Oleh
Marsiana Fao lade ( E-mail : marsyamarsya54@gmail.com)
Dr. Leonardus Banilodu, MS ( E-mail : banilodhuleonardus@ymail.com )
Program Studi Biologi FMIPA Unika Widya Mandira Jln. A. Yani 50-52 Kupang 85225,
Timor-NTT-Indonesia
Proposal Penelitian
Untuk Dipresentasikan dalam Workshop Proposal Penelitian Siswa Hasil Pembelajaran
Koopratif Universitas Katolik Widya Mandira pada Semester Gazal Tahun Akademik
2016 -2017
INTISARI. Mengkaji hubungan evolusioner spesies atau marga atau famili dari suatu kelompok
makhluk hidup merupakan suatu tema penting dalam biosistematika, demikian pula upaya untuk
memahami hubungan evolusioner dari 11 spesies dalam marga Austrocylindropuntia pada
penelitian ini. Dengan menggunakan sumberdaya dari internet dan spesimen basah yang dapat
diperoleh, penelitian ini menyusun kladistik marga, matriks karakter dan keadaan karakter
untuk menentukan marga parsimoni, menghitung koefisien marga dengan indeks Jaccard untuk
menyusun matriks koefisien marga, dan merekonstruksi filogenetik marga. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa berdasarkan sinapomorfis, evolusi spesies dalam marga
Austrocylindropuntia adalah konvergen. Kesimpulan penelitian adalah bahwa 11 spesies dalam
marga Austrocylindropuntia diduga berasal dari satu nenek moyang yang sama.
Kata kunci: rekonstruksi, pohon filogenetik, marga, Hernandiaceae, morfologi.
BAB I PENDAHULUAN
1
Dewasa ini, berbagai spesies kaktus terancam punah karena adanya perusakan habitat alaminya
dan eksplorasi berlebihan yang dilakukan manusia. Dulunya, kaktus diimpor dalam jumlah besar
ke Amerika Serikat, Eropa, Australia, dan Jepang karena termasuk komoditi yang
menguntungkan. Namun, perdagangan kaktus tersebut mulai dihentikan sebelum Perang Dunia
II. Saat ini, kaktus termasuk di dalam daftar Apendiks I dan II Convention on Internasional
Trade in Endangered Species (CITES) yang memberikan proteksi kepada tanaman ini. CITES
juga menggalakkan usaha propagasi buatan untuk melestarikan kaktus. Tanaman
hasil propagasi atau perbanyakan buatan merupakan tanaman yang berasal dari biji, propagula,
maupun stek yang ditanam pada lingkungan terkontrol. Beberapa negara juga melarang dengan
keras perdagangan kaktus, terutama ke luar negeri. Beberapa usaha konservasi kaktus pun telah
dilakukan, di antaranya adalah pelestarian ex situ di dalam tanaman botani. Duri kaktus bisa
dibuat untuk memecahkan jerawat dan batanganya untuk rambut agar tebal lalu airnya untuk
obat segala macam penyakit dan getahnya dapat di buat menakuti hewan buas. Selain itu getah
kaktus juga dapat dimanfaatkan untuk membunuh bakteri (Septiana, 2010). Kaktus mengandung
senyawa golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antibakteri. Bakteri yang dapat di hambat
oleh flafonoid dalam kaktus ini yaitu Escherischia coli (Pelczar & Chan 1998).
1.2 Perumusan Masalah
Adapun masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana hubungan filogenetik spesies dalam
marga Austrocylindropuntia berdasarkan pada karakter morfologis dari spesiesnya?
