Anda di halaman 1dari 2

Terdapat 5 komponen berpikir kritis, yaitu pengetahuan dasar, pengalaman, kompetensi

berpikir kritis (dengan penekanan pada proses keperawatan), perilaku, dan standar.

Pengetahuan dasar spesifik


Komponen pertama dari model pemikiran kritis adalah pengetahuan dasar spesifik
perawat. Pengetahuan ini bervariasi bergantung pada pengalaman pendidikan, termasuk
pendidikan dasar keperawatan, kursus pendidikan berkelanjutan, dan kuliah tambahan.
Sebagai tambahan, dibutuhkan inisiatif perawat untuk membaca literature keperawatan
sehingga dapat mengikuti perkembangan terakhir dalam ilmu keperawatan. Sebagai
perawat, pengetahuan dasar Anda meliputi informasi dan teori dari ilmu dasar, rasa
kemanusiaan,ilmu perilaku, dan keperawatan.

Pengalaman
Keperawatan merupakan sebuah disiplin ilmu yang menerapkan praktik. Pengalaman
belajar klinis diperlukan untuk memenuhi keterampilan membuat keputusan klinis (Roche,
2002). Pada situasi klinis, anda akan belajar mulai dari mengobservasi, merasakan,
berbicara pada klien keluarga, serta merefleksikannya secara aktif dengan pengalaman
yang telah anda dapat. Pengalaman klinis adalah laboratorium untuk menguji pengetahuan
keperawatan anda. Dengan pengalaman, anda akan mengerti situasi klinis, mengenali pola
kesehatan klien, dan menilai apakah pola tersebut berhubungan atau tidak dengan
kesehatan klien.

Kompetensi proses keperawatan


Kataoka-Yohiro dan Saylor (1994) menggambarkan kompetesi berpikir sebagai proses
kognitif yang digunakan perawat untuk membuat penilaian terhadap perawatan klinis
klien. Hal ini meliputi pemikiran kritis umum, pemikiran kritis spesifik pada keperawatan.

Perilaku dalam pemikiran kritis


Komponen keempat dalam model pemikiran kritis adalah perilaku. Terdapat 11 perilaku
yang merupakan gambaran utama seorang pemikir kritis (Paul, 1993) yaitu percaya diri,
berpikir independen, keadilan, tanggung jawab dari otoritas, mau mengambil resiko,
disiplin, persisten, kreatif, rasa ingin tahu, integritas, dan rendah hati. Perilaku tersebut
menggambarkan bagaimana pendekatan seorang pemikir kritis yang berhasil dalam
menyelesaikan sebuah masalah.

Standar untuk berpikir kritis


Komponen kelima dari model pemikiran kritis meliputi standar intelektual dan standar
professional (Kataoka-Yahiro)

Standar intelektual
Standar intelektual merupakan petunjuk atau prinsip untuk berpikir rasional. Paul (1993)
menemukan 14 standar intelektual yang diperlukan dalam berpikir kritis yaitu jelas, tepat,
spesifik, akurat, relavan, beralasan, konsisten, logis, dalam, luas, lengkap, signifikan,
tercukupi, dan adil.
Standar professional
Standar professional untuk pemikiran kritis merujuk pada criteria etik untuk penilaian
keperawatan, criteria berdasarkan bukti untuk evaluasi dan criteria untuk tanggung jawab
professional (Paul, 1993). Penerapan standar professional memerlukan penggunaan
pemikiran kritis baik secara individual maupun kelompok (Kataoka-Yahiro dan Saylor
1994). Standar professional meningkatkan kualitas perawatan klien.

Anda mungkin juga menyukai