Mengetahui,
Dosen Mata Ajar
Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT.
atas segala limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah
limpahkan kepada proklamator sedunia, pejuang tangguh yang tak gentar
menghadapi segala rintangan demi umat manusia, yakni Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud penulisan makalah ini adalah memenuhi tugas di STIKES
Hafshawaty, saya susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul Makalah
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hematuria dan dengan selesainya
penyusunan makalah ini, saya juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM sebagai pengasuh pondok
pesantren Zainul Hasan Genggong.
2. Ns. Iin Aini Isnawaty, S.Kep.,M.Kes. sebagai ketua STIKES Hafshawaty
Zainul Hasan Genggong.
3. Shinta Wahyusari, S.Kep.Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Mat., sebagai Ketua Prodi
S1 Keperawatan.
4. Alwin Widhiyanto, S.Kep.,Ns, sebagai dosen mata ajar Sistem
Perkemihan.
5. Santi Damayanti,A.Md. sebagai ketua perpustakaan STIKES Hafshawaty
Zainul Hasan Genggong.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran dari pihak dosen
dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
1. Terciptanya mahasiswa yang paham tentang proses terjadinya
hematuria.
2. Menambah referensi pendidikan mengenai asuhan keperawatan
pada pasien hematuria.
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Untuk menambah wawasan mengenai konsep terjadinya hematuria dan
asuhan keperawatan pada pasien hematuria.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Ginjal adalah bagian utama dari sistem perkemihan yang juga masuk
didalamnya ureter, kandung kemih dan uretra. Ginjal terletak pada rongga
abdomen posterior, dibelakang peritonium diarea kanan dan kiri dari kolumna
vertebralis. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang
tebal. Pada orang dewasa normal panjangnya 1213 cm, lebar 6 cm dan beratnya
antara 120-150 gram. Setiap ginjal memiliki korteks dibagian luar dan di bagian
dalam yang terbagi menjadi piramide-piramide. Pada setiap piramide membentuk
duktus papilaris yang selanjutnya menjadi kaliks minor, kaliks mayor dan bersatu
membentuk ginjal tempat terkumpulnya urine. Ureter menghubungkan ginjal
dengan kandung kemih.
Garis-garis yang terlihat pada piramide disebut nefron yang merupakan
satuan fungsional ginjal. Setiap ginjal terdiri dari satu juta nefron. Setiap nefron
terdiri atas glomerulus yang merupakan lubang-lubang yang terdapat pada
piramide-piramide renal, membentuk simpul dan kapiler badan samulpigli, kapsul
bowman, tubulus proximal, ansa henle dan tubulus distal. Ureter menghubungkan
pelvis ginjal dengan kandung kemih. Kedua ureter merupakan saluran yang
panjangnya 1012 inc. Ureter berfungsi menyalurkan urin ke kandung kemih.
Kandung kemih mempunyai tiga muara. Dua maura ureter dan satu muara uretra.
Kandung kemih sebagai tempat menyimpannya urin dan mendorong urin untuk
keluar. Uretra adalah saluran kecil yang berjalan dari kandung kemih sampai ke
luar tubuh yang disebuat meatus uretra.
Fungsi ginjal:
1. Fungsi ekskresi
a. Mempertahankan osmolaritas plasma sekitar 285 cm osmol dengan
mengubah ekskresi air.
b. Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam
rentang normal.
c. Mempertahankan pH plasma dengan mengeluarkan kelebihan dan
membentuk kembali HCo3.
d. Mengekskresikan produk ahkir nitrogen dan metabolisme protein
terutama urea, asam urat dan kretinin.
2. Fungsi non ekskresi
a. Menghasilkan renin, penting untuk mengatur tekanan darah.
b. Menghasilkan eritropoitin, faktor penting dalam stimulasi produksi sel
darah merah dan sumsum tulang.
c. Metabolisme vitamin D menjdai bentuk aktifnya.
d. Degradasi insulin
e. Menghasilkan prostaglandin.
2.2 Definisi
Hematuria adalah keadaan abnormal dengan ditemukannya sel darah
merah dalam urin. Ada dua macam hematuria, yaitu hematuri mikroskopis dan
hematuri makroskopis (gross hematuria). Hematuria makroskopis dapat terjadi
bila sedikitnya 1cc darah perliter urin sedangkan hematuria mikroskopis sering
kita temukan pada pemeriksaan laboratorium urinlisis pada pasien dengan pasien
berbagai keluhan, atau pada saat tes kesehatan (check up). Dikatakan hematuria
bila pada pemeriksaan mikroskop ditemukan 3 atau lebih per lapang besar urin
yang disentrifugasi, dari evaluasi sedimen urin dua dari tiga contoh urin yang
diperiksa.
