Fistula Enterokutaneus
Fistula Enterokutaneus
Tingkat kematian pada fistula ini adalah mulai dari 5-20%, karena sepsis, kelainan
nutrisi, dan ketidakseimbangan elektrolit. ECF adalah kondisi umum di sebagian bangsal
bedah umum. Selama beberapa dekade terakhir, perbaikan dalam pengelolaan ECF telah
mengakibatkan penurunan bertahap dalam angka kematian. Morbiditas pasien dengan ECF
terkait dengan prosedur pembedahan atau penyakit primernya menjadi meningkat sehingga
mempengaruhi kualitas hidup pasien, memperpanjang tinggal di rumah sakit, dan
meningkatkan biaya keseluruhan untuk pengobatan.
EPIDEMIOLOGI
Enterocutaneous fistula (ECFs) dapat terjadi sebagai komplikasi dari semua jenis
operasi pada saluran pencernaan. Lebih dari 75% dari semua ECF timbul sebagai komplikasi
pasca operasi, sementara sekitar 15-25% dari mereka hasil dari trauma abdomen atau terjadi
secara spontan dalam kaitannya dengan kanker, iradiasi, penyakit usus inflamasi, atau kondisi
iskemik atau infeksi.
ETIOLOGI
Fistula enterokutaneous dapat disebabkan oleh pasca operasi, trauma, atau spontan.
Kebanyakan fistula terjadi oleh karena infeksi pada rongga perut, kanker ataupun lisis dari
anastomosis saluran cerna dan radiasi.
Pada sebagian kasus dapat terjadi spontan enterokutaneus fistel pada kasus
appendiktomi patofisiologi dapat terjadi oleh karena adanya mikroperforasi yang
menyebabkan adanya koleksi abses yang selanjutnya menjadi fistel.
- Spontan
- Komplikasi pasca operasi ( 70 95 % )
1) FEK Spontan
Penyebab:
Faktor anatomi yang mengakibatkan kecil kemungkinan menutup spontan antara lain :
Penutupan spontan dari fistula dapat terjadi pada low output kurang lebih 8 minggu
dimana asupan makanan dan elektrolit seimbang. Pada pasien dengan high
output akan sulit diharapkan untuk menutup spontan. Pada kasus yang didapati kondisi usus
yang tidak ideal untuk dilakukan anastomosis dimana terdapat usus yang udem dan cavum
abdomen yang terkontaminasi dari cairan fistula.
2. Investigasi
3. Keputusan
4. Definitif manajemen
5. Penyembuhan
Penatalaksanaan
Terapi bedah :
Komplikasi :
Sepsis
Gangguan cairan dan elektrolit
Nekrosis pada kulit
Malnutrisi
DAFTAR PUSTAKA
1. Sabiston, Buku Ajar Ilmu Bedah, bagian I, cetakan ke-dua, EGC, Jakarta,1995.
2. Henry MM, Thompson JN , 2005, Principles of Surgery, 2 nd edition,
Elsevier Saunders, page 431-445.
3. Sjamsuhidayat R, Wim de Jong, 2005, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2,Jakarta, EGC,
Hal: 683-684.
4. Reksoprodjo S, Pusponegoro AD, Kartono D, Hutagalaung EU, Sumardi R,Lutfia C,
Ramli M, Rachmat KB, Dachlan M, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah Bagian Bedah
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia,1995, Jakarta: Binarupa
Aksara Hal: 364-365.
5. Schwartz, Shires, Spencer, Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6, EGC,Jakarta, Hal : 554.