Penelitian ini bermanfaat untuk menampilkan pohon filogenetik dari spesies dalam marga
Austrocylindropuntia berdasarkan matriks koefisien spesies.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Genus: Cylindropuntieae
2.2GENUSAUSTRTOCYLINROPUNTIEAE
Austrocylindropuntieae adalah suku kaktus di subfamili Opuntioideae. Ini terdiri dari dua genera,
Austrocylindropuntia dan Cumulopuntia. Austrocylindropuntieae mempunyai sebelas spesies
sebagai berikut:
3
2.2.1 Austrocylindropuntia subulata
Austrocylindropuntia subulata adalah spesies kaktus asli Andes Peru. Nama subulata berasal dari
bahasa Latin subulate, mengacu pada bentuk daun yang belum sempurna. Austrocylindropuntia
subulata adalah kaktus mirip pohon besar, setinggi 13 kaki (4 m) dengan sambungan silinder
bundar, setinggi 2 kaki (60 cm) dan setebal 2,5 inci (6,5 cm). Daun hijau hampir berbentuk
silindris, panjangnya hingga 5 inci (13 cm). Duri itu berwarna kuning muda, 1 - 2 per areole,
panjangnya hingga 3 inci (8 cm). Bunganya berwarna merah, panjangnya mencapai 4 inci (10
cm), diikuti buah kemerahan sampai merah, panjangnya hingga 4 inci (10 cm). Deskripsi
pertama sebagai Pereskia subulata terjadi pada tahun 1845 oleh Friedrich Mhlenpfordt. Curt
Backeberg mengklasifikasikannya dalam genus Austrocylindropuntia pada tahun 1942.
Austrocylindropuntia floccosa tumbuh membentuk kelomp ok kompak atau bantal besar. Batang
berbentuk silinder pendek, kadang-kadang bulat, elips dengan ukuran 15 cm. Ada areola
interlaced atau hanya glochids. Daun berwarna hijau gelap panjang hingga 7 mm. Bunga-bunga
berwarna kuning atau oranye panjang 2,5 sampai 3 cm. Buah-buahan yang bulat dan sedikit
berbulu 3 cm dan tersembunyi di bagian batang. Kaktus ini terdapat di dataran tinggi Peru utara
dan Bolivia di departemen La Paz dan Cochabamba di dataran tinggi Andes dengan ketinggian
3.500-4.600 meter.. Austrocylindropuntia floccosa digambarkan oleh (Salm-Dyck) F.Ritter dan
diterbitkan dalam Kakteen di Sdamerika 4: 1244. 1981.
Austrocylindropuntia hirschii adalah kaktus kecil bulat atau silinder yang bersegmen dengan
panjang sampai 3 cm, panjang daun sampai 5 mm dan panjang duri 1 sampai 3 inci. Bunga
berwarna merah dengan lebar 4cm.
4
Photo by Alamy stock photo
Austrocylindropuntia lagopustumbuh dalam kelompok padat dan besar dengan diameter hingga
1 m dan tinggi 60cm. Batang bersilinder pendek dengan panjang 25 cm atau lebih panjang.
Bunganya kuning keemasan dengan panjang 2-3 cm. Buah berwarna hijau cerah sebelum
matang, dan setelah masak buahnya berwarna merah muda. Austrocylindropuntia lagopus
terletak di dataran tinggi wilayah Peru Puno dan Bolivia di Departemen La Paz di mana itu
adalah umum di ketinggian sekitar 4100-4700 meter.
Adalah kaktus dengan gundukan kecil, berbentuk silinder batang, panjang hingga 10 cm, dengan
daun yang belum sempurna berbentuk duri dengan panjang 2-6cm, memiliki bunga merah.
5
Peru, Northern part: Cordillera Blanca - Marijn450 600Search by image
Adalah kaktus silinder kecil yang tingginya mencapai 30 cm, dengan segmen berdiameter 15 cm.
kaktus ini memiliki daun rudumentarias setebal 0,6 cm tinggi duri sampai 15 cm, masing-masing
berdiameter hingga 5 cm, kaktus ini memiliki bunga merah dengan lebar 3cm.
Ini adalah kaktus semak dengan tinggi hingga 30 cm. Panjang batang 1 cm.batang panjang untuk
1 cm, memiliki bunga merah. Etimologi: Austrocylindropuntia: australis nama generik prefix =
"selatan" dan nama genus Cylindropuntia.