Hematuria adalah didapatkannya sel-sel darah merah di dalam urine.
Penemuan klinis sering di dapatkan pada populasi orang dewasa, dengan
prevalensi yang mulai dari 2,5% menjadi 20,0% . Secara visual terdapatnya sel-sel
darah merah di dalam urine dibedakan dalam 2 keadaan, yaitu:
1. Hematuria makroskopik
Hematuria makroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata dapat
dilihat sebagai urine yang berwarna merah, mungkin tampak pada awal
miksi atau pada akhirnya yang berasal dari daerah posterior uretra atau
leher kandung kemih. Hematuria makroskopik yang berlangsung terus
menerus dapat mengancam jiwa karena dapat menimbulkan penyulit
berupa: terbentuknya gumpalan darah yang dapat menyumbat aliran urine,
eksanguinasi sehingga menimbulkan syok hipovolemik/anemi, dan
menimbulkan urosepsis. (Mellisa C Stoppler, 2010)
2. Hematuria mikroskopik
Hematuria mikroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata tidak
dapat dilihat sebagai urine yang berwarna merah tetapi pada pemeriksaan
mikroskopik diketemukan lebih dari 2 sel darah merah per lapang
pandang. Meskipun gross hematuria didefinisikan didapatkannya sel-sel
darah merah di dalam urine, ada kontroversi mengenai definisi yang tepat
dari hematuria mikroskopik. American Urological Association (AUA)
mendefinisikan hematuria mikroskopis klinis yang signifikan karena
terdapat lebih dari 3 sel darah merah (sel darah merah) pada lapangan
pandang besar pada 2 dari 3 spesimen urin dikumpulkan dengan selama 2
sampai 3 minggu. Namun, pasien yang berisiko tinggi untuk penyakit
urologi harus dievaluasi secara klinis untuk hematuria jika urinalisis
tunggal menunjukkan 2 atau lebih sel darah merah pada lapangan pandang
besar. (Mellisa C Stoppler, 2010)
Evaluasi yang tepat dan waktu yang cepat sangat penting, karena setiap derajat
hematuria dapat menjadi tanda dari penyakit genitourinari yang serius.
2.3 Klasifikasi
Dalam mengevaluasi hematuria, terutama hematuria makroskopik, banyak
ahli mencoba untuk mempersempit penyebab yang mungkin melalui klasifikasi
stadium dimana perdarahan terjadi selama urinasi. Meskipun klasifikasi ini tidak
definitif, namun sering memberikan indikator yang diperlukan umtuk
pemeriksaan dan tes lebih lanjut.
1. Hematuria inisial: darah yang muncul saat mulai berkemih, sering
mengindikasikan masalah di uretra (pada pria, dapat juga di prostat).
2. Hematuria terminal: darah yang terlihat pada akhir proses berkemih dapat
menunjukkan adanya penyakit pada buli-buli atau prostat.
3. Hematuria total: darah yang terlihat selama proses berkemih, dari awal
hingga akhir, menunjukkan permasalahan pada buli-buli, ureter atau
ginjal.
2.4 Etiologi
2.5 Patofisiologi
ISK (pielonefritis, glomerulonefritis, Penekanan Sel kanker Mengambil nutrisi dari sel
ureteritis, sistitis, uretritis) pembuluh darah
Inflamasi Sel normal mati
Trauma pada
saluran urin
Obstruksi Mengeluarkan Apitosis
saluran kemih mediator nyeri
Pecahnya pembuluh
darah di renal Nekrosis di tubulus proksimal
Resiko Menekan ujung
infeksi saraf bebas
Pendarahan Fungsi ginjal menurun
Nyeri
Reabsorpsi menurun
Urine tercampur Anemia
darah
Penurunan sekresi H+ Penurunan
HEMATURIA Tampak Nutrisi ke HCO3 & PCO2
pucat jaringan
menurun Penurunan pH
Asidosis respiratorik
Asidosis metabolik
O2 ke otak menurun Lemas
Nafas kusmaull
Resiko Penurunan Intoleransi aktifitas Ketidakefektifan
syok kesadaran Hiperventilasi pola nafas
2.6 Epidemiologi
Di Amerika Serikat, prevalensi hematuria gross pada anak-anak
diperkirakan 0,13%. Lebih dari setengah dari kasus (56%) ini disebabkan oleh
penyebab yang mudah diidentifikasi. Penyebab paling umum tampaknya sistitis
(20-25%). Seks mungkin mempengaruhi seorang anak untuk menderita penyakit
tertentu yang bermanifestasi sebagai hematuria. Misalnya, penyakit terkait seks
yaitu sindrom Alport memiliki kecenderungan pada laki-laki, sedangkan nefritis
lupus lebih sering terjadi pada gadis remaja. Prevalensi kondisi tertentu juga
bervariasi dengan usia. Misalnya, tumor Wilms lebih sering pada anak-anak usia
prasekolah, sedangkan post infectious glomerulonefritis akut lebih sering terjadi
pada usia anak sekolah. Pada orang dewasa, hematuria sering merupakan tanda
keganasan dari saluran Genitourinary (misalnya, karsinoma sel ginjal, kandung
kemih tumor, tumor prostat). Kondisi ini jarang terjadi pada anak-anak.
