik dengan voltase tinggi untuk membuka pori- pori membran sel tanaman sehingga DNA asing dapat masuk ke dalam sel dan bersatu (terintegrasi) dengan DNA kromosom tanaman. Kemudian, dilakukan proses pengembalian dinding sel tanaman. atau dikembalikan pada Agrobacterium yang kemudian diberikan sebagai suspensi cair untuk menginfeksi suatu tanaman yang dikehendaki atau pada sel- sel tanaman yang dikultur. Begitu plasmid diambil oleh sel tanaman, DNA T nya berintegrasi kedalam DNA kromosom sel . Hasil akan menunjukkan bahwa sel-sel yang telah tertransformasi pembawa transgen yang dikehendaki dapat meregenerasi tanaman utuh yang menunjukkan sifat baru yang diberikan oleh transgen. Gambar 2.6. Proses Pemanfaatan Mikroba dalam Rekayasa Genetika Budidaya Hewan Teknologi DNA memungkinkan ilmuwan menghasilkan hewan transgenic yang mempercepat proses pembiakan selektif. Tujuannya menciptakan hewan transgenic yang sama dengan tujuan pembiakan tradisional, misalnya dengan membuat bulu domba dengan kualitas wol yang lebih baik, sapi yang dewasa dalam jumlah singkat. D.2. Pembersihan Lingkungan Para ahli bioteknologi mampu mentansfer gen gen pengkode protein kemampuan metabolisme yang berharga dari suatu mikrobia tertentu kedalam mikroorganisme lain, yang digunakan untuk mengatasi masalah lingkungan. Saat ini banyak bakteri yang mampu mengekstraksi logam berat seperti tembaga timbel, dan nikel dari lingkungan yang menggabungkan logam-logam itu menjadi senyawa tembaga sulfat atau timbel sulfat. Mikroba yang direkayasa genetic bisa menjadi penting dalam penambangan mineral maupun pembersihan limbah pertambangan yang kaya toksik, karena kemampuannya dalam mendegradadi hidrokarbon dan senyawa kimia lainnya. Sehingga dapat digunakan di pusat limbah cair atau mengolah limbah sebelum dilepas ke lingkungan. Salah satu mikroba yang berperan dalam mengekstraksi logam berat: Nitrobacter sp Biofuel atau bahan bakar hayati dari tanaman pangan seperti jagung , kedelai dan singkong. Dalam teknik ini tidak ada rekayasa genetika yang terlibat akan tetapi Untuk menghasilkan etanol, pati yang dibuat secara alamiah oleh tumbuhan diubah menjadi gula yang kemudian difermentasikan oleh mikroorganisme. Proses ini mampu menghasilkan bahan bakar yang ramah lingkungan.