6
Pinterest236 337Search by image
Kaktus ini tumbuh lebat dengan batang berbentuk silinder berukuran sampai 50 cm dan diameter
sekitar 3 cm. Kaktus ini memiliki banyak duri yang timbul dari areola wol. Bunga berwarna
merah. Etimologi: Austrocylindropuntia: australis nama generik prefix = "selatan" dan nama
genus Cylindropuntia.
Ini adal ah kaktus berbentuk bantal dengan segmen elips, tinggi hingga 5 cm. Panjang daun
sampai 1 cm.kaktus ini memiliki bunga berwarna merah.
2.3 Hipotesis
Ho : Sebelas spesies dalam marga Austrocylindropuntia berasal dari nenek moyang yang
sama.
Lokasi penelitian adalah di Perpustakaan UNWIRA dan Browsing Internet selama 2 bulan yakni
bulan Mei-Juni 2017.
7
3.2 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah gambar spesies dari pemeriksanaan Google.
Spesimen. Rekonstruksi Pohon Filogenetik Spesies dalam Marga Austrocylindropuntia
Mengacu pada Banilodu (2017), maka langkah-langkah dalam rekonstruksi pohon filogenetik
spesies dari marga Austrocylindropuntia adalah:
1) Menentukan kelompok sebagai kelompok luar (outgroup) yang diduga lebih primitif dari
marga Austrocylindropuntia sebagai kelompok dalam (ingroup), dan dalam penelitian ini
marga Cylindropuntia ditetapkan sebagai kelompok luar. Marga Cylindropuntia dipilih
dengan pertimbangan bahwa Cylindropuntia mengalami evolusi karakter yang diduga dekat
dengan marga Austrocylindropuntia.
2) Merekonstruksi filogeni dengan pendekatan kladistik (hubungan evolusioner) dari 11 spesies
dalam marga Austrocylindropuntia dengan Cylindropuntiasebagai outgroup. Ketika tahap
ini selesai dikerjakan, maka tujuan penelitian pertama dicapai.
3) Menyusun matriks karakter dan keadaan karakter untuk menentukan spesies primitif dan
spesies parsimoni (pelit). Pemeriksaan karakter dan keadaan karakter dari kelompok
outgroup dan kelompok ingroup, selain menggunakan spesimen basah juga menggunakan
gambar yang diperoleh melalui pemeriksaan Google. Selanjutnya, yang disebut spesies
primitif adalah spesies yang memiliki jumlah bobot sama dengan atau lebih besar dari
Cylindropuntia, sedangkan spesies parsimoni adalah spesies yang jumlah bobot karakternya
terkecil, artinya paling sedikit mengalami evolusi karakter morfologisnya. Ketika tahap ini
selesai dikerjakan, maka tujuan penelitian kedua dicapai.
4) Menghitung koefisien spesies antara spesies sisa setelah mengeluarkan spesies primitif
dengan menggunakan rumus Jaccard:Koefisien spesies = c/(A+Bc)x100 di mana c =
jumlah bobot yang angkanya lebih kecil; A = jumlah bobot spesies 1; dan B = jumlah bobot
spesies 2. Hasil perhitungan koefisien spesies dimuat dalam sebuah matriks yang disebut
matriks jarak, yaitu ukuran seberapa dekatnya suatu spesies terhadap spesies lain dalam
satu marga.
5) Membentuk pohon filogenetik berdasarkan koefisien spesies dari terbesar sebagai pangkal
ke koefisien spesies terkecil sebagai ujungnya. Hasil rekonstruksi adalah suatu hubungan
evolusioner yang membentuk kelompok (clade) secara bertangga.
8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Rekonstruksi filogeni dengan pendekatan kladistik (hubungan evolusioner) dari 11
spesies dalam marga Austrocylindropuntia dengan Cylindropuntias ebagai outgroup
Untuk menunjukkan hubungan evolusioner antara outgroup (Cylindropuntia) dengan ingroup
(spesies 1-11 dari marga Austrocylindropuntia), maka akan terdapat 11 kemungkinan hubungan
evolusioner, yaitu:
1) Hubungan evolusioner pertama adalah outgroup (Cylindropuntia) dengan urutan spesies
pada ingroup sebagai 1 = A. subulata, 2 = A. floccosa, 3 = A. hirschii, 4 A. lagopus, 5 = A.
pachypus, 6 = A. punta-cailan, 7 = A. cylindrica, 8 = A. shaferi, 9 = A. verschaffelti, 10 = A.
vestita, 11 = A. yanganucensis, seperti pada Gambar 1 di bawah ini.
A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
3) Hubungan evolusioner ketiga adalah outgroup (A) dengan urutan spesies pada ingroup
sebagai spesies 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 1, dan 2; dan seterusnya seperti pada Gambar 3 di
bawah ini.
A 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2
9
4) Hubungan evolusioner kedelapan belas adalah outgroup (A) dengan urutan spesies pada
ingroup sebagai spesies 11, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10, seperti pada Gambar 4 di bawah
ini.
A 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10
4.1.2 Penyusunan matriks karakter dan keadaan karakter untuk menentukan spesies primitif dan parsimony
Tabel 1. Matriks Karakter dan Keadaan Karakter Outgroup (Cylindropuntia) dan Ingroup (11 Spesies dari Marga
Austrocylindropuntia)
karakter keadaan karakter A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. daun berbentuk runcing=1, daun tidak berbentuk
daun runcing=2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2
2. daun berwarna hijau=1, daun tidak berwarna
hijau=2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2
3. daun tipis berduri putih=1, daun tidak tipis berduri
putih=2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1
4. daun menyerupai duri=1, daun tidak menyerupai
duri=2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1
1. batang berbentuk silindris=1, batang tidak
batang berbentuk silindris=2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2
2. permukaan batang berduri=1, permukaan batang
tidak berduri=2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11
3. bunga soliter=1, bunga tidak soliter=2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4. bunga lateral atau subterminal=1, bunga tidak
lateral atau subterminal=2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
1. buah berdaging atau kering=1, buah tidak
buah berdaging atau kering=2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1
2. buah bulat dengan aerolas=1, buah tidak bulat
dengan aerolas=2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 35 32 31 32 35 33 35 30 34 32 35 34
Karena ada spesies primitif yaitu spesies yang jumlah bobotnya sama atau lebih dari Outgroup, maka harus dikeluarkan atau
dihilangkan.
12
Tabel 2. Matriks Karakter dan Keadaan Karakter Ingroup (8 spesies dalam Marga Austrocylindropuntia
13
3. bunga soliter=1, bunga tidak soliter=2 2 2 2 2 2 2 2 2
4. bunga lateral atau subterminal=1, bunga tidak lateral atau
subterminal=2 1 1 1 1 1 2 1 1
1. buah berdaging atau kering=1, buah tidak berdaging atau
Buah kering=2 2 1 1 1 1 2 1 1
Jumlah 32 31 32 33 30 34 32 34
Catatan:1 = A. subulata, 2 = A. floccosa, 3 = A. hirschii, 5 = A. pachypus, 7 = A. cylindrica, 8 = A. shaferi, 9 = A. verschaffelti, dan
11 = A. yanganucensis.
14
4.1.3 Membentuk pohon filogenetik
Berdasarkan Tabel 2 di atas, koefisien spesies untuk membentuk matriks kesamaan spesies dapat
dihitung menggunakan rumus Jaccard, yang hasilnya ditunjukkan pada Tabel 3 di bawah ini.
Berdasarkan pada Tabel 3 di atas, dapat ditunjukkan bahwa koefisien spesies yang paling
besar adalah 23,5 antara A. shaferi dengan A. yanganucensis. Sedangkan koefisien yang paling
kecil adalah 5 yakni antara A. floccose dengan A. hirschii dan A. pachypus dan A. yanganucensis.
Selanjutnya, nilia dari koefisien spesies disusun dari nilai terbesar sebagai pangkal ke
nilai terkecil sebagai ujungnya. Berdasarkan urutan nilai dari koefisien spesies, hasil rekonstruksi
adalah suatu hubungan evolusioner yang membentuk kelompok (clade) tertentu (Gambar 25).
Berdasarkan Gambar 25 dapat ditunjukkan bahwa terdapat dua kelompok (clade)
hubungan evolusioner dari 8 spesies dalam marga Austrocylindropuntia, yaitu:
1) Kelompok (clade) A yang mencakup tiga spesies yang terdiri dari A. shaferi (8),A.
yanganucensis(11), dan A. pachypus (5);
2) Kelompok (clade) B yang mencakup lima spesies yang terdiri dari A. floccosa (2), A.
subulata (1), A. verschaffelti (9), A. cylindrica(7), dan A. hirschii(3).
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hasil Evolusi
Berdasarkan sinarpomorfis, evolusi dari 8 spesies dalam marga Austrocylindropuntia adalah
evolusi konvergen. Hubungan evolusioner di antara kelompok yang dihasilkan dalam
rekonstruksi filogenetik antara kelompok A dan kelompok B adalah A. pachypus(5) dan A.
floccosa(2). Dengan demikian, berdasarkan sinarpomorfis hubungan evolusioner dari spesies dalam
marga Austrocylindropuntia adalah konvergen (saling terkait antara kelompok atau clade) dan diduga
berasal dari satu nenek moyang yang sama.
15
Koefisien spesies
5
... 11 2 3
6,77
... 5 1 7
8,62
... 9
10,5
... 8
12,5
...
14,5
...
16,6
..
23,5
23,6
23,7
23,8
8 11 5 2 1 9 7 3
Gambar 25. Rekonstruksi filogenetik 8 spesies dalam marga Austrocylindropuntia (famili Catcaceae).
1 = A. subulata, 2 = A. floccosa, 3 = A. hirschii, 5 = A. pachypus, 7 = A. cylindrica, 8 = A.
shaferi, 9 = A. verschaffelti, dan 11 = A. yanganucensis.
16
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah bahwa hubungan evolusioner spesies
dalam marga Austrocylindropuntiaadalah konvergen dan diduga berasalah dari satu nenek
moyang yang sama.
5.2 Saran
DAFTAR PUSATA
Banilodu, L., 2017, Sistematik Filogenetik. Makalah untuk bahan latihan mahasiswa untuk
Rekonstruksi Pohon Filogenetik dalam perkuliahan Taksonomi Tumbuhan Tinggi.
Program Studi Biologi FMIPA Universitas Katolik Widya Mandira
Manaper, Kaur. Amandeep, Kaur. Ramica, Sharma. 2012, Pharmacological actions of
Opuntia ficus indica: A Review, 15-18. (journal of Applied Pharmaceutical Science 02 (07);
2012: 15-18)
Erika J., Edwards. Reto, Nyffeler. Michael J., Donoghue. 2005. Basal Cactus Phylogeny:
Implications Of Pereskia (Cactaceae) Paraphyly For The Transition To The Cactus Life
Form. (American Journal of Botany 92(7): 1177-1188. 2005.)
Puspita R., Liyanti. Budhi, Setia. Yusro, Fathul. 2015. Studi Etnobotani Tumbuhan Yang
Dimanfaatkan Di Desa Pesaguan Kanan Kecamatan Matan Hilir Selatan Kabupaten
Ketapang. (Jurnal Hutan Lestari vol 3, No 3 2015)
Jump up^ Cceres, F. & Roque, J. (2013). "Austrocylindropuntia subulata". IUCN Red List of
Threatened Species. IUCN. 2013: e.T152809A681071. Retrieved 18 June 2016.
Jump up^ "The Plant List: A Working List of All Plant Species".
Jump up^ Urs Eggli, Leonard E. Newton: Etymological Dictionary of Succulent Plant Names.
Springer, Berlin/Heidelberg 2010, ISBN 978-3-642-05597-3, S. 233.
Jump up^ F. Mhlenpfordt: Einige neue Cacteen. In: Allgemeine Gartenzeitung. Band 13,
Nummer 44, 1845, S. 347 (online).
Jump up^ Cactaceae. Jahrbcher der Deutschen Kakteen-Gesellschaft 1941. 1942, S. 12.
[Diakses 12 Jui 2017]
17