2.9 Penatalaksanaan
Saat terjadi gumpalan pada urin yang menimbulkan retensi maka perlu
dilakukan kateterisasi dan bilasan buli dengan memakai cairan garam fisiologis.
Jika gagal maka sebaiknya pasien dirujuk untuk ditangani lebih lanjut dengan
evakuasi bekuan darah dan menghentikan sumber pendarahan. Jika pendarahan
sampai menyebabkan anemia maka perlu difikirkan untuk tranfusi darah. Jika
terjadi infeksi maka harus diberikan antibiotic. Setelah gejala hematuria di
tangani selanjutnya dicari penyebab primernya.
Tidak ada pengobatan spesifik untuk hematuria. Pengobatannya
tergantung pada penyebabnya:
1. Infeksi saluran kemih, bisanya diatasi dengan antibiotic
2. Batu ginjal, dengan banyak minum. Jika batu tetap tidak keluar, dapat
dilakukan ESWL atau pembedahan.
3. Pembesaran prostat, diatasi dengan obat-obatan atau pembedahan.
4. Kanker, dilakukan pembedahan, untuk mengangkat jaringan kanker, atau
kemoterapi.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a. Identitas
Pasien yang beresiko tinggi penyakit urologi, seperti pada usia lanjut,
memiliki prevelensi hematuria yang tinggi. Penyakit urologi pada pasien
pasien ini bervariasi yang berhubungan dengan factor resiko anatara lain :
Usia > 40 tahun
Pria
Riwayat merokok
b. Keluhan utama
Nyerti pada flank area (diantara iga dan panggul), punggung, perut
bawah, atau kemaluan nyeri atau rasa panas saat berkemih
Demam
Mual muntah
Berat badan menurun
Sering berkemih
Anyangayangan
Sensasi terbakar pada saat buang air kecil
Urine berwarna kelabu oleh adanya nanah dalam urine
c. Riwayat penyakit sebelumnya
Adanya riwayat penyakit sebelumnya yang berhubungan dengan keadaan
penyakit sekarang perlu ditanyakan. Diabetes Mellitus, Hipertensi, PPOM,
Jantung koroner, dan ketahui pula adanya riwayat penyakit saluran kencing
dan pembedahan terdahulu.
d. Riwayat kesehatan lingkungan
Riwayat kesehatan lingkungan meliputi riwayat penyakit pada anggota
keluarga yang sifatnya menurun seperti : hipertensi, DM, asma.
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
2. Resiko syok (hipovolemik)
3. Resiko infeksi
4. Ketidakefektivan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke
jaringan, otak
3.4 Implementasi
3.5 Evaluasi
1. Tidak ada tanda-tanda infeksi
2. Tidak ada keluhan nyeri pada pinggang dan pelvis pasien
3. Tidak terjadi pendarahan
4. Tidak terdapat campuran darah pada urine pasien
5. Tidak terjadi obstruksi pada saluran perkemihan sehingga pengeluaran
urine menjadi lancar
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hematuria adalah istilah klinis yang digunakan untuk menjelaskan adanya
darah, khususnya sel darah merah, dalam urin. Adanya darah dalam urin ini bisa
saja tidak kasat mata dan hanya terlihat di bawah mikroskop atau atau juga
mungkin darah dalam urin akan terlihat dalam jumlah yang cukup dengan mata
telanjang, hematuria merupakan tanda bahwa ada sesuatu yang menyebabkan
perdarahan abnormal pada saluran urogenital pasien. Sumber perdarahan bisa
terjadi di mana saja di sepanjang saluran ini: ginjal, ureter (tabung yang berjalan
dari ginjal ke kandung kemih), kelenjar prostat, kandung kemih atau uretra.
Penyebab terjadinya hematuria ini yaitu: adanya infeksi, tumor jinak atau tumor
ganas, kelainan bawaan sistem urogenitalia, trauma yang mencederai sistem
urogenitalia, batu saluran kemih, kelainan pembekuan darah, penggunaan
antikoagulan.
4.2 Saran
Mengenai makalah yang kami susun, bila ada kesalahan maupun
ketidaklengkapan materi batu ginjal kami memohon maaf. Kamipun sadar bahwa
makalah yang kami buat tidaklah sempurna. Oleh karena itu, kami mengharap
kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA